Anda di halaman 1dari 7

ANATOMI Struktur tulang toraks ( Thoracic cage ) bayi yang baru lahir agak bundar.

Secara bertahap diameter transversal bertambah sampai menjadi bentuk elips seperti dada orang dewasa, kira kira umur 6 tahun. Struktur tulang toraks bayi juga agak lunak, yang memungkinkan kerangka dada tertarik selama pernapasan yang memerlukan usaha besar ( Labored breathing ). Bayi mempunyai sedikit jaringan dan kartilago pada trakea dan bronkus yang memungkinkan struktur ini lebih mudah kolaps. Jalan napas berkembang lebih cepat daripada kolumna vertebra. Pada bayi bifurkasi trakea adalah setinggi vertebra torakal ke 4. Bayi hanya bernapas melalui hidung, dan rongga hidung yang dilewati lebih sempit. Pernapasan kurang ritmik dibandingkan anak. Pada bayi dan anak usia dibawah 6 atau 7 tahun, jenis pernapasan adalah pernapasan diagfragma atau pernapasan abdomen.volume oksigen yang di ekspirasi oleh bayi dan anak anak lebih besar daripada yang di ekspirasikan oleh orang dewasa.pada usia 12 tahun anak mempunyai 9x jumlah alveoli dibandingkan ketika lahir. KASUS BERTAMBAH BERAT Pada kasus ini yang terjadi adalah penyakit tipe akut. Seperti yang kita ketahui progresivitas penyakit akut akan sangat cepat dalam hitungan hari. Selain itu, karena timbul mendadak tubuh belum siap untuk beradaptasi, sehingga keluhan cepat bertambah berat (hanya dalam waktu 2 hari saja). Selain itu sistem imun bayi yang belum sempurna juga dapat berperan sehingga keluhan bertambah berat. Pada bayi sistem imun masih sempurna, pembentukan sel T, neutrofil masih sedikit sehingga tidak akan maksimal bekerja bila ada kuman yang masuk. Before an infant is born they can produce a small amount of protective antibody, but it is mostly of the IgM type. In the third trimester of pregnancy, the mother provides all the IgG immunoglobulins that the child will have at birth. The IgG antibody crosses through the placenta and will last for approximately four to six months after the child is born. Infants who are born prematurely often have low levels of immunoglobulins because they have not received the full amount of transplacental IgG. At four to six months of age, the amount of mother's antibodies in the infant has declined to the lowest levels and the infant's IgG begins to slowly increase over the next several years. By 1 year of age, adult levels of IgM have been reached. Adult levels of IgG are achieved by five to seven years of age and a child will have adult levels of IgA by 10 to 14 years of age. Other aspects of the immune system that are immature at birth include T cells, cytotoxic activity, neutrophil production and function, and complement levels. The white blood cells known as T cells are immature in the newborn and produce reduced quantities of cytokines, chemicals that stimulate and regulate the immune system. The T cells are also less able to produce a T cell surface molecule that normally interacts with B cells to induce antibody synthesis by the B cells.

The cytotoxic (foreign or infected cell destruction) responses are insufficient in the neonate as well. The white blood cells known as neutrophils are produced at reduced levels in newborn infants and are less able to move to infected areas in response to triggering chemicals, a process known as chemotaxis. In addition, neutrophil function is reliant upon activation by a specific cytokine, IFN-gamma, that is being insufficiently produced by immature neonatal T cells. The complement system is a key part of a healthy immune system in children and adults. In a newborn infant, the levels of key players in the complement system are reduced. As a result, the newborn has less than 20% of the normal protective immune activity accomplished by the complement system in the adult. Immunoglobulin G (IgG) is the only antibody that crosses the placenta to the fetus during pregnancy. IgG antibodies are the smallest, but most abundant antibodies, making up 75-80% of all the antibodies in the body. They are present in all body fluids and they are considered to be the most important antibodies for fighting against bacterial and viral infections. These antibodies help protect the fetus from developing an infection inside the womb. Immediately after birth, the newborn has high levels of the mother's antibodies in the bloodstream. Babies who are breastfed continue to receive antibodies via breast milk. Breast milk contains all five types of antibodies, including immunoglobulin A (IgA), immunoglobulin D (IgD), immunoglobulin E (IgE), IgG, and immunoglobulin M (IgM). This is called passive immunity because the mother is "passing" her antibodies to her child. This helps prevent the baby from developing diseases and infections. During the next several months, the antibodies passed from the mother to the infant steadily decrease. When healthy babies are about two to three months old, the immune system will start producing its own antibodies. During this time, the baby will experience the body's natural low point of antibodies in the bloodstream. This is because the maternal antibodies have decreased, and young children, who are making antibodies for the first time, produce them at a much slower rate than adults. Once healthy babies reach six months of age, their antibodies are produced at a normal rate.

Pemeriksaan Inspeksi :

Hasil Simetris, Retraksi intercostal, supraclavicula

Normal Simetris, tidak ada retraksi

Interpretasi Retraksi menandakan penggunaan otototot bantu pernafasan tambahan. Hal ini menandakan bahwa pasien dalam keadaan sesak

Mekanisme abnormal Pemeriksaan Inspeksi : Hasil Simetris, Retraksi intercostal, supraclavicula Normal Simetris, tidak ada retraksi Interpretasi Retraksi menandakan penggunaan otototot bantu pernafasan tambahan. Hal ini menandakan bahwa pasien dalam keadaan sesak

Mekanisme abnormal Infeksi bakteri di alveolus aktivasi makrofag pelepasan sitokin-stitokin peningkatan permeabilitas vaskular & aktivasi dan kemotaksis netrofil reaksi inflamasi di alveolus eksudat di aveolus - paru- paru lebih sulit utuk mengembang & gangguan pertukaran gas di alveolus sukar bernafas/sesak usaha dari otot bantu pernapasan retraksi intercostal, supraclavicula juga menginvasi saluran nafas (bronkiolus) respon inflamasi di bronkiolus peningkatan sekresi mukus penyempitan saluran nafas udara sulit lewat sukar bernafas/sesak usaha dari otot bantu pernapasan retraksi intercostal, supraclavicula WORKING DIAGNOSIS WHO mengajukan pedoman diagnostik yang sederhana dalam pembagian bronkopneumonia, yaitu : 1. Bronkopneumonia sangat berat. Bila terjadi sianosis sentral dan anak tidak sanggup minum,maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika 2. Bronkopneumonia berat. Bila dijumpai adanya retraksi, nafas cepat, tanpa sianosis dan masih sanggup minum,maka anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika. 3. Bronkopneumonia. Bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang cepat :

a. >60 x/menit pada anak usia < 2 bulan b. >50 x/menit pada anak usia 2 bulan 1 tahun c. >40 x/menit pada anak usia 1 - 5 tahun. 4. Bukan bronkopenumonia. Hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas, tidak perlu dirawat dan tidak perlu diberi antibiotika. Diagnosis pasti dilakukan dengan identifikasi kuman penyebab: a. kultur sputum atau bilasan cairan lambung b. kultur nasofaring atau kultur tenggorokan (throat swab), terutama virus deteksi antigen bakteri

Berdasarkan kriteria WHO tersebut Didi menderita pneumonia berat.

Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang Didi menderita bronkopneumonia. TATA LAKSANA Rawat inap rumah sakit untuk kasus bronkopneumonia (berat) 1. Suportif - Terapi oksigen - Pembersihan jalan nafas - Cairan intravena - Koreksi gangguan kesseimbangan asam-basa, elektrolit, dan gula darah. 2. Simptomatis Demam antipiretik (parasetamol)100 mg, 3-4 kali sehari; intravena 3. Kausatif Pemberian antibiotik 7-10 hari secara parenteral, antibiotik yang dapat diberikan : Ampicilin 100mg / kgBB / hari dalam 3-4 dosis Klorampenikol > 6 bulan : 50-75 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3-4 dosis Gentamisin 3-5mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis Penatalaksanaan a. Terapi causative : Antibiotika folifragmasi Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi / hasil biakan dan uji resistensi, tetapi berhubung tidak selalu dapat dikerjakan dan memakan waktu maka dalam praktek diberikan pengobatan polifragmasi atau empiris. Ampicilin, 100mg/kgBB/hari dalam 3-4 dosis Chloramphenicol :

untuk umur < 6 bulan : 25-50 mg/kgBB/hari untuk umur > 6 bulan : 50-75 mg/kgBB/hari, dibagi 3-4 dosis atau gentamisin 3-5 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis

Pneumonia rawat jalan Diberikan antibiotic lini pertama secara oral, misalnya amoksisilin atau kotrimoksazol. Dosis amoksisilin : 25 mg/kgBB, sedangkan kotrimoksazol : 4 mg/kgBB TMP - 20 mg/kgBB sulfametoksazol. Makrolid, baik eritromisin maupun makrolid abru, dapat digunakan sebagai terapi alternative beta laktam untuk pengobatan inisisal pneumonia, dengan mempertimbangkan aktivitas ganda terhadap S.pneumonia dan bakteri atipik. Pneumonia rawat inap Pilihan antibiotic lini pertama dapat menggunakan antibiotic golongan beta laktam atau kloramfenikol. Pada pneumoni yang tidak responsive terhadap beta laktam dan kloramfenikol, dapat diberikan antibiotic lain seperti gentamisisn, amikasin, atau sefalosporin, sesuai dengan petunjuk etiologi yang ditemukan. b. Terapi suportif: 1. IVFD, Pembersihan jalan napas, oksigen.

2.

Bila impending decompensatio cordis : retriksi cairan kebutuhan, beri diuretic, NaCl di stop, jika tak teratasi beri digitalisasi

c. Terapi Simptomatik a. Pemberian asetaminofen (untuk demam dan ketidaknyamanan) b. Pemberian obat batuk c. Jika terdapat wheezing, berikan rapid-acting bronchodilator. d. Paracetamol untuk mengatasi demam yang tinggi e. Oksigen untuk mengatasi sesak nafas, retraksi, takipnea b. Rehabilitatif Perlu dirawat di rumah sakit agar keadaannya dapat selalu terkontrol. c. Promotif Memberikan penjelasan mengenai faktor resiko, gejala, dan pencegahan pneumonia. Berikan penyuluhan tentang pneumonia ke masyarakat terutama yang tinggal di lingkunag beresiko tinggi. Pedoman dari WHO untuk diagnosis dan tatalaksana : Tanda dan gejala klasifika Penatalaksanaan si a. Sianosis sentral Pneumo d. harus di rawat di b. Severe nia RS respiratory sangat e. diberi antibiotik. distress (contoh berat f. berikan terapi : kepala oksigen menganggukg. atur jalan nafas angguk) h. turunkan panas c. Tidak sanggup badan, jika ada minum Chest indawing Pneumo i. harus di rawat di nia berat RS j. diberi antibiotik. k. berikan terapi oksigen l. atur jalan nafas m. turunkan panas

badan, jika ada Nafas cepat : - 60 x/menit (pd usia anak < 2 bln) - >50 x/menit (anak usia 2 bln- 11 bln) - > 40 X/menit (anak usia 1th- 5 th) Pada auskultasi terdapat definite crackles Pneumo nia n. tidak perlu dirawat o. berikan antibiotik selama 5 hari p. melegakan tenggorokan dan batuk dengan pengobatan yang aman q. memberikan nasehat kepada orang tua kapan harus kembali segera r. melakukan follow up selama 2 hari. u. Tidak perlu dirawat v. melegakan tenggorokan dan batuk dengan pengobatan yang aman w. memberikan nasehat kepada orang tua kapan harus kembali segera x. melakukan follow up selama 5 hari jika tidak ada perbaikan.

s. Hanya batuk t. Tidak terdapat tanda pneumonia

Bukan pneumon ia (batuk atau pilek)

Anda mungkin juga menyukai