Anda di halaman 1dari 4

PENDAHULUAN

Dengan semakin berkembangnya penggunaan internet diikuti pula perkembangan. dalam dunia kesehatan dan keperawatan. Telemedicine, telehealth dan telenursing menjadi alternative dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan. Telenursing telah berhasil dinegara dengan laju pertumbuhan yang tinggi karena beberapa factor yaitu penghematan dalam biaya kesehatan, peningkatan angka penuaan dan penduduk dengan penyakit kronik serta peningkatan cakupan kesehatan jarak jauh, pedesaan dan daerah terpencil. Telenursing dapat membantu menyelesaikan kekurangan perawat, menurunkan jarak, waktu kunjungan dan menjaga pasien yang sudah keluar dari rumah sakit (College of Registered Nurses of Nova Scotia, 2008) Layanan kesehatan khususnya keperawatan jarak jauh dengan menggunakan media teknologi informatika (internet) memberikan kemudahan bagi masyarakat.

Masyarakat atau pasien tidak perlu datang ke rumah sakit, dokter atau perawat untuk mendapatkan layanan kesehatan. Waktu yang diperlukan untuk layanan kesehatan juga semakin pendek. Pasien dapat hanya dirumah dan melakukan kontak via internet atau melalui video converence untuk mendapatkan informasi kesehatan, perawatan dan bahkan sampai pengobatan. Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan wilayah yang tersebar merupakan potensi dalam menerapkan telenursing dalam rangka meningkatkan pelayanan keperawatan dan kesehatan masyarakat

TINJAUAN TEORI
Pengertian
Telehealth adalah pengiriman layanan terkait kesehatan dan informasi melalui teknologi telekomunikasi. Sedangkan telenursing adalah komponen dari telehealth yang didefinisikan sebagai praktek keperawatan jarak jauh dengan menggunakan teknologi telekomunikasi untuk melakukan asuhan keperawatan pada pasien (College of Registered Nurses of Nova Scotia, 2008). Telenursing adalah upaya penggunaan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan keperawatan dalam bagian pelayanan kesehatan dimana ada jarak secara fisik yang jauh antara perawat dan pasien, atau antara beberapa perawat. Sebagai bagian dari telehealth dan beberapa bagian terkait dengan aplikasi bidang medis dan non medis seperti telediagnosis, telekonsultasi dan telemonitoring (Wikipedia, 2013)

Manfaat
Model pelayanan ini memberikan keuntungan antara lain (American Nurse Assosiation, 1999): 1. Efektif dan efisien dari sisi biaya kesehatan, pasien dan keluarga dapat mengurangi kunjungan ke pelayanan kesehatan 2. Dengan sumber daya yang minimal dapat meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan keperawatan tanpa batas geografis 3. Telenursing dapat menurunkan kebutuhan atau menurunkan waktu tinggal di rumah sakit 4. Pasien dewasa dengan kondisi penyakit kronis memerlukan pengkajian dan monitoring yang sering sehingga membutuhkan biaya yang banyak. Telenursing dapat meningkatkan pelayanan untuk pasien kronis tanpa memerlukan biaya dan meningkatkan pemanfaatan teknologi 5. Berhasil dalam menurunkan total biaya perawatan kesehatan dan meningkatkan akses untuk perawatan kesehatan tanpa banyak memerlukan sumber

Evidend Base
1. Minatodani & Berman (2013) dalam penelitianya yang berjudul Home Telehealth in High-Risk Dialysis Patients: A 3-Year Study. Sampel yang digunakan adalah pasien dengan penyakit ginjal stadium akhir yang menjalani dialysis. Sebanyak 99 pasien dilibatkan dalam penelitian ini, 43 (18 perempuan, 25 laki-laki) dengan usia rata-rata 58,6 tahun yang terdaftar sebagai pengguna telehealth, dan 56 (26 perempuan, 30 laki-laki) dengan usia rata-rata 63,1 tahun yang tidak terdaftar dalam telehealth. Dalam penelitian ini menemukan pasien

yang terdaftar sebagai pengguna telehealth jumlah kumjungan ke unit gawat darurat, lama rawat inap di RS dan biaya yang dikeluarkan lebih rendah dibandingkan dengan pasien yang tidak terdaftar dalam telehealth. 2. Neumann dkk (2013) dalam penelitian yang berjudul Body weight telemetry is useful to reduce interdialytic weight gain in patients with end-stage renal failure on hemodialysis. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui efek dari telemetric body weight measurement (TBWM) pada IWG, tingkat ultrafiltrasi, dan tekanan darah. Sampel dibagi menjadi 3 kelompok yaitu pada pasien dengan kasus IWG lebih dari 0,75 kg/24 jam, kontak lewat telepon dibuat sesuai kebutuhan, dan pada pasien dengan kasus IWG lebih dari 1,5 kg, konsultasi telepon wajib dilakukan. Dan pada pasien dari kelompok kontrol (CG) menerima pengobatan standar tanpa pemantauan telematika. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan rata-rata antara IWG TG dan CG tidak signifikan sebelum dimulainya penelitian tetapi 0,2 kg (p = 0,027) (IDI2) / 0.27kg (p = 0,001) (WP) pada akhir penelitian, masing-masing. Perbedaan rata-rata di tingkat ultrafiltrasi dalam waktu 1 minggu adalah 19,0 mL / jam (p = 0,282) (IDI2) / 8,2 mL / jam (p = 0,409) sebelum dimulainya penelitian tetapi 28,4 mL / jam (p = 0,122) (IDI2) / 30,9 mL / jam (p = 0,004) pada akhir penelitian, masing-masing. Peneliti menyimpulkan, TBWM adalah suatu metode yang efektif untuk mengoptimalkan IWG dan mengurangi tingkat ultrafiltrasi. 3. Prado dkk (2003) dalam penelitianya yang berjudul Renal telehealthcare system based on a patient physiological image: a novel hybrid approach in telemedicine. Dengan menggunakan media Virtual Center for Renal Support (VCRS), yang berfokus pada pasien dengan end-stage renal disease (ESRD). Hasil penelitian menunjukkan pasien yang terpapar VCRS menunjukkan perilaku yang dinamis, dimana mereka mampu mencegah terjadinya hipovolemia dan tekanan darah selama sesi hemodialysis 4. Agroyannis dkk (1999) dalam penelitian yang berjudul Telemedicine technology and applications for home hemodialysis. Dalam penelitian ini mengaplikasikan telematics monitoring services (TMS) untuk mendukung pasien dengan endstage renal disease (ESRD) yang menjalani hemodialisa di rumah. Hasil penelitian menunjukkan, melalui dukungan TMS pasien dengan end-stage renal disease yang menjalani hemodialisa dirumah tidak ada komplikasi dialisis terkait tidak biasa diamati

KESIMPULAN
Dari berbagai sumber hasil penelitian maupun kajian literatur diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pelayanan keperawatan yang menggukana model Telenursing efektif dapat digunakan pada pasien dengan renal system khususnya pasien dengan end-stage renal disease (ESRD). Bisa digunakan sebagai sarana memantau perkembangan rehabilitasi serta memandirikan pasien atau keluarga untuk merawat diri sendiri melalui metode Telenursing. Pasien yang sudah bisa pulang dan harus menjalani perawatan secara mandiri dirumah dapat di folow up melalui metode ini.

REFERENSI
1. Agroyannis, B., Fourtounas, C., Romagnoli, G., Skiadas, M., Tsavdaris, C., Chassomeris, C., Tzanatos, H., Kopelias, I., Lymberopoulos, D., Psarras, J. (1999). Telemedicine Technology And Applications For Home Hemodialysis. Int J Artif Organs. 1999 Oct;22(10):679-83. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10585132 American Nurses Association. (1999). Technologies In Nursing. Maryland: Author Competencies For Telehealth

2.

3.

College of Registered Nurses of Nova Scotia. (2008). Telenursing Practice Guidelines. http://www.crnns.ca/documents/TelenursingPractice2008.pdf Minatodani, D.E., Berman, S.J. (2013). Home Telehealth in High-Risk Dialysis Patients: A 3-Year Study. Telemed J E Health. 2013 May 14. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23672800 Neumann, C.L., Wagner, F., Menne, J., Brockes, C., Schmidt-Weitmann, S., Rieken, E.M., Schettler, V., Hagenah, G.C., Matzath, S., Zimmerli, L., Haller, H., Schulz, E.G. (2013). Body Weight Telemetry Is Useful To Reduce Interdialytic Weight Gain In Patients With End-Stage Renal Failure On Hemodialysis. Telemed J E Health. 2013 Jun;19(6):480-6. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23614336 Prado, M., Roa, L., Reina-Tosina, J., Palma, A., Miln, J.A. (2003). Renal Telehealthcare System Based On A Patient Physiological Image: A Novel Hybrid Approach In Telemedicine. Telemed J E Health. 2003 Summer;9(2):14965. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12855038 Wikipedia (2013). Telenursing. http://en.wikipedia.org/wiki/Telenursing

4.

5.

6.

7.

Anda mungkin juga menyukai