Anda di halaman 1dari 18

Tugasa hamdi

Halaman 82-88

Bunyi Jantung
Bunyi akibat vibrasi pendek pada siklus jantung Bunyi jantung

Bunyi jantung I,II,III,IV

- Opening snap - Irama derap - Klik

Bunyi akibat vibrasi yang lebih panjang pada siklus jantung Bising jantung

Bunyi jantung I
Menutupnya katup atrioventrikular Bersamaan dengan ictus cordis & denyut carotis Bunyi jantung I terdengar paling jelas di apeks. Dinilai intensitas bunyi jantung (normal, melemah, mengeras) Karena T1 terjadi kira-kira 0,03 detik setelah M1 maka sering bunyi jantung 1 terdengar tepecah (split) sempit

Bunyi jantung II
Akibat penutupan katup semilunaris . Terdengar paling jelas pada sela iga 2 tepi kiri sternum Pada bayi, anak & dewasa muda normal terpecah pada inspirasi dan tunggal pada ekspirasi (pada anak). Akibat A2 maju dan P2 mundur sehingga bunyi jantung II jelas terpecah.

Bunyi Jantung III


Bernada rendah. Terdengar 0,10 sampai 0,12 detik setelah BJ II Terdengar paling baik di apeks atau parasternal kiri bawah. Dapat terdengar pada anak sampai dewasa muda. Mengeras bila pengisian ventrikel bertambah misal, pada dilatasi ventrikel

Bunyi Jantung IV
Bernada rendah. Bunyi atrium. Tidak terdengar pada bayi dan anak normal. Pada keadaan patologis seperti dilatasi ventrikel, hipertrofi ventrikel, dan fibrosis miokardium, BJ IV dapat terdengar. Dengan mendengarkannya dengan membran stetoskop yang ditekan kuat pada dinding dada. Bunyi jantung IV akan menghilang sedangakan bunyi jantung I yang terpecah, akan terdengar lebih jelas.

Irama derap
Terjadi bila bunyi jantung III dan atau IV terdengar keras disertai takhikardi sehingga terdengar seperti derap kuda yang berlari . Irama derap yang terdiri dari BJ I, II, III (irama derap protodiastolik) Bila terdiri dari BJ IV,I,II (irama derap presistolik) Bila bunyi jantung III dan IV bergabung disebut irama derap sumasi Hal ini menunjukkan patologis.

Opening Snap
Bunyi pembukaan katup (mitral) Patologis Biasanya setelah BJ II dan mendahului bising mid diastolik

Klik
Bunyi detakan pendek yang bernada tinggi Klik ejeksi pada stenosis aorta /stenosis pulmonal valvular Klik sistolik pada dilatasi aorta (tetralogi fallot , marfan syndrome) biasanya mendahului bising ejeksi sistolik. Klik mid diastolik pada prolaps katup mitral.

Bising jantung

(murmur)

Terjadi akibat terdapatnya arus darah turbulen melalui jalan yang sempit atau jalan abnormal Bunyinya lebih panjang atau lebih lama dari bunyi jantung Menurut fasenya dibagi menjadi 3: bising sistolik, bising diastolik, bising sistolik dan diastolik

Bising sistolik
Bising yang terjadi saat fase sistolik yaitu antara BJ I sampai BJ II Yang merupakan bising sistolik adalah :
Bising holistik (pansistolik) Bising sistolik dini Bising ejeksi sistolik Bising sistolik akhir

Bising diastolik
Bising yang terjadi saat fase diastolik yaitu antara BJ II sampai BJ I Yang merupakan bising diastolik adalah :
Bising diastolik dini Bising mid-diastolik
(diastolic flow murmur)

Bising diastolik akhir

Bising diastolik & sistolik


Bising kontinu terjadi mulai dari
pertengahan BJ I (kresendo) sampai puncaknya pada BJ II (dekresendo)dan berakhir sblm BJ I berikutnya yang bersifat dekresendo dan berhenti sblm BJ I, biasanya terdapat pada PDA dan fistula atrerio-vena

Bising to and fro

kombinasi antara

ejeksi sistolik dan bising diastolik dini, biasanya terjadi pada kombinasi AS dan AI, PS dan insufisiensi pulmonal

Derajat bising
Intensitas bising dinyatakan dlm 6 derajat : Derajat 1/6 bising yang sangat lemah , hanya bisa terdengar oleh pemeriksa yang berpengalaman di ruang yang tenang Derajat 2/6 bising yang lemah tetapi mudah terdengar, perjalaran minimal Derajat 3/6 bising yang keras, tidak diserta getaran bising, perjalaran sedang Derajat 4/6 bising yang keras dan di sertai getaran bising, perjalaran luas Derajat 5/6 bising yang sangat keras terdengar bila stetoskop di tempelkan sebagian saja pada dinding dada, perjalaran luas Derajat 6/6 bising yang paling keras terdengar meskipun stetoskop diangkat dr dinding dada. Perjalaran sangat luas

Pungtum maksimum & perjalaran bising


Pungtum maksimum bising:

Bising mitral apek

Bising trikuspid kiri bawah garis parasternal kiri Bising pulmonal ICS 2 sternalis kiri Bising aorta ICS 2 sternalis kanan
Bising mitral ke arah lataral/ aksila, Bising pulmonal sepanjang tepi kiri sternum Bising aorta ke apeks dan daerah karotis

Perjalaran bising

Auskultasi pada kelainan jantung

Bunyi gesekan perikard

(pericardial friction rub)

Terdengar baik pada fase sistolik maupun diastolik Terdengar seolah-olah dekat dengan telinga pemeriksa dan makin jelas bila diafragma stetoskop di tekan lebih kuat di dinding dada Intensitasnya bervariasi pada fase siklus jantung Biasanya terdapat pada perikarditis terutama perikarditis tuberkulosa dan perikarditis reumatik

Ikhtisar Penemuan Auskultasi pada beberapa kelainan jantung


Bising Inosen
Bising yang tak berhubungan dengan kelainan organik atau kelainan struktural jantung Sering ditemukan pada anak normal (>75%) Beda dari bising fungsional, yaitu bising akibat hiperaktivitas fungsi jantung, misalnya pada anemia atau tirotoksikosis.

Karakteristik Bising Inosen


Hampir selalu berupa bising ejeksi sistolik, kecuali venous hum dan mammary souffle (bising arteri mammaria) yang bersifat bising kontinu. Berderajat 3/6 atau kurang, sehingga tidak disertai getaran bising. Penjalarannya terbatas Cenderung berubah intensitasnya dengan perubahan posisi. Tidak berhubungan dengan kelainan struktural jantung

Defek septum atrium (ASD)


Bunyi jantung normal atau mengeras bila defek besar Bunyi jantung II terpecah lebar dan menetap (wide and fixed split) Waktu ejeksi ventrikel kanan memanjang (ok pirau dari atrium kiri ke atrium kanan) bunyi jantung II terpecah lebar pada pernapasan tidak ada perubahan Beban volume ventrikel kanan stenosis pulmonalis relatif : bising ejeksi sistolik di tepi kiri sternum sela iga 2 (derajat 3/6)

DEFEK SEPTUM VENTRIKEL


Defek septum ventrikel tanpa komplikasi bunyi jantung I dan II normal. Bunyi jantung III terdengar keras bila ada dilatasi ventrikel Bising yang khas : bising pansistolik di sela iga ke 3 & 4 tepi kiri sternum menjalar ke tepi kiri sternum Makin kecil defek bising makin keras Sifat bising meniup, nada tinggi derajat 3/6 6/6 Pada defek besar dapat ada : bising middiastolik di apeks (ok stenosis mitral relatif)

Pada bayi baru lahir dengan defek septum ventrikel tidak terdengar bising ok resistansi vaskuler paru tinggi terdengar pada umur 2 6 minggu

DUKTUS ARTERIOSUS PERSISTEN


Pirau dari aorta ke a.pulmonalis terjadi bising kontinu di sela iga ke 2 tepi kiri sternum menjalar ke infraklavikula, karotis dan punggung Bunyi jantung I dan Bunyi jantung II normal Bunyi jantung II sulit diidentifikasikan karena tertutup puncak bising Pada BBL : hanya terdengar bising sistolik Bising middiastolik di apeks dpt terdengar (pirau kiri ke kanan besar)

Anda mungkin juga menyukai