Anda di halaman 1dari 3

ACARA Viii

I. II.

Judul Acara Praktikum : Morfohidrologi Tujuan : 1. Mahasiswa dapat memahami karakteristik suatu bentuk lahan 2. Mahasiswa mampu membuat Peta Morfohidrologi

III.

Alat dan Bahan : 1.Peta Rupa Bumi 2.Kertas Kalkir 3. Pensil (alat tulis)

IV.

Langkah Kerja : 1. Pilihlan Peta RBI yang akan dianalisis 2. Deliniasi bentuk lahan berdasarkan pola konturnya (dengan memperhatikan geologinya dari peta geologi) 3. Buatlah satuan lahan dengan melakukan overlay dari bentuk lahan, lereng dan geologi 4. Masukkan parameter kedalaman airtanah, kualitas airtanah, koefisien permeabilitas pada masing-masing satuan lahan 5. Kelompokkan menjadi satuan peta morfohidrologi

V.

Dasar Teori : Geomorfologi didifinisikan sebagai salah satu cabang ilmu kebumian yang

mempelajari dan menggambarkan bentuklahan (landform), berikut perkembangan serta proses yang melibatkannya dalam susunan ruang dan waktu. Studi geomorfologi mencakup studi historis yang mendeduksikan ciri-ciri bentangalam (landscape) yang dikaitkan dengan bukti-bukti peristiwa/historis, seperti (tektonik, perubahan muka laut dan iklim). Sedangkan studi fungsional menyangkut mengenai proses dan perilaku material bumi yang oleh ahli geomorfologi diamati perkembangan bentuklahannya. Sistem klasifikasi geomorfologi dibagi menjadi 4 tingkatan, yaitu: 1. Provinsi geomorfologi, dalam skala = 1:250.000, dengan unsur utama yang digeneralisasi diantaranya adalah genesa dan batuan. 2. Unit geomorfologi utama, dalam skala =1:250.000, dengan unsur utama agak digeneralisasikan diantaranya relief, batuan dan genesa.

3. Unit geomorfologi, dalam skala =1:50.000, dengan unsur utama agak rincidari relief, batuan dan genesanya. 4. Geomorfologi rinci, dalam skala =1:10.000, dengan unsur dari relief secara rinci didasarkan atas keseragaman bentuklahan batuan, tanah/soil, vegetasi dan proses. Secara umum, bentangalam Indonesia terbagai atas 7 unit bentukan asal (origin) yaitu: denudasi, struktur, gunungapi, laut, sungai, pelarutan, angin. Bentukan asal denudasi/denudation (D) adalah bentangalam yang dibentuk oleh proses geomorfologi, jika proses tersebut bekerja terus dalam jangka waktu yang panjang, mampu meratakan seluruh permukaan bumi yang kasar ini. Dua buah proses yang berkaitan dengan proses geomorfologi adalah proses degradasi sebagai contoh disentegrasi batuan (pelapukan), material pelapukan di permukaan bumi dipindahkan oleh berbagai proses erosi dan gerakan massa/ mass wasting. Sedangkan proses agradasi adalah suatu bentuk aneka ragam proses sedimentasi yang mampu membentuk daratan berkaitan dengan proses degradasi. Bentukan asal struktur/structure (S) adalah bentangalam yang dibentuk oleh kegiatan tektonik, dalam skala yang lebih rinci akan memberikan kenampakan morfologi struktur, antara lain: pematang pebukitan sesar (horst) , lembah sesar (graben), telaga sesar (sagpond), gawir sesar (fault scarp), plateau , pebukitan siklin/antiklin, lembah siklin/antiklin , pebukitan homoklin, dsb. Bentukan asal gunungapi/volcanic (V) adalah bentangalam yang dibentuk oleh hasil kegiatan gunungapi (tubuh gunungapi, leleran lava dan lahar, dataran piroklastika halus, kawah gunungapi dsb). Bentukan asal laut/marine (M) adalah bentangalam yang dibangun oleh hasil kegiatan laut (dataran pantai, pematang pantai, undak pantai, lagun, kipas delta dsb) Bentukan asal sungai/fluvial (F) adalah bentangalam yang dibangun oleh hasil kegiatan sungai (dataran limpah banjir, pematang sungai, undak sungai dsb) Bentukan asal pelarutan/karst (K) adalah bentangalam yang dibangun oleh hasil proses pelarutan yang terjadi pada batugamping dikenal dengan karst. Morfologi karst dapat berupa bentuklahan pelarutan yang negatip (dolina, uvala, lembah karst dsb), sedangkan bentuklahan karst yang positip diantaranya kerucut karst, menara karst. Bentukan asal angin/aeolian (A) adalah bentangalam yang dibangun oleh kegiatan angin. Bentuk lahan suatu daerah dicerminkan dengan tipe relief, litologi (termasuk struktur) dan genesa. Bentuk lahan itu dapat dijadikan indikator ketersediaan air tanah di

suatu daerah. Setiap bentuk lahan mempunyai potensi dan respon tertentu terhadap air, sehingga satuan bentuk lahan dapat merupakan satuan morfohidrologi. Salah satu pendekatan geomorfologi untuk kajian air tanah adalah dengan penyusunan peta morfohidrologi ( Verstappen dan van Zuidam, 1969 ). Peta morfohidrologi adalah peta yang menunjukkan agihan air (karakteristik air tertentu) dengan satuan bentuk lahan sebagai satuan pemetaannya, dimana setiap satuan morfohidrologi mempunyai kemiripan potensi air, khususnya air tanah ( Verstappen, 1983 ).

Daftar Pustaka Soewarno, 1991. Hidrologi: Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sunga (Hidrometri). Nova.Bandung Suripin, 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Andi Yogyakarta. Yogyakarta Sri Harto Br. 1993. Analisis Hidrologi . Gramedia Pustaka Utama Jakarta Seyhan Ersin, Dasar-dasar Hidrologi

Anda mungkin juga menyukai