Praktik transfusi intraoperatif

Packed red blood cells Transfusi darah harus diberikan sebagai red blood cells, yang mana . packed red blood cells sangat ideal untuk psien yang membutuhkan red cells tetapi tidak untuk penggantian volume ( seperti pasien anemia yang berhubungan dengan gagal jantung). Pasien yang dioperasi membutuhkan volume volume dan red cells yang banyak, kristaloid dapat diinfus melalui intravenous line yang lain untuk penggantian volume yang hilang. Sebelum transfusi, setiap unit harus dicek dengan teliti, slip darah dan gelang identitas pasiennya. Tube transfusi harus mempunyai filter 170-m untuk menangkap adanya clots atau debris. Filter dengan ukuran yang sama tetapi charged filter digunakan untuk mengurangi leukosit untuk mencegah reaksi febril pada pasien yang sensitive. Darah pada intraoperatif transfusi harus dihangatkan sampai 37 C selama transfusi. Sebelumnya jika transfusi dilakukan lebih dari 2-3 unit, kesalahan terjadi maka akan menyebabkan hypothermia. Efek tambahan dari hypothermia dan biasanya memiliki level 2,3 dyphospoglycerate ( 2,3 DPG) di darah yang akan disimpan di tubuh dapat menyebabkan adanya marked leftward shift dari kurva disosiasi hemoglobin oksigen. Dan teori menyebutkan juga adanya hipoksia jaringan. Penghangat darah harus dapat menjaga temperatur darah berkisar antara 30C meskipun aliran yang diberi cukup cepat seperti 150mL/menit. Fresh frozen plasma Fresh frozen plasma berisi semua plasma protein, termasuk factor pembeku. Transfusi dari FPP diindikasikan dengan defisiensi factor, mendapatkan efek yang memutar dari terapi warfarin, dan koreksi

koagulopati pada pasien yang mempunyai penyakit hati. Setiap unit dari FPP biasanya menaikkan factor pembekuan sampai 2-3% pada orang dewasa. Dosis inisial biasanya berkisar antara 10 -15 mL/kg. Goal dari transfusi ini adalah 30% dari konsentrasi factor koagulasi normal. FPP dapat juga digunakan pada pasien yang mendapat transfusi darah yang banyak dan terus mengalami pendarahn mengikuti transfusi platelet. Pasien dengan defisiensi anti thrombin III atau trombositopenik purpura juga mendapat keuntungan yang banyak dari transfusi FPP. Setiap unit FFP membawa resiko infeksi yang sama dengan transfusi darah murni. Sebagai tambahan pasien mungkin akan sensitive dengan protein plasma. FFP juga harus dihangatkan sampai dengan 37 C untuk transfusi.

Platelets

Transfusi platelet harus diberikan pada pasien dengan trombositopeni atau disfungsi platelet. Transfusi Profilaktik platelet juga dindikasikan pada pasien dengan jumlah platelet dibawah 10.000 20.000 x 109/L. Setiap single unit dari platelet dapat diekspetasikan untuk meningkatkan jumlah platelet sekitar 10.000 20.000 x 109/L. Transfusi platelet ABOcompatible sangat disukai namun tidak begitu penting, Platelet yang ditransfusi biasanya bertahan hanya sampai 1 -7 hari. Kecocokan ABO dapat meningkatkan ketahanan platelet. Sensitisasi Rh dapat muncul didalam Rh negative penerima donor yang disebabkan oleh adanya beberapa red cells didalam unit platelet yang Rh positif. Selebihnya anti A atau anti B antibody didalam 70 mL plasma didalam setiap unit platelet dapat menyebabkan reaksi hemolitik terhadap red cell penerima donor saat unit ABO incompatible platelet diberikan. Pasien yang mempunyai antibody yang bereaksi melawan antigen HLA atau antigen spesifik

platelet memerlukan HLA yang compatible atau unit single donor. Dengan menggunakan sensitisasi yang terjadi. transfusi plateletheperesis dapat menurunkan

Transfusi Granulosit

Teansfusi granolosit yang telah diolah dari leukopharesis dapat diindikasikan dalam pasien neutropenik dengan infeksi bakteri yang tidak merespon dengan antibiotik. Proses radiasi dari unit ini menurunkan insidens dari reaksi graft-versus host namun dapat juga mempunyai efek yang berlawanan dengan fungsi granulosit itu sendiri. Ketersediaan dari filgrastim (granulocyte colony stimulating factor atau G-CSF) dan sagramstism (granulocyte macrophage colony stimulating factor, atau GM-CSF) telah diturunkan oleh pemakaian transfusi granulosit itu sendiri.