Anda di halaman 1dari 7

BAB I

TINJAUAN TEORI
A. Anatomi Fisiologi
Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk gerak pasif, proteksi alat-alat di dalam
tubuh, pemben Ruang ditengah tulang-tulang tertentu berisi jaringan hematopoietik yang
membentuk berbagai sel darah dan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur
kalsium dan posfat. Ruang ditengah tulang-tulang tertentu berisi jaringan hematopoietik
yang membentuk berbagai sel darah dan tempat primer untuk menyimpan dan mengatur
kalsium dan posfat.
Sebagaimana jaringan pengikat lainnya, tulang terdiri dari komponen matriks dan sel.
Matriks tulang terdiri dari serat-serat kolagen dan protein non-kolagen. Sedangkan sel
tulang terdiri dari osteoblas, oisteosit, dan osteoklas. Osteoblas membangun tulang
dengan membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau jaringan
osteosid melalui suatu proses yang disebut osifikasi.
Ketika sedang aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas mensekresikan sejumlah
besar fosfatase alkali, yang memegang peranan penting dalam mengendapkan kalsium
dan fosfat ke dalam matriks tulang.Sebagian dari fosfatase alkali akan memasuki aliran
darah dapat menjadi indikator yang baik tentang tingkat pembentukan tulang setelah
mengalami patah tulang atau pada kasus metastasis kanker ke tulang.
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk
pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat.
Osteoklas adalah sel-sel berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang
dapat diabsorbsi. Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengkis tulang. Sel-sel
ini menghasilkan enzim proteolitik yang memecahkan matriks dan beberapa asam yang
melarutkan mineral tulang sehingga kalsium dan fosfat terlepas kedalam aliran darah.
B. Definisi
Osteosarkoma (Sarkoma Osteogenik) adalah tumor yang muncul dari mesenkim
pembentuk tulang. (Wong. 2003)
Tumor tulang / incoplasma adalah pertumbuhan jaringan baru yang terus menerus
secara cepat dan pertimbangannya tidak terkendali. Tumor / incoplasma dapat berasal
dari dalam tulang juga timbul dari jaringan atau dari sel- sel kartilago yang
berhubungan dengan epiphipisis atau dari unsur-unsur pembentuk darah yang terdapat
pada sumsum tulang
Osteosarkoma (Sarkoma Osteogenik) merupakan tulang primer maligna yang paling
sering dan paling fatal. Ditandai dengan metastasis hematogen awal ke paru. Tumor

ini menyebabkan mortalitas tinggi karena sarkoma sering sudah menyebar ke paru
ketika pasien pertama kali berobat.(Smeltzer. 2001)
Kanker adalah neoplasma yang tidak terkontrol dari sel anaplastik yang menginvasi
jaringan dan cenderung bermetastase sampai ke sisi yang jauh dalam tubuh.
(Wong.2003)
C. Etiologi
1. Faktor genetik atau keturunan dimana bisa diturunkan dari embrionik mesoderm
2. Virus
Virus dapat dianggap bisa menyatukan diri dalam sel sehingga mengganggu generasi
mendatang dari populasi sel.
3. Radiasi
Pemanjaan terhadap radiasi pengionisasi dapat terjadi saat prosedur radiografi
berulang atau ketika terapi radiasi digunakan untuk mengobati penyakit
4. Agens hormonal
Pertumbuhan tumor mungkin dipercepat dengan adanya gangguan dalam hormon,
baik dalam pembentukan hormon tubuh sendiri (endogenus) atau pemberian hormon
5.

eksogenus.
Kegagalan sistem imun
Untuk berespon dengan tepat terhadap sel-sel maligna memungkinkan tumor tumbuh

sampai pada ukuran yang terlalu besar untuk diatasi oleh mekanisme imun normal.
6. Agens kimia
Kebanyakan zat kimia yang berbahaya menghasilkan efek-efek toksik dengan
menggunakan struktur DNA pada bagian-bagian tubuh (zat warna amino aromatik,
anilin, nikel, seng, polifinil chlorida).
D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala dari karsinoma tulang adalah :
1. Nyeri dan atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin
parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresifitas penyakit).
2. Akibat riwayat trauma dan atau cidera yang berkaitan dengan olahraga yang tidak
berhubungan.
3. Peningkatan kadar fosfate alkalis serum.
4. Keterbatasan gerak.
5. Kehilangan berat badan.
6. Peningkatan suhu kulit diatas masa dan ketegangan vena.
7. Lesi primer dapat mengenai semua tulang.
8. Malaise
9. Demam
E. Patofisiologi
Keganasan sel pada mulanya berlokasi pada sumsum tulang (myeloma) dari jaringan sel
tulang (sarkoma) atau tumor tulang (carsinomas). Pada tahap selanjutnya sel-sel tulang
akan berada pada nodul-nodul limpa, hati limfe dan ginjal. Akibat adanya pengaruh
aktivitas hematopoetik sumsum tulang yang cepat pada tulang, sel-sel plasma yang

belum matang / tidak matang akan terus membelah. Akhirnya terjadi penambahan jumlah
sel yang tidak terkontrol lagi.
Osteogeniksarcoma sering terdapat pada pria usia 10-25 tahun, terutama pada pasien
yang menderita penyakit pagets, hal ini dimanifestasikan dengan nyeri bengkak,
terbatasnya pergerakan serta menurunnya berat badan. Gejala nyeri pada punggung
bawah merupakan gejala yang khas, hal ini disebabkan karena adanya penekanan pada
vertebra oleh fraktur tulang patologik. Anemia dapat terjadi akibat adanya penempatan
sel-sel neoplasma. Pada sumsum tulang hal ini menyebabkan terjadinya hiperkalsemia,
hiperkalsuria dan hiperurisemia selama adanya kerusakan tulang. Sel-sel plasma ganas
akan membentuk sejumlah immunoglobulin / bence jones protein abnormal. Hal ini
dapat dideteksi dalam serum urin dengan teknik immunoelektrophoesis. Gejala gagal
ginjal dapat terjadi selama presitipasi immunoglobulin (igG) dalam tubulus (pada
pyelonephritis), hiperkalsemia, peningkatan asam urat, infiltrasi ginjal oleh plasma sel
(myeloma ginjal) dan thrombosis pada pena ginjal.
F. Komplikasi
1. spinal cord compression
terjadi ketika kanker menekan tulang belakang atau saraf tulang belakang
2. nyeri
biasanya kanker tidak menyakitkan. gejala awalnya seringkali penderita merasa tidak
nyaman. namun kemudian rasa nyeri menjadi tak tertahankan.
3. depresi
kanker merupakan penyakit yang relatif yang sangat sulit disembuhkan, maka
penderitanya menjadi sangat mudah terserang depresi. depresi ini biasanya berkait
dengan rasa sakit dan terutama ketakutan pada kematian
G. Pemeriksaan Diagnostik
1. CT Scan (Computed Tomography Scan).
2. MRI (Magnetic Resonance Imaging).
3. Biopsi
4. Sinar-x (foto rontgen)
5. Pemeriksaan Laboratoruim Darah Lengkap
6. Pemindaian tulang
7. Mielogram
8. Arteriografi (Rasjad: 2003)
H. Penatalaksanaan Medis
1. Eksisi luas, tujuan adalah untuk mendapatkan batas-batas tumor secara histologis,
tetapi mempertahankan struktur-struktur neurovaskuler yang utama
2. Amputasi, tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi. Indikasi
amputasi primer adalah lesi yang terjadi secara lambat yang melibatkan jaringan
neurovaskuler, menyebabkan firaktur patologis (terutama raktur proksimal), biopsi

insisi yang tidak tepat atau mengalami infeksi, atau terkenanya otot dalam area yang
luas
3. Reseksi enblock, taknik ini memerlukan eksisi luas dari jaringan normal dari jaringan
disekitarnya, pegankatan seluruh serabut otot mulai dari origo sampai insersinya dan
reseksi tulang yang terkena termasuk struktur pembuluh darah.
4. Prosedur tikhofflinbekrg, teknik pembedahan ini digunakan pada lesi humerus bagian
proksimal dan meliputi reaksi enblock skapula, bagian humerus dan klavikula
5. Pilihan Rekonstruksi
6. Kriteria pasien untuk pembedahan mempertahankan ekstremitas, usia, insisi biopsi
dan fungsi pasca bedah ekstremitas yang dipertahankan lebih dari fungsi alat
prostesis, rekonstruksi dapat dilakukan dengan penggunaan berbagai bahan logam
maupun sintesis
7. Kemoterapi
Kemoterapi mengurangi massa tumor dengan agen alkilating kemoterapi yang
dikombinasikan yang dilaksanakan sebelum dan sesudah pembedahan dengan tujuan
untuk membasmi lesi mikrometastik
8. Terapi Radiasi
Percobaan untuk sakoma jaringan lunak saat ini dengan menggunakan doksorubisin /
sisplatin diikuti radiasi sebesar 2800 cGy
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data biografi
Data biografi biasanya mencakup nama, umur, alamat, pekerjaan, No. MR,
agama dan lain-lain yang dianggap perlu
2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan nyeri pada ekstremitas, sering berkeringat pada malam hari,
nafsu makan berkurang dan sakit kepala
3. Riwayat kesehatan dahulu
a. Kemungkinan pernah terpapar sering dengan radiasi sinar radio aktif dosis
tinggi
b. Kemungkinan pernah mengalami fraktur
c. Kemungkinan sering mengkonsumsi kalsium dengan batas narmal
d. Kemungkinan sering mengkonsumsi zat-zat toksik seperti : makanan dengan
zat pengawet, merokok dan lain-lain
4. Riwayat kesehatan keluarga.
Kemungkinan ada salah seorang keluarga yang pernah menderita kanker
5. Pemeriksaan fisik
a. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya
pelebaran vena
b. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan
yang terbatas

c. Adanya tanda-tanda inflamasi


d. Pemeriklsaan TTV klien
6. Pemeriksaan Diagnostik
Lakukan pemeriksaan radiografi, pemindaian tulang, dan biopsi tulang.
B. Diagnosa keperawatan
1. nyeri akut b.d obstruksi jaringan saraf
2. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan muskuloskeletal
3. Ansietas b.d perubahan status kesehatan
C. Rencana Tindakan
1. Diagnosa keperawatan : Nyeri b.d obstruksi jaringan saraf
Tujuan : nyeri terkontrol /hilang dan rasa nyaman terpenuhi
Kriteria hasil :
Skala nyeri menurun
Mampu mengontrol nyeri
Menyatakan rasa nyaman
Intervensi :
Kaji tingkat nyeri.
Kaji lokasi nyeri
Ajarkan tekhnik relaksasi
Kolaborasi pemberian obat analgetik.
Ciptakan lingkunan yang kondusif
Rasional :
mengetahui seberapa jauh nyeri yang dirasakan klien.
membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan kemajuan gerakan
kalkulus
mengurangi rasa nyeri klien
menurunkan kolik uretral
meminimalkan rasa nyeri klien
2. Diagnosa keperawatan : Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan muskuloskeletal
Tujuan : Pasien mampu mempertahankan kekuatan otot dan ROM sendi
Kriteria hasil :
peningkatan dalam aktifitas fisik
memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan
kemampuan berpindah
mempergerakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi
Intervensi :
kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan

Rasional :

ADLs pasien
Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin
dibutuhkan
Jelaskan pada pasien menegenai penyakit yang dialami.
Dorong pemasukan diet rendah purin dan cairan yang adekuat

Mengetahui respon kemampuan kognitif pasien dalam

menerima informasi
mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan
memungkinkan individu untuk ikut serta secara lebih nyaman

dalam aktivitas yang dibutuhkan


memberikan pengetahuan pasien sehingga dapat menghindari

terjadinya serangan berulang


meningkatkan penyembuhan.
3. Diagnosa keperawatan : Ansietas b.d perubahan status kesehatan
Tujuan : cemas teratasi
Kriteria Hasil : Kriteria hasil
mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
menunjukan tekhnik mengontrol cemas
vital sign dalam rentan normal
tingkat aktivitas menunjukan berkurangnya kecemasan
Intervensi

identifikasi tingkat kecemasan


dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan
gunakan pendekatan yang menyenangkan
jelaskan semua prosedur tentang penyakit yang diderita
kolaborasi pemberian obat untuk mengurangi kecemasan
Rasional :

mengetahui sejauh mana kekhwatiran / kecemasan pasien dan

pemahaman pasien mengenai penyakitnya


Mengurangi beban perasaan pasien
Meningkatkan hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien
Dengan informasi denga baik dapat menurunkan kecemasan pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10. Jakarta : EGC.
Pearce, Evelyn. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Jakarta : PT. Gramedia.
Price, Sylvia A, Wilson, Lorraine M. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai