Anda di halaman 1dari 2

Analisa Jurnal Spiritual Perspective of Nursing Students Penelitian ini dikembangkan untuk menggambarkan perspektif spiritual mahasiswa yang

terdaftar dalam program sarjana muda keperawatan. Pendidikan mengenai perspektif spiritual kepada mahasiswa keperawatan sangat penting dalam rangka membangun hubungan spiritual antara perawatan spiritual dalam pendidikan dan dalam praktek. Hasil penelitian terbaru menunjukan bahwa spiritualitas merupakan kualitas yang mendasar yang memberikan kontribusi untuk kesehatan, kesejahteraan, kepuasan hidup, penyembuhan, penyesuaian psikososial dan rasa koherensi dan kualitas kehidupan pada umumnya. Pada studi ini, perspektif spiritual didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang mahasiswa keperawatan memegang pandangan spiritual tertentu dan terlibat dalam interaksi secara spiritual (Reed, 1986, 1987). Studi litelatur yang berkaitan dengan spiritualitas dalam pendidikan keperawatan sudah banyak dibahas, salah satunya adalah sebuah studi deskriptif komparatif oleh Garner, McGuire, Salju, Gray dan Wright (2002) yang menyebutkan bahwa perspektif spiritualitas mahasiswa universitas swasta secara signifikan lebih tinggi dibandingkan mahasiswa di universitas negeri (M=5,15 vs M=4,67, p=0,027). Penelitian ini mengambil sampel di universitas Amerika Serikat bagian Tenggara pada saat semester di musim semi. Pada awalnya sampel yang diambil sebanyak 217 mahasiswa keperawatan tingkat II dan SPK tetapi 12 questionnaire yang diisi ada yang tidak lengkap sehingga hanya tersisa 205 mahasiswa yang terdiri dari 120 mahasiswa dan 85 SPK dengan 188 perempuan atau berkisar 92%. Metode yang digunakan adalah dengan menyebarkan questionnaire yang pengukurannya menggunakan Skala Perspective Spiritual (SPS) yang terdiri dari 10 item untuk 2 komponen yaitu ekspresi spiritual yang terdiri dari hal-hal yang berkaitan dengan spiritual, berbagai masalah dan kegembiraan, bahan bacaan spiritual yang terkait, dan doa yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Komponen yang lain adalah tentang nilai-nilai spiritual sepeti bagaimana spiritual

dalam pengambilan keputusan dan pengampunan. Data yang diambil untuk jurnal ini harus disetujui oleh Institusional Review Board Universitas. Sedangkan untuk reliabilitasnya menggunakan alpha cronbach 0,94. Berdasarkan demografinya, sampel yang diambil berasal dari EropaAmerika sebanyak 160 orang atau 78%, Afrika Amerika sebanyak 31 orang atau 15% dan lainnya dari Asia dan Hispanik (asli Amerika). Sedangkan berdasarkan hasil analisa agama, yang beragama Protestan sebanyak 159 orang atau 78%, Katolik 18 orang atau 9%, 15 siswa beragama lain, 13 siswa tidak memiliki afiliasi keagamaan. Sebanyak 90 siswa atau 44% mengikuti acara keagamaan minimal 1 minggu sekali sedangkan 45 siswa atau 22% mengikuti acara keagamaan tiap bulan. Rata-rata usia sampel pada penelitian ini adala 19-50 (M=23 tahun), dengan sebagian besar berusia 25 tahun, 38% berusia 20 tahun dan 42% berusia 21-25 tahun. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa 72% sampel mengikuti kegiatan rohani minimal seminggu sekali, 72 siswa sehari-hari dekat dengan kegiatan spiritual, dari sampel membaca buku rohani tiap bulan dan 2/3 (n=132) mengikuti doa-doa sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa SPS tinggi berhubungan dengan pentingnya agama di wilayah geografis tempat studi berlangsung. mahasiswa yang sering mengikuti kegiatan rohani memiliki nilai SPS yang tinggi dibandingkan yang tidak mengikuti dan nilai SPS perempuan cenderung lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Sehingga perlu sekali penambahan pengetahuan spiritual dalam kurikulum keperawatan karena dapat meningkatkan kesadaran siswa mengenai spiritualitas dalam keperawatan. Tetapi konten pendidikan tentang dunia spiritual harus berbasis penelitian dan peka terhadap budaya. Pendidik juga harus memeriksa perspektif mereka sendiri mengenai spiritual untuk menjadi lebih ahli dalam berurusan dengan isu spiritual di kalangan mahasiswa dan asuhan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai