Anda di halaman 1dari 2

BAB III PEMBAHASAN DAN DISKUSI

Bedasarkan dari keluhan pasien, yaitu ada benjolan dileher depan, matanya exopthalmus jantung berdebar debar, hingga denyut jantung mencapai 110 kali per menit. Dari gejala diatas kita dapat mencurigai bahwa pasien menderita Hipertiroid. Selain itu untuk membuktikan lebih lanjut, dilakukan pemerikasaan laboratorium yaitu pemeriksaan hormone hormone yang dihasilkan tiroid. Kita mendapatkan hasil bahwa TSHs menurun sedangkan FT4 dan FT3 meningkat. Dari hasil tersebut kita dapat menegakkan diagnosis bahwa pasien tersebut kemungkinan besar menderita Hipertiroid. Penyebab tersering Hipertiroid adalah penyakit Grave, yaitu penyakit autoimun yakni tubuh secara serampangan memebentuk thyroid-stimulating immunoglobulin (TSI), suatu antibodi yang sasarannya adalah reseptor TSH. Namun tidak seperti TSH, TSI tidak dipengaruhi oleh inhibisi umpan balik negatif oleh hormon tiroid yaitu T4 dan T3. hal ini menyebabkan sekresi terus menerus dan menyebabkan pembesaran pada kelenjar tersebut. Berbeda hal nya dengan T3 dan T4 yang semakin banyak sekresinya, TSH semakin sedikit karena dipengaruhi inhibisi umpan balik negatif oleh hormone tersebut. Sekresi yang berlebihan dari hormone tiroid menyebabkan gejala gejalanya tertentu, seperti jantung berdebar debar, dan tubuh mengurus. Ini dapat terjadi karena hormon tiroid yang semaikin banyak disekresinya, akan meningkatkan aktifitas metabolisme dalam tubuh serta kepekaan rangsangan terhadap hormone katekolamin sehingga jantung terus menerus dipaksa untuk memompakan darah keseluruh tubuh. Jika terus dibiarkan akan terjadi komplikasi terhadap penyakit ini. Seperti intoleransi terhadap panas, hipereaktif, cemas, mudah marah, bertambah kurus, hipertrofi jantung, hipertrofi liver, tremor, impotensi pada pria, amenore pada wanita, gondok, exopthalmus, dan juga diare. Penatalaksanaan hipertioid termasuk satu atau beberapa dari tindakan berikut ini : 1. Pengobatan yang berupa kausatif maupun symptomatic. Pengobatan kausatif bertujuan menghambat sintesis hormone tiroid serta menghambat konversi T4 menjadi T3. Obat yang diberikan adalah obat anti tiroid seperti propiltrourasil atau metimazol yang dibarikan paling sedikit satu tahun. Penyekat beta seperti

propanolol diberikan bersamaan dengan obat anti tiroid untuk menurunkan takikardi, kegelisahan dan keringat berlebih. 2. pembedahan tiroidektomi subtotal sesudah terapi propiltiourasil tidak berhasil 3. pengobatan dengan yodium radioaktif (RAI), akan tetapi pasien pasien yang mendapat terapi RAI, 40 samapai 70% dapat mengalami hipotiroid dalam 10 tahu mendatang. Hipertiroid merupakan penyakit autoimun, dimana limfosit T diaktifkan oleh antigen di dalam tiroid yang menyebabkan rangsangan kepada limfosit B untuk menghasilkan antibodi di dalam darah untuk melawan antigen tersebut. Selain itu juga terdapat antibodi lain terhadap komponen reseptor TSI (thyroid stimulating immunoglobulin) yang mengaktifkan reseptor sehingga menimbulkan hipertiroidisme. Untuk pencegahan penyakit hipertiroid, tidak ada karena hipertiroid sendiri adalah penyakit autoimun. Untuk pasien pada skenario yang menolak tindakan operasi, kita sebagai dokter harus mengambil tindakan cepat, yaitu menawarkan penatalaksaan lain seperti pemberian obat anti tiroid atau pengobatan dengan yodium radioaktif (RAI) dengan memberitahu kepada pasien efek samping dari masing masing pengobatan yang tidak diharapakan. Pada skenario juga ditemukan anak-anak yang kerdil dan keterlambatan mental. Kondisi ini disebut juga hipotiroidisme kongenital. Hipotiroidisme kongenital sering terjadi pada ibu hamil, dimana akan berdampak pada janin yang dikandungnya. Hipotiroidisme ini ditandai dengan rendahnya kadar hormon tiroid bebas (fT4) dan kadar TSH yang masih normal. Ibu masih dapat memproduksi T4 dalam jumlah cukup untuk kebutuhannya sendiri tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan janin untuk mempertahankan perkembangan otak normal. Dalam mempengaruhi perkembangan otak, hormon tiroid juga diperantarai oleh hormon pertumbuhan. Di dalam skenario juga disebutkan bahwa hal ini terjadi pada daerah gondok endemis, dimana penduduknya jarang mengonsumsi yodium. Padahal, seperti yang kita ketahui, yodium juga diperlukan untuk pembentukan hormon tiroid. Iodium yang dimakan, di dalam tubuh berubah menjadi iodida. Sepertiga dari iodida yang masuk dalam tubuh diambil oleh kelenjar tiroid untuk membentuk hormon tiroid dan sisanya masuk ke dalam ginjal.

Anda mungkin juga menyukai