Anda di halaman 1dari 5

PENATALAKSANAAN Tujuan dari pengobatan Tuberkulosis adalah untuk menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan dan menurunkan

tingkat penularan. Jenis dan Dosis OAT 1. Isoniasid ( H ) Dikenal dengan INH, bersifat bacterisida, dapat membunuh 90% populasi kuman dalam beberapa hari pertama pengobatan. Obat ini sangat efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang sedang berkembang. Dosis harian yang dianjurkan 5 mg/kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu dengan dosis 10 mg/ kg BB. 2. Rifampisin Bersifat bakterisida, dapat membunuh kuman semi-dormant yang tidak dapat dibunuh oleh isoniasid. Dosis 10 mg/kg BB diberikan sama untuk pengobatan harian maupun intermiten 3 kali seminggu. 3. Pirazinamid Bersifat bakterisida, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Dosis harian yang dianjurkan 25 mg/kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu diberikan dengan dosis 35 mg/kg BB. 4. Streptomisin Bersifat bakterisida, dosis yang dianjurkan 15 mg/kg BB sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis yang sama. Penderita yang berumur sampai 60 tahun dosisnya 0,75 gr/hari, sedangkan untuk berumur 60 tahun atau lebih diberikan 0,50 gr/hari. 5. Etambutol Bersifat sebagai bakteriostatik. Dosis harian yang dianjurkan 15 mg/kg BB sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 kali seminggu digunakan dosis 30 mg/kg BB. Prinsip pengobatan Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap semua OAT. Sedangkan ditahap lanjutan penderita mendapat jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjut ini penting untuk membunuh kuman persistent sehingga mencegah terjadinya kekambuhan. Paduan pengobatan yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan TB oleh Pemerintah Indonesia :

a. Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3. b. Kategori 2 : 2HRZES/HRZE/5H3R3E3. c. Kategori 3 : 2 HRZ/4H3R3. WHO merekomendasikan panduan OAT standart, yaitu: 1. Kategori 1 : a. b. 2HRZE/4H3R3 2HRZE/4HR

c. 2HRZE/6HE Tahap pengobatan Lama pengobatan Tablet INH @300 mg Kaplet Rifampisin @450 mg Tablet Pirazinamid @500 mg Tablet Etambutol @500 mg Jumlah kali minum obat

Tahap intensif 2 bln 1 1 3 3 60 (dosis harian) Tahap lanjutan 4 bln 2 1 54 (dosis 3xseminggu) Keterangan : dosis tersebut diatas untuk penderita dengan BB antara 33-50 Kg Kategori 1 diberikan pada : 1) penderita baru TB paru BTA positif 2) penderita TB paru BTA negative, Rontgen positif sakit berat 3) penderita TB ekstra paru berat Tahap intensif terdiri dari HRZE diberikan setiap hari selama 2 bulan. Kemudian diteruskan dengan tahap lanjutan yang terdiri dari HR diberikan tiga kali dalam seminggu selama 4 bulan. 2. Kategori 2 : a. 2HRZES/HRZE/5H3R3E3 b. 2HRZES/HRZE/5HRE

Tahap

Tablet Lama INH pengoba @300 tan mg

Tablet Rifampi sin @450 mg

Tablet Pirazina mid @500 mg

Tablet Etambu tol @250 mg

Tablet Etambu tol @500 mg

Vial Strepto misin in

Jumlah kali minum obat 60 30

Tahap intensif 2 bln 1 1 3 3 0,75 gr (dosis harian) Dilanjut 1 bln 1 1 3 3 kan Tahap lanjutan (dosis 5 bln 2 1 1 2 3x semingg u) Keterangan : dosis tersebut diatas untuk penderita dengan BB antara 33-50 Kg Kategori 2 diberikan pada : 1) penderita kambuhan 2) penderita gagal 3) penderita dengan pengobatan setelah lalai

66

Tahap intensif diberikan selama 3 bulan, yang terdiri dari 2 bulan dengan HRZES setiap hari. Dilanjutkan 1 bulan dengan HRZE setiap hari. Setelah itu diteruskan dengan tahap lanjutan selama 5 bulan dengan HRE yang diberikan tiga kali dalam seminggu. 3. Kategori 3 : a. b. c. Tahap pengobatan Tahap intensif (dosis harian) 2 bln 1 1 3 60 2HRZ/4H3R3 2HRZ/4HR 2HRZ/6HE Lama Tablet INH Tablet Rifampisin @450 mg Tablet Pirazinamid @500 mg Jumlah kali minum obat

pengobatan @300 mg

Tahap lanjutan (dosis 4 bln 2 1 54

3xseminggu) Keterangan : dosis tersebut diatas untuk penderita dengan BB antara 33-50 Kg Kategori 3 diberikan pada : 1) penderita TB paru BTA negative, Rontgen positif sakit ringan 2) penderita ekstra paru ringan, yaitu TB kelenjar limfe, pleuritis eksudatif unilateral, TB kulit, TB tulang dan kelenjar adrenal Tahap intensif terdiri dari HRZ diberikan setiap hari selama 2 bulan (2HRZ), diteruskan dengan tahap lanjutan terdiri dari HR selama 4 bulan diberikan 3 kali seminggu. Pengobatan Tuberkulosis Pada Anak Prinsip dasar pengobatan TB pada anak tidak berbeda dengan pada orang dewasa, tetapi ada beberapa hal yang memerlukan perhatian: 1. Pemberian obat baik pada tahap intensif maupun tahap lanjutan diberikan setiap hari. 2. Dosis obat harus disesuaikan dengan berat badan anak Susunan paduan obat TB anak adalah 2HRZ/4HR: Tahap intensif terdiri dari Isoniazid (H), Rifampisin (R) dan Pirazinamid (Z) selama 2 bulan diberikan setiap hari (2HRZ). Tahap lanjutan terdiri dari Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) selama 4 bulan diberikan setiap hari (4HR). < 10 kg 10 20 kg 20 33 kg Isoniazid 50 mg 100 mg 200 mg Rifampisin 75 mg 150 mg 300 mg Pirazinamid 150 mg 300 mg 600 mg Tabel. Jenis dan dosis obat TB anak, berdasarkan rekomendasi IDAI Catatan : Penderita yang berat badannya kurang dari 5 kg harus dirujuk ke Dokter Ahli Pemantauan kemajuan pengobatan pada anak dapat dilihat antara lain dengan terjadinya perbaikan klinis, naiknya berat badan, dan anak menjadi lebih aktif dibanding dengan sebelum pengobatan. Jenis Obat BB BB BB

Referensi:

1) ______.2005.Pharmaceutical Care untuk Penyakit Tuberkulosis.Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.Departemen Kesehatan RI. 2) .2002.Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis, Ed.7. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Jakarta, Hal : 37-53

Anda mungkin juga menyukai