Anda di halaman 1dari 5

KOMUNIKASI PADA KLIEN GANGGUAN JIWA PERILAKU KEKERASAN

Dosen: Anggun Fajar Ramadhani S. Kep., Ns

Kelompok 2: Muhammad Mashuri Muhammad Tanca Komarullah Muksin Nur Hidayah Nurul Iftita Putri Maharani Sarifah Dwi Wulan Septianti Yeyen Arman Agatalin Anu Balawala Agung Widiantoro Anjelina Bupu Antonius Niki Kurniawan 11100018 11100019 11100020 11100021 11100022 11100024 11100025 11100027 11100028 11100029 11100030 11100031

S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA 2012

SKENARIO 2 Tn. W seorang karyawan pabrik, dibawa oleh keluarganya ke RSJ Grogol karena mengamuk dan marah-marah, berteriak-teriak, membanting barang-barang dan memecahkan semua kaca di rumahnya. Keluarga sangat takut dan panik melihat keadaan Tn. W. Alasan Tn. W marah adalah karena bos nya selalu menekan setiap karyawan kerja keras tanpa memikirkan kesejahteraan, tidak ada tunjangan apapun sedangkan upah minim. Tn.W selalu memendam rasa marahnya di tempat kerja. Tetapi begitu sampai di rumah beberapa bulan kemudian Tn. W sering marah-marah kepada istri dan anak-anaknya, berujung pada kemarahan selanjutnya dengan tindakan kekerasan. Keluarga bingung dan takut, menanyakan pada perawat bagaimana menangani keadaan Tn.W. PEMAIN Pembaca Naskah Pasien Istri Pasien Anak pasien Bos pabrik Rekan kerja Mertua Dokter Perawat ALUR CERITA Pada pagi yang cerah Tn W pergi berangkat ke temapt kerjanya. Di salah satu pabrik di kota pelajar ini. Setelah tiba di pabrik, bos dari Tn W mengumpulkan seluruh karyawan pabrik untuk menyampaikan sesuatu. Karyawan semua berkumpul, termasuk Tn W. Bos mengatakan kalian harus lebih ekstra lagi dalam bekerja, jumlah jam kerja kalian semua sekarang menjadi 11 jam dari yang sebelumnya 8 jam. Saya tidak mau ada keluhan apapun. Yang saya tahu kerja kalian semua bagus. Sedikit saja ada kesalahan, PHK menjadi hukuman : sarifah : muksin : Putri M : Nur Hidayah : Agung W : yeyen, nurul, : Angelina Bupu : Mashuri : tanca, antonuis, Agatalin

kalian. Yang saya butuhkan disini keprofesionalan kerja kalian. Satu hal yang tidak saya lupa, gaji kalian tetap. Jika kalian keberatan, silahkan angkat kaki kalian dari pabrik ini. Kejadian ini membuat Tn W mengalami tekanan batin yang berujung menjadi tekanan jiwa perilaku kekerasan. Keluarganya ia jadikan pelampiasan marahnya atas masalah yang dialaminya. Kemudian keluarga membawa Tn W ke rumah sakit. A. Fase orientasi 1. Salam terapeutik Perawat :Assalamu Alaikum, nama saya Zainal, saya mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan STIKES GUNA BANGSA yang akan merawat bapak selama seminggu mulai jam 7.30 s/d 14.00 setiap hari, namanya siapa pak ? senang dipanggil apa ? Pasien :waalaikumsalam, masalah buat loe? Emang penting kamu tanya-tanya itu? Memang kamu bos saya? Perawat :bukan begitu bapak, saya disini hanya ingin membantu bapak supaya masalah yang bapak miliki segera dapat diselesaikan. Oh iya, bapak tadi belum jawab pertanyaan saya ya? Pasien :okelah kalau begitu. My name is khan. Udah ngerti belum mas? :Bagaimana perasaan bapak hari ini ? :jangan tanya masalah perasaan saya, lihat muka kamu saja saya mau muntah, pengen lempar kamu pke sandal jepit. Perawat : aduh, perkataan bapak kok kurang baik ya. Saya sedih bapak bilang seperti itu.(muka tampak sedih) Pasien : idih, cengeng banget loe. Cowok apa cewek sihh kamu? Saya belum mukul kamu kali. Perawat : bapak kok kurang baik sih. Nanti saya gak mau temenan sama bapak gimana? Hmmm, apa bapak sudah mandi ? Pasien : mas mas, bawa cermin gak? Ngaca dong, saya sama kamu tu beda jauh. Aku kan kaya ariel, kamu kaya narji. 3. Kontrak Tempat Waktu : mau dimana kita bercakap-cakap ? bagaimana kalau ruangan perawat ? : Mau berapa lama pak ? bagaimana kalau 10 menit ?

2. Evaluasi/validasi Perawat Pasien

B. Fase Kerja Perawat : bagaimana kalau kita ngobrol tentang hal-hal yang menyebabkan bapak marah-marah Pasien : saya mau cerita sama mas, tapi jangan kasih tau siapa-siapa. Termasuk istri dan keluarga saya. Perawat Pasien : siipp mas bro. Itu sudah menjadi kewajiban kami sebagai perawat pak. : saya bekerja di pabrik sebagai karyawan. Saya sudah bekerja ekstra kuat, penuh semangat, tapi apa balasan yang diberikan bos saya? Gaji saya minim, tidak ada tunjangan, kesejahteraan saya sangat buruk. Tapi, apalah daya saya, saya di situ bisa bekerja sudah terima kasih, saya tidak berani meminta lebih. Saya memendam semua ini selama beberapa bulan. Lama-lama saya tidak tahan, akhirnya saya lampiaskan kekesalan saya kepada istri dan anak saya. Setiap yang dilakukan anak atau istri saya, saya anggap selalu salah. Bahkan saya pernah waktu itu memukul anak saya dengan sandal jepit. Gelas dan piring saya pecahkan. Perawat Pasien Perawat Pasien Perawat : Apakah sebelumnya bapak pernah marah ? : belum pernah : Apakah ada yang membuat bapak kesal? : saya mulai marah semenjak ada tekanan yang sangat keras dari bos saya. : Baiklah jadi hanya ada satu penyebab kenapa bapak marah-marah

C. Fase Terminasi a. Evaluasi Subyektif Perawat Pasien : bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang? : saya merasa sedikit tenang, sudah ada yang mau mendengarkan saya, saya merasa nyaman curhat sama masnya. b. Evaluasi Obyektif Perawat Pasien : Coba sebutkan satu penyebab bapak marah-marah ! : tekanan dari bos saya yang sangat keras mas. : Baiklah, waktu kita sudah habis, nanti bapak.coba lagi mengingat penyebab marah yang belum kita bicarakan. Pasien : iya mas.

c. Rencana Tindak lanjut Perawat

d. Kontrak Perawat : Nanti akan kita bicarakan perasaan bapak pada saat marah dan cara marah yang biasa bapak lakukan. Pasien Perawat Pasien Perawat : ok mas : mau dimana kita diskusi ? bagaimana kalau di ruang tamu ? : iya mas, besok di ruang tamu. Jam 09.00 ya mas. : permisi pak, wassalamualaikum. Selamat siang.

Anda mungkin juga menyukai