Anda di halaman 1dari 20

RESUME GAGAL GINJAL KRONIS

Disusun Guna Memenuhi Penugasan Mata Kuliah KMB III dengan Dosen Pengampu Eka Novitayanti S.kep Ns

Disusun oleh : Vawaid Amrullah 4.0.11.1094

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SAINS AL-QURAN 2012/2013

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL GINJAL KRONIS (GGK)

Pengumpulan data Anamnesa


1. Identitas

Pasien Nama Tempat tanggal lahir Jenis kelamin Agama Pendidikan Pekerjaan Status perkawinan Suku/bangsa Tanggal masuk RS Tanggal pengkajian No. RM Diagnose medis Alamat Identitas penanggung jawab Nama Umur

: : : : : : : : : : : : : : : : :

jenis kelamin agama pendidikan pekerjaan hubungan dengan klien alamat


2. Keluhan utama

: : : : : :

Kapan keluhan mulai berkembang, bagaimana terjadinya, apakah secara tiba-tiba atau berangsur-angsur, apa tindakan yang dilakukan untuk mengurangi keluhan, obat apa yang digunakan. Keluhan utama yang didapat biasanya bervariasi, mulai dari urine output sedikit sampai tidak dapat BAK, gelisah sampai penurunan kesadaran, tidak selera makan (anoreksia), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, napas berbau ( ureum ), dan gatal pada kulit.
3. Riwayat Kesehatan Sekarang ( PQRST )

Mengkaji keluhan kesehatan yang dirasakan pasien pada saat di anamnesa meliputi palliative, provocative, quality, quantity, region, radiaton, severity scala dan time. Untuk kasus gagal ginjal kronis, kaji onet penurunan urine output, penurunan kesadaran, perubahan pola nafas, kelemahan fisik, adanya perubahan kulit, adanya nafas berbau ammonia, dan perubahan pemenuhan nutrisi. Kaji pula sudah kemana saja klien meminta pertolongan untuk mengatasi masalahnya dan mendapat pengobatn apa.
4. Riwayat Penyakit Dahulu

Kaji adanya penyakit gagal ginjal akut, infeksi saluran kemih, payah jantung, penggunaan obat-obat nefrotoksik, Benign prostatic hyperplasia, dan prostektomi. Kaji adanya riwayat penyakit batu saluran kemih, infeksi system prkemihan yang berulang, penyakit diabetes mellitus, dan penyakit hipertensi pada masa sebelumnya yang menjadi predisposisi penyebab. Penting untuk dikaji mengenai riwayat pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat kemudian dokumentasikan.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Mengkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang mengalami penyakit yang sama. Bagaimana pola hidup yang biasa di terapkan dalam keluarga, ada atau tidaknya riwayat infeksi system perkemihan yang berulang dan riwayat alergi, penyakit hereditas dan penyakit menular pada keluarga.
6. Riwayat Psikososial

Adanya perubahan fungsi struktur tubuh dan adanya tindakan dialysis akan menyebabkan penderita mengalami gangguan pada gambaran diri. Lamanya perawatan, banyaknya biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien mengalami kecemasan, gangguan konsep diri ( gambaran diri ) dan gangguan peran pada keluarga.

7. Lingkungan dan tempat tinggal

Mengkaji lingkungan tempat tinggal klien, mengenai kebersihan lingkungan tempat tinggal, area lingkungan rumah, dll.

Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum dan TTV

Keadaan umum : Klien lemah dan terlihat sakit berat Tingkat Kesadaran : Menurun sesuai dengan tingkat uremia dimana dapat mempengaruhi system saraf pusat TTV : Sering didapatkan adanya perubahan RR meningkat, tekanan darah terjadi perubahan dari hipertensi ringan sampai berat
2. Sistem Pernafasan

Klien bernafas dengan bau urine (fetor uremik), respon uremia didapatkan adanya pernafasan kussmaul. Pola nafas cepat dan dalam merupakan upaya untuk melakukan pembuangan karbon dioksida yang menumpuk di sirkulasi

3. Sistem Hematologi

Pada kondisi uremia berat tindakan auskultasi akan menemukan adanya friction rub yang merupakan tanda khas efusi pericardial. Didapatkan tanda dan gejala gagal jantung kongestif, TD meningkat, akral dingin, CRT > 3 detik, palpitasi, nyeri dada dan sesak nafas, gangguan irama jantung, edema penurunan perfusiperifer sekunder dari penurunan curah jantungakibat hiperkalemi, dan gangguan kondisi elektrikal otot ventikel. Pada system hematologi sering didapatkan adanya anemia. Anemia sebagai akibat dari penurunan produksi eritropoetin, lesi gastrointestinal uremik, penurunan usia sel darah merah, dan kehilangan darah, biasanya dari saluran GI, kecenderungan mengalami perdarahan sekunder dari trombositopenia.
4. System Neuromuskular

Didapatkan penurunan tingkat kesadaran, disfungsi serebral, seperti perubahan proses berfikir dan disorientasi. Klien sering didapatkan adanya kejang, adanya neuropati perifer, burning feet syndrome, restless leg syndrome, kram otot, dan nyeri otot.
5. Sistem Kardiovaskuler

Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam atau peningkatan aktivitas system renninangiostensin- aldosteron. Nyeri dada dan sesak nafas akibat perikarditis, efusi pericardial, penyakit jantung koroner akibat aterosklerosis yang timbul dini, dan gagal jantung akibat penimbunan cairan dan hipertensi.
6. Sistem Endokrin

Gangguan seksual : libido, fertilisasi dan ereksi menurun pada laki-laki akibat produksi testosterone dan spermatogenesis yang menurun. Sebab lain juga dihubungkan dengan metabolic tertentu. Pada wanita timbul gangguan menstruasi, gangguan ovulasi sampaiamenorea. Angguan metabolism glukosa, resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Pada gagal ginjal yang lanjut (klirens kreatinin < 15 ml/menit) terjadi penuruna klirens metabolic insulin menyebabkan waktu paruh hormon aktif memanjang. Keadaan ini dapat menyebabkan kebutuhan obat penurunan glukosa darah akan berkurang. Gangguan metabolic lemak, dan gangguan metabolism vitamin D.

7. Sistem Perkemihan

Penurunan urine output < 400 ml/ hari sampai anuri, terjadi penurunan libido berat
8. Sistem pencernaan

Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia, dan diare sekunder dari bau mulut ammonia, peradangan mukosa mulut, dan ulkus saluran cerna sehingga sering di dapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan.
9. Sistem Muskuloskeletal

Di dapatkan adanya nyeri panggul, sakit kepala, kram otot, nyeri kaki (memburuk saat malam hari), kulit gatal, ada/ berulangnya infeksi, pruritus, demam ( sepsis, dehidrasi ), petekie, area ekimosis pada kulit, fraktur tulang, deposit fosfat kalsium pada kulit jaringan lunak dan sendi, keterbatasan gerak sendi. Didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum sekunder dari anemia dan penurunan perfusi perifer dari hipertensi.

Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan keluaran urine, diet

berlebih dan retensi cairan dan natrium


2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual,

muntah, pembatasan diet dan perubahan membrane mukosa mulut.


3. Gangguan

integritas kulit berhubungan dengan gangguan status metabolic,

sirkulasi,sensasi, penurunan turgor kulit, penurunan aktivitas, akumulasi ureum dalam kulit.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk sampah

dan prosedur
5. Gangguan konsep diri ( gambaran diri ) berhubungan dengan penurunan fungsi tubuh,

tindakan dialysis, koping maladaptif

6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi , prognosis, dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya informasi.

Perencanaan Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan : Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan

keluaran urine, diet berlebih dan retensi cairan dan natrium Tujuan : Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan Kriteria Hasil : Klien tidak sesak nafas, edema ekstermitas berkurang, piting edema (-), produksi urine > 600ml/hr

Intervensi Kaji status cairan : a.Timbang berat badan harian b.Keseimbangan masukan dan pengeluaran c.Turgor kulit dan adanya edema d.Distensi vena leher e.Tekanan darah, denyut dan irama nadi

Rasional Pengkajian merupakan dasar dan data dasar berkelanjutan untuk memantau perubahan dan mengevaluasi intervensi

Batasi masukan cairan Pembatasan cairan akan menentukan berat tubuh ideal, keluaran urine, dan respon terhadap terapi

Identifikasi sumber potensial cairan : a.Medikasi dan cairan yang digunakan untuk pengobatan : oral dan intravena b.Makanan

Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan

Sumber kelebihan cairan yang tidak diketahui dapat diidentifikasi Bantu pasien dalam menghadapi ketidak nyamanan dalam pembatasan cairan

Tingkatkan dan dorong hygiene oral dengan sering

Pemahaman meningkatkan kerjasama pasien dan keluarga dalam pembatasan cairan

Kolaborasi : Berikan diuretic, contoh furosemide,

Kenyamanan pasien meningkatkan kepatuhan terhadap pembatasan diet.

spironolakton, hidronolakton

Higiene oral mengurangi kekeringan membrane mukosa mulut Adenokortikosteroid, golongan prednisone

Diuretic bertujuan untuk menurunkan volume plasma dan menurunkan retensi cairan di jaringan sehingga Lakukan dialysis menurunkan resikoterjadinya edema paru

Adenokortikosteroid, golongan predison digunakan untuk menurunkan proteinuria

Dialysis akan menurunkan volume cairan yang berlebih.

2. Diagnosa Keperawatan : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan anoreksia, mual, muntah, pembatasan diet dan perubahan membrane mukosa mulut. Tujuan : Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat Kriteria Hasil : Mempertahankan / meningkatkan berat badan seperti yang diindikasikan oleh situasi individu, bebas edema.

Intervensi Kaji status nutrisi : a.Perubahan berat badan b.Pengukuran antopometrik

Rasional Menyediakan data dasar untuk memantau perubahan dan mengevaluasi intervensi

c.Nilai laboratorium (elektrolit seru, BUN, kreatinin, protein,transferin, dan kadar besi)

Kaji pola diet nutrisi pasien : a.Riwayat diet b.Makanan kesukaan c.Hitung kalori Pola diet dahulu dan sekarang dapat dipertimbangkan dalam menyusun menu

Kaji faktor yang berperan dalam merubah Menyediakan informasi mengenai masukan nutrisi : a.Anoreksia, mual, atau muntah b.Diet yang tidak menyenangkan bagi pasien c.Depresi d.Kuran memahami pembatasan diet e.Stomatitis faktor lain yang dapat diubah atau dihilangkan untuk meningkatkan masukan diet

Menyediakan makanan kesukaan pasien dalam batas-batas diet Mendorong peningkatan masukan Tingkatkan masukan protein yang mengandung nilai biologis tinggi seperti,telur, produk susu, dan daging Protein lengkap diberikan untuk diet

Anjurkan camilan tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium, diantara waktu makan

mencapai keseimbangan nitrogen yang diperlukan untuk pertumbuhan dan penyembuhan Mengurangi makanan dan protein yang dibatasi dan menyediakan kalori untuk energy, membagi protein untuk pertumbuhan dan pertumbuhan jaringan

Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan

Timbang berat badan harian

Faktor yang tidak menyenangkan yang berperan menimbulkan anoreksia dihilangkan.

Kaji bukti adanya masukan protein yang tidak adekuat a.Pembentukan edema b.Penyembuhan yang lambat c.Penurunan kadar albumin serum Masukan protein yang tidak adekuat dapat menyebabkan penurunan albumin dan protein lain, pembentukan edema, dan perlambatan penyembuhan Untuk memantau status cairan dan nutris

3. Diagnosa Keperawatan :. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan gangguan

status metabolic, sirkulasi,sensasi, penurunan turgor kulit, penurunan aktivitas, akumulasi ureum dalam kulit. Tujuan : Tidak terjadi kerusakan integritas kulit Kriteria Hasil : Kulit tidak kering, hiperpigmentasi berkurang, memar pada kulit berkurang Intervensi Kaji terhadap kekeringan kulit, pruritis, ekskoriasi, dan infeksi Rasional Perubahan mungkin disebabkan oleh penurunan aktivitas kelenjar keringat atau pengumpulan kalsium dan posfat pada lapisan kutaneus. Perdarahan yang abnormal sering Kaji terhadap adanya petekie dan purpura dihubungkan dengan penurunan jumlah dan fungsi platelet akibat uremia

Monitor lipatan kulit dan area yang edema

Area-area ini sangat mudah terjadinya injuri

Gunting kuku dan pertahankan kuku terpotong pendek dan bersih

Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi natrium / air, dan penurunan urine output.

Kolaborasi : Berikan pengobatan antipruritis sesuai pesanan. Mengurangi stimulus gatal pada kulit

4. Diagnosa Keperawatan Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia,

retensi produk sampah dan prosedur dialysis. Tujuan : Berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat ditoleransi Kriteria Hasil : Meningkatkan rasa sejahtera, dan dapat berpartisipasi dalam aktivitas perawatan mandiri yang dipilih

Intervensi

Rasional

Kaji faktor yang menimbulkan keletihan : Menyediakan informasi tentang a.Anemia b.Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit c.Retensi produk sampah d.Depresi Tingkatkan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri yang dapat ditoleransi, bantu jika keletihan terjadi Anjurkan aktivitas alternative sambil istirahat Mendorong latihan dan aktivitas Anjurkan untuk beristirahat setelah dialysis dalam batas-batas yang dapat ditoleransi dan istirahat yang adekuat Istirahat yang adekuat dianjurkan setelah dialysis yang bagi banyak pasien sangat melelahkan. Meningkatkan aktivitas ringan/sedang dan memperbaiki harga diri indikasi tingkat keletihan

5. Diagnosa Keperawatan :. Gangguan konsep diri ( gambaran diri ) berhubungan

dengan penurunan fungsi tubuh, tindakan dialysis, koping maladaptif

Tujuan : Pasien mampu mengembangkan koping yang positif Kriteria Hasil : -Pasien kooperatif pada setiap intervensi keperawatan, - Mampu menyatakan atau mengomunikaasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan perubahan yang sedang terjadi - Mampu menyatakan penerimaan diri terhadap komunikasi - Mengakui dan menggabungkan perubahan kedalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa harga diri yang negatif

Intervensi Kaji perubahan dari gangguan persepsi dan hubungan dengan derajat ketidak mampuan Identifikasi arti dari kehilangan atau disfungsi pada pasi

Rasional Menentukan bantuan individual dalam menyusun rencana perawatan atau pemilihan intervensi Mekanisme koping pada beberapa pasien dapat menerima dan mengatur perubahan fungsi secara efektif dengan sedikit penyesuaian diri, sedangkan yang lain mengalami koping maladaptive dan mempunyai kesulitan dalam membandingkan, mengenal, dan mengatur, kekurangan yang terdapat pada dirinya

Anjurkan klien untuk mengekspresikan perasaan

Menunjukan penerimaan, dan membantu pasien untuk mengenal dan mulai menyesuaikan dengan perasaan tersebut

Bantu dan anjurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan Anjurkan orang yang terdekat untuk mengijinkan pasien melakukan sebanyak-

Membantu meningkatkan perasaan harga diri dan mengontrol lebih dari satu area kehidupan

banyaknya hal-hal untuk dirinya Dukung perilaku atau usaha seperti peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi

Menghidupkan kembali perasaan kemandirian dan membantu erkembangan harga diri, serta memengaruhi proses rehabilitasi

Pasien dapat beradaptasi terhadap perubahan dan pengertian tentang peran individu masa mendatang

6. Diagnosa Keperawatan : Kurangnya pengetahuan tentang kondisi , prognosis, dan

kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi. Tujuan : Meningkatkan pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan Kriteria Hasil : Meningkatkan pengetahuan pasien mengenai penyakit yang dideritanya. Intervensi Kaji pemahaman mengenai penyebab gagal ginjal, konsekuensinya dan penanganannya : a.Penyebab gagal ginjal pasien b.Pengertian gagal ginjal c.Pemahaman mengenai fungsi renal d.Hubungan antara cairan, pembatasan diet dengan gagal ginjal e.Rasional penanganan (hemodialisis, dialysis peritoneal, transplantasi) Rasional Merupakan instruksi dasar untuk penjelasan dan penyuluhan lebih lanjut

Jelaskan fungsi renal dan konsekuensi gagal ginjal sesuai dengan tingkat

pemahaman dan kesiapan pasien untuk belajar Bantu pasien untuk mengidentifikasi cara-cara untuk memahami berbagai perubahan akibat penyakit dan penanganan yang mempengaruhi hidupnya Sediakan informasi baik tertulis maupun secara oral dengan tepat tentang : a.Fungsi dan kegagalan renal b.Pembatasan cairan dan diet c.Medikasi d.Melaporkan masalah, tanda dan gejala e.Jadwal tindak lanjut f.Sumber di komunitas g.Pilihan terapi Pasien dapat melihat bahwa kehidupannya tidak harus berubah akibat penyakit Pasien dapat belajar tentang gagal ginjal dan penanganan setelah mereka siap untuk memahami dan menerima diagnosis dan konsekuensinya

Pasien memiliki informasi yang dapat digunakan untuk klarifikasi selanjutnya di rumah

EVALUASI S : data subyektif

O : data obyektif A : masalah teratasi atau tidak teratasi P : lanjutkan intervensi atau hentikan intervensi

PENUTUP Kesimpulan

Gangguan fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversibel, dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah) Penyebab Infeksi misalnya pielonefritis kronik Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis Penyakit vaskuler hipertensif Gangguan jaringan penambung Gangguan kongenital dan herediter Penyakit metabolic Nefropati toksik Nefropati obstruktif Tanda dan gejala Gangguan pernafasan Udema Hipertensi Anoreksia Ulserasi usus Stomatitis Proteinuria Hematuria Letargi, apatis, penurunan konsentrasi Anemi

Perdarahan Turgor kulit jelek Gatal-gatal pada kulit Distrofi renal Hiperkalemia Asidosis metabolic Transplantasi ginjal merupakan terapi pengganti yang paling baik, akan tetapi mempunyai beberapa kendala seperti keterbatasan donor, biaya mahal, efek samping obat-obatan imunosupresi dan rejeksi kronik yang belum bisa diatasi. Keuntungan transplantasi ginjal ialah menghasilkan rehabilitas paling baik dibandingkan dialysis. Saran Diharapkan makalah ini bisa memerikan masukan bagi rekan- rekan mahasiswa calon perawat, sebagai bekal untuk dapat memahami mengenai penyakit gagal ginjal kronis menjadi bekalkan dalam pengaplikasian dan praktik bila menghadapi kasus yang kami bahas ini.

DAFTAR PUSTAKA Carpenito, Lynda Juall. (2005). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC Doenges, Marilynn E. (2003). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC Supartondo. ( 2001 ). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Anda mungkin juga menyukai