Anda di halaman 1dari 3

Sterilisasi adalah setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama

mikroorganisme atau usaha untuk membebaskan alat dan bahan dari segala bentuk kehidupan terutama mikrobia. Suatu alat atau bahan dikatakan steril apabila alat atau bahan tersebut bebas dari mikrobia, baik dalam bentuk vegetatif ataupun spora . Dalam praktikum yang telah dilakukan, proses sterilisasi terhadap alat dan bahan yang dilakukan ada 3 macam sterilisasi, yaitu menggunakan autoclave, oven (sterilisasi panas kering), dan menggunakan sinar UV di LAF. Autoclave adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan medium kultur jaringan tumbuhan denan mengunakan tekanan 15 psi (1,02 atm) dan suhu 121C selama 15 menit. Prinsip kerja alat ini sama dengan prinsipkerja kukusan (alat sederhana untuk menanak nasi) hanya saja memiliki tekanan sehingga menghasilkan panas yang lebih tinggi. Hal ini bertujuan untuk lebih menyempurnakan proses sterilisasi. Alat alat yang di sterilisasi dengan autoclave seperti alatalat yang terbuat dari kaca dan besi. Apabila bahan bahan yang terbuat dari plastic di masukan kedalam autoclave, alatalat itu akan meleleh karena autoclave memiliki tekanan yang sangat tinggi . (Arkam, M and I. Ilahi. 1987. In vitro Propagation of Rauwolfia serpentina through Lateral Bud Culture (abstract).Departement of Botany, University of Peshawar, Pakistan). Proses sterilisasi panas kering (oven) terjadi melalui mekanisme konduksi panas. Panas akan diabsorpsi oleh permukaan luar alat yang disterilkan, lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi tercapai. Sterilisasi panas kering biasanya digunakan untuk alat-alat atau bahan dengan uap tidak dapat penetrasi secara mudah atau untuk peralatan yang terbuat dari kaca. Pada sterilisasi panas kering, pembunuhan mikroorganisme terjadi melalui mekanisme oksidasi sampai-sampai terjadinya koagulasi protein sel. Karena panas dan kering kurang efektif dalam membunuh mikroba dari autoklaf, maka sterilisasi memerlukan temperature yang lebih tinggi dan waktu yang lebih panjang. Sterilisasi yang ketiga yaitu sterilisasi radiasi menggunakan sinar UV yang terdapat di dalam LAF, sterilisasi ini digunakan untuk sterilisasi bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan injeksi Dexamethason. Ultraviolet merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 100-400 mm dengan efek optimal pada 254 nm. Sumbernya adalah lampu uap merkuri dengan daya tembus hanya 0,01-0,2 mm. ultraviolet digunakan untuk sterilisasi bahan pada penggunaan aseptic.

Autoclave merupakan cara sterlisasi yang paling baik jika dibandingkan dengan caracara sterilisasi lainnya. Autoclave ini merupakan cara sterilisasi dengan menggunakan uap panas bertekanan. Bahan-bahan yang disterilkan ialah bahan-bahan atau alat-alat yang tidak rusak karena pemanasan dengan tekanan tinggi. Prinsip kerja autoclave pada dasrnya menggunakan panas dan tekanan dari uap air. Medium yang akan disterilkan ditempatkan didalam autoclave ini selama 15-20 menit. Medium yang an disterilkan itu lebih baik ditepatkan dalam beberapa botol yang agak kecil daripada dikumpul dalam suata botol yang besar. Setelah pintu autoclave ditutup rapat, barulah kran pipa uap dibuka, dan temperature akan terus menerus naik sampai 121 C. Biasanya autocave suda diatur sedemikian rupa sehingga pada suhu tersebut, tekanan ada sebesar 15 Ibs(pounds) perinch persegi yang berarti 1 atm per 1 cm 2. Perhitugan waktu 15 atau 20 menit dimulai sejak thermometer pada autoclave menunjukkan 121C.

Cara kerja di white area: Setelah semua alat tersterilisasi di autoclave dan oven, kemudian bahan yang telah ditimbang disterilisasi dengan sinar UV di dalam LAF. Dexamethason dilarutkan dalam Benzil alcohol. Di wadah yang terpisah NaCl dilarutkan dengan WFI ad sampai 50 ml. Dexamethasone dilarutkan dengan Na bisulfat karena sukar larut dalam air, setelah larut baru ditambahkan dengan lautan NaCl dan WFI. Setelah masing masing larut kemudian dicampur menjadi satu. Namun setelah kedua campuran disatukan dexametason kembali menjadi tidak larut, hal ini dikarenakan perbandingan antara air dengan benzyl alcohol jauh berbeda. Tetapi benzyl alcohol pada sediaan ini sebenarnya berfungsi sebagai pengawet, bukan merupakan cosolven. Setelah dicampur kemudian disaring dengan kertas saring supaya sediaan jernih dan terbebas dari partikel yang berukuran besar. Sediaan injeksi harus memiliki ukuran partikel yang sangat kecil, agar saat diinjekkan ke dalam tubuh tidak terasa sakit. Setelah disaring, larutan dimasukkan ke dalam ampul, lalu ujung ampul (mulut ampul) diuap agar mulut ampul steril dan terbebas dari mikroba. Untuk menutup mulut ampul agar tidak terbuka, ujung ampul dipanaskan dengan bara api sampai agak meleleh dan kemudian dipilin dengan pinset besi besar agar ujungnya menutup. Langkah selanjutnya adalah melakukan uji kebocoran dengan cara ampul yang telah berisi sediaan dan ditutup dibolak-balik, jika ada cairan yang keluar menandakan ampul bocor. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, sediaan yang kita buat terdapat satu ampul yang bocor,

hal ini karena pada saat proses pelelehan ujung kurang berhati hati sehingga ampulnya pecah dan penutupan tidak sempurna. Uji yang kedua yaitu uji kejernihan, ampul diterawang di bagian gelap, dan sediaan yang dibuat terbukti jernih.

Anda mungkin juga menyukai