Anda di halaman 1dari 16

PERATURAN TATA TERTIB KOMISI NASIONAL LANJUT USIA

BAB I KETENTUAN UMUM


Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : 1. Komisi Nasional Lanjut Usia selanjutnya disingkat menjadi Komnas Lansia adalah wadah koordinasi antara pemerintah dan masyarakat yang bersifat non struktural dan idependen dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Presiden No. 52 Tahun 2004 tentang Komisi Nasional Lanjut Usia. Wadah koordinasi adalah lembaga yang menjalankan kegiatan koordinasi dalam upaya peningkatkan kesejahteraan sosial lanjut usia. Non struktural adalah tidak berada dalam struktur organisasi pemerintahan. Independen adalah tidak dipengaruhi atau dikendalikan oleh pihak pemerintah atau pihak-pihak lain dalam melaksanakan tugasnya. Komisi Propinsi Lansia, Komisi Kabupaten Lansia dan Komisi Kota Lansia adalah Komisi Lanjut Usia yang dibentuk di tingkat Propinsi, Kabupaten dan Kota.

2. 3. 4. 5.

BAB III Kedudukan


Pasal 2 Komnas Lansia merupakan lembaga non pemerintah yang berkedudukan setingkat dengan Komnas-Komnas yang telah ada, dan dibentuk berdasarkan amanat Pasal 25 ayat (2) Undang-Undang No 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia.

Tugas
Pasal 3
(1) Komisi Nasional Lanjut Usia mempunyai tugas: a. Membantu Presiden dalam mengkoordinasikan pelaksanaan upaya peningkatan kesejahteraan sosial Lansia; b. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Presiden dalam penyusunan kebijakan upaya peningkatan kesejahteraan sosial Lansia. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut dalam ayat (1), Komnas Lansia dapat bekerjasama dengan instansi pemerintah, organisasi masyarakat, para ahli, badan internasional dan / atau pihat-pihak lain yang dipandang perlu.

Fungsi
Pasal 4
Komnas Lansia mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut: (1) Fungsi pengkoordinasian meliputi kegiatan a. b. c. Pengkoordinasian antara unsur pemerintah dan unsur masyarakat ; Pengkoordinasian antara Komnas Lansia dengan Komisi Propinsi Lansia, Komisi Kabupaten Lansia dan Komisi Kota Lansia ; Pengkoordinasian dan kerjasama antara Komnas Lansia dengan organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat dan pihak lain diluar Komnas Lansia.

(2)

Fungsi pengkajian dan penelitian meliputi kegiatan Pengkajian dan penelitian berbagai instrumen perundangundangan dan hak asasi manusia yang menyangkut Lansia; Penelitian peristiwa dan permasalahan Lansia; Studi kepustakaan, studi lapangan dan studi banding mengenai Lansia; Penerbitan hasil pengkajian dan penelitian.

(3) Fungsi advokasi dan sosialisasi meliputi kegiatan a. b. Peningkatan wawasan dan penyebar luasan informasi mengenai Lansia; Peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk berperan serta dalam upaya mewujudkan kesejahteraan sosial Lansia; Sosialisasi keberadaan dan hasil kerja Komnas Lansia.

c.

(4) Fungsi pemantuan meliputi kegiatan a. b. c. Pemantauan kegiatan upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia yang merupakan pelaksanaan peraturan perundangundangan; Inventarisasi permasalahan yang dihadapi; Peninjauan lapangan yang dianggap perlu.

(5) Fungsi evaluasi meliputi kegiatan a. b. Evaluasi kebijakan pemerintah di bidang Lansia; Evaluasi pelaksanaan program kerja Komnas Lansia.

BAB III ORGANISASI


Keanggotaan Pasal 5
(1) Keanggotaan Komnas Lansia terdiri dari unsur pemerintah dan masyarakat yang berjumlah paling banyak 25 ( dua puluh lima ) orang. (2) Susunan keanggotaan Komnas Lansia terdiri dari a. Ketua I merangkap anggota; b. Ketua II merangkap anggota; c. Wakil Ketua I merangkap anggota; d. Wakil Ketua II merangkap anggota; e. Sekretaris merangkap anggota; f. Anggota.

(3) Persyaratan keanggotaan a. Diutamakan yang berpengalaman dalam menangani permasalahan kesejahteraan sosial Lansia; b. Mempunyai perhatian dan kepedulian dalam upaya peningkatan kesejahteraaan sosial Lansia; c. Dicalonkan oleh pimpinan instansi pemerintah atau organisasi kemasyarakatan yang bersangkutan dan bersedia memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku.

(4) Tata Cara Pemilihan Anggota a. Departemen dan instansi pemerintah yang terkait dengan penanganan Lansia, Organisasi kemasyarakatan yang menangani atau peduli Lansia, Perguruan Tinggi dan dunia usaha mengajukan wakil-wakilnya yang dipandang memenuhi syarat; b. Untuk pertama kali proses pemilihan dan penerimaan keanggotaan dari unsur masyarakat dilakukan oleh tim seleksi Depsos. Setelah dipertimbangkan dan diputuskan dalam rapat di Depsos, kemudian Menteri Sosial mengajukan Daftar Susunan Keanggotaan kepada Presiden untuk mendapatkan ketetapan. c. Untuk periode selanjutnya proses pemilihan dan penerimaan keanggotaan sampai dengan pengajuan kepada Presiden dilakukan oleh Komnas Lansia.

(5) Hak dan Kewajiban Anggota a. Kewajiban anggota adalah : 1) 2) 3) 4) 5) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan terutama yang bersumber dari Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; Mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dan keputusan-keputusan Komnas Lansia; Mempedomani peraturan tata tertib dalam pelaksanaan tugasnya; Menjaga nama baik Komnas Lansia; Berpartisipasi aktif dalam mensukseskan tugas Komnas Lansia.

Hak anggota adalah :

Memilih pimpinan Komnas Lansia sesuai ketentuan yang berlaku: Dipilih kembali menjadi anggota Komnas Lansia; Mengajukan bakal calon anggota setelah berkonsultasi dengan pimpinan instansi atau induk organisasi masing-masing; Menyampaikan saran dan pendapat dalam rapat paripurna dan rapat-rapat lainnya; Memberikan suara dalam pengambilan keputusan dan menerima hak-hak lainnya sesuai keputusan Komnas Lansia.

Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris


Pasal 7
(1) Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris merupakan Pimpinan Komnas Lansia yang bersifat kolektif; (2) Pimpinan Komnas Lansia mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut : a. b. c. d. e. Memimpin rapat paripurna Komnas Lansia; Memantau pelaksanaan kegiatan kelompok kerja; Memberikan petunjuk dan instruksi kepada sekretariat dalam bidang administrasi; Mewakili Komnas Lansia dalam berhubungan dengan pihak di luar Komnas Lansia; Mengadakan siaran pers dan pernyataan publik.

Jabatan Ketua dan Wakil Ketua


Pasal 8
(1) Ketua I dan Wakil Ketua I dijabat oleh anggota Komnas Lansia sebagaimana diatur dalam pasal 6 ayat (1) dan (3) Keputusan Presiden No. 52 Tahun 2004 tentang Komnas Lansia; (2) Ketua II dan Wakil Ketua II yang berasal dari unsur masyarakat untuk pertama kali dipilih dan disiapkan nama-namanya oleh tim seleksi Depsos, kemudian dimintakan persetujuan dan diputuskan dalam rapat persiapan pembentukan anggota Komnas Lansia; (3) Untuk selanjutnya proses pemilihan Ketua II dan Wakil Ketua II sampai dengan pengambilan keputusan dilakukan dalam rapat paripurna Komnas Lansia.

Sekretaris
Pasal 9
(1) Sekretaris dipilih dari anggota Komnas Lansia yang memenuhi persyaratan sebagai berikut : a. b. c. Berdedikasi dan berdisiplin tinggi; Berpengalaman dalam penanganan masalah Lansia dan berpengetahuan dibidang administrasi; Menyatakan kesediaan secara tertulis.

(2) Sekretaris mempunyai tugas dan kewenangan sebagai berikut : a. Menjalankan tugas-tugas kesekretariatan jenderal Komnas Lansia; b. Berdasarkan keputusan rapat paripurna, menyiapkan rumusan saran dan pertimbangan Komnas Lansia kepada Presiden untuk penyusunan kebijakan upaya peningkatan kesejahteraan sosial Lansia; c. Mengadakan hubungan dan koordinasi dengan pihak lain diluar Komnas Lansia.

(3) Tata cara pemilihan Sekretaris a. Calon Sekretaris dipilih dari anggota Komnas Lansia; b. Calon Sekretaris sebanyak-banyaknya 3 ( tiga ) orang yang dipandang memenuhi syarat dan kemudian dipilih satu orang diantara mereka; c. Proses pemilihan sampai dengan keputusan penetapan seorang Sekretaris dilakukan secara musyawarah dalam rapat paripurna Komnas Lansia.

Kesekretariatan
Pasal 10
(1) Komnas Lansia dibantu oleh Sekretariat yang dipimpin oleh Kepala Sekretariat yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Pimpinan Komnas Lansia. (2) Pelaksanaan tugas kesekretariatan sehari-hari dikoordinasikan oleh Sekretaris. (3) Sekretariat dilaksanakan oleh satu unit kerja yang berada di lingkungan instansi pemerintah dan ditetapkan oleh Menteri yang bertanggung jawab dalam urusan pemerintahan dibidang sosial.

Kelompok Kerja
Pasal 11
(1) Kelompok kerja dibentuk untuk menunjang pelaksanaan tugas Komnas Lansia sebagaimana tersebut dalam Pasal 3 ayat (1) dan (2). (2) Penetapan keanggotaan Kelompok Kerja dan penentuan materi bahasan, diputuskan dalam rapat paripurna Komnas Lansia. (3) Dalam rangka menghimpun bahan perumusan saran dan pertimbangan untuk penyusunan kebijakan Presiden dalam upaya peningkatan kesejahteraan sosial Lansia, Komnas Lansia dapat membentuk Kelompok Kerja yang bertugas melakukan : a. Pengkajian dan penelitian instrumen perundang-undangan dan hak asasi manusia yang menyangkut Lansia; b. Pengkajian dan penelitian tentang peristiwa dan permasalahan Lansia; c. Advokasi dan sosialisasi tentang Lansia; d. Pemantauan tentang pelaksanaan upaya peningkatan kesejahteraan sosial Lansia yang dilaksanakan pemerintah dan masyarakat; e. Evaluasi pelaksanaan program kerja dan kebijakan pemerintah dibidang Lansia.

10

(4) Apabila dipandang perlu Kelompok Kerja dapat memperbantukan tenaga ahli, pakar, praktisi dari luar Komnas Lansia dengan ketentuan sebagai berikut : a. Perbantuan bersifat tidak tetap; b. Telah diputuskan dalam rapat Kelompok Kerja; c. Dilaporkan dalam rapat paripurna Komnas Lansia. (5) Susunan keanggotaan Kelompok Kerja tidak bersifat permanen, secara berkala dapat dilakukan perubahan sesuai tuntutan tugas.

BAB IV Rapat Paripurna


Pasal 12
(1) Sesuai Pasal 14 Keputusan Presiden No. 52 Tahun 2004 tentang Komnas Lansia, Komnas Lansia mengadakan rapat koordinasi secara berkala sekurang-kurangnya satu kali dalam tiga bulan atau sewaktu-waktu menurut kebutuhan ; (2) Rapat koordinasi yang dihadiri seluruh anggota Komnas Lansia disebut Rapat Paripurna; (3) Rapat Paripurna dipimpin oleh Ketua Komnas Lansia; (4) Rapat Paripurna adalah sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah anggota Komnas Lansia dan diantara yang hadir, paling sedikit terdapat seorang Ketua serta dua orang anggota pimpinan Komnas Lansia; (5) Keputusan Rapat Paripurna adalah sah apabila disetujui oleh 2/3 suara anggota Komnas Lansia yang hadir; (6) Apabila dipandang perlu Rapat Paripurna dapat mengikut sertakan pihak lain di luar Komnas Lansia; (7) Pada prinsipnya keputusan Rapat Paripurna diambil atas dasar musyawarah.

11

Kewenangan Rapat Paripurna


Pasal 13

Rapat Paripurna memegang kekuasaan tertinggi dalam Komnas Lansia Rapat Paripurna Komnas Lansia berkewenangan menetapkan :

Keputusan dalam pemilihan anggota; Program Kerja; Peraturan Tata Tertib; Saran dan pertimbangan untuk kebijakan Presiden Rencana Anggaran Belanja Tahunan; Kebijakan-kebijakan lain yang disepakati.

Rapat Kelompok Kerja


Pasal 14
(1) Rapat Kelompok Kerja membahas materi dari bidang-bidang yang

telah diputuskan dalam rapat paripurna Komnas Lansia dan dapat dilaksanakan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan; (2) Rapat Kelompok Kerja dapat memperbantukan pihak lain di luar Komnas Lansia; (3) Hasil akhir Rapat Kelompok Kerja dipresentasikan dalam rapat paripurna Komnas Lansia untuk mendapatkan persetujuan, keputusan dan tindak lanjut.

12

Rapat Khusus
Pasal 15

Rapat Khusus dilaksanakan untuk membahas masalahmasalah khusus yang terkait dengan kondisi, peristiwa atau permasalahan Lansia; Rapat Khusus diikuti oleh kelompok kerja yang terkait atau para anggota yang ditunjuk oleh Ketua Komnas Lansia dan dapat memperbantukan pihak lain di luar Komnas Lansia; Hasil akhir Rapat Khusus dilaporkan kepada seluruh anggota Komnas Lansia dalam rapat paripurna Komnas Lansia, untuk mendapat keputusan dan tindak lanjut.

Saran dan Pertimbangan untuk Kebijakan Presiden


Pasal 16
(1)Materi yang akan disarankan atau dipertimbangkan untuk kebijakan Presiden dibicarakan, dibahas dan diputuskan dalam rapat paripurna Komnas Lansia; (2)Perumusan saran dan pertimbangan untuk kebijakan Presiden dilaksanakan oleh suatu Tim Perumus yang dipimpin oleh Sekretaris dibantu anggota lain yang ditunjuk sesuai kebutuhan.

13

Mekanisme Hubungan
Pasal 17
(1) Hubungan Komnas Lansia dengan Komisi Propinsi Lansia, Komisi Kabupaten Lansia dan Komisi Kota Lansia bersifat koordinatif; (2) Hubungan Komnas Lansia dengan lembaga-lembaga negara bersifat koordinatif; (3) Hubungan Komnas Lansia dengan organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat,swasta dan perguruan tinggi bersifat kerjasama dan / atau koordinatif; (4) Hubungan Komnas Lansia dengan lembaga-lembaga internasional bersifat kerjasama dan / atau koordinatif.

Laporan
Pasal 18 (1)Ketua Komnas lansia melaporkan hasil pelaksanaan tugas Komnas Lansia kepada Presiden secara berkala atau sewaktu-waktu jika dipandang perlu; (2)Anggota yang berasal dari unsur pemerintah dan unsur masyarakat berkewajiban melaporkan hasil rapat Koordinasi Komnas Lansia kepada pimpinan instansi masing-masing secara berkala.

14

Bab V KOMISI PROPINSI LANJUT USIA, KOMISI KABUPATEN LANJUT USIA DAN KOMISI KOTA LANJUT USIA Pembentukan Pasal 19
(1) Di Propinsi, Kabupaten dan Kota dapat dibentuk Komisi Propinsi Lanjut Usia,
Komisi Kabupaten Lanjut Usia dan Komisi Kota Lanjut Usia yang selanjutnya disingkat Komprop Lansia, Komkab Lansia dan Komkot Lansia. (2) Komprop/kab/kot Lansia secara keseluruhan disebut Komisi Daerah Lansia disingkat Komda Lansia. (3) Komprop Lansia ditetapkan oleh Gubernur, Komkab Lansia ditetapkan oleh Bupati dan Komkot Lansia ditetapkan oleh Walikota. (4) Pembentukan Komda Lansia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dan ayat (3) diatas dilaksanakan dengan memperhatikan Bab Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Komnas Lansia yang diatur dalam Keputusan Presiden No. 52 Tahun 2004 tentang Komnas Lansia. (5) Peraturan Tata Tertib Komda Lansia ditetapkan oleh pemegang kekuasaan tertinggi Komisi Lansia di daerah masing-masing.

Lingkup Tugas dan Pembiayaan

Pasal 20
(1) Perumusan lingkup tugas Komda Lansia disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah masing-masing. (2) Permasalahan penting Komda Lansia yang dapat berdampak nasional dikoordinasikan secara intensif dengan Komnas Lansia. (3) Biaya pelaksanaan tugas Komda Lansia dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah masing-masing.

15

BAB VI Biaya Pelaksanaan Tugas


Pasal 21
(1) Biaya pelaksanaan tugas Komnas Lansia dibebankan kepada Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara yang disalurkan melalui Departemen atau instansi lain yang ditunjuk Pemerintah. (2) Tata cara pengajuan biaya a. Rencana Anggaran Belanja untuk setiap tahun anggaran diputuskan dalam rapat paripurna Komnas Lansia. b. Komnas Lansia mengajukan Rencana Anggaran Belanja sesuai prosedur yang berlaku ke Departemen Keuangan atau instansi lain yang ditunjuk. c. Pengajuan Rencana Anggaran Belanja berpedoman pada mekanisme Daftar Isian Program dan Anggaran Pemerintah. (3) Pertanggungan Jawab Pertanggungan jawab setiap biaya yang dikeluarkan untuk mendukung kegiatan Komnas Lansia berpedoman pada peraturan perundang-undangan dan petunjuk administrasi keuangan yang berlaku.

Bab VII PENUTUP


Pasal 22
(1) Peraturan Tata Tertib ini merupakan pedoman pelaksanaan tugas yang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam Keputusan Presiden No. 52 Tahun 2004 tentang Komnas Lansia. (2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Tata Tertib ini akan dibicarakan dan dibahas dalam rapat-rapat Komnas Lansia yang selanjutnya diputuskan dalam rapat paripurna Komnas Lansia. (3) Peraturan Tata Tertib ini berlaku mulai tanggal ditetapkan.

16

Anda mungkin juga menyukai