Anda di halaman 1dari 12

BERITA ACARA STATUS UJIAN

Oleh Fatkhul Ali Imron NIM. I1A007089

Penguji dr. Rakhmat Setiawan

SMF / BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN FK UNLAM - RSUD ULIN BANJARMASIN Mei, 2013

BERITA ACARA UJIAN

Kegiatan : Ujian Forensik Fatkhul Ali Imron Judul Penguji Tempat : Tenggelam : dr. Rakhmat Setiawan : Ruang Dokter SMF Ilmu Kedokteran Kehakiman

Tanggal : Mei 2013

NO. NAMA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

NIM

TANDA TANGAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Penguji

dr. Rakhmat Setiawan NIP. 19811129 200912 1004 BERITA ACARA STATUS UJIAN

Nama

: Fatkhul Ali Imron

NIM

: I1A007089

Penguji : dr. Rakhmat Setiawan Kasus : Tenggelam

1. Apa pengertian tenggelam ? Jawab : Tenggelam biasanya didefinisikan sebagai kematian akibat mati lemas (asfiksia) disebabkan masuknya cairan kedalam saluran pernapasan. Istilah tenggelam harus pula mencakup proses yang terjadi akibat terbenamnya korban dalam air yang menyebabkan kehilangan kesadaran dan mengancam jiwa. Pada peristiwa tenggelam (drowning), seluruh tubuh tidak harus tenggelam di air. Asalkan lubang hidung dan mulut berada dibawah permukaan air maka hal itu sudah cukup memenuhi kriteria sebagai peristiwa tenggelam. Berdasarkan pengertian tersebut maka peristiwa tenggelam tidak hanya dapat terjadi di laut atau sungai tetapi dapat juga terjadi di dalam wastafel atau ember berisi air.

2. Apa pengertian pasien dan korban ? Jawab :

Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi. Sedangkan korban adalah orang yang telah mendapat penderitaan fisik atau penderitaan mental, kerugian harta benda atau mengakibatkan mati atas perbuatan atau usaha pelanggaran ringan dilakukan oleh pelaku tindak pidana dan lainnya. 3. Sebutkan tanda mati tenggelam? Jawab : Pada pemeriksaan luar dapat ditemukan tanda-tanda sebagai berikut: a. Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir, lumpur dan benda-benda asing lain yang terdapat dalam air, kalau seluruh tubuh terbenam dalam air. b. c. Busa halus pada hidung dan mulut, kadang-kadang berdarah. Mata setengah terbuka atau tertutup, jarang pendarahan atau perbendungan. d. Kutis anserina pada kulit permukaan anterior tubuh terutama pada Cutis anserina ekstremitas akibat kontraksi otot erektor pili yang dapat terjadi karena rangsang dinginnya air. Gambaran kutis anserina kadangkala dapat juga akibat rigor mortis pada otot tersebut. e. Washer womans hand dimana telapak tangan dan kaki berwarna keputihan dan berkeriput yang disebabkan karena imbibisi cairan ke dalam kutis dan biasanya membutuhkan waktu lama.

f.

Cadaveric spasme, merupakan tanda intravital yang terjadi pada waktu korban berusaha menyelamatkan diri dengan memegang apa saja seperti rumput atau benda-benda lain dalam air.

g.

Luka-luka lecet pada siku, jari tangan, lutut dan kaki akibat gesekan pada benda-benda dalam air. Puncak kepala mungkin terbentur dasar waktu terbenam, tetapi dapat pula terjadi luka post mortal akibat benda-benda atau binatang dalam air.

Pada pemeriksaan dalam dapat ditemukan tanda-tanda sebagai berikut: a. Busa halus dan benda asing (pasir, tumbuh-tumbuhan air) dalam saluran pernafasan. b. Paru-paru mebesar seperti balon, lebih berat, sampai menutupi kandung jantung. Pada pengirisan banyak keluar cairan. Keadaan ini terutama terjadi pada kasus tenggelam di laut. c. Petekie sedikit sekali karena kapiler terjepit diantara septum interalveolar. Mungkin terdapat bercak-bercak perdarahan yang disebut bercak Paltauf akibat robeknya penyekat alveoli (Polsin). d. Petekie subpleural dan bula emfisema jarang terdapat dan ini bukan merupakan tanda khas tenggelam tetapi mungkin disebabkan oleh usaha respirasi. e. Dapat juga ditemukan paru-paru yang normal karena cairan tidak masuk ke dalam alveoli atau cairan sudah masuk ke dalam aliran darah melalui proses imbibisi), ini dapat terjadi pada kasus tenggelam di air tawar.

f. g.

Otak, ginjal, hati dan limpa mengalami perbendungan Lambung dapat sangat membesar, berisi air, lumpur dan mungkin juga terdapat dalam usus halus.

4. Bagaimana mekanisme terjadinya cadaveric spasme ? Jawab : Cadaveric spasme terjadi akibat inisiasi dari saraf motorik tetapi untuk beberapa alasan juga dapat diakibatkan oleh kegagalan relaksasi dari otot. Fenomena ini biasanya hanya terjadi pada satu kumpulan otot,seperti fleksor dari 1 lengan. Hal ini terjadi akibat habisnya cadangan glikogen dan ATP yang bersifat setempat pada saat mati klinis karena kelelahan atau emosi yang hebat sesaat sebelum meninggal. Kaku mayat timbul dengan intensitas sangat kuat tanpa didahului oleh relaksasi primer, mayat langsung mengalami kekakuan secara terus-menerus sampai terjadi relaksasi sekunder .biasanya terlihat pada kasus bunuh diri dengan pistol atau senjata tajam, mati tenggelam, mati mendaki gunung, pembunuhan dimana korban menggenggam robekan pakaian pembunuh.

5. Apa perbedaan rigor mortis dengan cadaveric spasme ? Jawab :


Perbedaan Rigor Mortis dan Cadaveric Spasm Pembeda Rigor Mortis Waktu timbul Dua jam setelah meninggal. Rigor mortis lengkap setelah 12 jam. Faktor Cadaveric Spasm Sesaat sebelum meninggal (intravital) dan menetap. Kelelahan, emosi hebat, ketegangan, dll.

predisposisi Etiologi Pola terjadinya kaku otot Kepentingan medikolegal Suhu mayat Kematian sel. Relaksasi primer Timbulnya Lamanya Koordinasi otot Lokasi otot Rangsangan sel. Kaku otot.

Habisnya cadangan glikogen secara general. Sentripetal, dari otot-otot kecil kemudian otot besar. Untuk penentuan saat kematian. Dingin. Ada. Ada Lambat Cepat hilang Kurang Menyeluruh Tidak ada respon otot. Dapat dilawan dengan sedikit tenaga.

Habisnya cadangan glikogen pada otot setempat. Kaku otot pada satu kelompok otot tertentu. Untuk menunjukkan sikap terakhir masa hidupnya. Biasanya pada kasus pembunuhan, bunuh diri, dan kecelakaan. Hangat. Tidak ada. Tidak ada Cepat Lambat hilang (dipertahankan) Baik Setempat (yang aktif) Ada respon otot. Perlu tenaga kuat untuk melawannya.

6. Apa yang dimaksud tempat kejadian perkara? Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan visum et repertum tempat kejadian perkara? Tempat kejadian perkara adalah suatu tempat penemuan barang bukti atau tempat terjadinya peristiwa tindak pidana atau kecurigaan suatu tindak pidana, merupakan suatu persaksian. Bantuan dokter dapat berupa: 1. persiapan permintaan tertulis atau tidak, catat tanggal permintaan, siapa peminta, lokasi dimana, dan alat pemeriksa TKP 2. biaya ditanggung yang meminta 3. jika korban masih hidup identifikasi secara visual: pakaian secara visual terhadap perhiasan, dokumen, kartu pengenal lainnya identifikasi medik dari ujung rambut sampai kaki termasuk gigi dan identifikasi sidik jari

4. jika korban mati buat sketsa foto situasi ruangan, lihat TKP (porak-poranda atau tenang): identifikasi lihat bab identifikasi

lihat tanatologi suhu rektal, lebam mayat, kaku mayat. (1. kulit pucat, 2. relaksasi otot, 3. penurunan suhu, 4. perubahan mata, 5. lebam mayat, 6. kaku mayat, 7. pembusukan)

lihat lukanya lokasi luka, garis tengah luka, banyak luka, ukuran luka (cm ditulis sentimeter), sifat luka: o tepi luka (jika ditautkan berbentuk garis atau tidak) o sudut luka (tumpul atau tidak) o jembatan jaringan (terpotong atau tidak) o ada lecet atau memar di sekitar luka o tanda: fraktur atau krepitasi tulang o dasar luka (bersih atau tidak) o koordinat luka Kesan: luka akibat benda tajam/tumpul, dll darah o warna merah/tidak o tetesan, genangan, atau garis o melihat bentuk/sifat darah dapat diperkirakan sumber darah darah bundar tepi kecil darah jatuh vertikal jarak = 60 cm darah bundar, tepi seperti jarum darah jath vertikal jarak 60-120 cm

darah bundar, tepi garis seperti roda darah jatuh secara vertikal jarak > 120 cm darah bulat lonjong darah jatuh arahnya miring o distribusi darah dari dada ke kaki bentuk genangan (bunuh diri), morat marit (pembunuhan) o sumber dari arteri (pancaran lebih jauh dan warna lebih terang) darah merah berbuih dari saluran respirasi darah coklat hitam dari saluran cerna 5. identifikasi lanjutan ada sperma atau tidak pengambilan darah : jika di dinding kering dikerok, jika pada pakaian digunting darah basah/segar masukan termos es kirim ke lab kriminologi 6. identifikasi lanjutan rambut sperma kering atau tidak secara visual sinar UV air ludah, bekas gigitan bisa ditentukan golongan darah 7. membuat kesimpulan di TKP mati wajar atau tidak

bunuh diri genangan darah, TKP tengang tidak morat-marit, ada luka percobaan, luka mudah dicapai oleh korban, tidak ada luka tangkisan, pakaian masih baik pembunuhan TKP morat marit, luka multipel, ada luka yang mudah dicapai ada yang tidak, luka di sembarang tempat, pakaian robek, ada luka tangkisan karena perlawanan kecelakaan mati wajar karena penyakit

Dengan melihat keadaan TKP lakukan : 1. penentuan mati wajar atau tidak 2. menentukan saat kematian 3. menentukan cara kematian/menentukan diagnosis mati

Tugas dokter di TKP untuk membantu visum dan autopsi apakah sesuai dengan TKP atau tidak.

Kesimpulan Kesimpulan pada visum TKP harus berisi: 1. Perkiraan saat kematian Ditentukan berdasarkan : a. Lebam mayat (livor mortis) b. Kaku mayat (rigor mortis)

c. Penurunan suhu tubuh (algor mortis) d. Pembusukan (decomposition) e. Umur larva lalat yang ditemukan dalam jenazah. 2. Sebab akibat luka Dari pemeriksaan luka dapat disimpulkan benda yang mengakibatkan luka: Karena persentuhan benda tumpul Karena persentuhan benda tajam Karena tembakan Ledakan granat dsb Sebab kematian (cause of death) hanya dapat ditentukan secara pasti dengan pemeriksaan luar dan dalam, jadi tubuh mayat mutlak harus diotopsi. 3. Cara Kematian (manner of death)

Referensi : 1. Idries A.M. Identifikasi. Dalam: Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Binarupa Aksara. 1997. 2. Budiyanto A., Widiatmaka W., Sudio no S, et al., Kematian Karena Asfiksia Mekanik,Ilmu Kedokteran Forensik Universitas Indonesia, Jakarta: 1997 3. www.zona-prasko.blogspot. com. Pengertian hak dan kewajiban pasien. diakses 23 Mei 2013 4. www.yuyantialata.blogspot.com. Korban (victim). Diakses 23 Mei 2013 5. Anonymous. Romans Forensik edisi 30. FK UNLAM-Banjarmasin,2013

LEMBAR PENGESAHAN

REFERAT UJIAN TENGGELAM

Nama NIM

: Fatkhul Ali Imron : I1A007089

Telah disetujui oleh : Penguji

dr. Rakhmat Setiawan NIP. 19811129 200912 1004

Anda mungkin juga menyukai