Anda di halaman 1dari 1

BERITA TERKINI

Gabapentin Sekali Sehari untuk Neuralgia Pasca Herpes Zoster


erpes zoster timbul dari reaktivasi virus varicella-zoster yang dorman pada ganglia sensoris spinalis dan kranialis setelah infeksi primer varicella (cacar air). Di negara berkembang lebih dari 95% populasi dewasa seropositif untuk virus varicella-zoster dan karena itu berisiko tinggi mengidap herpes zoster. Reaktivasi dapat terjadi pada segala usia; namun berkaitan dengan penurunan imunitas terkait usia, lebih sering terjadi pada orang dewasa. Herpes zoster mengenai hingga 25% individu selama masa hidup mereka, kira-kira 50% berusia 80 tahun atau lebih. Meski penyakit ini tidak mengancam jiwa, namun berkaitan dengan sejumlah gejala akut seperti vesicular rash dan nyeri. Komplikasi jangka panjang meliputi gangguan penglihatan dan neuralgia pasca herpes (post-herpetic neuralgia/PHN), berpotensi menjadi masalah paling mengganggu di antara seluruh masalah komplikasi yang ada; berkaitan dengan rasa gatal hebat dan allodynia. PHN dapat berdampak negatif terhadap fungsi dan kualitas hidup pasien. Penderita lanjut usia seringkali membutuhkan rawat inap.

Penanganan herpes zoster saat ini yaitu dengan obat anti-viral dan analgesik memberikan hasil yang baik pada pasien-pasien muda, biasanya dalam bentuk ringan; selain itu juga efektif mengatasi nyeri akut dan bercak kulit. Namun, pengobatan ini masih sangat kurang efektif untuk mengatasi PHN, yang umumnya terjadi lebih sering dan lebih berat pada pasien usia lanjut. Saat ini US FDA telah menyetujui penggunaan gabapentin tablet satu kali sehari untuk pengobatan PHN. Persetujuan ini didasari pada data dua uji klinis fase 3 yang melibatkan 359 pasien yang diobati dengan gabapentin dan 364 pasien yang diberi plasebo. Keamanan dievaluasi pada seluruh 723 pasien dan penilaian efikasi didasarkan pada uji klinis fase 3 yang kedua, yaitu suatu uji klinis acak, tersamar ganda, dengan kontrol plasebo pada 452 pasien dengan PHN. Pada uji klinis ini, gabapentin 1800 mg menghasilkan penurunan yang statistik bermakna pada rerata skor nyeri harian dibandingkan plasebo. Tujuan kedua meliputi penilaian mutu tidur, penilaian nyeri serta kualitas hidup.

Pada uji klinis ini, 9,7% pasien yang diterapi gabapentin dan 6,9% pasien yang diberi plasebo menghentikan penelitian karena adanya efek samping. Pada kelompok gabapentin, alasan penghentian keikutsertaan dalam penelitian yang paling sering adalah karena pusing. Efek samping terkait penggunaan gabapentin sebagian besar masih berskala ringan hingga sedang; paling sering adalah pusing (10,9% vs 2,2% untuk plasebo), somnolen (4,5% vs 2,7% untuk plasebo) dan nyeri kepala (4,2% vs 4,1% untuk plasebo). (SFN)

REFERENSI :
1. Johnson RW. Herpes Zoster and Postherpetic Neuralgia. Expert Review of Vaccine. Available from: http://www. medscape.com/viewarticle/718534 2. Brooks M. FDA approves once-daily gabapentin for postherpetic neuralgia. Medscape Medical News. Available from: http://www.medscape.com/viewarticle/736872 3. FDA approves once-daily gabapentin for post-herpetic neuralgia. Docguide.com. Available from: http://www. docguide.com/fda-approves-once-daily-gabapentinpost-herpetic-neuralgia?tsid=5

230

C DK 184/V o l .38 no .3/Ap r il 2011

Anda mungkin juga menyukai