Anda di halaman 1dari 7

SENSUS PENDUDUK 2010 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM KB NASIONAL Oleh : Drs.

Andang Muryanta PENDAHULUAN Hasil sensus penduduk 2010 yang merupakan hasil penghitungan cepat Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengundang banyak reaksi publik, bahkan banyak beragam pemikiran tatkala hasil penghitungan angkanya mencapai 237.556.353, atau jika dibulatkan menjadi 238 juta jiwa. Hal ini diluar prediksi awal oleh BPS atau lembaga kependudukan, yaitu 234 juta jiwa. Capaian ini bisa dikarenakan membengkaknya angka kelahiran di berbagai daerah, adanya pertambahan penduduk alamiah atau bisa terjadi karena kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik dan memacu meningkatnya usia harapan hidup. Penduduk alamiah yang semakin tinggi disebabkan adanya pendatang sebagai tenaga kerja baru, bisa terlihat pada pertumbuhan penduduk provinsi Riau diatas 3,59% dan berbagai daerah lain yang dikarenakan tingkat kelahiran membengkak seperti provinsi Banten, Jawa Barat, Lampung dan Sumatera Utara. Disisi lain jumlah penduduk yang semakin besar memberikan tantangan bagi bangsa kita untuk bekerja lebih keras dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, menciptakan kesempatan kerja, mengurangi kemiskinan, meningkatkan pendidikan dan kesehatan, infrastruktur dan memberikan pelayanan publik yang terbaik. Tentunya Pemerintah sudah punya komitmen bagaimana mengelola pertumbuhan penduduk Indonesia secara baik, mengingat penduduk Indonesia sudah peringkat 4 dunia. TUJUAN Tujuan Umum : Memberikan informasi tentang hasil sensus penduduk 2010 kepada seluruh lapisan masyarakat dan implikasinya terhadap Program KB Nasional saat ini. Tujuan Khusus :

Menggali berbagai opini maupun kebijakan yang berlaku

untuk memperoleh

informasi yang cukup akurat, rasional dan dapat menjadi solusi dalam memilih dan menentukan kebijakan kependudukan dan proram KB dimasa yang akan datang. FENOMENA PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN KB Berawal dari adanya kekhawatiran terhadap terulangnya kembali adanya ledakan penduduk Indonesia telah memunculkan wacana agar program KB kembali diaktifkan, senada bergulirnya era desentralisasi, program KB tampak kurang diperhatikan. Seperti apa yang pernah disampaikan Kepala BKKBN Prof. Dr. Sugiri Syarief bahwa adanya jumlah penduduk yang mencapai angka 237,6 juta jiwa adalah wajar, karena selama masa reformasi program KB terabaikan. Terjadinya pola hubungan Pusat dan Daerah, menurunnya jumlah tenaga lapangan KB dan pola kelembagaan program KB di Kabupaten /Kota, menjadikan akses dan kualitas pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi yang rendah terutama bagi masyarakat miskin, penduduk yang tinggal di perbatasan dan wilayah terpencil, Program KB juga diperlukan untuk menekan angka kematian maternal yang saat ini masih tinggi yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup per tahun, artinya sekitar 10.260 ibu melahirkan meninggal per tahun, atau 28 orang ibu meninggal akibat proses kehamilan, persalinan akibat perdarahan, infeksi dan keracunan kehamilan (Toxaemia Gravidarum). Pemerintah mulai perhatian lagi terhadap program KB setelah tahun 2007. Namun sebagai action saat ini perlu lebih digalakkan lagi oleh para Bupati/Wali kota untuk berkomitmen dan secara konsisten menjalankan UU No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sehingga permasalahan kependudukan dan KB nasional segera dapat diatasi. Ada berbagai kalangan mempunyai pemikiran maupun pendapat bahwa masalah penduduk yang saat ini sudah membesar tidak perlu dikhawatirkan seperti yang pernah terjadi 30 atau 40 tahun yang lalu, sebab menurut mereka hasil sensus penduduk 2010 bukanlah tanda akan terulangnya ledakan penduduk di Indonesia. Menurut mereka pula, jumlah penduduk yang besar justru bagus dan dikagumi negara lain, lihat China dan India sekarang dunia menengok mereka. Bukankah Indonesia juga memasuki era baru ?, yaitu

masyarakat ekonomi ASEAN yang akan terbentuk tahun 2015 juga makin dilirik oleh dunia. Mengapa, Indonesia terdapat pasar dan sumber daya manusia terbesar di ASEAN. Dengan jumlah penduduk yang besar, akan dirangkul oleh pebisnis dunia, mereka berlomba-lomba menjual barang dan jasa ke penduduk yang pendapatannya meningkat, tidak hanya sampai disitu, pebisnis asing juga akan berinvestasi di Indonesia, ini disebabkan antara lain karena tersedianya SDM (Sumber Daya Manusia) yang banyak dan murah. Jumlah penduduk yang besar menjadi salah satu faktor perekonomian Indonesia tidak terpuruk saat dunia mengalami krisis tahun 2008-2009 lalu. Lebih lanjut jumlah penduduk yang besar dan pendapatan yang meningkat juga telah membuat Indonesia masuk sebagai G.20, suatu kelompok negara yang mempunyai pengaruh besar pada kebijakan ekonomi dunia. Dengan demikian secara ekonomi politik Indonesia makin berpengaruh di dunia Internasional. Apa perlunya ber KB ? sebuah pertanyaan yang menggelitik, .lebih baik kita justru mendorong orang untuk punya anak banyak, alasannya adalah lihat negara-negara maju seperti Jepang yang kini pusing karena jumlah penduduk telah menurun. Negara tetangga Singapura juga menghadapi angka kelahiran yang begitu rendah. Angka kelahiran di Taiwan telah menurun terus menjadi yang terendah di dunia pada tahun 2010 dengan angka 0,94, jauh dibawah 2,1 yang merupakan replacement level. Walau jumlah penduduk Singapura dan Taiwan belum menurun mereka telah dipusingkan dengan masalah tenaga kerja muda dan jumah penduduk lansia yang tinggi. Tetapi Singapura sangat cepat meyelesaikan transisi demografinya, akibat terkejut ketika tiba-tiba menghadapi masalah penduduk lansia yang cukup besar, kini Singapura justru mendorong agar angka kelahirannya meningkat. Sekarang Singapura sudah semakin makmur, keberhasilan dalam menyelesaikan transisi demografi dalam satu dasa warsa justru menjadi salah satu sebab melesatnya pembangunan di Singapura. Dahulu negara Filipina pernah mengalami tingkat angka kelahiran yang sangat tinggi, sekarang Filipina diuntungkan karena mempunyai waktu yang lebih lama untuk menghadapi era ledakan penduduk lansia.

Kondisi di negara China pada tahun 1960-an jumlah penduduknya demikian besar, sehingga menjadi beban pembangunan. Penduduk China sulit keluar dari perangkap kemiskinan, dise babkan jumlah kelahiran tinggi mendorong pemerintah China melakukan program memba tasi jumah anak dalam keluarga hanya mempunyai anak satu, dan ternyata dapat berjalan, berhasil menurunkan angka kelahiran, dapat mempercepat perekonomian mereka, tetapi dampak dari kebijakan itu adalah bahwa China juga mengalami jumlah lansia yang cukup tinggi. Bagaimana dengan negara kita, Indonesia ? Di Indonesia juga demikian, pada tahun 1960-an banyak keluarga yang memiliki anak lebih dari enam anak, sehingga Indonesia sulit keluar dari perangkap kemiskinan, walau jumlah penduduk besar, Indonesia tidak dilirik oleh pebisnis dunia, karena apa yang dapat dijual ke penduduk miskin ?, meski jumlahnya amat banyak, mereka pasti tidak punya cukup uang untuk membeli kebutuhan barang dan jasa yang mereka tawarkan. Posisi Program KB Nasional menjadi sangat strategis dan penting, mengapa? Dimulai tahun 1970-an sampai sekarang, secara menyeluruh Program KB Nasional telah sangat membantu dalam mendorong pembangunan ekonomi dan angka kelahiran sudah rendah, walaupun masih sangat perlu dikendalikan agar tidak sampai angkanya semakin naik dari tahun ke tahun. Indonesia sedang mengalami era demokratisasi, yang ditandai dengan makin disadarinya oleh warga masyarakat akan hak-hak mereka, termasuk hak untuk mengatur kelahiran, hak untuk mempunyai anak atau tidak, hak untuk menikah atau tidak. Penduduk semakin sadar bahwa mereka juga berhak mengetahui untung dan rugi dalam menggunakan alat kontrasepsi KB, pentingnya pembatasan jumlah anak demi peningkatan kesejahteraan keluarga mereka, perlunya mendapatkan pelayanan kesehatan dan konseling yang berkualitas, termasuk tersedianya kontrasepsi KB untuk mereka yang masih tergolong keluarga pra sejahtera alasan ekonomi dan keluarga sejahtera I alasan ekonomi.

Tekad BKKBN di tahun depan akan meluncurkan program KB Pedesaan, yaitu guna menekan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia. kader-kadernya. Bahkan dikalangan Fraksi di DPR, terutama komisi IX DPR, Subagyo Partodihardjo dengan tegas mengusulkan pemerintah agar membentuk klinik keharmonisan keluarga untuk menah an laju pertumbuhan penduduk. Klinik ini nanti tidak hanya bertugas untuk membagikan alat kontrasepsi atau penyuluhan tentang KB saja, namun juga memberikan bimbingan ten tang masalah seksualitas, kesehatan organ tubuh dan kelamin, gizi serta pendidikan. Klinik keluarga. Gagasan dan pemikiran yang sangat mulia untuk masa depan bangsa sudah mulai terdengar, masalah penduduk tidak lepas dari kondisi Sumber daya manusianya dan alam lingkungan yang ada di sekitarnya, penduduk yang berkualitas merupakan harga mati, agar kedepan ma syarakat lebih meningkat kesejahteraannya. Bertambahnya penduduk seperti hasil sensus 2010 tetap akan menjadi acuan bagi pemerintah maupun swasta, masyarakat Indonesia un tuk berbuat yang lebih baik dan menciptakan inovatif baru, dengan kata lain bertambahnya penduduk harus dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya yang memadai. PENUTUP Mengupas hasil sensus penduduk 2010 memberikan implikasi yang sangat beragam terha dap berbagai macam pemikiran guna memberikan jalan keluar terhadap permasalahan ke pendudukan yang sangat nyata di depan mata kita, agar semua sadar bahwa penanganan masalah penduduk tidak mudah karena memerlukan pemikiran dan cara/metode untuk memperoleh suatu strategi dan kebijakan yang tepat, cepat, menyeluruh dan sedikit menimbulkan ekses kerugian, dilain pihak tentu juga memerlukan pendanaan yang tidak sedikit atas kebijakan dan strategi yang sudah digulirkan, termasuk dukungan sarana dan prasarana penunjang kegiatan pembangunan di bidang kependudukan dan KB. juga bisa memberikan fasilitas konsultasi tentang masalah-masalah Melalui Program KB Pedesaan tersebut BKKBN akan memberikan pelatihan masal kepada aparat pemerintah daerah dan

UU No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, meliputi hal ikhwal yang terkait dengan jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobili tas, penyebaran, kualitas dan kondisi kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosi al budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat. Yang terpenting adalah bahwa pe nanganan kependudukan dan KB Nasional sudah ada payung hukumnya, untuk itu selama Undang-undang ini dilaksanakan secara konsisten oleh para pimpinan Pusat dan Daerah ten tu hasilnya tidak akan sia-sia, setiap tahun akan dievaluasi sehingga wilayah-wilayah yang masih belum optimal keberhasilannya tentu akan mendapatkan bimbingan atau pembinaan secara langsung maupun tidak langsung menuju sasaran, hambatan, kendala, permasalahan akan segera diselesaikan dengan cara adil dan transparan.

Sumber :

Perkembangan Program Kependudukan dan KB, Drs. Witono M,Kes, Balatbang BKKBN Provinsi DIY, 2010

Majalah Gemari, Edisi 116/Tahun XI- September 2010, hal.11,21 dan 60 http://www.donggala,go,id http://id.voi.co.id/fitur/voi-bunga-rampai/5798-menekan-laju-pertumbuhan pendu duk-Indonesia.html.

http://mletiko-com/2010/09/01/reorientasi-program-keluarga-berencana/

Anda mungkin juga menyukai