Anda di halaman 1dari 22

TUGAS JARINGAN TELEKOMUNIKASI Nama NIM Kelas : Octavia Olga Citra Dewi : 111910201038 :A

SOAL 5. Anda bandingkan kelebihan dan kekurangan antara jaringan telekomunikasi kabel dan tanpa kabel dari segi : GOS , Arsitektur dan infrastruktur jaringannya ? 6. Anda diminta untuk merancang suatu jaringan telekomunikasi dengan system hybrid (gabungan) jaringan kabel dan tanpa kabel, untuk melayani konsumen perkotaan. Anda jabarkan komponen apa saja yang diperlukan dan fungsi masing - masing komponen serta jumlah pelanggan yang dapat dilayani (coverage area ) ? JAWABAN : 5 . Jaringan Telekomunikasi dengan Kabel (Wireline) Wire Network adalah jaringan komputer yang menggunakan kabel sebagai mediapenghantar. Jadi, data mengalir pada kabel. Kabel yang umum digunakan pada jaringankomputer biasanya menggunakan bahan tembaga. Ada juga jenis kabel lain yang menggunakanbahan sejenis fiber optic atau serat optik. Biasanya bahan tembaga banyak digunakan pada LAN.

Keuntungan Menggunakan Kabel Investasi pada sisi pelanggan lebih murah. Kecepatan transmisi data lebih tinggi dibanding Wi-FI (10-100Mbps). Aplikasi yang dimanfaatkan bisa lebih banyak dikarenakan bandwidthnya yang tinggi (gameonline, file sharing, video streaming, dll). Tidak rentan terhadap penyadapan data dibanding teknologi wireless. Dengan Kabel, kecepatan yang dikutip dalam Mbps (ke bawah atau ke atas). Keuntungan Menggunakan Kabel Attenuasi meningkat pada frekuensi tinggi. Pada frekuensi tinggi, keseimbangan menurun sehingga tidak dapat mengkompensasi timbulnya acoecrosstalka dan sinyal acoenoisea Harganya cukup mahal.

a. Grade of Service

Biaya Pemeliharaan jaringan Kecepatan maksimal yang di dapatkan (contoh)

Jaringan Telekomunikasi kabel Murah USB 3.0 upto 4,8 Gbps Ethernet cat5 upto 1000mbps Ethernet cat6 upto 10gbps Fiber optik upto 1gpbs Besar delay kecil, sehingga pengiriman terjadi lebih lancar Komunikasi lebih cepat tersampaikan. Sesuai dengan bandwith pada kabel Probabilitas tunggu komunikasi melalui kabel di pengaruhi bandwith pada kabel dan kecepatan akses pada perangkat. jarang terjadi loss dan error pada perangkat.

Segi GOS

Kecepatan Pendistribusian sinyal

Probabilitas tunggu

b. Arsitektur Salah satu contoh implementasi jaringan telekomunikasi dengan kabel adalah jaringan komputer. Disini akan kita bahas tentang topologi jaringan komputer sebagai contoh arsitektur jaringan telekomunikasi dengan kabel. topologi atau desain fisik berhubungan erat dengan arsitektur jaringan. Topologi mendefinisikan bagaimana jaringan secara fisik terhubung. Berikut jenis jenis topologi : Topologi Bus Topologi bus banyak digunakan untuk jaringan yang ruang lingkupnya kecil. Jaringan bertopologi bus biasanya menggunakan kabel koaksial berikut konektornya. Alur kerja jaringan bertopologi bus dapat dijelaskan sebagai berikut. Sebelum kartu jaringan mengirim data, ia akan terlebih dahulu melihat kepadatan traffic atau lalu lintas jaringan. Data akan dikirim dalam antrian jika kondisi traffic kosong. Hal itu dilakukan untuk menghindari terjadinya collision atau tabrakan data yang mengakibatkan data tidak sampai ke tujuan. Topologi bus memiliki kelebihan, yaitu infrastrukturnya sederhana dan hemat kabel. Namun topologi bus juga memiliki kekurangan, yaitu: Jika terjadi kerusakan pada salah satu komputer saja, seluruh semua jaringan akan mati Membutuhkan terminator pada kedua ujung kabel utama Jika terjadi kerusakan, sangat sulit menemukan titik kerusakan Tidak dapat digunakan untuk jaringan skala besar Gambar Topologi Bus

Topologi Ring Jaringan dengan topologi ring atau cincin menghubungkan beberapa komputer dimana ujung-ujung jaringan tersebut dipertemukan kembali sehingga membentuk lingkaran. Pada topologi ring, ada sebuah komputer yang berfungsi sebagai token atau kendaraan yang akan mengantarkan data. Token ini akan mengantarkan data melalui media transmisi hingga sampai tujuan. Dalam topologi ring kemunginkan terjadinya collision (tumbukandata) dapat dihilangka. Hanya saja biaya untuk membangun jaringan dengan topologi ini relatif lebih mahal. Selain itu, tingkat kesulitan untuk memelihara dan memperbaiki jaringan relatif tinggi. Gambar Topologi Ring

Topologi Star Pada jaringan bertopologi star atau bintang, setiap komputer terkoneksi ke jaringan melewati sebuah hub atau konsentrator. Semua data akan melewati konsentrator tersebut sebelum dikirim ke tujuan. Fungsi hub atau konsentrator adalah mengatur dan mengendalikan keseluruhan fungsi jaringan. Selain itu hub juga berfungsi sebagai repeater atau penguat sinyal. Keuntungan menggunakan topologi star adalah: Infrastrukturnya relatif mudah dibangun Jika terjadi kerusakan pada salah satu titik jaringan, koneksi jaringan secara keseluruhan tidak terganggu

Kesalahan atau kerusakan yang terjadi mudah dideteksi Kekurangan topologi star adalah: Pemakaian kabel relatif lebih banyak dibandingkan dengan topologi bus Jika hub rusak maka seluruh jaringan yang terhubung melewati hub tersebut akan terganggu Biaya pembangunnya relatif lebih mahal dibandingkan topologi bus Gambar Topologi Star

Topologi Tree Jaringan dengan topologi tree merupakan paduan jaringan bertopologi bus dan jaringan bertopologi star. Topologi ini memungkinkan pengembangan jaringan yang telah ada. Keuntungan topologi tree ini adalah: Instalasi jaringan dari titik ke titik pada masing-masing segmen Didukung oleh banyak hardware dan software Kerugian topologi tree ini adalah: Panjang segmen dibatasi oleh tipe kabel yang digunakan Jika jaringan utama rusak, maka keseluruhan segmen ikut rusak Sulit dikonfigurasi, termasuk sistem pengkabelannya Gambar Topologi Tree

Topologi Mash Topologi mash atau web sering pula disebut topologi jaring. Dinamakan mash karena setiap komputer akan terhubung ke setiap komputer yang tersambung. Pada praktiknya, topologi ini jarang digunakan karena membutuhkan banyak sekali kabel dan sulitnya dikonfigurasi. Biasanya model ini hanya diterapkan pada WAN atau Internet (karena itu disebut topologi web). Keuntungan topologi mash ini adalah memungkinkan komunikasi data melalui banyak jalur sehingga jika salah satu jalur terputus, masih ada jalur lain yang dapat digunakan. Gambar Topologi Mash

c. Infrastruktur

Hardware yang dibutuhkan antara lain : 1. Ethernet Card (NIC) adalah interface komunikasi data dalam sistem jaringan komputer. Kecepatan rate datanya beragam yaitu 10/10 Mbps, 10/100 Mbps, dan yang terbaru 100/1000 Mbps. 2. Kabel UTP yaitu kabel jaringan komputer. Penggunaannya maksimal 100 meter, jika lebih harus dipasang repeater (penguat sinyal data). Pengurutan warna kabel UTP dibedakan menjadi dua macam, yaitu model straight dan crossover. Model straight digunakan untuk hubungan PC ke Hub. Dan model crossover digunakan untuk hubungan PC ke PC. 3. Hub / Concentrator atau Switch adalah sebuah repeater dengan banyak port (multi port). 4. Router adalah hadware yang berfungsi untuk menghubungkan dua network atau lebih yang berbeda network id atau arsitekturnya. 5. Komputer standar yaitu hardware yang berfungsi untuk menjalankan sistem operasi dalam sistem jaringan komputer. 6. Modem adalah modulator de modulator yang berfungsi untuk mengubah informasi data digital ke analog atau sebaliknya. 7. Hardware wireless jika ingin menggunakan Wifi, maka perlu dipasang Hardware wireless, antara lain adalah Access Point, Router Wifi, PCI Wifi atau PCMCA. 8. Repeater, perangkat untuk memperkuat sinyal dengan cara menerima sinyal dari suatu segmen LAN dan memancarkannya kembali dengan kekuatan yang sama dengan signal asli pada segmen kabel LAN yang lain. 9. Bridge, Perangkat untuk memisahkan jaringan yang luas menjadi sub jaringan yang lebihkecil, bridge juga digunakan untuk menghubungkan dua jenis jaringan yang berbeda.

Jaringan Telekomunikasi Tanpa Kabel (Wireless) Wireless adalah teknologi tanpa kabel, dalam hal ini adalah melakukan hubungan telekomunikasi dengan menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai pengganti kabel. Saat ini teknologi wireless berkembang dengan pesat, secara kasat mata dapat dilihat dengan semakin banyaknya pemakaian telepon sellular, selain itu berkembang pula teknologi wireless yang digunakan untuk akses internet. Wireless LAN menggunakan gelombang elektromagetik (radio dan infra merah) untuk melakukan komunikasi data menyalurkan data dari satu point ke point yang lain tanpa melalui fasilitas fisik. Koneksi ini menggunakan frekuensi tertentu untuk menyalurkan data tersebut, kebanyakan Wireless LAN menggunakan frekuensi 2,4 GHz. Keuntungan Menggunakan Wireless

Pemakai tidak dibatasi ruang gerak dan hanya dibatasi pada jarak jangkauan dari satu titik pemancar WIFI. Jarak pada sistem WIFI mampu menjangkau area 100 feet atau 30M radius. Selain itu dapat diperkuat dengan perangkat khusus seperti booster yang berfungsi sebagai relay yang mampu menjangkau ratusan bahkan beberapa kilometer ke satu arah (directional). Bahkan hardware terbaru, terdapat perangkat dimana satu perangkat Access Point dapat saling merelay (disebut bridge) kembali ke beberapa bagian atau titik sehingga memperjauh jarak jangkauan dan dapat disebar dibeberapa titik dalam suatu ruangan untuk menyatukan sebuah network LAN. Perangkat wireless untuk teknologi wireless Wi-Fi ini sudah umum digunakan dan harganya sudah menjadi relatif murah. Sebagian besar notebook tipe terbaru sudah dilengkapi dengan perangkat network wireless dengan teknologi Wi-Fi ini. Area jangkauan yang lebih fleksible dikarenakan tidak dibatasi oleh jaringan distribusi seperti bila menggunakan kabel UTP maupun fiber optic. Secara teoritis dengan daya pancar 100mW sudah dapat menjangkau area (berbentuk lingkaran) 1 - 2 km didukung dengan tinggi tower yang memadai. Dengan WiFi, yang 54Mbps adalah agregat (yaitu jumlah) dari bandwidth yang tersedia dalam dua arah sehingga Anda hanya benar-benar mendapatkan sekitar 10 atau 15Mbps di setiap arah sekali overhead dibawa keluar. Memungkinkan Local Area Network untuk di pasang tanpa kabel, hal ini juga sekaligus akan mampu mengurangi biaya untuk pemasangan dan perluasan jaringan. Selain itu juga Wi-Fi dapat dipasang di area yang tidak dapat di akses oleh kabel, seperti area outdoor. Wi-Fi merupakan pilihan jaringan yang sangat ekonomis karena harga paket ship Wi-Fi yang terus menurun Produk Wi-Fi tersedia secara luas di pasaran. Wi-Fi adalah kumpulan standard global di mana klien Wi-Fi yang sama dapat bekerja di negara-negara yang berbeda di seluruh dunia.

Protocol baru untuk kualitas pelayanan damn mekanisme untuk penghematan tenaga membuat Wi-Fi sangat cocok untuk alat yang bentuknya sangat kecil dan aplikasi yang latency-sensitif (contohnya : suara dan video). Network ini di design untuk punya symetric up and down speed.

Kelemahan Menggunakan Wireless


Untuk menggunakan WiFi kita harus ada di area yang dijangkau oleh WiFi atau istilahnya hotspot. Area jangkauan WiFi masih kecil, sinyalnya kurang bisa menembus tembok. Access Point lebih mudah disusupi virus. Pertukaran data gampang disadap. Penggunaan baterai relative lebih tinggi apabila dibandingkan dengan penggunaan standar, sehingga menyebabkan baterai cepat lemah atau habis (mempersingkat daya tahan baterai) dan menyebabkan panas. Bentuk Wireless enkripsi standar yang paling terkemuka. Wired Equivalent Privacy atau di persingkat WEP, telah menunjukkan fakta bahwa ia dapat di hancurkan (dikacaukan sinyal atau frekuensinya) meskipun telah di konfirmasikan secara benar. Jaringan Wi-Fi bisa di monitor dan di gunakan untuk membaca dan menduplikasikan data (termasuk di dalamnya data-data pribadi) yang disalurkan melalui jaringan ketika tidak ada akses tertutup, seperti VPN. Jika tembok batas akses Wi-Fi tidak terproteksi secara kuat untuk sebatas pada pemakai intern, maka network Wi-Fi bisa di akses bebas ber-internet.

a. Grade of Service Jaringan komunikasi tanpa kabel Mahal IEEE 802.11n upto 300mbps IEEE 802.11a upto 54mbps IEEE 802.11b upto 11mbps IEEE 802.11g upto 54mbps Sering terjadi delay, karena sinyal yang dikirim kadang terputus-putus Komunikasi lebih lambat, karena terpengaruhi oleh propagasi radio dan lingkungan sekitar. Probabilitas tunggu komunikasi tanpa kabel dipengaruhi seperti traffic. Memiliki probabilitas yang terbatas. Sehingga mudah terjad loss dan errod pada

Biaya Pemeliharaan jaringan Kecepatan maksimal yang di dapatkan (contoh)

Segi GOS

Kecepatan Pendistribusian sinyal

Probabilitas tunggu

perangkat. b. Arsitektur Dengan WiFi Anda tidak membutuhkan kabel untuk terhubung ke jaringan, namun Anda harus berada pada daerah yang mempunyai sinyal WiFi. Daerah yang mendapat sinyal WiFi kurang lebih daerah yang berada pada radius 100 meter dari titik akses atau hotspot. Topologi Wifi

Mode Ad-Hoc, merupakan mode koneksi dimana beberapa komputer terhubung secara langsung dengan mengenal SSID (nama sebuah network card atau USB card atau PCI card atau Router Wireless), atau lebih dikenal dengan istilah Peer-to-Peer. Keuntungannya, lebih murah dan praktis bila yang terkoneksi hanya 2 atau 3 komputer, tanpa harus membeli atau terhubung dengan access point.

Mode Infrastruktur, merupakan mode yang menggunakan Access Point sebagai pengatur lalu lintas data, sehingga memungkinkan banyak Client dapat saling terhubung melalui jaringan (Network). Untuk mengambarkan koneksi pada mode Infrastruktur dengan Access point minimal sebuah jaringan wireless network memiliki satu titik pada sebuah tempat dimana komputer lain yang mencari menerima signal untuk masuknya kedalam network agar saling berhubungan. Sistem Access Point (AP) ini paling banyak digunakan karena setiap komputer yang ingin terhubungan kedalam network dapat mendengar transmisi dari Access Point tersebut.

Acces Point hampit mirip seperti Hub Network yang menyatukan sebuah network tetapi didalam perangkat Access Point menandakan sebuah sebuah central network dengan memberikan signal (melakukan broadcast) radio untuk diterima oleh komputer lain. Access Point inilah yang memberikan tanda apakah disuatu tempat memiliki jaringan WIFI dan secara terus menerus mentransmisikan namanya Service Set IDentifier (SSID) dan dapat diterima oleh computer lain untuk dikenal. Mode ini sendiri merupakan mode yang paling banyak digunakan mengingat banyak kelebihan yang ditawarkan, seperti penanganan multi user dan sistem keamanan (autentifikasi pengguna).

c. Infrastruktur Access Point Kemungkinan peralatan wireless LAN yang biasa bekerja seperti administrator wireless LAN. Access point berkomunikasi dengan jaringan wireless dan jaringan kebel serta dengan accsess point yang lain. Ada 3 mode konfigurasi accsess point adalah :

Rood Mode Repeater Mode Bridge Mode Bridge Mode Access point layaknya seperti jembatan wireless. Jembatan ini digunakan untuk dua link atau lebih segment wired bersama-sama dengan wireless. Repeater Mode Access point mempunyai kemampuan untuk menyediakan up stream link wireless menjadi jaringan kabel seperti normalnya saluran kabel. Pilihan:

Fixed atau Datachable antenna Advanced filtering Capabilities Removable (modular) Radio Cards Variable Output Power

Varied Types of Wired Connectivitivity Fixed or Datachable Connectivity Tergantung dari kebutuhan client, butuh pemilihan antara access point dengan fixed antena atau data kabel. Advance Filtering Capabilities Filtering ini adalah tipe yang digunakan untuk mengeluarkan noise/pengganggu di jaringan wireless LAN. Protokol filtering mengikuti administrator untuk memutuskan dan mengontrol protokol yang seharusnya digunakan berseberangan dengan wireless link. Removable (modular) radio cart Beberapa industri menyarankan untuk menanmbah dan mengurangi radio ke dan dari built in slot PCMCIA dalam acess point. Beberapa access point mungkin hanya memiliki dua slot PCMCIA untuk fungsi yang kusus. Dengan dua slot radio dalam acsess point memperbolehkan satu card radio untuk bereaksi seperti acsess point dan carrd radio yang lainnya bertindak sebagai jembatan. Variable oiutput power Mengijinkan administrator untuk mengontrol daya yang digunakan acsess point unutk mengirim data.yang mana cotrol daya output dibutuhkan dibeberapa kondisi dimana node tujuan tidak dapat ditempati oleh acsess point. Jika daya output dalam acsess point dinaikkan dapat berpindah lebih cepat dari acsesspoint tanpa kehilangan koneksi. Varied Types of Wired connection Karena acsess point merupakan tipe peralatan yang mana client mberkomunikasi denga jaringan kabel backbone, maka administrator harus mengerti bagaimana koneksi acsess point ke jaringan kabel. Mengetahui desain jaringan dan konektivitas akan membantu mengurangi bottleneck dari acsess point dan akan mennghasilkan masalah yang lebih kecil terhadap peralatan malfungsional. Configuration and management Metode yang digunakan berVariasi dari masing-masing industri mengkonfigurasi acsess point dengan IP address selama pengenalan konfigurasi, jika admistrator membutuhkan untuk meriset peralatan biasanya menekan hardware riset dari unit.

Small office, Home office (SOHO) Filter MAC WEP (64- or 128-bit) USB atau konfigurasi interface console Simple built-in web server configuration interface Simple custom configuration application Enterprise Advanced custom configuration application Advanced built-in web server configuration interface

Akses Telnet Menejemen SNMP 802.1x/EAP RADIUS client VPN client dan server Routing (static/dynamic) Fungsional Repeater Fungsional Bridge Mounting Menggunakan heavi duty zip ties untuk menaikkan access point ke kolom. Jangan mengcover pencahayaan accsess point ketika mounting access point dengan zip ties. Menaikkan access point sehingga indikator cahaya dapat dilihat dari lantai. Label access point Beberapa access point dengan slide mount holes dan yang lainnya dapat dipisahkan dengan mounting kit atau frame yang menaikkannya. Wireless bridge Menyediakan koneksi antara sekmen wired LAN dan digunakan dalam komfigurasi point to point atau point to multipoint. Wireless bridge adalah half duplex hanya pada komunikasi wireless layer dua. Mode wireless bridge terdiri atas :

Mode Root Mode Non-root Mode Access Point Mode Repeater Mode Root Satu bridge dalam masing-masing root harus diset sebagai root bridge. Sebuah root bridge hanya dapat berkomunikasi dengan non-root bridge dan peraltan klien yang lain tidak dapat berhubungan dengan root bridge yang lain. Mode Non-Root Wireless bridge menyertakan dalam mode non-root, dengan wireless ke wireless bridge yang berada dalam model root. Beberapa industri wireless bridge mendukung koneksi client ke mode non-root bridge dimana bridge tersebut berada dalam mode access point. Peralatan client berhubungan dengan AP (bridge dalam mode access point) dan bridge berkomunikasi dengan bridge. Ketika menggunakan protokol spanning tree, semua bridge non root harus memiliki koneksi ke bridge root. Mode Access Point Beberapa perusahaan mengambil administrator yang mampu menghubungkan client dengan bridge, yang sebenarnya hanya memberikan fungsional access point bridge. Mode Repeater

Wireless bridges juga dapat dikonfigurasi seperti repeater, seperti gambar 7. Pada konfigurasi repeater, bridge akan diposisikan antara dua brindge yang lain untuk tujuan menambahkan panjang segment wireless bridge. Wireless Workgroup Bridge Perbedaan besar antara bridge dan work group bridge adalah wireless group sebagai perangkat client. Wireless Workgroup Bridge mampu mengumpulkan berbagai perangkat client wired LAN kedalam satu client wireless LAN kolektif. 6.

HFC adalah singkatan dari Hybrid Fiber Coax. Pada dasarnya HFC adalah suatu perangkat yang digunakan untuk jaringan telekomunikasi dan merupakan penggabungan dari teknologi fiber optic, optoelektronik dan teknologi kabel coaxial tradisional sehingga merupakan suatu teknologi hybrid. Saat ini penggunaan HFC dalam jaringan telekomunikasi mendapat perhatian yang besar karena secara teoritis memungkinkan penyediaan berbagai service secara sekaligus (multiservice) seperti telephony, internet, cable TV dan Video-On-Demand (VOD) dengan janji kecepatan transmisi data yang lebih tinggi dan harga yang terjangkau oleh pemakai. Jaringan HFC dapat diterapkan melalui pemanfaatan jaringan cable TV yang sudah luas seperti di Amerika Serikat ataupun dengan membangun infrastruktur cable TV yang baru dengan teknologi HFC Dalam perlombaan untuk memenuhi keinginan pelanggan (consumer) akan servis Internet yang lebih cepat dan murah, suatu faktor yang memainkan peran yang penting adalah bandwidth (lebar pita) . Sebagai perbandingan, jaringan kabel telepon memiliki bandwidth yang rendah sehingga mempunyai kecepatan yang rendah sedangkan jaringan cable TV menyediakan bandwidth yang sangat lebar sehingga menawarkan kecepatan yang lebih tinggi. Dengan memanfaatkan keunggulan dari jaringan cable TV ini , pemakai Internet dapat memperoleh kecepatan sambungan 500-1000 kali lebih cepat daripada modem dial-up biasa dan 100-200 kali lebih cepat daripada sambungan ISDN yang ada saat ini. File-file yang biasanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk di-download dapat dilakukan dalam

waktu yang jauh lebih singkat. Hal ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki jaringan untuk penyediaan pelayanan multimedia secara real time. Di Amerika Serikat jaringan CATV (singkatan yang umum digunakan untuk cable TV) tersebar pada lebih dari 60 juta rumah. Dengan segala keunggulan tersebut beberapa hambatan yang dihadapi pada implementasi jaringan CATV sebagai multiservice provider adalah kebanyakan CATV menggunakan sistem full coaxial cable dengan kelemahan-kelemahan berikut:

Rentan terhadap berbagai macam gangguan seperti stasiun radio AM/FM, radio CB, dll. Umur dan perubahan temperatur secara terus-menerus (temperature fluxes) menyebabkan retakan pada isolasi trunk sehingga kabel berubah menjadi suatu antena raksasa. Semua noise di atas dapat di-pick up oleh penguat dan merambat kepada node-node yang ada pada jaringan. Bila jaringan CATV pada suatu daerah tertentu melayani banyak pelanggan/rumah maka pada daerah tersebut akan timbul suatu medan elektromagnet yang kuat sehingga dapat mempengaruhi perangkat elektronik pada pesawat terbang yang melalui daerah tersebut.

Untuk menangulangi masalah-masalah yang disebutkan di atas maka digunakan fiber optic pada bagian trunk pada jaringan karena sebanyak 5% dari ingress muncul dari trunk tersebut. Situasi ideal yang diinginkan adalah menggunakan fiber sampai ke curb atau neighbourhood hub lalu menggunakan kabel coaxial sampai ke titik pelanggan sehingga membatasi dan melokalisasi ingress. Topologi Jaringan HFC ( Hybrid Fiber Coax) Jaringan HFC biasanya menggunakan jaringan tree and branch seperti halnya yang digunakan oleh jaringan CATV. Gambar Jaringan kabel coax dengan struktur tree and branch untuk cable TV Pada gambar di atas, headend adalah alat untuk menerima sinyal dari satelit maupun dari antena. Sinyal diproses secara elektronik, agar diperoleh kualitas gambar dan suara yang baik, dilakukan scrambling (pengacakan) untuk mencegah akses dari pihak-pihak yang tidak diinginkan serta dilakukan proses penyisipan iklan. Setelah diproses semua channel dikirim melalui kabel coaxial tunggal. Dalam perjalanannya, sinyal frekuensi tinggi yang dikirimkan dari headend mengalami degradasi sehingga diperlukan penguat-penguat di sepanjang jalur kabel. Penguat-penguat ini biasanya menggunakan tegangan 60 VAC. Catu daya (berupa ferro conditioner atau UPS) biasanya dipasang di sepanjang jalur untuk memberikan daya pada penguat-penguat yang digunakan.Daya tambahan tersebut langsung disisipkan ke dalam kabel coaxial dan akan merambat bersama-sama dengan sinyal video. Kabel feeder adalah kabel yang melalui suatu neighbourhood (beberapa rumah) dan dari kabel feeder ini coax bercabang beberapa buah tap. Pada setiap rumah pelanggan, suatu drop cable disambungkan dari tap, yang terletak di luar rumah, ke perangkat yang ada di dalam rumah. Jaringan tree and branch memperlihatkan diperlukannya UPS dibandingkan dengan

pengkondisi sinyal tanpa baterai. Jika daya hilang pada salah satu catu daya sepanjang jalur maka pelanggan yang berada jauh di ujung jalur juga akan kehilangan servis kabel mereka. Bila menggunakan jaringan HFC maka kabel coax yang digunakan pada bagian trunk diganti dengan jalur yang terbuat dari fiber optik. Pada jaringan HFC, penguat-penguat tetap digunakan sepanjang jalur yang kabel coax akan tetapi pada jaringan HFC ini terdapat fiber nodes dimana sinyal-sinyal optik dikonversikan kembali ke dalam bentuk sinyal listrik untuk diteruskan ke rumah pelanggan melalui kabel coax. Pada jaringan yang bisa untuk komunikasi dua arah (downstream dan upstream) maka fiber node juga dapat melakukan konversi dari listrik ke optik. Setiap fiber node ini memiliki catu daya sendiri untuk memberi daya kepada alat konversi optik/listrik dan/atau penguat trunk. Fiber node seringkali disebut sebagai Optical Terminal Node (OTN). Pada jaringan HFC yang besar OTN ini mampu untuk melayani 200 sampai dengan 1200 rumah (biasanya sekitar 500 rumah). Bagian fiber dari jaringan HFC ini mampu untuk mentransmisi sinyal sejauh 25 mil tanpa penguatan dan biasanya tidak memerlukan sumber daya. Jaringan tree and branch bukan satu-satunya jaringan yang mungkin karena terdapat topologi jaringan lainnya yang dapat digunakan seperti topologi star, atau FSA (Fiber to Serving Area). Pada topologi tree and branch, beberapa kabel fiber optik bercabang dari headend menuju ke node yang tersebar dalam bentuk topologi star. Selanjutnya pada masing-masing node tersebut sinyal diteruskan melalui kabel coax dengan menggunakan topologi tree and branch. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut : Gambar Jaringan HFC dengan topologi gabungan tree and branch dengan star

Komponen 1. Headend

Utama

Headend merupakan bagian terpenting dari sistem HFC. Pada headend, sinyal dari bermacam-macam sumber (seperti sinyal satelit, sinyal off-air) diterima dan diubah menjadi bentuk pengantaran sinyal yang semestinya. Pada saat sinyal-sinyal telah siap untuk

diantarkan, sinyal-sinyal tersebut digabungkan dalam sebuah kabel single dan siap untuk dikirim melalui jaringan. Headend ini terdiri atas beberapa bagian, antara lain adalah receiver, demodulator/decoder, modulator dan combiner.

Receiver Fungsi receiver disini adalah sebagai penerima sinyal yang berasal dari stasiun bumi sebelum diteruskan ke modulator. Sedangkan fungsi stasiun bumi ialah menangkap sumber sinyal yang berasal dari satelit. Pada masing-masing receiver ini terjadi pemilahan sinyal untuk memilih satu channel yang diinginkan karena sinyal yang diterima dari satelit masih terdiri dari banyak channel. Sinyal tersebut kemudian diteruskan ke modulator. Demodulator / Decoder Untuk sumber sinyal yang merupakan sinyal off-air, sebelum sinyal RF broadcast yang diterima oleh antena tersebut dimasukkkan ke modulator maka sinyal tersebut dipisah terlebih dahulu berdasarkan channelnya. Pemisahan ini dilakukan oleh alat ini sendiri. Modulator sinyal-sinyal sumber di headend yang berbentuk sinyal baseband, sebelum dikirim ke combiner harus dimodulasikan dulu ke dalam sinyal pembawa RF. Oleh karena itu sinyal-sinyal sumber ini harus dilewatkan ke sebuah modulator yang menempatkan komponen baseband audio dan video pada sinyal pembawa RF. Combiner mengacu pada proses dari penempatan berbagai sinyalsinyal RF dalam sebuah kabel tunggal untuk pendistribusian melalui jaringan.Sebelum sinyalsinyal tersebut digabungkan terlebih dahulu dilakukan terjadi proses scrambling (pengacakan) sinyal untuk mencegah akses dari pihak-pihak yang tidak diinginkan serta dilakukan proses penyisipan iklan.Metode penggambungan yang paling umum digunakan dalam sistem broadband RF adalah a pairing-off sequence dimana grup-grup yang terdiri dari dua buah sinyal digabungkan pada waktu yang bersamaan, kemudian grup-grup hasil penggabungan tersebut digabungkan lagi. Proses Ini berlanjut sampai semua sinyal berada dalam kabel yang sama. Untuk mendukung proses penggabungan, digunakan rangkaian mini yang disebut splitter.

Cable Router berfungsi sebagai interface antara tipe network standar (PSTN) dengan HFC headend distribution point, mengontrol penggunaan bandwidth dan spektrum dalam komunikasi data di HFC dan mengatur semua cable modem yang terhubung padanya.Cable Telephony berfungsi sebagai interface antara jaringan PSTN dengan

HFC headend distribution point untuk menyalurkan layanan telephony dalam komunikasi dua arah.

Optoelektronik Sinyal yang dilewatkan melalui fiber adalah dalam bentuk optik (berupa cahaya). Cahaya adalah sebuah bentuk radiasi elektromagnetik dengan frekuensi yang sangat tinggi dengan rentang frekuensi dalam orde TeraHertz (THz). Seperti sinyal pembawa RF, sinyal pembawa gelombang cahaya juga dapat membawa informasi. Oleh karena sinyal yang keluar dari combiner masih berupa sinyal listrik (RF) maka sinyal ini harus diubah dulu menjadi sinyal optik (cahaya) dengan menggunakan optoelektronik yang mengubah sinyal listrik menjadi sinyal cahaya dan juga sebaliknya. Pengantaran sinyal melalui sebuah link optikal mencakup dua komponen utama yaitu : 1. Optical Transmitter pada bagian optoelektronik di headend adalah titik dimana optoelektronik menerima sinyal pembawa RF dari combiner. Sinyal yang masuk ke optical transmitter berupa sinyal pembawa RF yang berbentuk sinyal listrik, karena itu untuk dapat dilewatkan pada saluran fiber optic sinyal ini harus diubah dulu ke bentuk cahaya. Transmitter inilah yang bertanggung jawab untuk mengubah input sinyal listrik menjadi sinyal optik dan mengirimkan sinyal optik tersebut ke saluran fiber optik Gambar Skema Optical Transmitter. 2. Optical Receiver pada bagian optoelektronik di headend adalah titik dimana optoelektronik menerima sinyal optik dari saluran fiber optic yang merupakan sinyal upstream dari pelanggan. Sinyal memasuki receiver dalam bentuk cahaya (optik). Fungsi receiver ini adalah untuk mengambil kembali sinyal RF asli dari pembawa gelombang cahayanya (lightwave carrier). Receiver akan mengkonversi sinyal optik yang diterima menjadi output listrik RF. Bagian-bagian utama dari optical receiver yang terlibat dalam proses konversi adalah focusing lens (lensa pemfokus), photodiode (fotodioda) dan RF amplifier (penguat RF). Gambar Skema Optical Receiver 3. Penguat RF berfungsi untuk memperkuat sinyal RF yang dihasilkan oleh receiver.

2. Fiber Node Sebagaimana yang telah disebutkan diatas, fiber node adalah node pada jaringan di mana sinyaloptik dari trunk fiber diubah menjadi sinyal listrik untuk diteruskan ke kabel coax atau sebaliknya. Fiber node ini terdiri atas alat optoelektronik dan power inserter. Alat optoelektronik adalah alat yang mengkonversikan sinyal cahaya ke sinyal listrik atau sebaliknya.

Optoelektronik pada jaringan HFC terdiri atas dua bagian yaitu:Transmitter, Receiver, Penguat RF;Ketiga jenis alat tersebut telah dijelaskan diatas. Power inserter merupakan interface yang menghubungkan catu daya luar dengan node. Jadi, daya disalurkan ke dalam node melalui power inserter. Salah satu feature dari power inserter adalah surge suppression untuk melindungi kabel dari arus yang naik secara tibatiba (surge) dan tegangan yang berlebih (overvoltage).

3. Terminal 1. C I U (Customer Interface Unit) Merupakan antarmuka antara terminal pelanggan dengan jaringan kabel koaksial HFC. Berbasis layanan dengan kemampuan 64 Kbps, pada sisi pelanggan dapat diadakan layanan POTS, ISDN kanal BRA dan data secara fleksibel. Dalam perkembangannya tersedia beberapa tipe perangkat sesuai dengan tingkat kebutuhan pelanggan. Dapat diletakkan dengan indoor atau outdoor mounting tergantung sistem pencatuan dayanya. Sistem pencatuan daya terbagi atas :

a.Local power untuk masing-masing terminal CIU sebesar 100/240V AC dengan batere cadangan. b.Catuan drop dari jaringan Coaxial (pada terminal BONU) sebesar 60 atau 90V AC pada frekuensi 60 Hz. 2. Cable Modem Cable modem adalah suatu alat yang memungkinkan akses berkecepatan tinggi ke Internet melalui suatu jaringan CATV. Cable modem biasanya mempunyai dua sambungan, salah satunya ke outlet di dinding dan satunya lagi ke komputer (PC). Kecepatan cable modem ini berbeda-beda. Dalam arah downstream, (dari network ke komputer) kecepatan dapat mencapai 36 Mbps. Hanya sedikit komputer yang mampu untuk disambungkan dengan kecepatan yang demikian tinggi sehingga nilai yang lebih realistis adalah antara 3 s.d. 10 Mbps. Dalam arah sebaliknya, yaitu upstream, kecepatan dapat mencapai 10 Mbps, tetapi kebanyakan produser modem akan memilih kecepatan lebih optimal antara 200 kbps dan 2 Mbps. Pada awal pemakaian cable modem maka setup yang asimetris akan lebih banyak digunakan dimana downstream channel memiliki alokasi bandwidth yang lebih tinggi daripada upstream. Hal ini adalah karena aplikasi-aplikasi internet yang ada saat ini cenderung untuk bersifat asimetris. Kegiatan-kegiatan yang bersifat downstream seperti World Wide Web (http) mengirim lebih banyak data ke komputer daripada ke network. Sebenarnya penggunaan kata modem untuk alat ini bisa menyesatkan karena dapat menimbulkan bayangan terhadap modem telepon biasa. Kesamaan antara cable modem dan modem biasa adalah bahwa kedua-duanya melakukan modulasi dan demodulasi terhadap

sinyal. Akan tetapi cable modem jauh lebih kompleks dibandingkan kakaknya si modem telepon. Cable modem dapat berperan sebagai modem, tuner, alat untuk encryption/decryption, bridge, router, ethernet hub dan sebagainya sesuai dengan service yang dilayani.Biasanya cable modem menerima dan mengirim data dengan cara yang berbeda. Pada arah downstream, data digital dimodulasi kemudian ditumpangkan pada carrier televisi 6 MHz, diantara 42 Mhz dan 750 Mhz. Terdapat banyak cara modulasi tetapi yang dua teknik yang paling populer digunakan adalah QPSK (sampai dengan 10 Mbps) dan QAM 64(sampai dengan 36 Mbps). Sinyal ini dapat diletakkan dalam kanal 6 MHz pada kedua sisi sinyal TV tanpa mengganggu sinyal video cable TV. Pada jaringan cable yang diaktifkan pada kedua arah, transmisi upstream ( juga disebut sebagai reverse path ) dilakukan pada frekuensi antara 5 dan 40 MHz. Lingkungan frequensi tersebut cenderung mempunyai banyak derau , dengan gangguan dari radio HAM, radio CB dan derau impuls dari alat-alat rumah. Sebagai tambahan, derau-derau lain juga datang dari konektor-konektor yang yang tidak dipasang secara erat ataupun dari kabel-kabel jelek. Oleh karena jaringan yang digunakan berbentuk tree and branch maka semua noise terakumulasi dalam arah upstream. Untuk mengurangi masalah ini kebanyakan produser menggunakan QPSK atau metode modulasi yang sejenis yang bersifat lebih robust, akan tetapi QPSK lebih lambat dibandingkan QAM. 3. Set Top Box (STB) Set Top Box adalah alat yang dipasang di rumah pelanggan untuk memilih channel tv , merekam dan menggunakan fasilitas-fasilitas lain yang disediakan oleh provider. STB antara lain melakukan proses unscrambling sinyal dari channel-channel yang sudah di-subscribe oleh pelanggan. HFC adalah singkatan dari Hybrid Fiber Coax.Saat ini penggunaan HFC dalam jaringan telekomunikasi mendapat perhatian yang besar karenas ecara teoritis memungkinkan penyediaan berbagai service secara sekaligus (multiservice) sepertitelephony, internet, cable TV dan Video on Demand (VOD) dengan janji kecepatan transmisi data yang lebih tinggi dan harga yang terjangkau oleh pemakai.Dalam perlombaan untuk memenuhi keinginan pelanggan (user) akan servis internet yang lebih cepat dan murah, suatu faktor yang memainkan peran yang penting adalah bandwidth. Sebagai perbandingan,jaringan kabel telepon memiliki bandwidth yang rendah sehingga mempunyai kecepatan yang rendah sedangkan jaringan HFC menyediakan bandwidth yang sangat lebar sehingga menawarkan kecepatan yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki jaringan untuk penyediaan pelayanan multimedia secara real time Infrastruktur Jaringan HFC Infrastruktur jaringan HFC, diibaratkan sebagai jalan raya yang akan dilalui oleh kendaraankendaraan yang membawa berbagai layanan dimana masing masing layanan mempunyai kendaraan sendiri-sendiri. Secara garis besar infrastruktur jaringan HFC terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu:

1. Jaringan trunk, merupakan jaringan yang menghubungkan antara headend dengan distribution hub dimana media transmisinya menggunakan serat optik. 2. Jaringan distribusi fiber, jaringan serat optik yang menghubungkan antara headend dengan fiber node. 3. Jaringan distribusi pelanggan merupakan jaringan yang menghubungkan antara fiber node dengan tap kearah rumah-rumah pelanggan dimana digunakan media transmisi kabel koaksial.

Komponen Penyusun Jaringan HFC

Komponen penyusun jaringan HFC dapat dibedakan menjadi dua yaitu perangkat Aktif device dan Pasif Device. a. Headend merupakan pusat dari system distribusi yang berfungsi sebagai tempat penggabungandan pengolahan sinyal yang diperoleh dari banyak sumber sinyal. Disini sinyal-sinyal tersebut akan mengalami proses penguatan, penyaringan,pengontrolan level sinyal, penggabungan dan proses modulasi sinyal untuk ditempatkan pada frekuensicarrier tertentu. Perangkat penyusun headend antara lain receiver, demodulator/decoder, modulator dan combiner. b. Combiner Konfigurasi masing-masing sistem untuk setiap jenis layanan yang ditawarkan jaringan HFC berbedabeda, begitu pula dengan sinyal-sinyal yang diterima dari berbagai sumber. Konfigurasi dengan berbagai macam jenis sinyal tersebut digabungkan dengan sebuah perangkat yang disebut combiner. c. Fiber Node merupakan titik terminasi antarajaringan optik dengan jaringan koaksial. Fiber nod eberupa perangkat opto elektronik yang berfungsi untuk mengubah sinyal optik yang berasal dari distribution hub menjadi sinyal elektrik untuk diteruskan ke rumah rumah pelanggan melalui kabel koaksial dan sebaliknya. d. Serat Optik Suatu serat optik tunggal terdiri dari inti (core)dan selubung (cladding). Keduanya terbuat dari gelas/kaca yang berbeda indeks biasnya. Cahaya akan menjalar diinti dengan menggunakan prinsip internalreflection.Pada jari ngan HFC digunakan jenis fiberoptik singlemode-step index.Gambar berikut memperlihatkan struktur mekanik dari serat optik. Serat optik tersebut memiliki jaket plastik pelindung yang memiliki warna sehinggamemudahkan pengidentifikasian kabel yang digunakan( pada end-to-end). Fungsi :Mentranmisikan sinyal Data dan Video strem Analog dan Digital berupa Transmisi Cahaya. e. Kabel koaksial

merupakan salah satu jenis media transmisi yang digunakan untuk pengiriman daya listrik frekuensi tinggi. Dalam sistem HFC kabel koaksial berfungsi sebagai penghubung dari saluran backbone ke pelanggan. Konfigurasi kabel koaksial dapat dilihat pada gambar Karakteristik dari kabel koaksial adalah semakin besar diameter kabel maka semakin kecil nilai redaman kabel tersebut. Untuk penggunaan kabel dengan ukuran yang dan jenis yang sama, untuk frekuensi yang tinggi akan memiliki hambatan yang lebih besar dari penggunaan pada frekwensi yang lebih rendah. Fungsi : Mentranmisikan sinyal Data dan Video strem Analog dan Digital berupa Sinyal RF(elektrik). f. Amplifier & LE ( line exthender ) adalah perangkat aktif divace yang berfungsi untuk memperkuat daya sinyal sehingga tetap berada pada level daya yang diinginkan. Parameter amplifier yang harus diperhatikan dalam perancangan jaringan koaksial adalah : Maximum Gain, Noise Figure, Signal Level Equalizer, CTB dan CSO.Amplifier berdasarkan fungsinya dibagi menjadi 3 bagian: 1. Trunk Amplifier, yaitu amplifier yang keseluruhan keluarannya hanya digunakan ke amplifier berikutnya 2. Bridge Amplifier, yaitu amplifier yang sebagian amplifier-nya digunakan untuk mencatu amplifier berikutnya dan sebagian keluaranya lagi didistribusikan ke rumah-rumah yang ada di dekatnya 3. Tap Amplifier, yaitu amplifier yang seluruh keluarannya hanya didistribusikan ke pelanggan yang ada didekatnya. Fungsi : Alat yang befungsi penguat RF dua arah yaitu arah headend ke sisi pelanggan ( Forwad ) dan dari pelanggan ke sisi headend (upstream). g. Splitter adalah perangkat pasif yang berfungsi untuk membagi sinyal. Penggunaan splitter disebabkan karena terbatasnya jumlah keluaran dan perangkat aktif (Fiber Node dan Amplifier), sehingga dengan penggunaan splitter arah penggelaran kabel koaksial ke rumah-rumah pelanggan dapat diperbanyak. Beberapa hal yang perlu diperhatikan.splitter adalah besarnya redaman (Splitter Loss), respon frekuensi dan jumlah keluaran splitter. Splitter Dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan insertion lossnya.Splitter balance yaitu splitter yang mempunyai insertion loss yang sama pada tiap keluarannya dan splitter unbalance yang memiliki insertion loss yangberbeda-beda untuk tiap keluarannya. Fungsi :Pembagi sinyal dengan pengurangan tertentu h. Directional Coupler merupakan perangkat pasif divace yang berfungsi sebagai pencabang pada jaringan koaksial, pada prinsipnya mempunyai fungsi yang sama dengan splitter namun bersifat unbalanced. Pada directional coupler terdapat dua jenis redaman yaitu; tap loss dan insertion loss. Tap

loss yaitu ; besarnya losspada keluaran yang digunakan untuk menjangkau tempat yang lebih dekat, sedangkan insertion loss yaitu besarnya loss pada salah satu keluaran yang digunakan untuk menjangkau tempat yang lebih jauh. i. Tap adalah perangkat pasif yang terdapat pada kabel koaksial yang berfungsi sebagai titik sambung dengan rumah pelanggan.Tap dihubungkan ke rumah pelanggan menggunakan kabel drop koaksial. Karakteristik redaman, terdapat dua jenis redaman yaitu tap loss dan insertion loss. Tap loss adalah besarnya redaman / loss pada keluaran yang digunakan untuk menghubungkan tap dengan rumah pelanggan, sedangkan insertion loss adalah besarny loss pada keluaran yang digunakan untuk menghubungkan tap. Fungsi :Alat pembagi sinyal RF ke pelanggan (user)

Anda mungkin juga menyukai