Anda di halaman 1dari 1

RIYADI HARI NUGRAHA. F014070112. Aspek Alat dan Mesin Budidaya Pertanian di Perkebunan Tebu PT.

Madu Baru Yogyakarta. Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Tineke Mandang, M.S, 2010

RINGKASAN
Kebutuhan gula di Indonesia sangat besar dan belum terpenuhi. Hal ini memacu para produsen gula untuk meningkatkan kapasitas jumlah produksinya. Peran teknologi sangat memungkinkan untuk meningkatkan jumlah produksi gula putih. Pengolahan tanah, pemupukan dan pemeliharaan tanaman yang optimal dapat menghasilkan tebu-tebu yang baik. Alat dan mesin yang dapat digunakan pada budidaya tebu sangat banyak macamnya dari yang tersedia dipasaran hingga yang dapat dimodifikasi sendiri sesuai kebutuhan. Tujuan dari praktek lapang ini adalah untuk mengetahui mekanisasi alat dan dan mesin pada budidaya tebu. Kegiatan praktek lapang ini dilaksanakan di PG Madukismo PT Madu Baru pada bulan Juli hingga Agustus 2010. Kebun tebu yang dimiliki PG Madukismo tersebar di beberapa daerah seperti Sleman, Bantul, Kebumen, Magelang. Mobilisasi alat dan mesin pertanian dirasa sangat sulit karena jarak yang sangat jauh. Bahan baku produksi gula tidak saja berasal dari kebun tebu sendiri tetapi juga berasal dari kebun tebu milik petani. Di PG Madukismo, alat dan mesin pertanian baru diterapkan pada proses pengolahan dan penyiraman tanah. Pengolahan tanah sendiri dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pengolahan tanah primer yang bertujuan untuk memotong, mengangkat dan membalik tanah sehingga hasil dari olahannya berupa bongkahan dan retakan; pengolahan tanah sekunder yang bertujuan menghancurkan bongkahan tanah dari hasil pengolahan tanah primer. Pada pengolahan tanah primer alat yang digunakan digolongkan sebagai bajak. Proses pembajakan sendiri dilakukan sebanyak dua kali yaitu bajak I dan bajak II dengan tenggang waktu 2-4 hari. Di kebun tebu PG Madukismo bajak yang sering digunakan adalah bajak piring dengan diameter 28-30 inchi dengan jumlah piringan 4 buah. Kapasitas pembajakan I dan II untuk setiap 1.5 ha dapat dikerjakan selama 10 jam untuk kondisi tanah ringan. Pada proses pengolahan tanah sekunder kegiatan yang dilakukan antara lain penggaruan, pengkairan dan pembuatan got. Penggaruan dilakukan untuk menggemburkan tanah dan memotong sisa akar tanaman tebu sebelumnya, untuk jenis garu yang digunakan adalah garu piring. Tahap selanjutnya adalah pengkairan, yaitu pembuatan alur tanam menggunakan furrower 3 tyne. Jarak alur tanam yang dapat dibuat dengan furrower adalah 1 m, 1.2 m dan 1.4 m. Di ujung furrower ini terdapat sejenis pisau, semakin kecil ukuran pisaunya tanah yang digarap semakin keras untuk ukuran pisaunya adalah 12,16,18 cm. Setelah proses kairan selesai, proses berikutnya adalah pembuatan got menggunakan furrower 1 tyne. Untuk pembuatan got mata pisau yang digunakan berukuran 18 cm, biasanya lebar got yang dibuat adalah 70 cm. Setelah semua proses pengolahan tanah selesai tahap berikutnya adalah penyiraman. Penyiraman tanah menggunakan sistem leb, yaitu tanah digenangi air. Untuk penyuplaian air menggunakan pompa air sedangkan airnya berasal dari sungai atau sumur. Untuk jumlah air yang dibutuhkan adalah 2700m3/ha. Proses budidaya tebu di kebun PG Madukismo ada yang dilakukan secara manual diantaranya penanaman, penyulaman, pemupukan dan pemanenan. Alat-alat yang digunakan seperti parang, golok, arit dan cangkul. Penanaman bibit tebu dan penyulaman menggunakan golok dan cangkul, golok untuk membalik tanah sedangkan cangkul ini digunakan untuk mengurug tanah. Untuk pemupukan hanya disebar biasa menggunakan tangan tidak ada ukuran tertentu yang pasti. Untuk pemanenan atau tebang angkut tebu dipotong mengunakan parang di bagian batang bawah dan pucuk.

Anda mungkin juga menyukai