Anda di halaman 1dari 16

Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Berkas Keluarga Binaan Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan

: Klinik Dokter Keluarga Kayu Putih No Berkas :No Rekam Medis : 1070 / 13 Nama Pembina : Cintya Naya D., S.Ked NPM : 0818011054 Alasan untuk dilaksanakan pembinaan keluarga pada keluarga ini: Pasien seorang geriatri yang memiliki gangguan penglihatan sehingga dibutuhkan bantuan keluarga dalam penatalaksanaan penyakit dan kehidupan sehari-harinya (nutrisi, aktifitas fisik, dan gerakan-gerakan yang dapat memperberat penyakitnya), terlebih lagi dalam 2 minggu terakhir pasien mempunyai keluhan sakit kepala dan kehilangan nafsu makan yang kemungkinan disebabkan adanya sindrom depresi Pelaku rawat/contact person/significant other dari pasien adalah: Ny. A, Hubungan dengan pasien: anak pasien. Data Demografi Keluarga Alamat : Jalan Martil No.15 RT 02, RW 04 Kelurahan Kayu Putih, Propinsi DKI Jakarta Tabel 1. Anggota keluarga yang tinggal serumah atau yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga
No Nama Kedudukan dalam keluarga 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ny. N Tn. A Tn. J Ny. A Nn. D Nn. F Tn. A Nn. A Tn. F Orangtua istri Orangtua istri Kepala keluarga Istri Anak Anak Anak Anak Anak Gen der P L L P P P L P L Um ur 61 th 71 47 36 17 14 12 10 8 SD Pesantren SPG SMA SMA SMP SD SD SD Ibu rumah tangga Penjaga masjid Wiraswasta IRT Pelajar Pelajar Pelajar Pelajar Pelajar Pendidikan Pekerjaan Berpartisipasi dalam pembinaan Ya Tidak Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Ket tambahan Pasien Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat Sehat

10 Nn. N

Anak

1,5

Tidak

Sehat

Diagram 1. Genogram

Ny. N

Keterangan: Laki-laki Perempuan Tinggal serumah Data Dinamika Keluarga Bentuk keluarga Tahapan siklus hidup keluarga : keluarga majemuk : keluarga dengan pasangan usia lanjut dan keluarga dengan anak remaja Diagram 2. Family map Pasien

Keterangan: Laki-laki Perempuan Pasien Hubungan dekat Hubungan sangat dekat

Tabel 2. Fungsi-fungsi dalam keluarga


Fungsi Keluarga Biologis Penilaian 3 tahun yang lalu pasien mengeluh ada perasan tidak enak pada matanya. Kemudian salah satu keluarga membawa pasien berobat ke orang pintar dan dilakukan pengobatan yang tidak sesuai hingga akhirnya mata pasien tidak bisa melihat lagi. Kemudian keluarga membawa pasien ke rumah sakit dan dikatakan kedua saraf mata sudah rusak. Sikap dan perilaku keluarga selama ini adalah sudah pasrah dengan keadaan mata pasien dan selalu merawat pasien di rumah. Keluarga tidak pernah mengajak pasien untuk kontrol rutin tentang kesehatannya. Pasien disarankan berobat hanya jika terdapat keluhan seperti nyeri kepala yang baru-baru ini dialami. Pasien dikelilingi anggota keluarga yang mendukungnya. Suami, anak ketiga, menantu dan cucu-cucunya tinggal bersamanya. Keluarga sangat mendukung upaya-upaya yang dilakukan. Komunikasi dengan seluruh anggota keluarga yang tinggal serumah terjadi dengan baik. Komunikasi dengan anak pertama, kedua, dan keempat juga terjalin dengan baik, mereka berkunjung seminggu sekali bergantian ke rumah pasien. Namun anak yang kelima jarang mengunjungi pasien. Komunikasi paling baik dilakukan dengan anak kedua karena pasien lebih terbuka untuk bercerita. Pada awalnya pasien menyesali dan marah kepada suaminya yang dulu sempat membawa pasien untuk berobat ke pengobatan alternatif namun malah menyebabkan kebutaan pada mata pasien. Kesimpulan pembina untuk fungsi keluarga yang bersangkutan Fungsi biologis berjalan kurang baik. Sikap keluarga dalam menghadapi penyakit pada awalnya sangat buruk hingga menyebabkan keadaan yang merugikan. Tidak ada koordinasi yang baik antara keluarga pasien.

Psikologis

Fungsi psikologis berjalan dengan cukup baik pada sebagian keluarga besar.

Sosial

Ekonomi & Pemenuhan kebutuhan

Keluarga ini merupakan keluarga yang kurang berpendidikan. Pasien lulusan SD dan suami lulusan pesantren yang tingkatannya tidak diketahui setara dengan SMP atau SMA. Semua anak pasien lulusan SMA dikarenakan faktor biaya. Hubungan dengan masyarakat sekitar terjalin dengan baik. Anak-anak bekerja sebagai ibu rumah tangga. Hubungan pasien dengan tetangga sekitarnya cukup baik karena sejak dulu pasien sering berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Walaupun sekarang mata pasien tidak dapat melihat, pasien masih berinteraksi dengan tetangga yang sering berkunjung ke rumahnya Kebutuhan primer, sekunder dan tertier didapat/dipenuhi dari tabungan pasien dan dana dari anak (data lengkap mengenai pendapatan per bulan tidak diperoleh karena keluarga tidak kooperatif untuk menceritakan tentang pendapatan mereka). Jumlah tersebut dirasa cukup. Gaya hidup sederhana, tidak konsumtif dengan prioritas penggunaan uang sesuai kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Keluarga pasien memiliki kartu jakarta sehat sebagai prasarana untuk berobat di pelayanan kesehatan masyarakat tertentu.

Fungsi sosial berjalan dengan baik, namun khusus fungsi sosial pasien kurang optimal karena keterbatasan pasien dalam hal penglihatan

Fungsi ekonomi berjalan dengan baik, namun pemanfaatan fasilitas kartu Jakarta sehat belum optimal dan juga belum ada alokasi dana khusus untuk pelayanan kesehatan diluar tanggungan kartu Jakarta sehat, misalnya pelayanan kesehatan swasta

Data Risiko Internal Keluarga Tabel 3. Perilaku kesehatan keluarga


Perilaku Sikap & perilaku keluarga yang menggambarkan perilaku tsb Kesimpulan pembina untuk perilaku ybs

Kebersihan pribadi & lingkungan

Pencegahan spesifik

Gizi keluarga

Penampilan keluarga cukup bersih dan rapi. Keluarga mandi 2x/hari. Keadaan rumah tampak tidak teratur. Pencahayaan dan ventilasi didalam rumah kurang. Lingkungan sekitar adalah perumahan dengan pemukiman yang padat Setiap sakit, keluarga pasien selalu memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan primer yaitu puskesmas terdekat. Imunisasi pada anak lengkap Keluarga membiasakan mencuci tangan sebelum makan Kebutuhan pangan tercukupi Keluarga memasak sendiri makanan sehari-hari Pola makan keluarga teratur, biasanya 3x/hari Hubungan antar anggota keluarga harmonis. Keluarga memiliki pendekatan beribadah dengan baik. Keluarga mengasuh anak dengan baik Tidak ada hambatan dalam tumbuh kembang anak Menurut keluarga, pasien menikah pada usia muda. Namun tidak tahu pasti pada usia berapa dan bagaimana kesehatan reproduksinya. Anak pasien yang tinggal bersama dengan pasien menikah pada usia muda dan memiliki 6 orang anak, dan sekarang menggunakan KB pil dan tidak berencana untuk memiliki anak lagi.

Kebersihan diri dan keluarga kurang baik.

Keluarga sudah mulai berperilaku sehat dan menerapkan perilaku pencegahan spesifik Kualitas dan kuantitas makanan keluarga tercukupi, jumlah kalori sudah sesuai tercukupi Fungsi asah, asih, asuh dalam keluarga ini sudah baik.

Asah asih asuh

Kesehatan reproduksi

Kesehatan reproduksi tidak ada data yang mencukupi

Latihan jasmani / aktivitas Pasien dan keluarga pasien tidak fisik pernah menyediakan waktu khusus untuk olahraga. Waktu luang diisi dengan menonton TV, atau kadang-kadang mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Keluarga yang tinggal bersama dengan pasien terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing Penggunaan pelayanan Setiap keluhan yang berhubungan kesehatan dengan kesehatan, keluarga pasien rutin memeriksakan diri ke puskesmas terdekat. Pasien sendiri sering dikunjungi oleh tetangganya yang seorang dokter untuk memeriksa kesehatannya namun jarang untuk kontrol rutin. Jarak rumah ke pelayanan kesehatan cukup dekat, pasien biasa naik kendaraan umum/bajai Kebiasaan / perilaku Anggota keluarga lain tidak ada lainnya yang buruk untuk yang merokok. kesehatan Anggota keluarga tidak ada yang minum alkohol

Aktivitas fisik dalam keluarga kurang diperhatikan.

Perilaku kesehatan keluarga dalam hal tindakan kuratif. Perilaku kesehatan dalam hal preventif telah dijalankan namun belum optimal.

Perilaku dalam keluarga sudah baik

Data Sarana Pelayanan Kesehatan dan Lingkungan Kehidupan Keluarga Tabel 4. Faktor pelayanan kesehatan
Faktor Pusat pelayanan kesehatan yang digunakan oleh pasien dan keluarga Cara mencapai pusat pelayanan kesehatan Tarif pelayanan kesehatan tersebut dirasakan Keterangan Pasien berobat ke dokter yang juga tetangganya, puskesmas dan klinik dokter keluarga. Naik angkutan umum sangat mahal mahal terjangkau murah gratis Kesimpulan pembina untuk faktor pelayanan kesehatan Balkesmas mudah dijangkau karena jaraknya cukup dekat dengan rumah pasien, transportasi untuk mencapai balkesmas masih terjangkau dan biaya berobat dirasa masih dapat dijangkau.

Kualitas pelayanan kesehatan tersebut dirasakan

sangat baik baik biasa tidak memuaskan Buruk

Tabel 5. Tempat tinggal


Kepemilikan rumah : menumpang /kontrak/ hibah/ milik sendiri Daerah perumahan : kumuh / padat bersih / berjauhan/ mewah Karakteristik Rumah Luas rumah : 9 x 15 m2 Jumlah orang dalam satu rumah : 10 org Luas Halaman rumah : - m2 Bertingkat / tidak bertingkat Lantai rumah dari : tanah / semen halus / keramik / lainlain* Dinding rumah dari : papan / tembok dan papan / kombinasi* Penerangan di dalam rumah Jendela Ada Listrik : Ada/tidak Bila tidak, malam hari menggunakan Ventilasi Kelembapan rumah : lembap/tidak* Bantuan ventilasi di dalam rumah : ada/tidak* Bila ada, yaitu : AC / Kipas angin / exhaust fan Kebersihan di dalam rumah Kurang Bersih Tata letak barang dalam rumah Tidak teratur - Terdapat undakan dari ruang tengah menuju ke kamar mandi Kesimpulan pembina untuk tempat tinggal Pasien tinggal di rumah bersama dengan suami, 1 anak dan 1 menantu serta 6 cucu di daerah perumahan padat dan kurang bersih dengan luas rumah yang sangat sempit untuk keluarga pasien sendiri. Penerangan dalam rumah dengan listrik, ventilasi kurang, ditemukan kipas angin dalam rumah. Kebersihan rumah dan tata letak barang dalam rumah kurang bersih dan tidak teratur Sumber air minum dari PAM, limbah dialirkan ke got, memiliki 1 kamar mandi sekaligus jamban. Kondisi rumah secara keseluruhan Kurang Baik.

Sumber air Air minum dan masak dari : Sumur / pompa tangan / pompa listrik / PAM / beli dari tukang air Air cuci Sumur / pompa tangan / pompa listrik / PAM / beli dari tukang air Jarak sumber air dari septik tank : > 7 m Kamar Mandi Keluarga Ada / Tidak Ada Dalam Rumah / Luar Rumah Jumlah : 1 Buah, ukuran 2 x 1,5 m2 Jamban Ada / Tidak Ada Dengan pegangan / Tanpa pegangan Bentuk jamban : Jongkok / Duduk Limbah & sampah Limbah dialirkan ke : tidak ada / got / kali Tempat sampah di luar rumah : ada / tidak Kesan kebersihan lingkungan permukiman : baik / cukup / kurang

Diagram 3. Denah rumah (termasuk ukuran, gambaran ventilasi, tataruang dan arah mata angin)
Kamar tangga

Diagram 4. Peta rumah dicapai dari klinik (agar pembina selanjutnya mudah menemukannya kembali)
KDK FKUI Kayu Putih

Kamar mandi

Dapur

Kamar

Ruang Keluarga

Pasar Kampung Ambon

Kamar
Lemari

Kamar

Ruang Tamu

Jl. Pondasi
Laundry

Teras

Lokasi

Jl. Martil no.15 , Kayu Putih

Keterangan : : Klinik Dokter Keluarga Kiara : Rumah Pasien

Pengkajian Masalah Kesehatan Keluarga Susunlah kerangka konseptual yang menggambarkan adanya kaitan antara temuan pada data demografik, data dinamika, masalah adanya faktor internal dan eksternal pada keluarga yang mempengaruhi masalah kesehatan dan merupakan dasar untuk pembinaan keluarga (dapat mengadopsi dari mandala of health dan bagan-bagan lainnya)

Life style : - Perilaku olahraga kurang - Kurangnya koordinasi antarkeluarga dalam memenuhi kebutuhan kesehatan - Pola makan teratur

Perilaku kesehatan:

Lingkungan Psikososial

FAMILY

Sistem Pelayanan

Cefalgia, Obesitas Grade I , Suspek Sindroma Depresi pada Wanita Geriatri dengan Gangguan
Biologi Manusia : - Cefalgia ec tension headache - Obesitas gr.I - Loss appetite & malaise ec susp depresi - buta ec susp.trauma dd/ retinal detachment

Pekerjaan: (-)

Fungsi Penglihatan
Lingkungan fisik : Kurang mendukung

- Keadaan rumah kurang bersih, kurang rapi,rumah sempit, - Ventilasi dan pencahayaan kurang - Lingkungan cukup bersih dan padat

Diagnosis Kesehatan Keluarga Masalah internal keluarga: Masalah biologis :

Cefalgia, Obesitas Grade I , Suspek Sindroma Depresi pada Wanita Geriatri dengan Gangguan Fungsi Penglihatan Perencanaan keluarga bagi keluarga anak pasien belum cukup baik (keluarga dengan 6 anak), namun saat ini anak pasien sudah menggunakan KB pil

Masalah psikososial : Tingkat kekhwatiran pasien yang tinggi akan terjadinya berbagai macam penyakit pada dirinya Putus asa dengan kondisi dirinya Pasien terkadang masih menyesali tindakan suami yang membawa pasien ke orang pintar dan menyebabkan kebutaan pada matanya Pasien ingin melakukan aktivitas seperti saat dia bisa melihat Pasien lebih tertutup pada anggota keluarga tertentu

Masalah eksternal keluarga:a Masalah lingkungan rumah : Keadaan rumah yang kurang jendela (pencahayaan) dan ventilasi Daerah rumah merupakan perumahan padat pemukiman.

Skor kemampuan keluarga dalam penyelesaian masalah dan Rencana Penatalaksanaan No Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Coping diharapkan score awal Masalah internal Suami, 1 anak minggu 1. Keluarga 2 1. Edukasi dan dan memahami Konseling kepada menant lebih jauh keluarga mengenai un tentang penyakit pasien serta penyakit perlunya partisipasi pasien dan penuh dari anggota ikut keluarga dalam berpartisipasi

Coping score akhir 4

penatalaksanaan masalah kesehatan dan juga membantu aktivitas pribadi pasien dan aktivitas sosial pasien 2. Konseling untuk melakukan tindakan pencegahan penyakit 3. Konseling kepada keluarga pasien untuk mengingatkan pasien melakukan kontrol ke dokter dan merencanakan untuk konsultasi lebih lanjut ke dokter mata dan dokter psikiatri 4. Konseling mengenai pola makan dan aktifitas fisik 5. Konseling untuk memotivasi pasien kontrol ke psikiatri

pada penatalaksana an penyakit pasien 2. Keluarga mengerti cara pencegahan penyakit

3. Pasien dapat 2 kontrol teratur. 4. Memodifikasi diet 5. Pasien berobat lebih spesifik ke psikiatri 2

Keluarga turut serta bersamasama menyemangati pasien.

Masalah psikososial Konseling kepada keluarga pasien untuk memberikan motivasi kepada pasien

Tindak lanjut dan hasil intervensi Tanggal Intervensi yang dilakukan, diagnosis holistik dan rencana selanjutnya

Kedatangan Penatalaksanaan yang dilakukan : Pertama (di rumah pasien tanggal 28 April 2013) Hasil : Pasien dan Keluarga mengerti masalah kesehatan yang dialami pasien Keluarga membantu pasien untuk patuh minum obat Keluarga lebih tenang karena mengetahui hasil pemeriksaaan pasien masih dalam batas normal, namun penyebab penyakit pasien kemungkinan dapat disebabkan oleh sebab yang lain Pasien merasa nyeri kepala dan mual mulai berkurang dan nafsu makan sudah mulai ada perbaikan Tindak Lanjut I (di rumah pasien, tanggal 30 April 2013) Dilakukan anamnesis dengan keluarga pasien yang lain untuk mengetahui kemungkinan penyebab penyakit yang dialami pasien Dilakukan skrining depresi untuk geriatri (tidak selesai, karena pasien dirasa kurang kooperatif) Memotivasi keluarga pasien untuk lebih aktif menjadi pelaku rawat Melakukan family counseling dan family gathering Edukasi dan Konseling mengenai keadaan pasien Motivasi pasien untuk patuh minum obat Edukasi dan Konseling mengenai hasil pemeriksaan pasien di klinik

Hasil : Dari 15 pertanyaan Geriatric Depression Scale, hanya 7 pertanyaan yang dijawab pasien. Hal ini dikarenakan pasien yang kurang kooperatif dalam komunikasi, selain itu pasien

pun merasa cepat lelah jika berinteraksi agak lama dengan orang lain Saat family counseling hanya 1 orang anak pasien, suami dan menantu pasien yang hadir. Namun anak-anak pasien yang lain tidak hadir terutama anak yang paling dekat dengan pasien yaitu anak yang kedua dikarenakan waktu yang singkat, kegiatan dan tempat tinggal yang berbeda. Anak, suami dan menantu pasien mengerti tentang keadaan pasien dan berencana untuk berkumpul kembali dengan keluarga yang lain untuk membicarakan bagaimana merawat pasien selanjutnya Tindak Lanjut II (di rumah pasien tanggal 2 Mei 2013) Edukasi dan konseling pasien dan keluarga agar mau memeriksakan diri dan memberi motivasi ke pasien untuk ke spesialis mata untuk konsultasi kemungkinan rehabilitasi fungsi penglihatan Edukasi dan konseling pasien dan keluarga agar mau memeriksakan diri dan memberi motivasi ke pasien untuk konsultasi ke dokter psikiatri Memotivasi keluarga untuk berkumpul (family confrence) ulang dan membicarakan cara yang sesuai untuk merawat pasien Edukasi dan konseling pasien serta keluarga mengenai cara mengoptimalkan penggunaan fasilitas kartu jakarta sehat Hasil : Keluarga setuju untuk konsul ke psikiatri namun pasien menolak untuk diajak kontrol ulang. Karena pasien tidak datang ke psikiatri di klinik, maka didapatkan konsul dari psikiatri berupa kemungkinan memang pasien

mengalami depresi yang mungkin disebabkan oleh adanya verbal abuse yang dilakukan keluarga pasien Keluarga pasien menolak untuk konsul mengenai mata pasien karena keluarga menganggap pasien sudah pernah periksa ke rumah sakit dan dikatakan saraf matanya sudah rusak, sehingga keluarga pasien berpikir percuma untuk berobat kembali ke dokter mata Pasien mengerti tentang penggunaan kartu jakarta sehat yang dapat digunakan untuk pemeriksaan di fasilitas layanan kesehatan pemerintah

Kesimpulan Pembinaan Keluarga Pada Pembinaan Keluarga Saat ini Masalah kesehatan keluarga pada saat berakhirnya pembinaan pertama dan coping score akhir
Coping score

Keluarga memahami bahwa perilaku kesehatan preventif lebih utama dibandingkan dengan kuratif geriatri Pasien dapat kontrol teratur. psikiatri Keluarga bekerjasama penuh untuk membantu pasien mengatasi penyakitnya 3 4 4 3 5 Keluarga mengerti tentang pentingnya pelaku rawat terhadap pasien

Keluarga pasien setuju untuk memeriksakan pasien lebih lanjut ke dokter

Faktor Pendukung terselesainya masalah kesehatan pasien : terdapat jaminan kesehatan untuk berobat keluarga kooperatif pembina diterima dengan baik lokasi rumah pasien dekat dengan pusat pelayanan primer sosio ekonomi yang cukup memadai

Faktor penghambat terselesaikannya masalah-masalah kesehatan pasien : Kemungkinan adanya masalah internal pasien dengan keluarganya. Tidak semua anggota keluarga dapat berpartisipasi dalam pengobatan pasien. Tidak ada visi misi yang sama pada keluarga untuk merawat pasien lebih lanjut Keluarga masih terkesan menutupi beberapa informasi yang diperlukan untuk penatalaksanaan masalah kesehatan pasien Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya : Follow up jangka panjang terutama untuk kontrol ke psikiatri dan dokter mata bagi pasien dan keluarganya. Persetujuan II (dokter PJ Klinik) Tanda tangan : Nama Jelas : dr. Dewi Friska, MKK Tanggal :

Anda mungkin juga menyukai