Anda di halaman 1dari 25

PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS, MENGHITUNG KEBUTUHAN OBAT DAN MORBILITAS DAN CARA PELAPORAN

Oleh Atika Damayanti

I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok

Tugas pokok puskesmas menyediakan data dan informasi mutasi obat dan perbekalan kesehatan serta kasus penyakit dengan baik dan akurat

B. Tujuan
Mengetahui cara pengelolaan obat dipuskesmas Mengetahui menghitung kebutuhan obat dan morbilitas Mengetahui cara pelaporan obat di puskesmas Menyelesaikan tugas kuliah farmasi

II. ISI
A. Pengertian Obat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, obat adalah bahan yang digunakan untuk mengurangi, menghilangkan penyakit atau menyembuhkan seseorang dari penyakit.

B. Pengelolaan Obat
Pengelolaan obat
Pengelolaan obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan, pengadaan,penyimpanan,pendistribusian, dan pencatatan/ pelaporan obat. (Ditjen POM, 2000).

2. Perencanaan obat

Perencanaan obat di kabupaten dilakukan oleh tim perencana obat terpadu kabupaten yang dibentuk dengan keputusan bupati atau pejabat yang mewakilinya. Perencanaan obat dapat dihitung menggunakan metode konsumsi obat dan metode morbiditas. (Ditjen POM, 2000).

Pengadaan obat
Pengadaan obat dilakukan setelah tim perencanaan obat terpadu kabupaten melakukan penghitungan biaya kebutuhan obat dalam rupiah yang disesuaikan dengan dana yang tersedia. Salah satu hal yang penting dalam pengadaan obat adalah kesesuaian jumlah dan jenis obat antara yang direncanakan dan yang diadakan, untuk mencegah kekurangan atau kelebihan obat (Ditjen POM, 2000).

4. Penyimpanan obat
Penyimpanan obat, setiap obat yang disimpan dilengkapi dengan kartu stok untuk mencatat setiap mutasi obat. Penyimpanan obat harus sedemikian rupa sehingga memudahkan distribusi obat secara FIFO (first in first out), yaitu sisa stok tahun lalu digunakan lebih dahulu daripada pengadaan baru untuk mencegah terjadinya obat rusak atau obat daluwarsa (Ditjen POM, 2000)

5. Pendistribusian obat
Pendistribusian obat dilakukan secara bijaksana agar obat yang tersedia di kabupaten dapat tersebar merata memenuhi kebutuhan puskesmas. (Ditjen POM, 2000).

5. Pencatatan /Pelaporan obat


Pencatatan perencanaan kebutuhan jumlah dan

jenis

obat

digunakan

untuk

mengevaluasi

kesesuaian dengan pengadaan obat. Pencatatan penggunaan total semua jenis obat pada pasien puskesmas, sisa stok obat, dan pola penyakit dapat digunakan untuk perencanaan kebutuhan obat tahun

mendatang (Ditjen POM, 2000).

C. Perhitungan Kebutuhan Obat


1. Metode konsumsi Menghitung kebutuhan obat didasarkan pada banyaknya pemakaian obat tahun lalu. 2. Metode morbiditas Menghitung kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit yang ada. 3. Metode kombinasi Gabungan antara metode konsumsi dan morbiditas

4. Metode anggaran
Usulan obat disesuaikan dengan anggaran yang ada, jika tidak mencukui maka dilakukan efesiensi dimulai dari obat yang menelan biaya terbanyak namun termasuk kategori bukan sangat esential misal golongan obat vitamin. Demikian seterusnya sehingga kenutuhan obat sudah sesuai dengan anggaran.

5. Perhitungan
Hitung kebutuhan obat 3 tahun Waktu tunggu (lead time) Waktu yang dibutuhkan dari perencanaan sampai obat tersebut diterima. Hitung sisa stok Hitung buffer stok

Rumus: Jumlah obat yang dibutuhkan tahun depan = Rata/bulan X ( 12 + waktu tunggu + buffer stok) Jumlah obat yang diusulkan tahun depan tahun depan = jumlah kebutuhan sisa stok

Contoh menghitung cara konsumsi: Kebutuhan akan tab CTM pada tahun Pada 2007 = 12000 tab, Pada 2008 = 13000 tab, Pada 2009 = 14000 tab. Kita membuat perencanaan 10 nop 2010 dan perkiraan obat akan terima juli 2011. Jika buffer stok 2500 tablet, hitunglah berapa banyak tablet CTM yang kita usulkan ke dinas kota?

Jawab : X = 12000 + 13000 + 14000 = 12000 tab/tahun 3 Waktu tunggu 6 bulan = 13000/12 x 6 = 6499 Buffer stok 1 bulan = 13000/12 = 1083,3 Yang dibutuhkan tahun 2011? 13000+6499+1083= 20582 CTM yang diusulkan = 20582 2500= 18082 tablet

Contoh perhitungan morbiditas Jika diagnosa demam dan sakit menelan maka penatalaksanaannya antibiotik amoksisilin 500mg Stdd tab 1 selama 5 hari, paracetamol Stdd tab 1 selma demam(3 hari). Untuk anak amoksisilin 3050mg/kgBB/hari, paracetamol dibawah 1 thn 60 mg/kgBB atau 1/8 tab, lama pengobatan sama dengan orang dewasa.

Perhitungan amoksisilin Jika jumlah kasus pertahun faringitis dewasa 1000 orang maka kebutuhannya 1000 X 3 tab X 5hari = 15000tab Jika jumlah pasien anak-anak dibawah 1 tahun 200 orang maka jumlah kebutuhannya = 200 X (3 x 1/8) X 5 = 375 Jika pasien anak-anak 3-6 tahun 400 orang maka kebutuhan = 400 X (3 x 1/3tab) X 5hari = 1980tab Jadi kebutuhan amoksisilin = 15000+ 375+1980= 17355 tab

Perhitungan paracetamol Dewasa 1000 X 3tab X 3hari = 9000 Anak dibawah 1 tahun 200 X ( 3x 1/8 tab) X 3 hari = 225 Anak usia 3-6 tahun 400 X (3 x 1/3 tab) X 3hari = 1200 Jumlah paracetamol yang dibutuhkan untuk kasus faringitis = 9000+225+1200 = 10425 tab

Semua kasus harus dihitung satu persatu kebutuhan obatnya dan diperhitungkan pilihan obat. Untuk kasus faringitis pilihan pertama kombinasi seperti diatas: sebanyak 80% , pilihan kedua memakai eritromisin 20% maka setelah kita hitung seperti diatas jumlah amoksisilinnya harus dikalikan 80%= 17355 x 80% = 13884 tab . Dan paracetamol 10425 x 80% = 8340tab.

Setelah semua item dijumlah kasus perkasus diperoleh jumlah kebutuhan pertahun maka angka ini dipakai untuk menghitung kebutuhan tahun depan seperti metode morbiditas.

III. KESIMPULAN
Pengelolaan obat dipuskesmas Pengelolaan obat adalah suatu urutan kegiatan yang mencakup perencanaan, pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, dan pencatatan/pelaporan obat. (Ditjen POM, 2000).

Menghitung kebutuhan obat dan morbilitas Hitung kebutuhan obat 3 tahun Waktu tunggu (lead time) Waktu yang dibutuhkan dari perencanaan sampai obat tersebut diterima. Hitung sisa stok Hitung buffer stok

Cara pelaporan obat di puskesmas Melaporkan data pemakaian obat bulanan dan mengajukan permintaan obat Permintaan obat oleh subunit pelayanan kesehatan/ setiap awal bulan bersama dengan pelaporan data obat Permintaan obat oleh puskesmas ke Ka Dinkes Kota/Kabupaten Permintaan tambahan obat untuk mengatasi kekosongan obat dapat diajukan setiap saat, diluar jadwal distribusi rutin Data penerimaan dan pengeluaran obat diperoleh dari stok Jumlah permintaan obat disesuaikan dengan kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai