Anda di halaman 1dari 5

Al Ulum Vol.41 No.

3 Juli 2009 halaman 36-40

36

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN, JENIS KELAMIN DAN JARAK RUMAH PADA LANSIA AKTIF DAN TIDAK AKTIF KE POSYANDU DI POSYANDU SENTOSA KECAMATAN ANJIR PASAR KABUPATEN BARITO KUALA TAHUN 2008 Mina Rahmawati*, Aprianti**, Magdalena** ABSTRAK Disarankan kepada semua pihak terkait sebaiknya memperhatikan kegiatan posyandu lansia, agar tercipta kesehatan lansia secara optimal.

Perilaku untuk berpartisipasi aktif dalam penggunaan posyandu dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, jenis kelamin dan jarak rumah. Adapun PENDAHULUAN perilaku keaktifan diposyandu Kecamatan Anjir Pasar tahun 2007 rata-rata masih belum memenuhi Secara demografi perkembangan penduduk standar Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala Usia Lanjut (lansia) yang berusia 60 tahun keatas di yaitu 40%. Tujuan penelitian untuk mengetahui Indonesia dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung perbedaan tingkat pengetahuan, jenis kelamin dan meningkat dan diperkirakan pada tahun 2020 penduduk jarak rumah pada Lansia Aktif dan Tidak Aktif ke Posyandu di Posyandu Sentosa Kecamatan Anjir lansia di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34% Pasar Kabupaten Barito Kuala tahun 2008. dengan UHH sekitar 71,1 tahun (Hermana, 2007). Penelitian ini berjenis Observasional dengan Rahmawati (2007), menegaskan bahwa permenggunakan rancangan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang tumbuhan jumlah penduduk Usia Lanjut di Indonesia berumur dari 60 tahun keatas dan sampel adalah akan meningkat terus jumlahnya, sehingga apabila sebagian dari populasi yaitu sebanyak 50 lansia. tidak ada upaya memberdayakan penduduk lansia, Cara pengumpulan sampel dengan metode Simple maka keberadaan mereka bisa menjadi beban dan Random Sampling. Data dikumpulkan menggunakan teknik wawancara dengan alat bantu kuesioner. semakin tersisih dari masyarakat. Menurut Anonim Hasil dari pengolahan data dianalisis dengan meng(2001), peningkatan usia lanjut sering disertai dengan gunakan uji Chi Square, yaitu untuk menganalisis meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit adanya Perbedaan antara dua variabel. Hasil dari penelitian diketahui tingkat (kematian), dan ketidakmampuan (disability), pengetahuan kurang pada lansia aktif 52,9%, sehingga memerlukan perawatan dan pengobatan. sedangkan pada lansia tidak aktif 75,8%. Jenis Posyandu Lansia bertujuan agar para lansia kelamin perempuan pada lansia aktif 70,6%, bisa lebih mengenal kesehatannya sendiri, sehingga sedangkan lansia dengan jenis kelamin laki-laki yang tidak aktif 52%. Jarak rumah dekat dengan mereka bisa hidup lebih sehat. Sebab usia lanjut posyandu pada lansia aktif 64,7%, sedangkan jarak memang sangat rentan terhadap penyakit dan dengan rumah jauh dengan posyandu pada lansia tidak aktif adanya posyandu lansia, minimal keadaan mereka 72,7%. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara tingkat pengetahuan lansia yang aktif dengan lansia lebih mendapat perhatian (Supriyono, 2007). yang tidak aktif. Ada perbedaan yang bermakna Menurut Aryati (2007), masalah yang selama antara jenis kelamin lansia yang aktif dengan ini terjadi adalah masyarakat yang belum mengerti lansia yang tidak aktif, serta jarak rumah lansia yang aktif dengan lansia yang tidak aktif. ______________________________ * Alumnus Jurusan Gizi Poltekkes Banjarmasin ** Tenaga Pengajar Jurusan Gizi Poltekkes Banjarmasin
Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Jenis Kelamin dan Jarak Rumah pada Lansia Aktif dan Tidak Aktif ke Posyandu di Posyandu Sentosa Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 (Mina Rahmawati, Aprianti, dan Magdalena)

Al Ulum Vol.41 No.3 Juli 2009 halaman 36-40

37

sepenuhnya tentang manfaat posyandu, biasanya mereka malas mendatangi posyandu yang diadakan setiap bulan. Perilaku individu untuk berpartisipasi aktif dalam penggunaan posyandu dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, jenis pekerjaan dan jenis kelamin (Depkes RI, 1995). Menurut Depkes RI (2005), jarak rumah keposyandu yang cukup jauh juga mempengaruhi tingkat keaktifan lansia keposyandu. Persentase kehadiran lansia yang aktif ratarata setiap bulan di 11 posyandu di desa Kecamatan Anjir Pasar tahun 2007, rata-rata masih belum memenuhi standar Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Kuala yaitu 40%. Adanya kenyataan partisipasi kehadiran lansia dalam mengikuti posyandu lansia yang dinilai masih kurang, mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini. Alasan peneliti untuk melakukan penelitian di Posyandu Sentosa ini, karena dilihat dari persentase tingkat keaktifannya sekitar 40,34% dan tingkat kurang keaktifannya sekitar 59,66%. Ini bisa dikatakan tercapai atau normal sesuai dengan standar Dinas Kesehatan Kabupaten yaitu 40%, sehingga sampel yang akan diteliti untuk penelitian perbedaan tingkat pengetahuan, jenis kelamin dan jarak rumah pada lansia di posyandu sentosa ini diharapkan dapat terwakili untuk lansia aktif dan tidak aktif ke posyandu. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Observasional dengan menggunakan rancangan Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan terhadap lansia yang ada di posyandu sentosa di Desa Anjir Seberang Pasar 1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang berumur dari 60 tahun keatas dan sampel adalah sebagian dari populasi yaitu sebanyak 50

lansia, yang diambil dengan metode Simple Random Sampling. Untuk mengetahui perbedaan antara dua variabel, dilakukan dengan tabulasi silang dan uji statistic Chi-Square menggunakan komputer program SPSS for windows versi 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Keaktifan Lansia ke Posyandu Sentosa Berdasarkan Depkes RI (2005), lansia dikatakan aktif bila hadir > 8 x dalam 1 tahun dan tidak aktif < 8 x dalam 1 tahun. Dari data absensi kehadiran lansia ke posyandu sentosa diketahui lansia yang aktif ke posyandu adalah 34,7%, sedangkan pada lansia tidak aktif ke posyandu sebesar 65,3% dari jumlah 101 lansia. Tingkat Pengetahuan Sebagian besar lansia yang tidak aktif ke posyandu mempunyai tingkat pengetahuan kurang, yaitu sebesar 75,8%, sedangkan pada lansia aktif 52,9%. Lansia umumnya mempunyai kemampuan daya ingat yang menurun, sehingga mudah melupakan apa yang baru disampaikan dan ini berdampak pada tingkat pengetahuan para lansia yang masih kurang terutama mengenai manfaat dan tujuan dari adanya posyandu lansia. Ariati (2005), mengemukakan bahwa lansia memiliki kemunduran kemampuan kognitif, seperti ingatan pada hal-hal dari masa muda lebih baik daripada hal-hal yang baru terjadi. Jenis Kelamin Sebagian besar pada lansia aktif ke posyandu 70,6% berjenis kelamin perempuan, sedangkan lansia yang tidak aktif ke posyandu 52% berjenis kelamin laki-laki. Lansia perempuan yang aktif ke posyandu di posyandu sentosa ini mempunyai tingkat kesadaran

Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Jenis Kelamin dan Jarak Rumah pada Lansia Aktif dan Tidak Aktif ke Posyandu di Posyandu Sentosa Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 (Mina Rahmawati, Aprianti, dan Magdalena)

Al Ulum Vol.41 No.3 Juli 2009 halaman 36-40

38

untuk berobat yang lebih baik, karena mereka meluangkan waktunya ke posyandu, walaupun pada saat kegiatan posyandu berlangsung juga seharusnya bekerja ke sawah, sedangkan pada lansia tidak aktif yaitu lansia laki-laki mereka lebih memilih bekerja kesawah daripada harus ke posyandu. Menurut Azwar (1999), jenis kelamin juga mempengaruhi penyebaran suatu masalah kesehatan salah satunya adalah perbedaan tingkat kesadaran berobat antara perempuan dan laki-laki, karena pada umumnya kaum perempuan memiliki kesadaran yang baik untuk berobat daripada kaum laki-laki. Jarak Rumah Jarak rumah pada lansia aktif 64,7% dekat dengan posyandu, sedangkan pada lansia tidak aktif 72,7% jarak rumahnya jauh dengan posyandu. Posyandu sentosa ini terletak di RT 1 dan letaknya masih kurang strategis karena tidak berada di tengah pemukiman penduduk, sehingga lansia disekitar kurang bisa memanfaatkan penggunaan posyandu dengan alasan tempat posyandu yang jauh. Sementara mereka tidak mempunyai waktu maupun sarana transportasi untuk mencapainya dan ini menyebabkan pelayanan posyandu lansia menjadi tidak merata. Menurut Jati Untari (2007), waktu perjalanan merupakan faktor terpenting dari akses geografi sehingga berkaitan dengan jarak tempat tinggal ke pelayanan kesehatan. Jarak, alat transportasi dan waktu tempuh memiliki dampak yang signifikan dengan pemanfaatan kesehatan. Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Jenis Kelamin dan Jarak Rumah pada Lansia Aktif dan Tidak Aktif Ke Posyandu Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara tingkat pengetahuan lansia yang aktif dengan lansia yang

tidak aktif ke posyandu. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan dan kepentingan mereka untuk menyembuhkan penyakit yang kemungkinan diderita oleh mereka, sehingga tingkat kesadaran untuk berobat yang tinggi yang membuat para lansia tersebut aktif atau tidak aktif ke posyandu. Berdasarkan data yang diperoleh pada umumnya lansia yang aktif ke posyandu sentosa dari 17 lansia adalah lansia yang mempunyai penyakit degeneratif yaitu hipertensi 76,5%, dan asam urat 17,6%, sisanya menderita bukan penyakit degeneratif yaitu maag atau lambung, sebaliknya lansia tidak aktif rata-rata hanya mengeluh sakit ringan seperti sakit kepala atau sakit orang tua yaitu sebanyak 57,6% dari 33 lansia, dan sisanya menderita hipertensi, asam urat dan maag. Untuk mengobati penyakit, mereka hanya membeli obat dan jamu diwarung sekitar. Berdasarkan jenis kelamin diketahui hasil uji satistik bahwa ada perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin lansia yang aktif dengan lansia yang tidak aktif ke posyandu. Hal ini dikarenakan jumlah sampel lansia aktif lebih banyak perempuan daripada laki-laki, sedangkan pada lansia tidak aktif lebih banyak sampel laki-laki daripada perempuan, sehingga terjadi perbedaan penggunaan posyandu berdasarkan jenis kelamin. Dapat dilihat dari persentase jenis kelamin lansia secara populasi, jenis kelamin wanita memiliki persentase yang lebih besar yaitu sebanyak 59,4%, daripada persentase jenis kelamin laki-laki yaitu 40,6%, dari 101 lansia di posyandu sentosa. Lansia perempuan lebih banyak berperan dalam menyukseskan kegiatan posyandu dengan alasan lebih mudah terkena penyakit daripada lansia laki-laki, walaupun lansia perempuan lebih lemah dibandingkan lansia laki-laki, tetapi dibalik kelemahannya tersimpan kekuatan untuk mencari

Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Jenis Kelamin dan Jarak Rumah pada Lansia Aktif dan Tidak Aktif ke Posyandu di Posyandu Sentosa Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 (Mina Rahmawati, Aprianti, dan Magdalena)

Al Ulum Vol.41 No.3 Juli 2009 halaman 36-40

39

solusi pada setiap permasalahannya, seperti bila merasakan tubuhnya sakit maka lansia perempuan akan langsung berobat agar penyakitnya sembuh, sehingga secara tidak langsung mendukung lansia perempuan untuk lebih aktif ke posyandu agar bisa memantau kesehatan mereka, untuk mencegah penyakit yang lebih parah. Ini menunjukkan walaupun lansia perempuan rentan terhadap penyakit, tetapi keinginannya untuk berjuang hidup lebih tinggi dibandingkan lansia laki-laki. Di buktikan dengan angka prevalensi jumlah populasi lansia perempuan lebih besar daripada lansia laki-laki di Indonesia. Berdasarkan data Susenas tahun 2000 (BPS), menunjukkan jumlah penduduk lansia perempuan lebih banyak (52,42%) dibandingkan dengan jumlah lansia laki-laki (47,58%) (Suwoko, 2004). Antara jarak rumah pada lansia aktif dengan lansia tidak aktif ada perbedaan yang bermakna secara statistik. Berarti jauhnya jarak rumah dengan posyandu pada lansia di posyandu sentosa akan mempengaruhi keaktifan lansia tersebut ke posyandu. Sesuai dengan Depkes RI (2005), bahwa kelompok usia lanjut sendiri kurang dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada, antara lain disebabkan oleh jarak puskesmas atau posyandu yang cukup jauh dari tempat tinggalnya, sehingga menurut Sihombing (2000), mengingat kondisi geografi dan transportasi yang sulit, perlu kiranya dipertimbangkan tempat fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai atau strategis. KESIMPULAN DAN SARAN Lansia yang tingkat pengetahuannya kurang di posyandu sentosa sebagian besar dimiliki lansia yang aktif ke posyandu sebanyak 52,9% dan pada lansia yang tidak aktif ke posyandu sebanyak 75,8%. Lansia yang jenis kelaminnya perempuan di posyandu sentosa pada lansia aktif ke posyandu 70,6%,

sedangkan lansia dengan jenis kelamin laki-laki yang tidak aktif ke posyandu 52%. Lansia yang jarak rumahnya dekat dengan posyandu sentosa adalah pada lansia aktif ke posyandu 64,7%, sedangkan lansia yang jarak rumahnya jauh dengan posyandu sentosa pada lansia tidak aktif yaitu 72,7%. Berdasarkan uji statistik Chi-Squart diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara tingkat pengetahuan lansia yang aktif dengan lansia yang tidak aktif ke pos yandu. Ada perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin, jarak rumah lansia yang aktif dan lansia yang tidak aktif ke posyandu. Diharapkan petugas Puskesmas untuk lebih meningkatkan lagi dalam memberikan penyuluhan tentang pentingnya dan manfaat dari kegiatan posyandu lansia. Untuk kegiatan posyandu lansia sebaiknya tidak terfokus pada satu tempat di polindas saja tetapi ditempat/rumah masyarakat agar lebih mudah untuk ke posyandu. DAFTAR PUSTAKA Anonim. Acuan Umum Pelayanan Kesehatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia, Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Direktorat Jenderal Pelayanan Sosial, Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia 2001, (www.bank data.depkes.co.id), diakses 11 Desember 2007. Ariati, Ni Nengah. Gizi Pada Manula Perlu Perhatian Khusus, 20 Nopember 2005, (www.kesehatan. co.id), diakses 27 Juli 2008. Aryati, Lia. Gizi Buruk, 2007, (www.web.pamekasan. info.co.id), diakses 31 Desember 2007. Azwar, Azrul. 1999. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Bina Rupa Aksara.

Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Jenis Kelamin dan Jarak Rumah pada Lansia Aktif dan Tidak Aktif ke Posyandu di Posyandu Sentosa Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 (Mina Rahmawati, Aprianti, dan Magdalena)

Al Ulum Vol.41 No.3 Juli 2009 halaman 36-40

40

Depkes RI, 1995. Pedoman Pemantauan Status Gizi Melalui Posyandu (PSG Posyandu). Jakarta : Depkes RI, Ditjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Depkes RI. 2005. Pedoman Puskesmas Santun Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta : Depkes RI. Hermana. Penduduk Lanjut Usia di Indonesia dan Masalah Kesejahteraannya. 23 Oktober 2007, (www.depsos.co.id), diakses 31 Desember 2007. Jati Untari, Mubasyir Hasanbasri. Peningkatan Kesejahteraan Rakyat dan Ketahanan Budaya, Januari 2007, (www.bappenas.co.id), diakses 31 Desember 2007. Rahmawati, Partisipasi Lansia dalam Posdaya, 2007, (www.gemari.co.id), diakses 13 Desember 2007. Sihombing, Deri Maria. Jayawijaya Watch Project Health Section Depkes RI, 2000, (www. papuaweb. org.co.id), diakses 19 Juli 2008. Suwoko. Lansia Indonesia Tercepat, 29 Mei 2004, (www.suaramerdeka.co.id), diakses 19 Januari 2008.

Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Jenis Kelamin dan Jarak Rumah pada Lansia Aktif dan Tidak Aktif ke Posyandu di Posyandu Sentosa Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala Tahun 2008 (Mina Rahmawati, Aprianti, dan Magdalena)

Anda mungkin juga menyukai