Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN CARSINOMA VESIKA URINARIA

Renal cell carcinoma merupakan tumor epitel ganas ginjal. Tumor pada renal dapat terjadi secara jinak (benign) maupun ganas (malignant). Pada tumor renal, didapatkan massa, lesi atau kelainan pada renal.

LANJUT.. Tumor renal yang paling sering di temukan adalah daerah yang terisi cairan, dikenal sebagai kista. Simple cysts merupakan kista yang jinak (benign), dan mempunyai gambaran yang tipikal pada gambaran radiologi. Ia tidak akan berubah menjadi tumor ganas, dan biasanya tidak memerlukan terapi lanjutan.

LANJUT Pada kista kompleks, tidak di dapatkan gambaran benign yang tipikal, dan dapat terisi sel ganas. Pada tumor renal juga, terdapat jenis tumor renal solid (yaitu, tidak terisi cairan). Tumor renal solid dapat jinak (benign), tapi biasanya lebih banyak di dapatkan ganas (malignant)

ETIOLOGI Terjadinya tumor ini dihubungkan dgn : 1. kebiasaan merokok 2. pemakaian zat pemanis buatan 3. penggunaan siklofosfamid 4. trauma fisis sepeti infeksi 5. kontak lama dengan zat kimia 6. pewarna,bahan-bahan karet dan kulit

Stadium (staging) tumor kandung kemih penting untuk menentukan program pengobatan. Klasifikasiny adalah sebagai berikut : 1. Ta : tumor terbatas pada epithelium. 2. Tis : karsinoma in situ 3. T1 : tumor sampai dengan lapisan subepitelium. 4. T2 : tumor sampai dengan lapisan otot superficial. 5. T3a : tumor sampai dengan otot dalam 6. T3b : tumor sampai dengan lemak perivesika. 7. T4 : tumor sampai dengan jaringan di luar kandung kemih : prostate, uterus, vagina, dinding pelvis dan dinding abdomen.

Patofisiologi
Pembesaran prostate mennyebabkan penyempitan lumen uretra prostatika dan menghambat aliran urin. Keadaan ini menyebabkan kenaikan tekanan intravesikal. Untuk miksi, vesika urinaria harus berkontraksi lebih kuat untuk melawan tahanan itu sehingga menyebabkan terjadinya hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divertikel vesika. Perubahan struktur ini menyebabkan keluhan obstruktif lower urinary tract symptom berupa hesitansi, intermitensi, terminal dribbling, pancaran miksi lemah, dan miksi tidak puas.

Lanjut.
Peningkatan tekanan intravesika dapat menyebabkan refluks vesikoueter, hidroureter, hidronefrosis, pionefrosis pielonefritis, dan gagal ginjal. Bph diperkirakan mempunyai hubungan dengan keseimbangan hormonal., walaupun mekanisme yang tepat belum diketahui secara jelas. Dengan meningkatnya umur seseorang , terjadi penurunan kadar hormon androgen disertai naiknya kadar hormon estrogen secara relatif . Estrogen juga meningkatkan sensitivitas jaringan prostat terhadap androgen. Kelenjar prostat bagian periuretra atau sentral yang responsif terhadap hormon estrogen akan mengalami hiperplasia

Manifestasi Klinis. Keluhan yang paling utama adalah hematuri (85-90%) baik mikroskopis maupun makroskopis tanpa disertai rasa nyeri dan intermiten. Pada masa sebagian kecil pasien dapat dijumpai keluhan iritasi buli seperti frekuensi, urgensi dan disuria

Pemeriksaan Penunjang.
1. Pemeriksaan laboratorium rutin. Biasanya tidak ditemukan selain hematuri. Anemia bila ada perdarahan kronis atau pendesakan sel metastasi ke sumsum tulang, sedangkan uremia dapat dijumpai bila tumor menyumbat muara ureter baik karena obstruksi ataupun limfadenopati.

2. Pemeriksaan radiology.

Dilakukan foto polos abdomen, IVP dan foto thoraks.

3. Sistoskopi dan biopsy. Pada persangkaan tumor kandung kemih maka pemeriksaan sistoskopi adalah mutlak dilakukan, bila perlu dilakukan CTscan.

Penatalaksanaan medis. Pada pasien dengan tumor superficial hanya menjalani dengan pengobatan TUR (disertai atau tidak disetai kemoterapi intravesika), control sistoskopi berkala mutlak dilakukan. Sedangkan pasien yang menjalani pengobatan dengan sistektomi radikal dilakukan foto thoraks berkala. Ringkasnya penatalaksanaan tegantung stadium tumor, yakni :
1. 2. 3.
4. 5.

Tis : TUR diikuti imunoterapi/BCG intravesika. Ta (single, tidak rekurens : TUR Ta (ukuran besar, multiple, : TUR diikuti kemoterapi atau imunoterapi rekurens intravesika T1 : TUR diikuti kemoterapi/imunoterapi intravesika T2-T4 : - sistektomi radial

Lanjutt..
kemoterapi neoajuvan diikuti sistektomi rad. sistektomi rad. diikuti kemoterapi ajuvan kemoterapi neoajuvan diikuti kemoterapi dan radiasi secara bersamaan. 6. T apapun dengan N+, M+ : kemoterapi sistemik diikuti pembedahan atau 7.radiasi paliatif.

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TUMOR KANDUNG KEMIH

Pengkajian. Hematuri : adanya darah dalam urine yang dapat dilihat di sertai nyeri atau disuria. Gangguan pola BAK : frekuensi kurang dari 2 jam dan urgensi dengan atau tanpa inkontinensia. Nyeri : panggul nyeri karena obstruksi ureter atau metastase retroperitoneal, nyeri tulang kronis karena metastase tulang. Limfadenopati : pemebsaran kelenjar limfe pelvis. Massa abdomen : hepatomegali.

Diagnosa Keperawatan. Gangguan pola eliminasi BAK berhubungan dengan tumor kandung kemih atau ca buli dan reseksi intravesika atau kemoterapi. Nyeri berhubungan dengan obstruksi urine dan metastasi retroperitoneal atau tulang.


1. 2. 3. 4. 5.

Perencanaan Keperawatan.
Jelaskan pada pasein bahwa urgensi atau frekuensi disebabkan oleh tumor kadnung kemih. Anjurkan pasien mempertahankan intake cairan yang adekuat (1500 ml). Atur dan ajarkan pasien pmberian obat analgesik atau antispasmodik, antikolinergi sesuai pesanan. Ajarkan pasien untuk BAK sesuai jadwal (+ 2) jam. Jelaskan pada pasien pengaturan kemoterapi intravesikal atau sistemik imunoterapi yang akan menyebabkan gejala iritasi saat BAK. Yakinkan bahwa efek ini bersifat transient. Tumor kandung kemih menyebabkan iritasi dinding vesika sehingga terjadi frekuensi dan urgensi serta inkontinensia.

SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai