A. Latar Belakang Estetika telah menjadi kebutuhan psikologis setiap manusia. Salah satu komponen estetika yang sedang berkembang adalah pemutihan gigi (bleaching). Seseorang beranggapan dengan memiliki gigi yang putih dan bersih dapat meningkatkan rasa percaya diri. Alasan ini digunakan sebagian besar orang untuk melakukan pemutihan gigi. Tidak sedikit orang yang merasa kurang puas dengan perubahan warna giginya dan mencari solusi untuk memperoleh gigi yang bersih dan sehat. Perubahan warna pada gigi yang disebabkan oleh faktor instrinsik adalah penggunaan antibiotik tetrasiklin pada masa kehamilan, konsumsi floride terlalu tinggi, amelogenesis inferfecta serta stain akibat nekrosis sedangkan penyebab perubahan warna gigi karena faktor ekstriksik adalah zat-zat warna yang terkandung dalam makanan dan minuman, contohnya seperti anggur, buah beri, teh, kopi, saus, soda, minuman berkabonasi lainnya dan rokok. Faktor faktor perubahan warna tersebut menyebabkan pemutihan gigi diminati oleh sebagian orang yang menginginkan gigi putih dan bersih. Tekhnik untuk menanggulangi kondisi perubahan warna gigi dapat dilakukan dengan cara restoratife misalnya pembuatan mahkota atau veneer maupun teknik dengan cara kimiawi (bleaching). Meskipun tersedia dengan tekhnik restoratif, bleaching biasa dipilih dalam metode pemutihan gigi karena, metode bleaching dapat memutihkan gigi secara 1