PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari kita tahu bahwa tanah apabila tidak dirawat akan terjadi erosi yang menyebabakan tanah menjadi keras dan tumbuhan sulit hidup. Erosi adalah pelepasan atau pemindahan material tanah dan batuan dari satu tempat ke tempat lain yang disebabkan oleh adanya tenaga air, angin dan glester. .Erosi biasanya terjadi dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Menurut istilah ilmu geologi erosi adalah suatu perubahan bentuk batuan, tanah atau lumpur yang disebabkan oleh kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat dan organisme hidup. Angin yanng berhembus kencang terus-menerus dapat mengikis batuan di dinding-dinding lembah. Air yang mengalir terus-menerus selama jutaan tahun dapat menggerusbatuan di sekitar seperti yang terjadi pada Grand Canyon di Amerika. Demikian pula erosi akibat es yang disebut dengan glacier yang dapat meretakkan batuan jika celah-celah batuan yang terisi dengan air yang membeku.
KELOMPOK II
Page 1
EROSI
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya. Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna lahan yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktik konservasi ladang dan penanaman pohon. Dampak dari erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan memengaruhi kelancaran jalur pelayaran. Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak. Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk besarnya dan intensitas hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim, kecepatan angin, frekuensi badai. faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya, kemiringn lahan. Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan,makhluk yang tinggal di lahan tersebut dan tata guna lahan ooleh manusia. Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan curah hujan tinggi, frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau badai tentunya lebih terkena erosi. sedimen yang tinggi kandungan pasir atau silt, terletak pada area dengan kemiringan yang curam, lebih mudah tererosi, begitu pula area dengan batuan lapuk atau batuan pecah. porositas dan permeabilitas sedimen atau batuan berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan dengan mudah tidaknya air meresap ke dalam tanah. Jika air bergerak di bawah tanah, limpasan permukaan yang terbentuk lebih sedikit, sehingga mengurangi erosi permukaan. SEdimen yang mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah bererosi daripada pasir atau silt. Dampak sodium dalam atmosfer terhadap erodibilitas lempung juga sebaiknya diperhatikan Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan tipe tutupan lahan. Pada hutan yang tak terjamah, mineral tanah dilindungi oleh lapisan humus dan lapisan organik. Kedua lapisan ini melindungi tanah dengan meredam dampak tetesan hujan. Lapisan-lapisan beserta serasah di dasar hutan bersifat porus dan mudah menyerap air hujan. KELOMPOK II Page 2
BENTUK-BENTUK EROSI
Berbicara tentang erosi, maka tidak lepas dari aliran permukaan. Dengan adanya aliran air di atas permukaan tanah, tanah dapat terkikis dan selanjutnya diangkut ke tempat yang lebih rendah. Dengan demikian terjadilah perpindahan lapisan tanah; mineral-mineral dan bahan organik yang terdapat pada permukaan tanah (Sjahrullah, 1987). Ada dua macam erosi, yaitu erosi normal dan erosi dipercepat. Erosi normal juga disebut erosi geologi atau erosi alami merupakan proses-proses pengangkutan tanah yang terjadi dibawah keadaan vegetasi alami. Biasanya terjadi dengan laju yang lambat yang memungkinkan terbentuknya tanah yang tebal yang mampu mendukung pertumbuhan vegetasi secara normal. Erosi dipercepat adalah pengangkutan tanah yang menimbulkan kerusakan tanah sebagai akibat perbuatan manusia yang mengganggu keseimbangan antara proses pembentukan dan pengangkutan tanah (Arsyad, 1989). Erosi dipercepat dapat menimbulkan berbagai masalah antara lain (Arsyad, 1989; dalam Nasiah 2000) sebagai berikut : a. Merosotnya peroduktivitas tanah pada lahan yang tererosi, yang disertai dengan merosotnya daya dukung serta kualitas lingkungan hidup. b. Sungai, waduk, dan saluran irigasi/drainase di daerah hilir menjadi dangkal, sehingga daya guna dan basil guna berkurang. c. Secara tidak langsung mengakibatkan terjadinya banjir yang kronis pada setiap musim penghijauan dan kekeringan pada musim kemarau. d. Dapat menghilangkan fungsi hidrologi tanah. Menurut bentuknya, erosi dibedakan dalam : erosi percik, erosi lembar, erosi alur, erosi parit, erosi tebing sungai, erosi internal dan tanah longsor (Suripin 2001). 1. Erosi Percik (Splash erosion) adalah proses terkelupasnya patikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos. Arah dan jarak terkelupasnya partikel-partikel tanah ditentukan oleh kemiringan lereng, kecepatan dan arah angin, keadaan kekasaran permukaan tanah, dan penutupan tanah. 2. Erosi Lembar (Sheet erosion) adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian (runoff).
KELOMPOK II
Page 3
KELOMPOK II
Page 4
Erosi dapat juga dibedakan berdasarkan kenampakan lahan akibat erosi itu sendiri (Asdak, 1995: 441) yaitu: 1) Erosi Percikan (Splash Erosion) Erosi percik adalah terkelupasnya partikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos. Erosi ini terjadi pada awal hujan, dimana intensitas erosi meningkat dengan adanya air genangan, tetapi setelah terjadi genangan dengan kedalaman tiga kali ukuran butir hujan, erosi percik menjadi minimum. 2) Erosi Kulit (Sheet Erosion) Erosi kulit adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian. Erosi kulit merupakan bentuk erosi yang terjadi setelah erosi percik. Erosi kulit dapat terlihat secara jelas di daerah yang relatif seragam permukaannya dan daerah yang memiliki potensi besar mengalami erosi kulit adalah daerah dengan komposisi lapisan permukaan tanah atas yang rentan atau lepas terletak di atas lapisan bawah yang sulit. Besar kecilnya tenaga penggerak terjadinya erosi kulit ditentukan oleh kecepatan dan ke dalaman air larian. 3) Erosi Alur (Rill Erosion) Erosi alur adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air. Erosi alur terjadi ketika air larian masuk ke dalam cekungan permukaan tanah, kecepatan air larian meningkat dan akhirnya terjadilah transportasi sedimen.
KELOMPOK II
Page 5
PENYEBAB EROSI
Erosi merupakan proses alam yang terjadi di banyak lokasi yang biasanya semakin diperparah oleh ulah manusia. Proses alam yang menyebabkan terjadinya erosi adalah karena faktor curah hujan, tekstur tanah, tingkat kemiringan dan tutupan tanah. Intensitas curah hujan yang tinggi di suatu lokasi yang tekstur tanahnya adalah sedimen, misalnya pasir serta letak tanahnya juga agak curam menimbulkan tingkat erosi yang tinggi. Selain faktor curah hujan, tekstur tanah dan kemiringannya, tutupan tanah juga mempengaruhi tingkat erosi. Tanah yang gundul tanpa ada tanaman pohon atau rumput akan rawan terhadap erosi. Erosi juga dapat disebabkan oleh angin, air laut dan es. KELOMPOK II Page 6
KELOMPOK II
Page 7
KELOMPOK II
Page 9
PEMBAHASAN
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya. Menurut Utomo (1991: 95) dalam Agung (2008: 16) macam-macam erosi dibedakan menjadi 2, yaitu: 1). Erosi alami atau erosi geologi (Geologycal erosion) Erosi alami atau erosi geologi adalah erosi yang berlangsung secara alamiah, pada keadaan ini tidak dikhawatirkan oleh proses erosi, karena masih merupakan proses keseimbangan alam, artinya kecepatan kehilangan tanah masih sama atau lebih kecil dari proses pembentukan tanah. Proses erosi ini terjadi karena adanya pelapukan terhadap suatu batuan. Pemecahan agregat-agregat tanah atau bongkah-bongkah tanah ke dalam partikel-partikel tanah yaitu butiran-butiran tanah yang kecil, sebagai akibat dari faktor eksternal seperti panas dan dingin. Kemudian partikel-partikel tersebut dipindahkan melalui penghanyutan ataupun karena kekuatan angin (transportasi), setelah itu terjadi proses pengendapan atau sedimentasi pada daerah-daerah datar seperti di dasar-dasar sungai atau lembah. Pada erosi jenis ini kesuburan tanah masih terjaga, belum mengalami degradasi yang berarti. 2). Erosi dipercepat (Accelerated erosion) Erosi dipercepat atau Accelerated erosion yaitu proses erosi yang dipercepat akibat tindakantindakan atau perbuatan-perbuatan yang salah dalam pengelolaan tanah pada pelaksanaan pertanian. Dari pengertian ini diketahui bahwa aktivitas manusia sangat membantu dalam mempercepat terjadinya proses erosi. Erosi yang dipercepat ini banyak menimbulkan bencana dan kerugian seperti banjir, kekeringan, ataupun turunnya produktivitas tanah. Hal ini dikarenakan bagian tanah yang terhanyutkan atau terpindahkan jauh lebih besar dibanding dengan pembentukan tanah.
KELOMPOK II
Page 10
KESIMPULAN
Menurut istilah ilmu geologi erosi adalah suatu perubahan bentuk batuan, tanah atau lumpur yang disebabkan oleh kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat dan organisme hidup. Angin yanng berhembus kencang terus-menerus dapat mengikis batuan di dindingdinding lembah. Air yang mengalir terus-menerus selama jutaan tahun dapat menggerusbatuan di. Demikian pula erosi akibat es yang disebut dengan glacier yang dapat meretakkan batuan jika celah-celah batuan yang terisi dengan air yang membeku. Menurut Utomo (1991: 95) dalam Agung (2008: 16) macam-macam erosi dibedakan menjadi 2, yaitu: 1). Erosi alami atau erosi geologi (Geologycal erosion) 2). Erosi dipercepat (Accelerated erosion) Sedangkan menurut proses terjadinya, erosi terjadi akibat : 1. Erosi Akibat gaya Berat 2. Erosi oleh Angin 3. Erosi oleh Air 4. erosi oleh es Ada dua macam erosi, yaitu erosi normal dan erosi dipercepat (Arsyad, 1989). Menurut bentuknya, erosi dibedakan dalam : erosi percik, erosi lembar, erosi alur, erosi parit, erosi tebing sungai, erosi internal dan tanah longsor (Suripin 2001). Penyebab Erosi Tanah o Kehilangan unsur hara dan bahan organik, o Menurunnya kapasitas infiltrasi dan kemampuan tanah menahan air, o Meningkatnya kepadatan dan ketahanan penetrasi tanah, o Serta berkurangnya kemantapan struktur tanah yang pada akhirnya menyebabkan memburuknya pertumbuhan tanaman dan menurunnya produktivitas. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya erosi diantaranya adalah: 1. Iklim 2. Tanah 3. Topografi 4. Tanaman Penutup Tanah 5. Manusia Pengendalian erosi 1. Teras Bangku/teras siring 2. Rorak 3. Embung 4. Mulsa 5. Dam Parit
KELOMPOK II
Page 11
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Sitanala. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Nasiah. 2000. http://samrumi.blogspot.com/2009/01/pengertian-dan-bentuk-bentuk-erosi.html http://felixmekogadho.blogspot.com/2012/03/macam-macam-erosi.html http://rajinbelajar.net/proses-terjadinya-erosi#.UZCCh9gyPPg http://rajinbelajar.net/search/erosi-angin http://rajinbelajar.net/cara-pengendalian-erosi#.UZCDONgyPPg Bogor. Bogor.
KELOMPOK II
Page 12