Anda di halaman 1dari 3

David L.

Sill menyatakan bahwa problematika lingkungan itu ada 5 :

1. Prejude (purbasangka) 2. Peace (perdamaian)

3. Population (penduduk) 4. Poverty (kemiskinan) 5. Pollution (pencemaran) Persoalan purbasangka sering membuat lingkungan tidak aman dan nyaman karena dapat menimbulkan sikap iri, kecemburuan sosial, memperlemah solidaritas, dan tentu menimbulkan pikiran negative yang dapat mendorong perilaku destruktif. Sikap prejude ini akan mendorong pula tindakan anarki dan dapat menimbulkan peperangan, baik antara kelompok masyarakat maupun bangsa, sehingga hilangnya perdamaian (peace). Persoalan sosial ini lebih diperparah tatkala daya dukung ruang dan jasa tidak sebanding dengan jumlah dan pertumbuhan penduduk, oleh karena itu persoalan kependudukan (population) baik dalam kuantitas, kualitas, penyebaran, dan pertumbuhannya selalu menjadi perhatian negara kita, karena setiap penambahan jumlah penduduk membutuhkan daya dukung lingkungan, membutuhkan kesempatan kerja dan usaha, membutuhkan peningkatan layanan pendidikan dan kesehatan dan sebagainya. Sementara ruang tidak bertambah, bahkan lahan produksi (khususnya pertanian) tergusur untuk kepentingan sarana lain yang dibutuhkan untuk kepentingan penduduk itu sendiri. Ketika daya dukung lingkungan (ruang dan jasa) tidak sepadan dengan laju pertambahan penduduk, maka akibatnya akan menimbulkan kemiskinan. Persoalan kemiskinan baik structural, karena kekurangan faktor sikap individu, sering merupakan siklus (benang kusut) yang menghadirkan dan mewariskan kemiskinan berikutnya, dan jawaban terakhir dari pertanyaan mengapa seseorang miskin karena orang itu miskin. Masyarakat yang miskin, karena penduduknya padat yang hidup dalam ketegangan sosial akibat prejudice warganya, diperparah dengan lingkungan yang kumuh, sanitasi tidak sehat, udara yang pengap, suara yang bising, airnya kotor melengkapi problema sosial dan budaya. Dan kondisi seperti itu merupakan potret kehidupan di kota-kota (pinggiran kota) besar di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. MIT Project Team yang menyatakan problema lingkungan sosial tersendiri dari: a. Penduduk b. produksi pertanian c. sumber-sumber alam

d. produksi industry e. polusi. Ada beberapa teori yang berbeda untuk memulai dari mana menyelesaikan problema sosial tersebut, teori-teori tersebut, yaitu: 1.Teori Modernisasi Menganggap kualitas hidup manusia ditentukan karakter mental psikologis dan sosial budayanya sendiri 2. Teori Human Capital (pengembanganSDM) Memandang bahwa lingkungan sosial tergantung penguasaan iptek warga masyarakat disampingmental,psikologis, dan sosial budaya. 3. Teori Dependency (ketergantungan) Mengatakan bahwa keterbelakangan disebabkan eksploitasi pihak luar, oleh karena itu lingkungan sosial harus dilakukan atas dasar kemampuan sendiri. 4. Teori Determinisme Geografi Memandang bahwa kondisi lingkungan geografis menentukan corak dan kualitas hidup masyarakat yang beradab untuk mengatasi masalah pembangunan lingkungan. Usaha-usaha pelestarian dan pembangunan lingkungan hidup merupakan tanggung jawab kita sebagai manusia. Dalam hal ini, usaha pelestarian lingkungan hidup tidak hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan tanggung jawab bersama antara pemerintah dengan masyarakat. Pada pelaksanaannya, pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijakan yang dapat digunakan sebagai payung hukum bagi aparat pemerintah dan masyarakat dalam bertindak untuk melestarikan lingkungan hidup. Beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah tersebut, antara lain meliputi hal-hal berikut ini : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. 2. Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 148/11/SK/4/1985 tentang Pengamanan Bahan Beracun dan Berbahaya di Perusahaan Industri. 3. Peraturan Pemerintah (PP) Indonesia Nomor 29 Tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. 4. Pembentukan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup pada tahun 1991. Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program

pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai pembangunan berwawasan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai