Anda di halaman 1dari 2

KAWASAN INDUSTRI PEMANFAATAN BAKAL CAPAI 82% JAKARTA-pemanfaatan lahan yang di peruntukan bagi kawasan industri di jakarta,Banten, dan

Jawa Barat di yakini akan mencapai 82% hingga 2014 seiring dengan besarnya potensi permintaan yang berkesinambungan. Ketua umum himpunan kawasan Industri Sanny Iskandar mengungkapkan total luas area denga peruntukan izin untuk kawasan industrib di tiga provinsi tersebut mencapai kisaran 17.100 hektare. Dari jumlah tersebut,area yang sudah dan akan dikembangkan hingga tahun depan akan mencapai 14.000 ha atau 82%. Sehingga total net lahan\kavaling industri yang dibangun sekitar 9.800 hektare, sebab net saleable area adalah 70%, ungkapnya saat di hubungi bisnis , senin [23/12]. >cadangan lahan yang dimiliki pengembang semakin menipis. >30% pengembang belum mengembangkan lokasi. Dengan begitu , dia mengungkapkan jumlah pengembang yang belum memanfaatkan lahan industri sudah mulai berkurang. Hal tersebut, didorong oleh potensi permintaan lahan industri yang berkesimbungan. Di sisi lain, cadangan lahan yang dimiliki oleh para pengembang yang terlebih dahulu exist membangun kawasan industri juga semakin menipis. Adapun pada awal 2013, Sanny memperkirakan sekitar 30% pengembang kawasan industri belum mengembangkan lokasi, kendati sudah memiliki izin kelola lahan. Praktis sudah minim lahan dengan peruntukkan kawasan industri di daerah tersebut yang dimanfaatkan sehubungan dengan bertumbuhnya permintaan lahan industri dalam 2-3 tahun terakhir ini. Ini medorong beberapah pemilik lahan mulay mengembangkan areanya. Dia menjelaskan pengembangan area di mulai dengan melakukan kegiatan pematangan lahan, pembangunan sarana infratuktur dan utilitas bagi kegiatan industri .KONSORSIUM

Untuk membangun sarana tersebut, umumnya para pengembang bekerja sama dalam sebuah konsorsium yang dikordinasikan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah [RTRW] yang telah disahkan. Dia meyebutkan skema kerja sama tersebut sudah diterapkan oleh pengembang kawasan industri di Karawang Barat akhir akhir ini. Konsep dan rencana induk Kawasan Industri Karawang Terpadu [KIKT] sebenarnya sudah lama ditetapkan sejak awal dekade 1990-an, yang kemudian ditindak lanjuti dengan pengembangan kawasan-kawasan industri seperti KIIC [Karawang Internasional Industrial City],Surya Cipta City Of Industri, Mitra Karawang, Indo Taisei Bukit Indah City, dan KIKC [Kawasan Industri Kujang Cikampek], jelasnya. Di samping perluasan lahan oleh pengembang kawasan yang sudah exist, Sanny menuturkan beberapah tahun belakangan beberapah pengembang baru juga telah mulai membangun sarana dan prasarana industri di Karawang Barat. Konsultan Properti Corlliess International Indonesia menyatakan sepanjang tahun ini penyerapan kawasan industri terus mengalami penurunan akibat turunnya permintaandan ketersediaan lahan yang terbatas. Colliers mencatat pada kuartal 1/2013 penyerapan hanya mencapai 243 ha danmenurun pada kuartal II dengan penyerapan 83 ha. Penyerapan kembali menurun pada kuartal III dengan total 79 ha. Kendati begitu, Rivan Munansah, Senior Associate Director Industri Service Colliers, mengungkapkan penurunan tersebut merupakan proses mencapai titik keseimbangan. Setelah penjualan yang sangat minim pada 10 tahun sebelumnya, kawasan industri bangkit pada 2010. Sementara itu , untuk jangka panjang, lanjutnya, potensi untuk tumbuh tetap ada. Karena pengembangan kawasan industri di indonesia tetap mempunyai potensi untuk tumbuh, baik bagi investor lokal maupun asing. Jakarta 24 desember 2013

Anda mungkin juga menyukai