Anda di halaman 1dari 3

Pengaruh Kebudayaan Terhadap Masyarakat

Pengertian Kebudayaan
Secara etimologi, kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddayah, yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi, yang berarti budi atau akal. Dari asal kata itulah kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal. (Koentjaraningrat, 2009:146). Namun, demikian perlu dipahami bahwa konsep kebudayaan bukanlah konsep yang tunggal makna, melainkan konsep yang multimakna. Setiap orang atau masyarakat dapat mendefinisikan konsep kebudayaan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman atau berdasarkan kebudayaan yang mempengaruhi pemikiran mereka tentang kebudayaan itu. Pengertian kebudayaan yang paling umum dan paling luas adalah yang disampaikan oleh E.B. Tylor, yaitu keseluruhan kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan yang serta kebiasaan yang di dapat manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan, menurut Koentjaraningrat (2009:144), adalah keseluruhan ide atau gagasan, tingkah laku, dan hasil karya manusia dalam rangka hidup bermasyarakat yang diperolehnya dengan cara belajar. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa suatu kebudayaan tampil dalam tiga wujud, yaitu wujud pertama berupa ide atau gagasan yang bersifat abstrak, sehingga tidak dapat dipahami sebelum ia dinyatakan melalui wujud kedua, yaitu gerak atau aktivitas tubuh, dan/atau melalui wujud ke tiga, berupa benda-benda kongkret.

Fungsi dan Hakekat Kebudayaan


Secara ringkas Soekanto (1990:214), mengemukakan kegunaan kebudayaan bagi manusia, yaitu untuk melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan antarmanusia dan sebagai wadah dari segenap perasaan manusia. Lebih lanjut Soekanto menjelaskan hakekat kebudayaan, yaitu: (1) Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia (2) Kebudayaan telah ada lebih dahulu mendahului lahirnya manusia; meskipun tidak selalu demikian, karena dapat saja kebudayaan lahir dari manusia masa kini yang dapat disaksikan atau dialami oleh manusia yang telah lahir sebelum kebudayaan itu ada. (3) Kebudayaan diperlukan oleh manusia (4) Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban, tindakan yang diterima atau ditolak, tindakan yang dilarang atau yang diizinkan

(5) Kebudayaan tidak bersifat statis, melainkan dinamis, sebagai mana manusia dan masyarakat yang melahirkan kebudayaan itu juga bersifatdinamis.

Wujud Kebudayaan
Dari pengertian kebudayaan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat, kebudayaan memiliki tiga wujud: ide, tindakan, artefak. a. Wujud pertama, yaitu kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma, peraturan, dan lain sebagainya. Wujud ini bersifat abstrak, karena berada dalam alam pikiran manusia (masyarakat). b. Wujud kedua meliputi kompleks dari aktivitas serta tindakan berpola dari manusia yang bersifat kongkret. Wujud kedua ini disebut sistem sosial (social system), meliputi seluruh aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan, bergaul satu sama lain dari detik ke detik, dari hari ke hari, dan seterusnya, menurut pola-pola tertentu berdasarkan adat tata kelakuan yang berlaku. c. Wujud ketiga, berupa hasil karya manusia yang berwujud benda-benda fisik atau artefak, baik berupa benda-benda yang berukuran besar seperti gedung dan rumah atau benda-benda yang berukuran kecil. Wujud ketiga inilah yang juga sering kali dijadikan indikator dalam menilai kemajuan kebudayaan suatu masyarakat.

Belajar Kebudayaan
Manusia mempelajari kebudayaan itu sejak ia lahir sampai dengan menjelang ajal tiba, melalui proses internalisasi, sosialisasi, dan eksternalisasi.

a. Internalisasi
Internalisasi, menurut Koentjaraningrat (2009:185) adalah proses panjang seorang individu menanamkan dalam kepribadiaannya segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang diperlukannya sepanjang hidupnya, sejak ia dilahirkan sampai menjelang ajalnya. b. Sosialisasi Dengan pertambahan usia dan perkembangannya seorang anak manusia belajar mengenai pola-pola tindakan dalam interaksi dengan berbagai manusia lain di sekelilingnya, yang disebut dengan sosialisasi (Koentjaraningrat, 2009:1986). Keluarga adalah lingkungan

pertama terjadinya sosialisasi, sehingga kepribadian seorang individu sangat dipengaruhi oleh kondisi keluarganya. Setelah keluarga, lingkungan yang turut mempengaruhi kepribadian seorang individu adalah lingkungan masyarakat di sekitar keluarga dan meluas seiring dengan interaksi yang dialami oleh individu. Demikianlah proses sosialisasi, yang berawal di dalam keluarga, berlanjut di lingkungan sekitar, dan terus di masyarakat yang lebih luas dialami oleh seorang individu sehingga ia menjadi bagian dari masyarakat di mana ia tinggal. c. Enkulturasi Menurut Koentjaraningrat (2009:189), enkulturasi atau pembudayaan merupakan suatu proses seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-istiadat, sistem, norma, dan peraturan yang hidup di dalam kebudayaannya. Bersamaan dengan proses sosialisasi setiap individu mengalami proses enkulturasi, yaitu penanaman nilai dan sistem norma yang berlaku. Penanaman nilai ini, sebagaimana sosialisasi, juga berawal di dalam keluarga.

Penutup
Masyarakat dan kebudayaan adalah dua konsep yang saling berhubungan. Di dalam masyarakatlah kebudayaan dihasilkan oleh manusia atau kelompok manusia, dan dari kebudayaan yang dihasilkannya itulah suatu masyarakat dikenal dan dibedakan dengan masyarakat lainnya. Individu dalam berinteraksi dan berkelompok dengan individu lain di dalam masyarakat membentuk dan

mengembangkan kebudayaan; selanjutnya kebudayaan yang merupakan milik masyarakat ini mempengaruhi kehidupan individu. Demikianlah, individu, kelompok, saling terkait satu sama lain. masyarakat dan kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai