Peranan Sel Imun Pada Prognosis
Peranan Sel Imun Pada Prognosis
PENDAHULUAN
Karsinoma kolorekatal dapat dianggap sebagai penyakit yang
ditimbulkan oleh ekspansi progresif sel asal progenitas tunggal yang dapat melepaskan diri dari pengawasan regulator sel dan mekanisme homeostatis yang normal. Saat ini operasi tetap merupakan terapi primer pada tumor solid. Pemeriksaan patologik spesimen yang direseksi menggambarkan struktur anatomi tumor (kategori tumor-node metastatis (TNM)). Staging TNM memprediksi hasil postoperatif dan perlu tidaknya terapi adjuvant. Walaupun sistem staging ini dapat menentukan prognosis, penentuan keberhasilan pada pasien biasanya kurang tepat. Ketepatan staging pada kanker kolorektal tetap tidak berubah seperti pada klasifikasi Dukes sejak tahun 1932.
sumsum tulang dan kelenjar limfe bisa meningkatkan ketepatan dalam staging.
Namun, apakah variabel ini bisa menawarkan marker prognostik untuk rekurensi pada kanker kolorektal tetap menjadi kontroversi. Kelompok peneliti kanker
KOLOREKTAL
Kanker kolorektal merupakan salah satu kanker yang paling sering terjadi, dengan prognosis yang buruk. Responi immun terhadap karsinoma kolorektal
melalui dua mekanisme yaitu humoral dan seluler. Efektor sistem imun humoral
terdiri dari lisis, opsonisasi dan hilangnya adhesi oleh antibodi dan komplemen, sedangkan mekanisme melalui seluler terdiri dari destruksi sel tumor oleh sel CTL,
matang dalam tubuh memiliki masa hidup tertentu dan karsinoma timbul karena
adanya gangguan keseimbangan antara jumlah sel yang diproduksi tubuh dan sel yang mati. Keseimbangan ini diawasi sistem pengontrol yang jika tidak berfungsi, sel
yang seharusnya mati akan membentuk klon dan berkembang menjadi neoplasma.
Tumor yang tumbuhnya tidak terus menerus dan tidak menginvasi jaringan sehat sekitarnya secara luas disebut tumor jinak, sementara tumor yang terus tumbuh dan menjadi progresif invasif disebut ganas.
Tumor ganas cenderung bermetastase dan gerombol sel tumor kecil dapat
terlepas dari menginvasi pembuluh darah atau kelenjar linfe dan dibawa keorgan
lain untuk seterusnya berproliferasi. Dengan kata lain tumor primer akan menimbulkan tumor sekunder ditempat lain.
supresi sistim immun di banding dengan orang normal. Prevalensi tumor pada
orang yang mendapat radiasi adalah seratus kali lebih besar dibanding dengan orang normal.
ANTIGEN TUMOR
Immunitas tumor adalah proteksi sistem immun terhadap timbulnya tumor. Meskipun adanya respon immun alamiah terhadap tumor dapat dibuktikan, namun immunitas sejati hanya terjadi pada subset tumor yang mengekspresikan antigen immunogenik. Identifikasi molekuler antigen tumor merupakan faktor kunci dalam perkembanagan immunoterapi antitumor. Antigen tumor yang unik dapat digunakan sebagai molekul sasaran untuk dikenal sistem immun untuk dihancurkan
secara spesifik. Antigen tersebut dapat dibagi sesuai gambaran ekspresinya pada sel
tumor dan sel normal.
akibat mutasi satu atau lebih gen. Jenis TSA yang lain adalah protein dalam tumor
yang di induksi virus. TSA sangat menarik ditinjau dari immuno terapi, meskipun sampai sekarang belum memberikan keuntungan yang jelas.
Pada karsinoma kolorektal respon immun seluler lebih dominan dibandingkan dengan immunitas humoral, tetapi tubuh membentuk juga antibodi terhadap antigen tumor. Antibodi tersebut ternyata dapat menghancurkan sel tumor secara langsung, dengan bantuan komplemen, dengan melalui jalur antibody dependent cell cytotoxicyty (ADCC) yang memiliki reseptor misalnya sel NK dan makrofag atau dengan jalan mencegah adhesi sel tumor. Pada penderita karsinoma kolorektal sering ditemukan kompleks immun, tetapi pada kebanyakan tumor sifatnya masih belum jelas. Antibodi diduga lebih berguna terhadap sel yang bebas seperti pada metastase dibanding pada tumor yang padat. Hal tersebut mungkin disebabkan
karena antibodi membentuk kompleks immun yang mencegah sit ot oksisitas sel T.
Pada umumnya destruksi lebih efisien bila sel tumor ada dalam suspensi dan dektruksi tumor dengan cara ini sulit dibuktikan pada tumor yang padat.
Pada pemeriksaan patologi anatomi karsinoma kolorektal sering ditemukan infiltrasi sel sel yang terdiri atas sel sel fagosit mononuklear, limposit sedikit sel plasma dan sel mast. Meskipun pada beberapa neoplasma infiltrat sel mononuklear merupakan indikator untuk prognosis yang baik, tetapi pada umumnya tidak ada hubungannya antara infiltrasi sel dengan prognosis. Sistem ini dapat langsung menghancurkan sel tumor tanpa sensitasi sebelumnya. Pada imunitas selular yang berperanan adalah CTL, sel NK dan makrofag.
kemampuan untuk mengingat antigen yang pernah ditemukan dan membawa kepada
respon yang lebih cepat jika terjadi paparan ulang. Mengikuti respon primer
terhadap antigen, sel-T memori akan terdiseminasi dan berada dalam tubuh untuk
kapasitas anti tumor sel-T memori yang tahan lama dapat membantu dalam mengawal sel tumor yang tersisa seperti yang diilustrasikan pada model tikus.
Namun, ada juga beragam faktor molekuler dan seluler yang berasal dari lingkungan
mikro tumor (seperti IL-10, transforming growth factor B dan VEGF) yang
membantu defektif imun secara lokal. Peranan respon imun menjadi tidak lagi efektif untuk sel tumor yang bersirkulasi. Dengan kata lain, respon imun membantu
menghancurkan sel tumor sebelum sel-sel tersebut membesar dan bermetastase dan
membentuk jaringan imunosupresif
Idealnya respon imun harus tetap seimbang namun sering kali respon imun menjadi tertekan sehingga resiko untuk mengalami infeksi menj adi tinggi. Sebaliknya respon peradangan menimbulkan stimulasi berlebihan sehingga pasien beresiko mengalami kerusakan organ dan kematian. Respon yang terlalu besar dapat disebabkan oleh sepsis dan penekanan serta malnutrisi progresif serta kondisi morbid. Oleh karena itu intervensi nutrisi pada pasien dengan kondisi kritis memerlukan pengawasan yang seksama dan pemahaman mengenai kondisi pasien sebelum memilih suatu formula.
Konsep bahwa nutrisi mempengaruhi respon imun telah berkembang selama beberapa tahun terakhir dengan menggunakan diet yang mengandung berbagai jenis nutrisi yang dapat mengatur stimulus imun atau menurunkan fungsi imun. Formula yang tersedia secara komersial mengandung nutrisi ini dengan kombinasi dan jumlah yang bervariasi. Akan tetapi belum ada formula komersial yang cocok untuk setiap pasien dengan kondisi yang kritis karena kompleksitas dari respon imun terhadap jejas.
KESIMPULAN
Reaksi imun adaptif terhadap kanker kolorektal merupakan variabel penting yang dapat mencegah terjadinya metastase tumor dan bernilai kuratif pasca
operasi. Dengan kata lain, jangka waktu rekurensi dan survival rate secara dipengaruhi oleh bekerja tidaknya respon imun adaptif. Hal ini menantang pemahaman kita untuk memperbaiki penatalaksanaan kanker kolorektal di klnik.
THANK YOU