Anda di halaman 1dari 2

KISAH PERSAHABATAN

Pagi fajar mulai menyingsih, embun yang menyejukkan hati dan meninggalkan sisa-sisa pada dedaun. Burung-burung berkicau dengan riangdiatas pepohonan. Langit tampak cerah dan dipenuhi oleh awan-awan yang berjalan mengikuti matahari. Pagi itu aku berangkat kesekolah, setibanya disekolah aku dan sahabat dekatku melihat seorang siswa yang jarang kulihat disekolahku, ternyata dia adalah murid baru. Namun aku tidak memperdulikan itu, aku terus berjalan menuju kekelasku. Bel pun berbunyi aku pun masuk kekelas dan guruku pun masuk dengan membawa siswa baru yang tidak pernah ku kenali, dia pun memperkenalkan diri, kemudian diapun duduk didepan bangku ku. Saat itu diriku mulai mendekatinya dan mengajak dia untuk menjadi sahabatku, hari demi hari bulan pun terus berganti, akupun melihat ada yang berbeda pada dirinya, tak kuduga dan tak pernah kusangka persahabatan yang lama kami jalani hancur karena dia. Tahun pun mulai berganti aku pun mulai duduk dibangku kelas tiga, masalah kelas dua sudah ku hapus didalam memoriku. Kejadian itu ku anggap hanyalah mimpiku dan saatnya aku bangun dari mimpiku. Dikelas tiga ini kamipun masih berteman namun hanya teman biasa dan saat itu hadirlah seorang murid dari kelas lain, yang duduk dikelas kami. Kamipun mulai menjalin persahabatan, namun persahabatanku dikelas tiga tidak pernah indah seperti dikelas dua,karena dihadirkan oleh masalah. Karena dibelakang ku dia selalumenjelekkan ku, namun aku selalu bersabar manghadapi semuanya. Teriknya matahari membakar kulitku, rumput-rumput pun menangis karena sengsaranya begitupun dengan hatiku, namun ada sepatah perkataan yang sangat menggoreskan hatiku, namun akupun membalas dengan perkataan yang sederajat dengan apa yang dia katakana padaku. Perkataanku pun keluar karena aku tak sanggup menahan kesabaranku yang telah lama kupendam. Seharusnya, bukan dia yang mengadu semua, namun akulah yang mengadu semua karena dia menjelekan sukuku.

Namun guru tak berpihak padaku, semua guru membelanya dan marah padaku padahal guru tidak tau permasalahannya, karena permasalahan kami bukan dari kelas tiga namun semebjak kehadirannya dikelas dua dan lebih sakitnya lagi ada satu temanku yang mengadu pada guru dan menjelakkan aku sama sahabatku, namun dia tidak pernah mau mengaku. Setiap hari aku bersedih mengingat keadaan ini namun tidak bias berkata apa-apa karena semua guru memojokkanku dan setiap guru selalu menyindir aku dan kawanku, namun aku hanya bersabar dan tegar menghadapinya, biarkan semua guru menjelekkanku dan semua murid dilokal bias melihat kesabaranku. Kami dianm bukan berarti kami salah tapi kami diam karena kami yakin dan percaya bahwa waktu yang akan menjawab semuanya. Memang kelihatannya dia tidak bersalah karena dia orangnya pendiam namun menghanyutkan. Sampai sekarang kebenaran itu belum terbukti tetapi aku yakin dan percaya bahwa itu akan terungkap. Dan suatu hari kami dipanggil kekantor untuk memperbaiki hubungan kami karena akupun merasa tidak lama lagi akan pergi dari sini, akupun mau baikan dengannya dan menjalin persahabatan,namun luka itu masih tergores dihati.

Anda mungkin juga menyukai