Anda di halaman 1dari 6

Asam ribonukleat (bahasa Inggris:ribonucleic acid, RNA) adalah satu dari tiga makromolekul utama (bersama dengan DNA

dan protein) yang berperan penting dalam segala bentuk kehidupan.

Asam ribonukleat berperan sebagai pembawa bahan genetik dan memainkan peran utama dalam ekspresi genetik. Dalam dogma pokok (central dogma) genetika molekular, RNA menjadi perantara antara informasi yang dibawa DNA dan ekspresi fenotipik yang diwujudkan dalam bentuk protein.

Struktur RNA
Struktur dasar RNA mirip dengan DNA. RNA merupakan polimer yang tersusun dari sejumlah nukleotida. Setiap nukleotida memiliki satu gugus fosfat, satu gugus pentosa, dan satu gugus basa nitrogen (basa N). Polimer tersusun dari ikatan berselang-seling antara gugus fosfat dari satu nukleotida dengan gugus pentosa dari nukleotida yang lain. Perbedaan RNA dengan DNA terletak pada satu gugus hidroksil cincin gula pentosa, sehingga dinamakan ribosa, sedangkan gugus pentosa pada DNA disebut deoksiribosa.[1] Basa nitrogen pada RNA sama dengan DNA, kecuali basa timina pada DNA diganti dengan urasil pada RNA. Jadi tetap ada empat pilihan: adenina, guanina, sitosina, atau urasil untuk suatu nukleotida. Selain itu, bentuk konformasi RNA tidak berupa pilin ganda sebagaimana DNA, tetapi bervariasi sesuai dengan tipe dan fungsinya.

Tipe-tipe RNA
RNA hadir di alam dalam berbagai macam/tipe. Sebagai bahan genetik, RNA berwujud sepasang pita (Inggris double-stranded RNA, dsRNA). Genetika molekular klasik mengajarkan, pada eukariota terdapat tiga tipe RNA yang terlibat dalam proses sintesis protein:[2]
1. RNA-kurir (bahasa Inggris: messenger-RNA, mRNA), yang disintesis dengan RNA

polimerase I.
2. RNA-ribosom (bahasa Inggris: ribosomal-RNA, rRNA), yang disintesis dengan RNA

polimerase II
3. RNA-transfer (bahasa Inggris: transfer-RNA, tRNA), yang disintesis dengan RNA

polimerase III Pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21 diketahui bahwa RNA hadir dalam berbagai macam bentuk dan terlibat dalam proses pascatranslasi. Dalam pengaturan ekspresi genetik orang sekarang mengenal RNA-mikro (miRNA) yang terlibat dalam "peredaman gen" atau gene silencing dan small-interfering RNA (siRNA) yang terlibat dalam proses pertahanan terhadap serangan virus.

Fungsi RNA

Pada sekelompok virus (misalnya bakteriofag), RNA merupakan bahan genetik. Ia berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik, sebagaimana DNA pada organisme hidup lain. Ketika virus ini menyerang sel hidup, RNA yang dibawanya masuk ke sitoplasma sel korban, yang kemudian ditranslasi oleh sel inang untuk menghasilkan virus-virus baru. Namun demikian, peran penting RNA terletak pada fungsinya sebagai perantara antara DNA dan protein dalam proses ekspresi genetik karena ini berlaku untuk semua organisme hidup. Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan basa nitrogen DNA dalam proses transkripsi. Kode urutan basa ini tersusun dalam bentuk 'triplet', tiga urutan basa N, yang dikenal dengan nama kodon. Setiap kodon berelasi dengan satu asam amino (atau kode untuk berhenti), monomer yang menyusun protein. Lihat ekspresi genetik untuk keterangan lebih lanjut. Penelitian mutakhir atas fungsi RNA menunjukkan bukti yang mendukung atas teori 'dunia RNA', yang menyatakan bahwa pada awal proses evolusi, RNA merupakan bahan genetik universal sebelum organisme hidup memakai DNA.

Komponen penyusun ADN dan ARN


Seperti telah diketahui, bahwa pada prinsipnya komponen penyusun ADN dan ARN sebenarnya sama. Baik ADN maupun ARN dibentuk oleh tiga bahan utama yaitu: gula ribosa, basa nitrogen, dan fosfat. Perbedaan bahan penyusun ADN dan ARN ada pada jenis gula ribosa dan basa nitrogen primidinnya. Gula ADN adalah deoksiribosa, sedangkan ARN adala gula ribosa. Basa nitrogen pirimidin pada ADN ada timin, sedangkan pada ARN timin diganti urasil. Jika lupa silahkan baca lagi di sini.

Struktur paling dasar pembentuk ADN dan ARN (monomer) adalah ikatan antara gula dengan basa nitrogen yang disebut nukleosida. Jika nukleosida ini berikatan dengan dengan fosfat (P) mereka disebut nukleotida. Nukleotida pada ADN akan berikatan satu sama lain membentuk rantai panjang yang memiliki berpasangan. Karena itu ADN sering disebut rantai ganda polinukleotida yang berbentuk doublehelix (pita terpilin). Sedangkan pada ARN nukleotida juga berikatan satu sama lain membentuk rantai polinukleotida tetapi berukuran pendek dan berupa rantai tunggal.

Nukleotida pembentuk ADN disebut deoksiribonukleotida (nukleotida yang berikatan dengan gula deoksiribosa) sebanyak 4 macam sesuai dengan jenis basa nitrogen, yaitu: deoksiadenosinmonofosfat / dAMP (basa nitrogen adenin) deoksiguanosinmonofosfat /dGMP (basa nitrogen guanin) timidinmonofosfat / TMP (basa nitrogen timin) deoksisitidinmonofosfat / dCMP (basa nitrogen citosin) Nukleotida pembentuk ARN disebut ribonukleotida (nukleotida yang berikatan dengan gula ribosa) sebanyak 4 macam sesuai dengan jenis basa nitrogen, yaitu: adenosinmonofosfat / AMP (basa nitrogen adenin) guanosinmonofosfat /GMP (basa nitrogen guanin) uridinmonofosfat / UMP (basa nitrogen urasil) sitidinmonofosfat / CMP (basa nitrogen citosin) Para nukleotida itulah yang akan digunakan pada proses replikasi untuk membentuk rantai baru ADN, juga digunakan pada proses transkripsi sewaktu pencetakan ARNd oleh ADN. DNA (Deoksirybose Nucleid Acid) merupakan komponen penyusun kehidupan. DNA adalah apa yang membuat tiap-tiap individual (apapun jenis dan spesiesnya) unik. Bentuk DNA Pada tahun 1953, berdasarkan hasil penelitian dari Rosalind Franklin, James Watson dan Francis Crick,DNA diketahui berbentuk double helix yang terdiri dari 2 pita yang berpilin menjadi satu yang masing-masing memiliki warna biru dan kuning. Penyusun utama DNA adalah gula ribose yang kehilangan satu atom oksigen (deoksiribose) Tiap pita atau rantai double helix terbuat dari unit-unit berulang yang disebut nukleutida. Satu nukleutida terdiri dari 3 gugus fungsi yaitu: Satu gula ribose Triphosphate Satu basa nitrogen Ketika nukleotida bergabung menjadi DNA maka nukleotida-nukleotida tersebut dihubungkan oleh ikatan phosphodiester. Basa nitrogen pada DNA Pada struktur DNA, gula ribose dan gugus phosphate yang tarikat adalah sama, yang berbeda hanyalah pada basa nitrogen, jadi sebetulnya perbedaan disebabkan oleh fariasi susunan dari basa-basa nitrogen yang terdapat pada rantai DNA. Ada 4 macam basa nitrogen yaitu Adenine, Cytosine, guanine dan thymin. Ketika basa-basa nitrogen tersebut terikat dengan nukleotida maka penamaanpun berubah.interaksi ikatan hidrgen antara masing-masing basa nitrogen menyebabkan bentuk dari 2

rantai DNA menjadi sedemikian rupa, bentuk ini disebut double helix. STRUKTUR RNA RNA merupakan rantai tunggal polinukleutida. Setiap ribonukleutida terdiri dari 3 yaitu: 1. 5 karbon 2. Bas nitrogen yang terdiri dari golongan purin (yang sama dengan DNA) dan golongan pirimidin yang berbeda yaitu sitosin ( C ) dan urasil ( U ) 3. Gugus fosfat Purin dan pirimidin yang berkaitan dengan ribosa membentuk satu molekul yang dinamakan nukleusida atau ribonukleusida, yang merupakan frekurso dasar untuk sintesis DNA. Ribonukleusida yang berkaitan dangan gugus fosfat membentuk suatu nukleutida atau ribonukleutida.RNA merupakan hasil transkripsi dari suatu fragmen DNA, sehingga RNA merupakan polimer yang jauh lebih pendek dibandingkan DNA 1. Nukleotida Asam nukleat merupakan molekul polimer, polinukleotida, yang tersusun dari monomer nukleotida. Dengan demikian maka nukleotida merupakan unit dasar penyusun asam nukleat. Nukleotida tersusun dari tiga komponen yang penting, yaitu: basa nitrogen, gula pentosa yang mempunyai lima karbon, dan gugus fosfat. Ada dua jenis basa nitrogen penyusun nukleotida yaitu: basa purin yang berstruktur cincin ganda, dan basa pirimidin yang berstruktur cincin tunggal. Basa purin yang terdapat di dalam nukleotida ada dua tipe yaitu: adenin (A) dan guanine (G), sedangkan 3 tipe basa pirimidin biasa terdapat di nukleotida adalah: sitosin (C), timin (T), dan urasil (U). DNA mengandung basa nitrogen A, G, C. Basa T hanya terdapat di DNA,

Gula pentosa yang terdapat di dalam molekul RNA adalah ribosa, sedangkan yang terdapat di molekul DNA adalah deoksiribosa. Deoksiribosa mirip dengan ribosa, hanya saja pada atom C2 pada deoksiribosa kekurangan gugus hidroksil dibandingkan dengan ribosa. Basa purin atau pirimidin yang bergabung dengan gula pentosa (ribose atau deoksiribosa) membentuk molekul nukleosida. Jika gugus fosfat bergabung dengan nukleosida, maka membentuk nukleotida.

Berdasarkan gula pentosanya, terdapat dua macam nukleosida yaitu: ribonukleosida yang mengandung gula ribosa, dan deoksiribonukleosida yang mengandung gula deoksiribosa. Nukleosida dan nukleotida dinamai berdasarkan pada basa nitrogen yang spesifik. Ikatan di antara tiga komponen penyusun nukleotida adalah san gat spesifik. C1 dari gula pentosa berikatan dengan basa nitrogen. Bila basanya purin, maka C1 pentosa berikatan dengan N9 purin, dan bila basanya pirimidin, C1 berikatan dengan N1 pirimidin. Pada molekul nukleotida, gugus fosfat dapat diikat pada C2, C3, C5 dari pentosa. Bila satu gugus fosfat diikatkan pada nukleosida akan membentuk nukleosida monofosfat, bila dua fosfat, menjadi nukleosida difosfat, dan bila tiga fosfat menjadi nukleosida trifosfat. Bila nukleotida tersusun dari gula ribosa, basa adenin dan tiga gugus fosfat maka disebut dengan adenosine trifosfat (ATP). Sedangkan nukleotida yang tersusun oleh gula deoksiribosa, basa adenin dan tiga gugus fosfat disebut dengan deoksiadenosin trifosfat (dATP). Pada molekul nukleotida di sini, gugus fosfat diikat pada C5 dari pentosa. 2. Polinukleotida Nukleotida yang satu diikatkan dengan nukleotida yang lain membentuk rantai polinukleotida dengan ikatan kovalen fosfodiester. Ikatan ini terbentuk antara gugus hidroksil (OH) pada C3 dari satu nukleotida dengan gugus fosfat pada C5 dari nukleotida lainnya, sehingga membentuk ikatan fosfodiester 3- 5. Nukleotida yang baru dapat ditambahkan pada gugus OH dari C3pada rantai nukleotida yang sedang tumbuh.

Jadi, penambahan nukleotida pada rantai polinukleotida selalu terletak pada gula yang melibatkan gugus fosfat, sedangkan basa nitrogennya bebas, sehingga bentuk polinukleotida merupakan rantai yang tersusun dari tulang punggung yang berupa gula-fosfat dengan nitrogen sebagai percabangannya. Menurut Watson dan Crick, DNA mempunyai utas ganda, dan kedua utas tersebut saling berpilin. Masing-masing utas tersusun dari rantai polinukleotida. Antara polinukleotida yang satu dengan polinukleotida yang lainnya diikat dengan ikatan-ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen, yang merupakan ikatan yang lemah, terbentuk antara dua basa nitrogen. Basa guanin (G) selalu berikatan dengan basa sitosin (C) dan basa adenin (A) selalu berikatan dengan timin (T). Perpasangan ini didasarkan pada penelitian Chargaff, sehingga biasa disebut dengan aturan chargaff. Chargaff telah mengisolasi DNA dari beberapa organisme, dan mendapatkan bahwa banyaknya basa purin selalu sama dengan banyaknya basa pirimidin, banyaknya A selalu sama dengan T, dan jumlah G sama dengan jumlah C atau (A+G)/(T+C)=1.

Jumlah G+C tidak sama dengan A+T, atau perbandingan (G+C)/(A+T) tidak sama dengan satu tetapi bervariasi tergantung dari organismenya. Antara basa G dan C dapat terbentuk 3 ikatan hidrogen, dan antara A dan T dihubungkan dengan 2 ikatan hidrogen, sehingga ikatan antara G-C lebih kuat dibandingkan dengan A-T. Oleh sebab itu DNA yang banyak mengandung G dan C lebih sulit didenaturasi (dirusak atau diuraikan) dibandingkan dengan DNA yang banyak mengandung A dan T.

Utas ganda DNA berpilin searah dengan jarum jam ke arah kanan. Dalam satu putaran terdapat 10 pasang nukleotida. Panjang satu putaran 34 Ao sehingga pasangan nukleotida yang satu dengan pasangan nukleotida yang berikutnya berjarak 3,4 Ao. DNA utas ganda berpilin berdiameter 20 Ao. Utas ganda yang berpilin ini menciptakan suatu celah. Dalam satu putaran terdapat satu celah lebar (major groove) dan satu celah sempit (minor groove). Struktur DNA yang demikian, yang umumnya dijumpai disebut dengan B-DNA. Dari hasil penelitian selanjutnya ternyata ditemukan adanya modifikasi dari struktur B-DNA. A-DNA mempunyai arah pilinan sama dengan B-DNA tetapi lebih kompak, yang berdiameter 23 Ao, dan dalam satu putaran terdapat 11 pasang nukleotida. Struktur lainnya adalah Z-DNA yang mempunyai arah pilinan ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam), yang mempunyai diameter 18 Ao dan setiap putaran terdapat 12 pasang nukleotida.

Anda mungkin juga menyukai