KATA PENGANTAR
Penetapan kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai oleh para pejabat di setiap instansi pemerintah. Dengan demikian, penetapan kinerja ini menjadi kontrak kinerja yang harus diwujudkan oleh para pejabat tersebut sebagai penerima amanah dan pada akhir tahun nanti akan dijadikan sebagai dasar evaluasi kinerja dan penilaian terhadap pejabat tersebut. Dengan penetapan kinerja ini, diharapkan para pimpinan instansi tidak hanya pandai mendapatkan dan menghabiskan anggaran saja, tetapi juga harus mampu menunjukkan pimpinannya serta dan
kinerjanya
kepada
Penetapan Kinerja sebagai bagian tidak terpisahkan dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) ini
merupakan upaya dalam membangun manajemen pemerintahan yang transparan, partisipatif, akuntabel dan berorientasi hasil, yaitu peningkatan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat. Penetapan kinerja ini merupakan amanah yang tertuang dalam Inpres 5/2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Dengan demikian, penetapan kinerja ini harus dipandang sebagai salah satu langkah sistematis yang diperlukan dalam rangka
Kita tentu sepaham bahwa memerangi korupsi yang sudah sistematis dan mengakar haruslah dengan melakukan tindakantindakan sistematis dan luar biasa dan tidak hanya cukup dengan tindakan-tindakan represif saja. Perubahaan perubahan mendasar perlu dilakukan terhadap sistem manajemen pemerintahan kita yang selama ini terbukti menjadi lahan subur terjadinya mismanagement dan korupsi. Karenanya Pengadilan Agama Nunukan sebagai salah satu satuan kerja yang baru saja terbentuk ini menyusun Penetapan Kinerja Tahun 2013 sebagai upaya mengambil langkah awal dalam
dan misi
Nunukan, K e t u a,
Desember 2012
DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1 A. B. Latar Belakang ................................................................. 1 Maksud dan Tujuan ......................................................... 2
BAB II. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013...................................... 3 A. B. C. D. Dasar Hukum .................................................................. 4 Hakekat Penetapan Kinerja .............................................. 4 Isi Penetapan Kinerja ....................................................... 5 Pernyataan Penetapan Kinerja .......................................... 6
BAB I PENDAHULUANN
perencanaan yang terukur dan dapat dipertanggungjawabkan akan mewujudkan suatu manajemen peradilan yang baik. Adapun Penetapan yang melatarbelakangi Tahunan selama perlunya penyusunan laporan pada
Kinerja
adalah
pertanggungjawaban
menekankan
pertanggungjawaban anggaran dan pelaksanaan kegiatan dan juga belum berorientasi hasil. Selain itu masih banyaknya instansi pemerintah yang belum dapat mengukur kinerjanya, karena pada umumnya instansi pemerintah belum memiliki sasaran strategis yang spesifik, jelas, dan terukur, belum mempunyai indikator kinerja untuk mengukur keberhasilannya, belum menetapkan target-target kinerja sebagai bentuk komitmen organisasi bagi pencapaian kinerja yang optimal, belum memiliki sistem pengumpulan dan pengolahan data kinerja.
Dan juga dilatarbelakangi adanya kebutuhan akan suatu media yang dapat mengikat suatu instansi pemerintah agar
mampu mewujudkan suatu kinerja yang telah disepakati dengan menggunakan sumber daya yang dialokasikan.
B. MAKSUD DAN TUJUAN Penetapan Kinerja Tahunan mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut: Mendorong komitmen penerima amanah untuk melaksanakan amanah yang diterimanya dan terus meningkatkan kinerjanya Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai alat untuk menilai keberhasilan/kegagalan organisasi Meningkatkan Aparatur Akuntabilitas, Transparansi, dan Kinerja pencapaian tujuan dan sasaran
Penetapan Kinerja merupakan turunan dari Perencanaan Strategis, sekaligus merefleksikan kinerja yang sesuai dengan
perencanaan anggaran. Sasaran strategis, program, indikator kinerja, dan target dalam Penetapan Kinerja berasal dari Rencana Kinerja Tahunan dan anggarannya dari Rencana Kerja dan Anggaran.
Penetapan
Kinerja
pada
dasarnya
adalah
pernyataan
komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya.
Penetapan Kinerja merupakan dokumen yang mencerminkan integrasi sistem akuntabilitas kinerja dengan sistem penganggaran. Penetapan Kinerja mendorong terlaksananya pengukuran kinerja, dan sangat penting untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan.
Penetapan kinerja merupakan salah satu komponen dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP), meski
belum diatur secara eksplisit dalam Inpres 7 tahun 1999. Penyusunan berdasarkan anggarannya, rencana maka kinerja ditetapkan tahunan suatu yang telah disetujui yang
Penetapan
kinerja
merupakan kesanggupan dari penerima mandat untuk mewujudkan kinerja seperti yang telah direncanakan. Dalam tahun berjalan, pelaksanaan Penetapan kinerja ini akan dilakukan pengukuran kinerja untuk mengetahui sejauh mana capaian kinerja yang dapat diwujudkan oleh organisasi serta
dilaporkan dalam suatu laporan kinerja yang biasa disebut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
A. Dasar Hukum Yang mendasari Penetapan Kinerja Tahunan adalah Instruksi Presiden nomor 5 Tahun 2004 tentang percepatan pemberantasan korupsi; dan Surat Edaran Menteri Negara PAN nomor SE31/M.PAN/XII/ 2004 tentang Penetapan Kinerja;
Hakekat dari penetapan kinerja bagi satuan kerja adalah a. Penetapan Kinerja merupakan pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam waktu satu tahun; b. Kinerja yang dijanjikan tercermin dalam seperangkat Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicators) yang
menggambarkan keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi c. Penetapan Kinerja merupakan kesepakatan antara pengemban tugas (penerima amanah) dengan atasannya (pemberi amanah) d. Penetapan Tahunan Kinerja yang merupakan ikhtisar Rencana Kinerja
telah
disesuaikan
dengan
ketersediaan
Adapun yang termuat dalam Penetapan Kinerja adalah: a. b. Pernyataan Penetapan Kinerja Aparatur; Lampiran yang berisi: - Program-Program Utama; - Sasaran yang mencerminkan sesuatu yang akan dicapai secara nyata dari pelaksanaan program, dalam rumusan yang spesifik, terukur, dan berorientasi pada hasil (outcome); - Ukuran-ukuran kinerja utama yang jelas berupa: Indikator Kinerja Output dan atau Outcome; Rencana tingkat capaian untuk masing-masing indikator; dan Anggaran untuk setiap Program Utama.
II. Nama : Drs. RUSLIANSYAH, S.H. NIP : 19640718 199203 1002 Jabatan : Ketua Pengadilan Agama Nunukan Selaku atasan langsung pihak pertama Selanjutnya disebut pihak kedua Pihak pertama pada tahun 2013 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokum en perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab pihak pertama. Pihak kedua akan memberikan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi akuntabilitas kinerja terhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi. Nunukan, 26 Desember 2012 K e t u a, Panitera/Sekretaris,
E .
Sasaran Strategis
Peningkatan penyelesaian perkara a.
Indikator Kinerja
Jumlah penyelesaian perkara yang diterima sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan Jumlah sisa perkara yang diselesaikan
Target
360 pkr
b.
.- pkr
a.
Jumlah berkas yang diregister dan siap disidangkan ke Majelis Jumlah Penyampaian pemberitahuan Pemanggilan Sidang Tepat Waktu
360 pkr
b.
360 pkr
c.
Jumlah berkas yang diajukan banding, kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap
8 pkr
d.
Jumlah Penyampaian Pemberitahuan Relaas Putusan Tepat Waktu, Tempat dan Para Pihak
360 pkr
e.
230 pkr
f.
7 pkr
59 pkr
a.
9 org
b.
2 org
c.
100 %
Peningkatan kualitas
a.
100 %
pengawasan
b.
100 %
Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan ( acces to justice) Peningkatan Manajemen Peradilan Agama Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Peningkatan Sarana dan Prasarana Mahkamah Agung RI
100 %
20 pkr
100 %
Prosentase pencapaian penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung penyelenggaraan peradilan berbasis tekhnologi informasi
100%
Sasaran Peningkatan penyelesaian perkara, mempunyai 2 (dua) indikator kinerja yaitu jumlah penyelesaian perkara yang diterima sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan dengan target 360 perkara, dan jumlah sisa perkara yang diselesaikan.
Sasaran Peningkatan tertib administrasi perkara, memiliki 6 (enam) indikator kinerja yaitu jumlah berkas yang diregister dan siap disidangkan ke majelis ditargetkan ada 360 perkara, jumlah penyampaian pemberitahuan pemanggilan sidang tepat waktu ditargetkan 360 perkara, jumlah berkas yang diajukan banding, kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap ditargetkan ada 8 (delapan) perkara, jumlah
penyampaian pemberitahuan relaas putusan tepat waktu, tempat dan para pihak dengan target sebanyak 360 perkara,
Jumlah Penyampaian Salinan Putusan/Salinan Penetapan ke KUA dan Para Pihak ditargetkan 230 perkara, Jumlah
Penyitaan dan Eksekusi tepat waktu dan tempat ditargetkan 7 (tujuh) perkara.
Sasaran Peningkatan Penyelesaian Upaya Mediasi , memiliki indikator kinerja jumlah perkara yang berhasil dimediasi ditargetkan 59 (lima puluh sembilan) perkara.
Sasaran Peningkatan Kualitas SDM , memiliki 3 (tiga) indikator kinerja utama yaitu jumlah pegawai yang dibina melalui DDTK ditargetkan ada 9 (sembilan) orang, jumlah pegawai yang lulus diklat teknis ditargetkan 2 (dua) orang, prosentase pegawai yang lulus diklat non yudisial ditargetkan 100%.
Sasaran Peningkatan kualitas pengawasan, memiliki 2 (dua) indikator kinerja yaitu prosentase pengaduan yang ditindak lanjuti ditargetkan 100%, prosentase temuan yang
Sasaran
Peningkatan
aksesibilitas
masyarakat
terhadap
peradilan (acces to justice), memiliki indikator kinerja yaitu prosentase proses penyelesaian perkara yang dapat
Sasaran
Peningkatan
Manajemen
Peradilan,
memiliki
10
Sasaran Peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya, indikator kinerjanya yaitu prosentase pencapaian penyelenggaraan operasional perkantoran yang ditargetkan 100%
dan
prasarana,
memiliki
indikator kinerja yaitu prosentase pencapaian penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung penyelenggaraan peradilan berbasis tekhnologi informasi dengan target 100%.
11
Penetapan
kinerja
ini
diharapkan
dapat
mendorong
keberhasilan peningkatan kinerja instansi pemerintah, khususnya untuk satuan kerja Pengadilan Agama Nunukan. Penyusunan
Penetapan kinerja ini diawali dengan merumuskan renstra yang merupakan rencana jangka menengah (lima tahunan) yang dilanjutkan dengan menjabarkan rencana lima tahunan tersebut kedalam rencana kinerja tahunan. Berdasarkan rencana kinerja tahunan tersebut, maka diajukan dan disetujui anggaran yang dibutuhkan untuk membiayai rencana tahunan tersebut.
Pengadilan Agama Nunukan menyusun penetapan kinerja ini setelah menerima dokumen pelaksanaan anggaran dan ditandatangani oleh pimpinan unit organisasi dan pimpinan.
Dokumen Penetapan Kinerja Pengadilan Agama Nunukan ini berfungsi untuk memantau atau mengendalikan pencapaian kinerja satuan kerja Pengadilan Agama Nunukan, dan untuk melaporkan capaian realisasi kinerja dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
12
Pemerintah, serta menilai keberhasilan Pengadilan Agama Nunukan sebagai sebuah organisasi
Kiranya Penetapan Kinerja Tahun 2013 yang bersumber dari Rencana Kinerja Tahunan ini dapat menjadi pedoman dalam Pemerintah
penyusunan
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
(LAKIP) Tahun 2013 nantinya, sehingga dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas dan sekaligus menjadi sumber informasi dalam