Anda di halaman 1dari 5

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik bahan kimia, dan radiasi. Juga oleh sebab kontak dengan suhu rendah (frost bite). Luka bakar ini dapat mengakibatkan kematian, atau akibat lain yang berkaitan dengan problem fungsi maupun estetik. Penyulit yang timbul pada luka bakar antara lain gagal ginjal akut, edema paru, SIRS dan infeksi dan sepsis, serta parut hipertrofik dan kontraktur (Mansjoer, 2000). Luka bakar merupakan media yang baik bagi pertumbuhan dan perbanyakan kuman, seperti bakteri Staphilooccus, Proteus, Pseudomonas, Escherhia Coli dan Enterobakteri klebiella mendapat kondisi yang optimal untuk tumbuh dalam luka bakar. Jamur seperti Candida albicansjuga tumbuh degan mudah dalam luka bakar. Kurang lebih 2,5 juta orang mengalami luka bakar diAmerika Serikat setiap tahunnya. Dari kasus ini 200.000 pasien memerlukan penanganan rawat jalan dan 100.000 pasien dirawat di RS. Sekitar 12.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat luka bakar ( Brunnerth & Suddart, 2002). Sedangkan data di Indonesia tidak ditemukan dalam studi literatur, tetapi ditemuka di RSU Dr Soetomo jumlah pasien luka bakar dari tahun ketahun terus meningkat 60% dari data 1999 - 2005 telah ditangani 739 pasien luka bakar 2007). (Surya,

2 Perawatan pada pasien luka bakar merupakan bagian utama dari peran perawat selama fase akut dan fase lainnya dalam perawatan luka bakar. Perawat bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan aman serta bersih dan mengkaji luka bakar yang dialami dari mulai anamnesa sampai evaluasi keperawatan. Hasil pemeriksaan pada pasien luka bakar harus diperhatikan. Usia korban, riwayat kesehatan, sumber penyebab luka bakar, apakah ada cidera yang bersamaan saat terjadi luka bakar dan nyeri pada daerah luka bakar harus di kaji oleh perawat selama pasien tersebut mendapatkan perawatan. Pasien luka bakar harus mendapatkan perhatian dan perawatan yang khusus, karena dampak dari luka bakar tersebut sangat banyak. Perhatian perawat mulai dari lingkungan / faktor eksternal seperti berasal dari alat kesehatan atau petugas kesehatan (Brunnerth & Suddart, 2000). Pengkajian yang cermat pada pasien luka bakar sangat membantu dalam penyembuhan pasien tersebut. Pengkajian tersebut tidak hanya pada data subyektif saja tetapi data objektif juga harus diperhatikan seperti prosentase luas permukaan tubuh yang terbakar, kedalaman luka bakar, letak anatomis luka bakar, dan apakah kulit tampak kemerahan, gelembung atau melepuh. Berdasarkan data yang diperoleh dari Medial Record RS Dr. Mohammad Hoesin Palembang, pada bulan Januari sampai Desember tahun 2006 berjumlah 62 pasien luka bakar. Sedangkan pada bulan Januari sampai Desember tahun 2007 berjumlah 96 pasien luka bakar. Dan sedangkan pada bulan Januari sampai Desember tahun 2008 berjumlah 86 pasien luka bakar. Untuk tahun 2009 dari bulan Januari sampai Maret berjumlah 30 pasien luka bakar, yang dirawat inap di ruang bedah plastik RS Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

3 Mengingat masalah utama yang sering timbul pada pasien luka bakar sangat kompleks maka peran perawat harus benar-benar optimal penulis tertarik untuk meneliti dan mengamati tentang Peran perawat dalam perawatan klien luka bakar di

instalasi rawat inap bedah ruang bedah plastik Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2009

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan masalah diatas, bahwa pelayanan keperawatan sangat diperlukan oleh pasien luka bakar. Maka dalam penelitian ini peneliti ingin memperoleh informasi mendalam tentang peran perawat dalam perawatan klien luka bakar di instalasi rawat inap ruang bedah plastik Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

1.3 Pertanyaan Penelitian Bagaimana peran perawat dalam perawatan pasien luka bakar di instalasi rawat inap ruang bedah plastik Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang.

1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Untuk memperoleh informasi mendalam tentang peran perawat diRuang Rawat Inap Bedah Plastik Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang dalam perawatan pasien luka bakar.

4 1.4.2 Tujuan Khusus 1.4.2.1 Diperoleh informasi mendalam tentang peran perawat sebagai pemberi

asuhan keperawatan (care giver) dalam perawatan klien luka bakar 1.4.2.2. Diperoleh informasi mendalam tentang peran perawat sebagai pendidik (edukator) dalam perawatan klien luka bakar

1.5

Manfaat Penelitian 1.5.1 Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan pelajaran yang berguna dalam

mengaplikasikan ilmu dalam pelayanan kelak. 1.5.2 Bagi Rumah Sakit Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya untuk perawatan luka bakar di ruang Rawat Inap Bedah Plastik Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2009 1.5.3 Bagi STIK Siti Khadijah Untuk menambah referensi dan memberikan informasi yang adekuat tentang perawatan luka bakar khususnya bagi mahasiswa program ekstention STIK Siti Khadijah Palembang.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian Masalah penelitian ini adalah ingin diperoleh informasi mendalam tentang peran perawat Rawat Inap Bedah Plastik Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin

5 Palembang perawatan klien luka bakar. Sasaran penelitian ini adalah perawat ruangan dan pasien diruang rawat inap bedah plastik Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan 9 Desember 2009 samapai dengan 16 Desember 2009 dengan menggunakan instrumen penelitian berupa wawancara mendalam dan observasi.

Anda mungkin juga menyukai