Anda di halaman 1dari 16

PERANAN SEL IMUN PADA PROGNOSIS KARSINOMA KOLOREKTAL

OLEH RIRIN RAMDHANI YUSUF 821 412 042 KELAS : B

J U R U S A N FA R MA S I FA K U LTA S I L M U - I L M U K E S E H ATA N D A N KEOLAHRAGAAN U N I V E R S I TA S N E G E R I G O R O N TA L O 2013

PENDAHULUAN
Karsinoma kolorekatal dapat dianggap sebagai penyakit yang

ditimbulkan oleh ekspansi progresif sel asal progenitas tunggal yang dapat melepaskan diri dari pengawasan regulator sel dan mekanisme homeostatis yang normal. Saat ini operasi tetap merupakan terapi primer pada tumor solid. Pemeriksaan patologik spesimen yang direseksi menggambarkan struktur anatomi tumor (kategori tumor-node metastatis (TNM)). Staging TNM memprediksi hasil postoperatif dan perlu tidaknya terapi adjuvant. Walaupun sistem staging ini dapat menentukan prognosis, penentuan keberhasilan pada pasien biasanya kurang tepat. Ketepatan staging pada kanker kolorektal tetap tidak berubah seperti pada klasifikasi Dukes sejak tahun 1932.

Deteksi mikrometastasis dan sel tumor tersembunyi (occult ) dalam darah,

sumsum tulang dan kelenjar limfe bisa meningkatkan ketepatan dalam staging.
Namun, apakah variabel ini bisa menawarkan marker prognostik untuk rekurensi pada kanker kolorektal tetap menjadi kontroversi. Kelompok peneliti kanker

menyatakan bahwa pemahaman lebih dalam tentang mekanisme genetik dan


epigenetik yang berperan pada tumor bisa menentukan faktor prognostik yang bisa dipercaya dan terapi yang efektif. Ketidak stabilan kromosom, defisiensi sistem repair DNA yang mismatch, dan penyembunyian gen dengan hypermethylation pada promoter Cp Grich menyebabkan jalur genome pada kanker kolorektal tidak stabil. Genotipe ini serta marker dari beberapa molekul, protein dan karbohidrat, berpengaruh dalam gejala klinis. Tidak satu pun dari faktor-faktor ini dapat menjadi marker prognostik independen yang kuat pada penanganan pasien.

PERANAN SEL SEL IMUN PADA PROGNOSIS KARSINOMA

KOLOREKTAL
Kanker kolorektal merupakan salah satu kanker yang paling sering terjadi, dengan prognosis yang buruk. Responi immun terhadap karsinoma kolorektal

melalui dua mekanisme yaitu humoral dan seluler. Efektor sistem imun humoral
terdiri dari lisis, opsonisasi dan hilangnya adhesi oleh antibodi dan komplemen, sedangkan mekanisme melalui seluler terdiri dari destruksi sel tumor oleh sel CTL,

sel NK dan makrofag. Pendekatan imunoterapi pada karsinoma kolorektal belum


maksimal karena sel tumor dapat melepaskan diri dari pengenalan imunologik. Untuk imunoterapi efektif diperlukan pengertian mengapa sistem imun gagal memberikan respon terhadap tumor dan bagaimana strategi manipulasi sistem imun dapat dikembangkan untuk memperoleh respon imun yang petensial.

ETIOLOGI KARSINOMA KOLOREKTAL


Terdapat berbagai macam teori karsinogenesis pada karsinoma kolorektal.
Beberapa yang sering dikemukakan seperti faktor lingkungan, kurangmya serat dalam makanan yang dikonsumsi serta tingginya lemak, dan faktor genetik. Sel

matang dalam tubuh memiliki masa hidup tertentu dan karsinoma timbul karena
adanya gangguan keseimbangan antara jumlah sel yang diproduksi tubuh dan sel yang mati. Keseimbangan ini diawasi sistem pengontrol yang jika tidak berfungsi, sel

yang seharusnya mati akan membentuk klon dan berkembang menjadi neoplasma.

Tumor yang tumbuhnya tidak terus menerus dan tidak menginvasi jaringan sehat sekitarnya secara luas disebut tumor jinak, sementara tumor yang terus tumbuh dan menjadi progresif invasif disebut ganas.

Tumor ganas cenderung bermetastase dan gerombol sel tumor kecil dapat

terlepas dari menginvasi pembuluh darah atau kelenjar linfe dan dibawa keorgan
lain untuk seterusnya berproliferasi. Dengan kata lain tumor primer akan menimbulkan tumor sekunder ditempat lain.

Tumor dibagi menurut sel embrional asalnya. Kebanyakan karsinoma berasal


dari jaringan endodermal atau epitel organ internal dan kelenjar begitu juga karsinoma kolon. Karsinoma kolorektal terjadi lebih sering pada orang dengan

supresi sistim immun di banding dengan orang normal. Prevalensi tumor pada
orang yang mendapat radiasi adalah seratus kali lebih besar dibanding dengan orang normal.

ANTIGEN TUMOR
Immunitas tumor adalah proteksi sistem immun terhadap timbulnya tumor. Meskipun adanya respon immun alamiah terhadap tumor dapat dibuktikan, namun immunitas sejati hanya terjadi pada subset tumor yang mengekspresikan antigen immunogenik. Identifikasi molekuler antigen tumor merupakan faktor kunci dalam perkembanagan immunoterapi antitumor. Antigen tumor yang unik dapat digunakan sebagai molekul sasaran untuk dikenal sistem immun untuk dihancurkan

secara spesifik. Antigen tersebut dapat dibagi sesuai gambaran ekspresinya pada sel
tumor dan sel normal.

TUMOR SPESIFIC ANTIGEN


Merupakan sasaran ideal untuk imunoterapi. Respon immun terhadap antigen spesifik seperti ini memberikan banyak harapan karena dapat menghancurkan sel tumor tanpa merusak sel sehat. Contoh dari TSA adalah protein yang diproduksi

akibat mutasi satu atau lebih gen. Jenis TSA yang lain adalah protein dalam tumor
yang di induksi virus. TSA sangat menarik ditinjau dari immuno terapi, meskipun sampai sekarang belum memberikan keuntungan yang jelas.

RESPON IMMUN PADA KARSI NOMA KOLOREKTAL


I. Imunitas Humoral

Pada karsinoma kolorektal respon immun seluler lebih dominan dibandingkan dengan immunitas humoral, tetapi tubuh membentuk juga antibodi terhadap antigen tumor. Antibodi tersebut ternyata dapat menghancurkan sel tumor secara langsung, dengan bantuan komplemen, dengan melalui jalur antibody dependent cell cytotoxicyty (ADCC) yang memiliki reseptor misalnya sel NK dan makrofag atau dengan jalan mencegah adhesi sel tumor. Pada penderita karsinoma kolorektal sering ditemukan kompleks immun, tetapi pada kebanyakan tumor sifatnya masih belum jelas. Antibodi diduga lebih berguna terhadap sel yang bebas seperti pada metastase dibanding pada tumor yang padat. Hal tersebut mungkin disebabkan

karena antibodi membentuk kompleks immun yang mencegah sit ot oksisitas sel T.
Pada umumnya destruksi lebih efisien bila sel tumor ada dalam suspensi dan dektruksi tumor dengan cara ini sulit dibuktikan pada tumor yang padat.

II. Immunitas seluler

Pada pemeriksaan patologi anatomi karsinoma kolorektal sering ditemukan infiltrasi sel sel yang terdiri atas sel sel fagosit mononuklear, limposit sedikit sel plasma dan sel mast. Meskipun pada beberapa neoplasma infiltrat sel mononuklear merupakan indikator untuk prognosis yang baik, tetapi pada umumnya tidak ada hubungannya antara infiltrasi sel dengan prognosis. Sistem ini dapat langsung menghancurkan sel tumor tanpa sensitasi sebelumnya. Pada imunitas selular yang berperanan adalah CTL, sel NK dan makrofag.

karsinoma kolorektal yang mengekpresikan antigen unik dapat memacu proliferasi


CTL spesifik yang dapat menghancurkan tumor. CTL biasanya mengenal peptida asal TSA yang diikat MHC-1. Namun, CTL tidak selalu efisien. Sel NK adalah limfosit sitotoksik yang mengenal sel sasaran yang bukan antigen spesifik dan juga bukan MHC dependent. Diduga bahwa fungsi terpent ing sel NK adalah anti tumor. Sel NK mengekspresikan FeR dapat mengikat sel tumor yang terlebih dulu berikatan dengan antibodi dan dapat membunuh sel sasaran melalui ADCC dengan cara melepas protease, perforin dan granzim.

KEGANASAN SISTEM IMUN


Respon imun mempunyai kemampuan efektor yang sistemik yang dapat engidentifikasi dan membunuh sel kanker yang masih ada dalam darah, kavum peritoneal, sum-sum tulang atau nodus limfe. Proses ini dapat membawa kepada eliminasi sel kanker yang tersirkulasi atau membawanya ke fase equilibrium dimana tumor masih persisten tetapi tidak menyebar karena adanya tekanan imun. T-sel memori pada prognosis. Memori imunologis didefinisikan sebagai suatu

kemampuan untuk mengingat antigen yang pernah ditemukan dan membawa kepada
respon yang lebih cepat jika terjadi paparan ulang. Mengikuti respon primer

terhadap antigen, sel-T memori akan terdiseminasi dan berada dalam tubuh untuk

jangka waktu yang cukup lama.

Oleh sebab itu, sifat

utama trafficking dan

kapasitas anti tumor sel-T memori yang tahan lama dapat membantu dalam mengawal sel tumor yang tersisa seperti yang diilustrasikan pada model tikus.

Namun, ada juga beragam faktor molekuler dan seluler yang berasal dari lingkungan

mikro tumor (seperti IL-10, transforming growth factor B dan VEGF) yang
membantu defektif imun secara lokal. Peranan respon imun menjadi tidak lagi efektif untuk sel tumor yang bersirkulasi. Dengan kata lain, respon imun membantu

menghancurkan sel tumor sebelum sel-sel tersebut membesar dan bermetastase dan
membentuk jaringan imunosupresif

RESPON IMUN POST OPERASI KARSINOMA KOLOREKTAL


Pasien dengan kondisi kritis setelah menjalani reseksi karsinoma kolorektal sering mengalami respon imun yang bersifat kompleks terhadap luka operasi.

Idealnya respon imun harus tetap seimbang namun sering kali respon imun menjadi tertekan sehingga resiko untuk mengalami infeksi menj adi tinggi. Sebaliknya respon peradangan menimbulkan stimulasi berlebihan sehingga pasien beresiko mengalami kerusakan organ dan kematian. Respon yang terlalu besar dapat disebabkan oleh sepsis dan penekanan serta malnutrisi progresif serta kondisi morbid. Oleh karena itu intervensi nutrisi pada pasien dengan kondisi kritis memerlukan pengawasan yang seksama dan pemahaman mengenai kondisi pasien sebelum memilih suatu formula.

Konsep bahwa nutrisi mempengaruhi respon imun telah berkembang selama beberapa tahun terakhir dengan menggunakan diet yang mengandung berbagai jenis nutrisi yang dapat mengatur stimulus imun atau menurunkan fungsi imun. Formula yang tersedia secara komersial mengandung nutrisi ini dengan kombinasi dan jumlah yang bervariasi. Akan tetapi belum ada formula komersial yang cocok untuk setiap pasien dengan kondisi yang kritis karena kompleksitas dari respon imun terhadap jejas.

KESIMPULAN
Reaksi imun adaptif terhadap kanker kolorektal merupakan variabel penting yang dapat mencegah terjadinya metastase tumor dan bernilai kuratif pasca

operasi. Dengan kata lain, jangka waktu rekurensi dan survival rate secara dipengaruhi oleh bekerja tidaknya respon imun adaptif. Hal ini menantang pemahaman kita untuk memperbaiki penatalaksanaan kanker kolorektal di klnik.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai