Laporan Praktik Simulasi Sistem Tenaga Listrik Semester VI Agus Budi Setiawan A. TUJUAN Setelah praktik, saya dapat : 1. Membuat rangkaian sistem tenaga listrik menggunakan software Power Station ETAP 4.0 dengan baik dan benar 2. Mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi saat melakukan simulasi Load Flow Analysis. 3. Melakukan analisis rangkaian arus hubung singkat menggunakan software ETAP 4.0. 4. Melakukan analisis rangkaian arus hubung singkat secara manual. COMPUTER-AIDED ANALYSIS NIM. 10501244031 4 x 50 menit Senin, 8 April 2013
B. PENDAHULUAN Ada beberapa program yang tersedia untuk melaksanakan studi rangkaian hubung singkat. Program ini dapat digunakan untuk mengoperasikan data sebagai berikut : 1. Mengkonversi data pada sistem menjadi sebuah persamaan yang baku. 2. Menyiapkan diagram garis tunggal. 3. Menentukan impedansi sistem untuk perhitungan sesaat, jeda, simetris dan relai arus hubung singkat.
Data masukan pada program ini dapat dimasukkan secara interaktif atau menggambarkan dalam file data ASCII atau secara grafik. Keluaran dari studi rangkaian hubung singkat adalah sebagai berikut : 1. Data rangkaian hubung singkat digunakan dalam analisis jaringan. 2. Perhitungan tiga fasa, satu jaringan dengan pentanahan, jaringan dengan jaringan dan dua jaringan dengan konduktor netral, arus rangkaian hubung singkat diperlukan untuk rangkaian hubung singkat jaringan dengan netral. 3. Perhitungan sesuai arus rating rangkaian pemutus didasari oleh ANSI atau standar IEC. 4. Beberapa program menyajikan keluaran rangkaian hubung singkat dalam sebuah diagram garis tunggal dengan perhitungan nilai nilai. 5. Penjumlahan arus pada semua bus.
1
Pengguna membutuhkan hasil rangkaian hubung singkat pada bus secara tepat dan hasilnya dicocokkan dengan rating rangkaian pemutus. Juga, arus rangkaian hubung singkat dicocokkan dengan rating peralatan rangkaian hubung singkat untuk memastikan keamanan peforma. C. STUDI KASUS Contoh 4.3 Pembangkit listrik suatu industri ditunjukkan pada gambar 4.3 (hal. 3). Sumber rangkaian tiga fasa 230 kV memiliki rating arus 28.000 A. transformator step down (T1) = 100 MVA; 230/24 kV; reaktansi 0,10 p.u, /Y dengan rasio X/R = 20. Sebuah generator stanby 500 MVA dihubungkan ke bus 24 kV. Reaktansi pada generator adalah 0,2 p.u dengan rasio X/R = 20. Transformator (T2) = 75 MVA; 24/4.16 kV; /Y; reaktansi 0,11 p.u, rasio X/R = 30. Terdapat dua buah motor 2.000 hp; faktor daya 0,9; Xd= 0,2 p.u; Xd = 0,26 p.u dengan rasio X/R = 20. Sistem tegangan rendah termasuk sebuah transformator (T3) = 4,16 kV/600 V; reaktansi 0,08 p.u; dan X/R = 30. Motor tegangan rendah pada bus 600 V dengan rating 400 hp; Xd = 0,3 dan X/R = 30. Lakukanlah studi rangkaian hubung singkat menggunakan software computer dan menetapkan arus rangkaian hubung singkat pada F1 dan F2. Juga, tunjukkan perhitungan secara langkah demi langkah. Cocokkan hasilnya.
D. SOLUSI STUDI KASUS 1. Langkah Pertama : Mengkonversi data pada sistem menjadi sebuah persamaan yang baku.
Reaktansi seluruh komponen pasif disusun sebagai berikut : Nilai dasar 100 MVA digunakan dalam perhitungan.
Transformer (T1), X = (0,10) . (100/100) Transformer (T2), X = (0,11) . (100/75) Transformer (T3), X = (0,08) . (100/75)
Reaktansi sub-transient pada mesin putar Sistem rangkaian hubung singkat 230 kV = ( Impedansi sumber 230 kV, Generator (G1), Motor Induksi (M1), Motor Induksi (M2), Motor Induksi (M3), . (230 kV) . (28 kA) = 11154 MVA = 0,00896 p.u = 0,05 p.u = 10 p.u = 10 p.u = 75 p.u
X = 1,0 . (100/11154) X = (0,25) . (100/500) X = (0,20) . (100/2) X = (0,20) . (100/2) X = (0,30) . (100/4)
Simetris siklus pertama atau rangkaian hubung singkat arus sesaat pada titik gangguan F1, perhitungannya adalah : Arus (I) dasar pada bus 4,16 kV = 100 MVA / . (4,16 kV) = 13,879 kA
Nilai puncak dari rangkaian hubung singkat arus sesaat adalah : (1,6 x 78,3 kA) = 125,3 kA
b. Perhitungan dari jeda rangkaian arus hubung singkat Diagram impedansi ditunjukkan pada gambar 4.5. Reaktansi, rasio X/R dan resistansi untuk perhitungan jeda arus rangkaian pemutus sebagai berikut :
Transformator (T1), X/R = 30, R = (0,10/30) Transformator (T2), X/R = 30, R = (0,15/30) Transformator (T3), X/R = 30, R = (10,67/30)
Sistem 230 kV, X/R = 20, R = (0,00896/20) Generator (G1), X/R = 20, R = (0,05/20) Motor (M1), X = (1,5 Xd ) = (1,5 . 10) Motor (M1), X/R = 20, R = (15/20) Motor (M2), X/R = 20, R = (15/20) Motor (M3), X = (3 Xd) = (3 . 75) Motor (M3), X/R = 30, R = (225/30)
= 0,00045 p.u = 0,0025 p.u = 15 p.u = 0,75 p.u = 0,75 p.u = 225 p.u = 7,5 p.u
Rangkaian resistansi untuk perhitungan siklus jeda adalah ditunjukkan pada gambar 4.6. Menggunakan penurunan R, rasio X/R dihitung pada gangguan titik F1.
Rasio X/R pada gangguan dititik F1 = 0,1795 / 0,0054 = 33,24 Rasio diharuskan NCAD adalah dari C37.010. Rasio NCAD untuk rasio X/R = 33,24 adalah 0,96 Arus jeda = (77,32 kA) . (0,96) = 74,2 kA
c. Perhitungan rangkaian hubung singkat untuk penerapan rangkaian pemutus tegangan rendah Diagram impedansi untuk penilaian rangkaian arus hubung singkat pada titik gangguan F2 ditunjukkan pada gambar 4.7. Impedansi pada F2 = (1,4698 + j9,4817) p.u = 9,5949 p.u Arus dasar pada 600 V adalah 96,2278 kA
H. PERBANDINGAN HASIL SIMULASI DENGAN PERHITUNGAN MANUAL Deskripsi Momentary at F1 Interrupting at F1 Low Voltage short circuit at F2 Perhitungan 125,3 kA 74,2 kA 10,41 kA ETAP 4.0 461,2 kA 74,2 kA 10,140 kA
I. REFERENSI Natarajan, Ramasamy. Computer-Aided Power System Analysis. New York : Marcel Dekker,inc.
J. KESIMPULAN Terjadi perbedaan yang signifikan antara perbandingan momentary at F1 pada perhitungan manual dengan perhitungan menggunakan ETAP 4.0
10