Anda di halaman 1dari 58

TENTIR II MODUL METABOLIK & ENDOKRIN 2009

DIVISI TENTIR 2007


NICHI-AGHIS-ANISA PN-GANDA-VENITA-NAFISAH-CHRISTOPHER-
IRA-ANDY-BILA-FITRI-DEVI
METABOLISME LIPID
*Note: saat membaca tentir ini, harap sambil melihat slide juga, karena
sebagian dari yang ditulis di sini adalah narasi dari flow chart yang ada
di slide.
Lipid adalah segolongan senyawa dengan rumus kimia [CH3-(CH2)n-
COOH] yang bersifat tidak larut dalam air, tapi larut dalam pelarut
organik. Sebagian besar lemak yang terdapat di dalam tubuh akan
masuk ke dalam kategori asam lemak dan triasilgiliserol;
gliserolfosfolipid dan sfingolipid; eikosanoid (akan membentuk
prostaglandin, leukotrien dan tromboksan); kolesterol, garam empedu,
dan hormon steroid; serta vitamin alrut lemak. Walaupun memiliki
fungsi dan struktur kimia yang sangat beragam, tapi seluruhnya
memiliki sifat yang sama: tidak larut dalam air.
Asam lemak berperan sebagai bahan bakar untuk menyediakan
energisumber energi utama tubuh. Asam lemak disimpan dalam
bentuk triasilgliserol (TAG) ketika disimpan harus berikatan dengan
gliserol. Berbeda dengan glikogen, penyimpanan TAG tidak
memerlukan air. Oleh karena itu, penyimpanan TAG tidak terbatas,
sedangkan penyimpanan glikogen terbatas. (Dengan catatan, jantung
masih bisa memompa dengan baik).
Asam lemak dapat diklasifikasikan berdasarkan:
jumlah atom C rantai panjang, rantai pendek
esensial tidaknya dalam makanan asam lemak esensial
adalah asam lemak yang harus ada di makanan (tidak bisa
dibuat sendiri), biasanya asam lemak tak jenuh (PUFA, MUFA)
yang berasal dari tanaman.
Gliserofosfolipid dan sfingolipid yang mengandung asam-asam lemak ester
ditemukan di membran dan dalam lipoprotein darah. Lipid membran ini
membentuk sawar hdrofobik di antara kompartemen-kompartemen subselular
serta anatara konstituen-konstituen sel ydan lingkungan ekstrasel. Asam
lemak tak jenuh jamak (PUFA) dengan 20 atom C membentuk eikosanoid
yang mengatur banyak proses di dalam sel.
Asam lemak dapat diperoleh dari makanan dan dapat pula disintesis dari
glukosa. Asam lemak kemudian dapat dioksidasi untuk mendapatkan energi,
disimpan sebagai TAG (terutama di jaringan adiposa), dan juga dapat
digunakan untuk menyusun membran, seperti pada gliserofosfolipid dan
sfingolipid. Asetil-KoA dapat diubah menjadi kolesterol yang kemudian
digunakan untuk menyusun membran, garam empedu, atau hormon steroid.
Sintesis Asam Lemak
Sintesis asam lemak terutama terjadi di hati dan jaringan adiposa (di sitosol),
dengan glukosa makanan sebagai sumber utama karbon. Sintesis asam lemak
distimulasi oleh rasio insulin/glukagon yang meningkat sesudah makan.
Melalui glikolisis, glukosa diubah menjadi piruvat yang kemudian masuk ke
dalam mitokondria, membentuk asetil-KoA dan oksaoasetat. Kedua senyawa
ini bergabung membentuk sitrat. Sitrat diangkut ke sitosol, tempat zat ini
diurai untuk membentuk asetil KoA, sumber karbon untuk sintesis asam
lemak pada enzim kompleks asam lemak sintase. Dalam proses sintesis
asam lemak, terjadi kondensasi unit-unit yang terdiri dari 2 karbon, sehingga
seolah-olah merupakan kebalikan dari pemecahan asam lemak (oksidasi ).
Hanya saja, molekul dengan 2 karbon yang mengalami kondensasi disebut
dengan malonil-KoA, yang dibentuk dari asetil-KoA menggunakan enzim
asetil KoA karboksilase. Rantai asam lemak yang sedang terbentuk melekat
ke kompleks asam lemak sintase di sitosol. Rantai asam lemak ini
diperpanjang melalui penambahan secara bersambungan unit-unit 2 karbon
yang disediakan oleh malonil-KoA. NADPH diperlukan sebagai eki valen
pereduksi dalam reaksi tersebut. Ketika mencapai panjang 16 karbon, rantai
asam lemak ini dibebaskan sebagai palmitat. Setelah diaktifkan, palmitat
dapat diperpanjang atau mengalami desaturasi untuk membentuk serangkaian
asam lemak (diubah menjadi asam lemak lain).
Sintesis malonil-KoA
1
Asetil KoA sitosol diubah menjadi malonil KoA, yang berfungsi sebagai
donor-antara unit 2-karbon untuk ditambahkan ke rantai asam lemak
yang sedang dirangkai pada kompleks asam lemak sintase. Untuk
membentuk malonil KoA, terjadi penambahan sebuah gugus karboksil
ke asetil KoA oleh asetil KoA karboksilase dalam suatu raksi yang
memerlukan biotin dan ATP.
Asetil KoA karboksilase adalah enzim penentu kecepatan sintesis asam
lemakenzim pembatas laju pada sintesis asam lemak. Aktivitas enzim
ini diatur melalui fosforilasi yang dipandu oleh hormon, modifikasi
alosterik, dan induksi/represi sintesis. Ketika kadar glukagon tinggi
(rasio insulin/glukagon rendah), terjadi fosforilasi oleh protein kinase A
dependen-cAMP yang menghambat enzim ini. Sebaliknya, saat kenyang
(kadar insulin tinggi = rasio insulin/glukagon tinggi), enzim ini
diaktifkan oleh proses defosforilasi.
Kompleks Sintase Asam Lemak (Asam Lemak Sintase)
Kompleks sintase asam lemak adalah enzim untuk sintesis asam lemak,
terdiri dari beberapa enzim yang bekerja bersama-sama secara
berurutan. Secara sekuensial, enzim ini menambahkan unit 2-karbon
dari malonil KoA ke rantai asil lemak yang sedang dirangkai/tumbuh
untuk membentuk palmitat. Setelah setiap penambahan unit 2-karbon,
rantai tersebut mengalami dua reaksi reduksi yang membutuhkan
NADPH.
Kompleks sintase asam lemak adalah enzim besar yang terdiri dari dua
dimer identik; masing-masing memiliki tujuh aktivitas katalitik dan
sebuah segmen protein pembawa dalam rantai polipeptida kontinu.
Malonil-KoA diikatkan pada monomer pertama dan asetil-KoA/asil-
KoA yang akan ditambahkan diikat ke monomer kedua.
Kondensasi asetil (2 karbon) dan malonil (3 karbon) membentuk
asetoasetil (keto-asil dengan 4 karbon) setelah melepaskan CO2.
Kemudian, terjadi 3 reaksi berurutan, yakni redaksi yang mereduksi
gugus keto 4-karbon menjadi suatu alkohol, menyingkirkan air untuk
membentuk ikatan rangkap, dan mereduksi ikatan rangkap tersebut
sehingga ikatan rangkap hilang. Kedua reaksi reduksi masing-masing
membutuhkan 1 molekul NADPH sebagai ekivalen pereduksi. Hasil akhirnya
adalah bertambahnya 2 karbon pada asetil-KoA semula. Asam lemak ini
disebut dengan butiril-enzim (asam lemak dengan 4 karbon yang terikat pada
enzim). Proses ini terus berulang hingga terbentuk asil dengan 16 atom
karbon. Ketika hal ini tercapai, terjadilah hidrolisis untuk melepaskan
palmitat.
Palmitat dapat diubah menjadi asam lemak lain, atau disimpan sebagai TAG
di dalam jaringan adiposa, dan dapat pula ditranspor melalui VLDL.
Perpanjangan asam lemak
Perpanjangan asam lemak terjadi di dalam retikulum endoplasma. Asam
lemak dalam bentuk asil-KoA (seperti palmitoil-KoA yang berasal dari
palmitat), dapat diperpanjang dengan menambahkan 2 karbon yang
didapatkan dari malonil-KoA (donor). Reaksi ini membutuhkan NADPH.
Reaksi yang sering terjadi adalah palmitat (16 karbon) menajdi stearat (18
karbon). Reaksi pemanjangan hingga sangat panjang (22 karbon-24 karbon)
dapat pula terjadi, terutama di otak. Asam lemak juga dapat memanjang di
dalam mitokondria. Dalam hal ini, sumber unit 2-karbonnya adalah asetil
KoA dan substratnya biasanya adalah asam lemak dengan karbon kurang dari
16.
Desaturasi asam lemak
Desaturasi asam lemak melibatkan proses yang memerlukan O2, NADH dan
sitokrom b5. Reaksi yang berlangsung didalam retikulum endoplasma ini
menyebabkan oksidasi asam lemaka dan NADH. Enzim desaturase pada
manusia hanya dapat menempatkan ikatan rangkap antara karbon 10 dan
karbon . Reaksi desaturasi yang paling sering terjadi adalah penempatan
sebuah ikatan rangkap antara karbon 9 dan 10 dalam pengubahan asam
palmitat menjadi palmitoleat (16:1,
9
) dan stearat menjadi oleat (18:1,
9
).
(Keterangan pemberian nama: delta dari sisi karboksil, omega dari sisi metil).
Sintesis triasilgliserol dan partikel VLDL
Sintesis TAG (triasilgliserol) terutama terjadi di hati dan jaringan adiposa,
melalui jalur yang memiliki zat antara asam fosfatidat. Komponen gliserol
TAG berasal dari gliserol 3-fosfat (gliserol 3-P). Gliserol 3-P berasal dari
sumber yang berbeda id hati dan di jaringan adiposa. Di hati, gliserol 3-fosfat
dihasilkan dari fosforilasi gliserol oleh gliserol kinase, atau dari reduksi
dihidroksiaseton fosfoat yang berasal dari glikolisis. Jaringan adiposa
2
tidak memiliki gliserol kinase, sehingga hanya dapat menghasilkan
gliserol 3-fosfat dari glukosa. Oleh karena itu, jaringan adiposa hanya
dapat menyimpan asam lemak apaibla terjadi pengaktifan glikolisis,
yakni pada keadaan kenyang/sudah makan.
Triasilgliserol yang dibentuk di retikulum endoplasma halus hati
kemudian dikemas bersama dengan kolesterol, fosfolipid, dan protein,
membentuk VLDL. Proses ini terjadi di dalam retikulum endoplasma
kasar. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) kemudian disekresikan ke
darah untuk kemudian diambil oleh jaringan lain. Sedangkan TAG yang
dibentuk di jaringan adiposa disimpan di jaringan tersebut untuk
kemudian dipecah ketika diperlukan.
Transport lipid dan metabolisme lipoprotein
Lipid bersifat tidak larut dalam darah sehingga memerlukan bentuk
transpor khusus. Asam lemak bebas ditranspor dalam bentuk berikatan
dengan albumin, sedangkan triasilgliserol, fosfolipid, dan kolesterol
ditransport dalam bentuk lipoprotein. Lipoprotein membantu transport
beberapa lipid ke jaringan, di mana komponennya digunakan, baik
dioksidasi, disimpan, atau digunakan untuk sintesis.
Lipoprotein tersusun atas triasilgliserol dan kolesterol ester yang bersifat
hidrofobik di bagian tengah/inti, sedangkan fosfolipid dan kolesterol
bebas yang lebih hidrofilik di lapisan luar, bersama protein
(apolipoprotein, apoprotein). Semakin banyak proteinnya, semakin berat
densitas lipoprotein. Berdasarkan densitiasnya, lipoprotein dibagi
menjadi HDL, IDL, LDL, VLDL, dan kilomikron.
Kilomikron digunakan untuk mengangkut lipid yang diabsorpsi
dari usus,
VLDL (pre- lipoprotein) mengangkut TAG keluar dari hati,
LDL (-lipoprotein) berasal dari katabolisme VLDL, dan
HDL (-lipoprotein) berperan pada transport kolesterol dari
jaringan ekstrahepatik ke hati.
Lipid utama dalam kilomikron dan VLDL adalah TAG, sedangkan pada
LDL dan HDL adalah kolesterol dan fosfolipid.
Terdapat 4 jalur transport lipid, yaitu transport:
asam lemak dari jaringan adiposa ke jaringan lain (pada saat
puasa, TAG yang tersimpan di jaringan adiposa dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak kemudian berikatan
dengan albumin untuk dihantarkan ke jaringan lain),
lipid dr makanan (eksogen) dari usus ke jaringan lain (kilomikron),
lipid yg disintesis dalam tubuh (endogen) dari hati ke jaringan lain
(VLDL, LDL), dan
reverse transport kolesterol dari jaringan ekstrahepatik ke hati untuk
diekskresi melalui empedu (HDL).
Apoprotein
Berperan dalam:
- menambah sifat hidrofilik
- mengaktifkan enzim tertentu yang berperan pada metabolisme
lipoprotein mengaktifkan LPL (lipoprotein lipase) di endotel
pembuluh darah, oleh apoprotein CII.
- sebagai ligan untuk reseptor spesifik di jaringan yang memerlukan
komponen lipoprotein. Contoh hati memiliki protein khusus sebagai
reseptor untuk apoprotein pada LDL.
Lipoprotein mula-mula akan berikatan dengan reseptor di
permukaan/membran sel. Kemudian, lipoprotein tersebut akan mengalami
endositosis. Setelah itu, lipoprotein mengalami hidrolisis oleh lisosom,
menjadi komponennya. Hati dan jaringan perifer mendapat kolesterol melalui
sintesis dari asetil-KoA atau dari endositosis lipoprotein.
1. KILOMIKRON
Kilomikron adalah lipoprotein terbesar dan paling ringan karena kaya akan
TAG. Lipoprotein ini sisintesis dalam sel epitel usus halus untuk kemudian
mengangkut lipid yang berasal dari makanan setelah diabsorpsi oleh usus.
Kilomikron kemudian disekresi ke pembuluh limfe dan memasuk sirkulasi
darah melalui vena subklavia.
Apoprotein utam pada kilomikron adalah apo CII dan apoE. Apo CII
mengaktifkan LPL. Dengan bantuan LPL, 80-90% TAG dalam kilomikron
diambil oleh jaringan. Setelah kehilangan TAG, kilomikron menjadi
kilomikron remnant yang kaya kolesterol. Kilomikron remnant kemudian
berikatan dengan reseptor di membran sel hati melalui apoE. Setelah apoE
berikatan dengan reseptornya, kilomikron remnant masuk ke dalam sel
melalui endositosis. Setelah itu lipoprotein ini mengalami degradasi oleh
3
lisosom menjadi komponen penyusunnya yang kemudian digunakan
atau disimpan.
2. VLDL
VLDL dibentuk di hati untuk mengankut TAG dan kolesterol yang
disintesis di hati (endogen) ke jaringan lain, seperti otot dan adiposa.
Komponen TAG terutama disintesis dari karbohidrat makanan dan dari
asupan lemak berlebih. TAG lalu dikemas bersama dengan kolesterol
bebas, kolesterol ester, fosfolipid, dan apoprotein (B-100, CII, dan E)
membentuk VLDL. VLDL lalu disekresi ke sirkulasi darah.
Seperti kilomikron, VLDL lalu dimetabolisme oleh lipoprotein lipase
pada endotel pembuluh darah. TAG dihidrolisis oleh LPL menjadi asam
lemak bebas yang diambil oleh jaringan otot dan adiposa untuk
dioksidasi agar menghasilkan energi atau diesterifikasi kembali untuk
disimpan. LPL di jaringan adiposa paling aktif ketika sesudah makan,
yakni ketika kadar kilomikron dan VLDL meningkat. Hal ini
menyebabkan meningkatnya asam lemak yang diambil oleh jaringan
adiposa untuk disimpan sebagai TAG.
Setelah kehilangan triasilgliserol, VLDL berubah menjadi VLDL
remnant. 50% VLDL remnant diambil hati dengan endositosis melalui
perikatan apoE dengan reseptor apoE di membran hepatosit. 50%
sisanya menjadi IDL (Intermediate Density Lipoprotein).
3. IDL dan LDL
IDL yang terbentuk dari VLDL remnant dapat diambil hati melalui
endositosis atau mengalami lebih banyak TAG yang dipecah sehingga
membentuk LDL yang kaya dengan kolesterol. 60% LDL diambil hati
melalui pengikatan apoB-100 dengan reseptornya, sedangkan 40%
LDL sisanya diambil jaringan ekstrahepatik yg memiliki reseptor apoB-
100 (korteks adrenal, gonad).
LDL yang diendositosis lalu didegradasi oleh enzim lisosom. Hal ini
menyebabkan kolesterol menjadi bebas. Kolesterol ini dapat digunakan
untuk membran sel, sintesis hormon steroid, atau diesterifikasi untuk
disimpan. Kolesterol LDL ini merupakan sumber kolesterol untuk
jaringan ekstrahepatik
Karena endositosis LDL diawali oleh pengikatan apoB-100 dengan
reseptornya, maka jika LDL berlebih pada darah, reseptor akan
mengalami kejenuhan (seluruh reseptor terpakai untuk berikatan). Ketika hal
ini terjadi, maka LDL yang tersisa akan difagositosis oleh makrofag
(scavenger cell)permulaan aterosklerosis. Makrofag dan sel endotel tertentu
dapat mengambil LDL karena memiliki reseptor lipoprotein yang disebut
scavenger receptor.
4. HDL (High Density Lipoprotein)
Fungsi utama HDL adalah untuk mengangkut kelebihan kolesterol dari
jaringan perifer ke hati (reverse cholesterol transport). HDL disintesis oleh
hati sebagai HDL nascent yang mengandung fosfolipid, apoprotein dan sangat
sedikit TAG dan kolesterol. HDL nascent kemuidan menerima kolesterol
bebas dari jaringan tepi/lipoprotien lain. Kolesterol bebas yang diperoleh dari
jaringan tepi /lipoprotein lain kemudian diubah menjadi kolesterol ester oleh
enzim LCAT (lesitin kolesterol asil transferase). Perubahan ini menyebabkan
kolesterol yang telah masuk ke dalam lipoprotein tidak keluar kembali.
Kolesterol ester yang bersifat lebih hidrofob kemudian masuk ke inti
HDLHDL matur.
Setelah terbentuk HDL matur, lalu (1) sebagian kolesterol ester pada HDL
dapat dipindahkan ke lipoprotein lain seperti VLDL menggunakan CETP
(cholesterol ester transfer protein), lalu kolesterol ester dikembalikan ke hati
oleh IDL dan LDL; atau sisa kolesterol dan kolesterol ester ditransfer
langsung oleh HDL ke hati, di mana kolesterol kemudian digunakan untuk
sintesis VLDL, diubah menjadi garam empedu, atau disekresi langsung ke
empedu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa HDL cenderung
menurunkan kolesterol darah.
PENYIMPANAN TRIASILGLISEROL DI JARINGAN ADIPOSA
Pada keadaan sesudah makan (insulin tinggi), sel-sel lemak mensekresi
lipoprotein lipase (LPL) dan mensekresinya ke kapiler jaringan adiposa. LPL
ini memecah TAG dalam kilomikron dan VLDL menghasilkan asam
lemak dan gliserol.
+ Asam lemak masuk ke sel adiposa bergabung dengan gliserol 3-P
(dari pemecahan glukosa) TAG di adiposa
4
+ Jar. adiposa tidak dapat menggunakan gliserol hasil pemecahan
TAG karena tidak memiliki gliserokinase, sehingga gliserol
diangkut ke hati untuk disintesis menjadi TAG.
Note: TAG bisa berasal dari makanan dan dari hati
+ Asam lemak dalam TAG adiposa berasal dari lipid makanan
(kilomikron) atau karbohidrat makanan (VLDL). Kelebihan
protein makanan juga dapat digunakan untuk membentuk asam
lemak untuk sintesis VLDL.
Note: peran insulin:
- menstimulasi sintesis dan sekresi LPL
- menstimulasi metabolisme glukosa menjadi asam lemak di
jaringan adiposa
PENGLEPASAN ASAM LEMAK DARI TAG ADIPOSA
A. Puasa
Penurunan insulin () dan peningkatan glukagon ()
menyebabkan kadar cAMP di adiposit meningkat ()
aktivitas lipase peka hormon (HSL) meningkat ()
merangsang lipolisis di jaringan adiposa
HSL (= lipase TAG adipose / lipase peka-hormon) memecah
TAG adiposa asam lemak + gliserol dilepaskan ke dalam
darah darah:
Asam lemak bersirkulasi dalam darah dan berbentuk
kompleks dengan albumin masuk ke sel otot dan
jaringan lain dioksidasi menjadi CO2 dan air untuk
menghasilkan energi
Gliserol kembali ke hati digunakan sebagai sumber
karbon untuk glukoneogenesis
B. Puasa Lama / Kelaparan
Asetil-KoA (hasil oksidasi- as lemak) menumpuk diubah
jadi benda keton di hati dilepaskan ke darah masuk ke
jaringan dioksidasi untuk menghasilkan energi
PEMECAHAN ASAM LEMAK
Disebut juga oksidasi-, karena oksidasi terjadi pada atom C-. Proses ini
berlangsung di mitokondria (matriks), menghasilkan lebih banyak ATP.
Mula-mula asam lemak diubah jadi derivat asil-KoA, memerlukan ATP
asam lemak + KoA + ATP asil-KoA + AMP + PPi
Kemudian asil-KoA ditranspor ke matriks mitokondria. Untuk menembus
membran dalam mitokrondria, asil-KoA memerlukan karnitin asil-
KoA ditransport melewati membran dalam mitokondria dalam bentuk
berikatan dengan karnitin (asil-karnitin) dengan bantuan translokase
Di dalam matriks, karnitin dilepaskan dan gugus asil dipindahkan kembali
ke KoA terbentuk asil-KoA + karnitin
- asil-KoA mengalami oksidasi-
- karnitin kembali ke ruang antar membran untuk digunakan lagi
Reaksi oksidasi-
Pada oksidasi, tiap kali 2 atom C dibebaskan dalam bentuk asetil-KoA,
dimulai dari ujung karboksil dihasilkan NADH & FADH2
Sebelum dipecah atom C- dioksidasi menjadi gugus keto dalam reaksi yang
menghasilkan NADH dan FADH2, terdiri dari 4 reaksi beruntun yang
berulang dan membentuk satu putaran pemecahan asam lemak:
1. Oksidasi / dehidrogenasi asil-KoA terbentuk ikatan rangkap
antara C- dan C- dan dihasilkan FADH2
2. Hidrasi -OH asil-KoA
3. Oksidasi / dehidrogenasi -keto asil-KoA dihasilkan
NADH
4. Pemecahan ikatan antara karbon dan oleh KoA
dihasilkan asetil-KoA dan asil-KoA baru dengan 2 C lebih
pendek
Asil-KoA yang lebih pendek ke putaran berikut sampai putaran terakhir:
asil-KoA dengan 4 atom C dipecah jadi 2 molekul asetil-KoA
Asetil-KoA yang dihasilkan dapat masuk ke siklus asam sitrat dihasilkan
FADH2 dan NADH lebih banyak. FADH2 dan NADH selanjutnya dioksidasi
oleh ETC untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP melalui fosforilasi
oksidatif
5
Energi yang dihasilkan oksidasi sempurna asam lemak
Pada tiap putaran, dihasilkan 1 FADH2, 1 NADH dan 1 asetil-KoA.
3 NADH + FADH2 + ATP oksidasi di TCA

Oksidasi NADH dan FADH2 di rantai pernafasan menghasilkan
ATP
Contoh :
Pemecahan palmitil-KoA (C16:0) :
- memerlukan 7 putaran
- dihasilkan 8 mol asetil-KoA
ATP total yang dihasilkan utk tiap molekul palmitat yang dipecah
harus dikurangi dengan 2 ATP yaitu untuk membentuk palmitil-KoA
Oksidasi- asam lemak rantai ganjil

- Hasilkan juga propionil-KoA (<<) bisa diubah jadi suksinil-KoA
1 masuk TCA utk hasilkan energi
2 di hati propionil-KoA bisa diubah jadi glukosa (glukoneogenesis)
METABOLISME BENDA KETON
Pada puasa, asam lemak dari jaringan adiposa berperan sebagai
bahan bakar di berbagai jaringan : oksidasi- asetil-KoA
CO2 + H2O
Di hati : Asetil-KoA berlebih diubah menjadi asetoasetat
dan 3-OH-butirat (ketogenesis) bersama dengan aseton
disebut : benda keton ditranspor ke jaringan (a.l otot, otak)
sebagai bahan bakar alternatif:
benda keton asetil-KoA oksidasi di TCA
menghasilkan ATP
Asetoasetat dan 3-hidroksi butirat merupakan bahan bakar
alternatif bagi otak pada puasa dan pada DM
Hati mensintesis benda keton, tapi hati tidak dapat menggunakan
benda keton sebagai bahan bakar
Benda keton dapat juga dibentuk dari asam amino ketogenik
yaitu asam amino yang rangka C-nya dapat jadi asetil-KoA /
asetoasetil-KoA
Catatan:
ketonemia kondisi dimana banyak keton dalam darah
bila terjadi ketonemia & ketonuria bisa asidosis
Sintesis benda keton :
Terjadi di hati dari asetil-KoA, dalam matriks mitokondria:
1. Mula-mula 2 mol asetil-KoA bergabung asetoasetil-KoA
2. Asetoasetil-KoA bereaksi dng asetil-KoA lain HMG-KoA
(3-hidroksi-3-metilglutaril KoA), dikatalisis HMG-KoA sintase
3. HMG-KoA dipecah HMG-KoA liase asetoasetat + asetil-KoA
4. Asetoasetat :
a) dilepaskan ke darah atau
b) reduksi -hidroksibutirat (reversibel)
c) dekarboksilasi aseton + CO2 dikeluarkan melalui nafas
DM :
- produksi asetoasetat lebih cepat daripada metabolismenya kadar
dalam darah (DM yang tidak terkontrol)
- ketosis asidosis
- dipecah menjadi aseton nafas berbau aseton

Bahan bakar utama di otak:
- normal: glukosa
- kelaparan dan DM: benda keton
Oksidasi benda keton
Benda keton dapat digunakan oleh jaringan sebagai sumber energi
Proses yang berlangsung di matriks mitokondria :
-OH butirat asetoasetat kembali (hasilkan NADH) asetoasetil-
KoA 2 asetil-KoA TCA hasilkan ATP

6
METABOLISME KOLESTEROL
KOLESTEROL
Tergolong lipid, mempunyai inti siklopentanoperhidrofenantren
Terdapat
-dalam jaringan sebagai komponen struktural membran
-dalam plasma sebagai lipoprotein, dalam bentuk bebas
atau berikatan dng asam lemak (kolesterol ester)
Fungsi : komponen membran sel dan prekursor hormon
steroid(kortikosteroid,hormon seks dll),asam/garam
empedu,vitamin D
Sumber nya dapat berasal dari makanan (eksogen) atau
disintesis dalam tubuh dari asetil- KoA (endogen)
Berperan pada patogenesis aterosklerosis arteri
menyebabkan penyakit serebrovaskuler, koroner dan pembuluh
perifer
Sintesis kolesterol
Terutama berlangsung di hati, walaupun demikian sejumlah
signifikan juga dihasilkan usus, adrenal korteks, gonad serta
plasenta
Semua atom C-nya (27) berasal dari asetil-KoA yang dapat
berasal dari oksidasi karbohidrat, lipid & asam amino
Memerlukan pereduksi : NADPH
Berlangsung di sitosol dalam 4 tahap, enzim regulator HMG-
KoA reduktase
Metabolisme kolesterol di hati
Sejumlah kolesterol yang disintesis di hati digunakan untuk
sintesis membran sel dan sebagian besar kolesterol disekresi ke
darah
Sintesis kolesterol ester dikatalisis oleh asil KoA-kolesterol asil
transferase (ACAT) yang memindahkan asam lemak dari asil-KoA ke
kolesterol
- Kolesterol diekskresi ke dalam empedu dalam bentuk kolesterol atau
asam / garam empedu dikeluarkan melalui feses.
Sumber:
Slide kuliah, rekaman kuliah, Biokimia Kedokteran Dasar (Marks)
MAKRONUTRIEN
Fiastuti Witjaksono
Sebagaimana kita tahu, makronutrien ada 3: karbohidrat, lipid, dan
protein
1. KARBOHIDRAT
- adalah sumber energy yang cepat dipakai
- berasal terutama dari tumbuh-tumbuhan, hanya sedikit yg dari
hewan (disebut glikogen, kadar sedikit, cadangannya hanya
cukup untuk 8-10 jam saja)
- secara tradisional (?), dibagi menjadi:
o karbohidrat sederhana/simple sugars :mono- dan di-
sakaridaglukosa, galaktosa, sukrosa, dll
o karbohidrat kompleks/complex sugar:
polisakaridaamilum, pati
- berdasarkan derajat polimerisasi-nya (jumlah unit monomer
yg ada di dalamnya), maka karbohidrat dalam makanan
diklasifikasikan menjadi:
7
- Fungsi Karbohidrat
a. Sumber Energi ( 1gram 4 kcal)
Glukosa: sumber energy utama bg sel saraf dan
eritrosit.
b. Penghematan protein
Kl kita punya karbohidrat yang cukup, berarti kita
menghemat protein. Krn kl kurang karbohidrat, maka
protein kita akan dipecah padahal pemecahan protein
sangat boros energy. Makanya, diet2 semacam Tiger
diet yang Cuma makan protein tidak dianjurkan untuk
diterapkan dalam waktu yg lama. Kita harus
mencukupi karbohidrat paling tidak 50-65 % dari
total kalori per harinya.
- Sumber makanan yang mengandung karbohidrat
Karbohidrat Sumbernya dari makanan
Pati dan dextrin Padi-padian, sayur2an(terutama
umbi dan kcang polong)
Glikogen Daging, seafood
Sukrosa Gula tebu, tetes tebu, sirop
maple
Laktosa Susu dan produk susu
Glukosa Buah, madu
Fruktosa Buah, madu, corn syrup
Serat
Serat adalah bagian dari karbohidrat = sisa dari pencernaan yang tidak
dapat dicerna. Serat banyak terdapat dalam buah, sayuran, dan padi-
padian terutama padi2an yang masih punya kulit ari seperti beras merah
dan gandum. Kl terigu itu adalah karbohidrat yang sudah mengalami
pengolahan yang cukup panjang sehingga sangat cepat dicerna.
Makin kompleks karbohidrat=makin banyak mengandung serat, maka akan
makin lama dicernanya. Pada orang2 hiperglikemia, biasanya dianjurkan
untuk mengonsumsi karbohidrat kompleks, kan dicernanya lama, jd tidak
akan menyebabkan peningkatan kadar gula darah yg cepat. Kl kita
mengonsumsi karbohidrat yang cepat dicerna, gula darahnya akan naik
dengan cepat, insulin akan langsung keluar, maka glukosa akan dimasukkan
ke dalam sel, sehingga di darah kadar gulanya akan turun dengan
mendadak, sehingga grafiknya akan fluktuatif=naik turun. Sebaliknya, jika
kita mengonsumsi karbohidrat yang kompleks, pencernaannya akan lama,
maka insulin tidak akan keluar dgn jumlah banyak dan secara cepat,
sehingga grafiknya akan landai.
- Klasifikasi Serat
o Serat tidak larut: dr gandum, kacang2an, apel, buah citrus,
strawberry, wortel,dll
o Serat larut: dr padi-padian, gandum, kulit padi/dedak,
sayur2an, dan strawberry
8
Class (degree of
polymerization)
Subgroup Components
Sugars (12)
oligosaccharides
(39)
Polysaccharides(>9)
Monosaccharides
Disaccharides
Polyols (sugar alcohols)
Maltooligosaccharides
Other oligosaccharides
Starch
Nonstarch polysaccharides
Glucose, galactose, fructose
Sucrose, lactose, maltose
Sorbitol, mannitol
Maltodextrins
Raffinose,stachyose,
fructooligosaccharides (FOS)
Amylose, mylopectin, modified
starches
Cellulose,hemicellulose, pectins,
hydrocolloids
o Zat menyerupai serat: misalnya inulin, FOS, dan chitosan.
Sekarang FOS banyak dipake di industri makanan. Tujuan
ditambahkannya FOS=bahan makanan yg kita makan
menjadi lebih gampang dicerna, misal susu khusus untuk
orang DM, biasanya ditambah FOS. Untuk orang2 yg
butuh protein tinggi, juga sudah ada produk makanan yang
mengandung protein >15%. Atau misalnya, produk makanan
protein siap serap untuk orang2 yang ususnya terganggu
fungsinya karena dipotong.
Sumber Inulin dan FOS: chicory root, bawang merah,
gandum, bawang putih, dan pisang . Inulin dan FOS adalah
sumber mirip serat yang bisa menstimulasi pertumbuhan
bakteri baik/probiotiksehingga berperan sbg prebiotik.
Nantinya prebiotik dan probiotik ini akan membuat short-
chain fatty acid yg berguna untuk makanan usus
(enterosit). Sumber probiotik misal di yoghurt, yakult. Tp
perlu diingat, makanan untuk usus itu tidak akan dibuat kl
kita Cuma minum probiotiknya saja tanpa prebiotiknya. Jd,
kl minum yakult, gak guna kl gak makan seratnya (ooo..aku
tertipu :p ). Zat mirip serat yang lain yaitu Chitosan,
asalnya dari crustacean seperti udang, kepiting, lobster.
- Perbedaan sifat fisik dan kimia ke-3 jenis serat:
Serat tidak larut Serat larut Zat mirip serat
Tidak larut air, tidak
difermentasikan,
tidak membentuk gel
Larut air, bisa
difermentasikan
=menghasilkan short
chain fatty acid, dan
membentuk
gel/viscous
Larut air, bisa
difermentasikan,
tidak membentuk gel
- fungsi serat tidak larut: mengurangi konstipasi, membentuk fecal mass
jd lebih lunak, jd intestinal transit lebih pendek/cepat
- fungsi serat larut: menunda pengosongan lambung, meningkatkan fecal
mass baik volume maupun konsistensinya, mengurangi diare, menurunkan
pH usus, dll. Yang penting adalah meningkatkan toleransi tubuh thd
glukosa dan dapat menurunkan kadar gula darah dan kolesterol. Sehingga,
makan buah dan sayur itu paling tidak 5 porsi sehari.
- fungsi zat mirip serat: merangsang pertumbuhan bakteri baik dalam usus
- resistant starch Adalah pati yang tidak dapat dicerna oleh enzim2
saluran cerna sehingga dia Cuma lewat aja ke usus besar. Dianjurkan,
konsumsinya tidak > 10%. Krn kl kebanyakan makan serat juga tidak baik,
kadang bisa kembung dan membuat rasa tidak nyaman di perut.
- rekomendasinya:
karbohidrat paling tidak 55% dari total energy dan gula tidak lebih dari
5% dr total energy. Kl misalnya kebutuhan kita 2000 kkal, maka dalam 1
hari kita Cuma boleh makan 2,5 sendok makan gula( haaaa!!!!).
kl serat, yg kita butuhkan adalah 14 gr per 1000 kkal dengan rasio antara
serat tidak larut:serat larut adalah 3:1.
2. LIPID
Lipid dalam makanan ada3:TAG, kolesterol, dan posfolipid
- Triasilgliserol(TAG)
Spt kt tahu, TAG adalah kombinasi dari asam lemak dan gliserol. Asam
lemak itu sendiri ada macam2, bisa dilihat detailnya di slide 24 dst ya .
Intinya, asam lemak itu ada yang rantai pendek, medium, dan panjang. Nah,
yang paling bagus itu adlah yg rantai medium. Soalnya, asam lemak medium
chain ini tidak perlu empedu dan tidak perlu karnitin dalam
metabolismenya. Sumbernya yg plg terkenal adl minyak kelapa.
Selain itu, ada juga MUFA dan PUFA. Sumber MUFA paling utama adalah
minyak canola, yang sehat asalkan dipakenya buat sayur, salad, dan bukan
buat goreng kentang :p. Sementara PUFA, itu yg sering kita dengar
sekarang ini, ada omega 3, omega 6, EPA, dan DHA.
9
Rekomendasinya adalah: kita harus mengonsumsi lemak jenuh
sebanyak 7%, PUFA 10 %, dan MUFA 20% dengan total asupan lemak
sebanyak 25-30% dari total kalori harian. 1 gram lemak setara
dengan 9kkal. Lemaklah yg bikin makanan jd enak. Lemak tidak boleh
jk tidak dikonsumsi sama sekali , karena ada gunanya juga misalnya
buat pembawa/transporter berbagai vitamin larut lemak. Selain itu
juga sebagai sumber energy krn jg bisa diubah menghasilkan ATP dan
jg penting sebagai penyusun membrane sel.
Asam lemak ada yg esensial, yaitu yg tdk dapat dibentuk oleh tubuh
sehingga harus diasup dari makanan. Asam lemak esensial ada 2 yaitu
asam linoleat (omega 6) dan asam linolenat (omega 3). Asam
arakidonat (omega 6 juga) tidak termasuk asam lemak esensial krn
dapat dibentuk dari asam linoleat. Sumber omega 3 terbesar yaitu
flex seed. Sayangnya jarang bgt ditemui di kita.
Sementara itu, asam arakidonat dan asam linolenat berperan serta
sbg precursor senyawa mirip hormone yaitu eikosanoid
(prostaglandin, prostacyclin, tromboksan, dan leukotrien). Fungsinya
antara lain dlm mengontrol tekanan darah, stimulasi nyeri dan
demam, pembekuan darah, dan proses inflamasi.
Dapat kita katakan, linoleat bersifat proinflamasi sedangkan
linolenat bersifat antiinflamasi. Rasio antara omega 6 :omega 3 harus
dipertahankan sebesar 2:1. Rasio yang terlalu besar akan membuat
keadaan yg makin pro-inflamasi, misal pada inflamasi yg terjadi saat
aterosklerosis.
- Kolesterol
Kolesterol hanya didapat dari sumber hewani. Kolesterol penting sbg
komponen membrane sel dan sbg precursor hormone steroid.
Makanan amat-sangat kaya kolesterol yaitu jeroan, otak, kuning
telur, dan lobster. Yg cukup mengandung ada daging, susu, mentega,
keju, dan produk susu lain. Ingat, jatah kolesterol sehari cukup 300
mgram yaa
- Posfolipid
Posfolipid adalah senyawa yang terdiri dr ikatan antara trigliserida, asam
posforus, dan basa nitrogen. Fungsinya adalah meningkatkan kemampuan
lipid untuk bercampur dengan air/emulsifier.
Posfolipid yang paling terkenal adalah lesitin/posfatidil kolin. Ini bukan
senyawa esensial sebab tubuh kita bisa memproduksinya sebanyak yg
dibutuhkan. Perannya adalah sebagai komponen mayor pada membran sel,
dan juga pada lipoprotein plasma. Sumber makanannya adalah hati, kuning
telur, kedelai, kacang, bayam, dan biji gandum.
3. PROTEIN
Protein ttd berbagai asam amino yang terikat dgn ikatan peptida. Asam
amino di alam ada lebih dr 300, tp yg menyusun protein hanya 20 jenis.
Asam amino ada 2:esensial(ada 9) dan non-esensial(ada 11 tentunya).
Fungsi utama protein dlm tubuh adalah penyusun membrane sel, untuk
enzim dan hormone(ingat,semua enzim itu protein), dan juga sbg protein
dlm darah misal Hb. Juga berfungsi dlm menstabilkan struktur asam
nukleat, sbg antibody, dan sbg protein kontraktil otot.
Kualitas protein tergantung pd 2 faktor: se-cocok apakah asam amino
esensial yg terkandung dlm protein tsb dengan yang dibutuhkan tubuh dan
kemampuan protein tsb bila dicerna/digestibility
Kita kenal ada yg namanya HBV/High Biological Protein atau protein
kompleks. HBV adalah protein yang asam aminonya lengkap. Semua protein
hewani kecuali gelatin adalah contoh HBV. Sedangkan LBV/incomplete
protein adalah protein yg asam aminonya terbatas/kurang lengkap.
Kita tahu bahwa sintesis protein dlm tubuh bersifat all or none. Template
u/ bikin protein itu jg udah ada, udah ditentukan kl mau bikin protein
tertentu itu perlu as.amino mana aja. Kl kurang satu aja asam aminonya,
bisa batal tuh sintesisnya. Nah, pada vegetarian yg hanya makan protein
nabati, bisa dipastikan as.amino yg dia peroleh kurang lengkap sehingga
bisa jadi protein yg dibutuhkan tdk bs disintesis. Krn itu, dianjurkan pd
vegetarian, makanlah protein nabati yang beragam jenisnya sehingga
jenis2 as.amino nya pun bisa dilengkapi. Misal,protein di nasi dan di
tempe:sangat bagus dicombine, krn keduanya protein nabati. Perbandingan
asupan protein hewani dan protein nabati hendaklah 2:1
10
Untuk makanan2 sumber protein dan kebutuhannya dapat diliat di
table di slide yaa. Intinya, kebutuhan protein kita berbeda2. Begitu
jg pada ibu hamil atau pada orang dgn gangguan ginjal, kebutuhan
akan protein harus diperhatikan secara detail kadarnya.
Asupan protein yang berlebih dapat mempengaruhi kadar kalsium.
Penyerapan kalsium ditingkatkan jika asupan protein meningkat, tapi
eksresi kalsium di urin jg meningkat. Sayangnya, kehilangan
kalsiumnya biasanya lebih tinggi dr uptake-nya sehingga rentan
terjadi kekurangan kalsium. Jd, asupan protein kita cukup 10-15%
dari total energy harian.
Rekomendasi kebutuhan makronutrien kita dlm sehari (% dari
total kalori):
Total Fat 25-35 %
Saturated FAs < 7 %
MUFAs 11-17 %
PUFAs <10 %
Carbohydrates 59-60 %
Protein 15 %
Cholesterol < 200 mg/d
HORMON PANKREAS, ADRENAL, TIROID, PARATIROID
Hormon adalah bahan kimia pembawa sinyal yang dibentuk dalam sel-
sel khusus, yang terdapat dalam kelenjar endokrin. Disekresikan ke
dalam darah dan oleh darah disalurkan ke organ target/sasaran.
Yang dimaksud sel target adalah sel apa saja yang member respon
dengan adanya hormon. Jadi baik hormon dalam kadar tinggi maupun
rendah,ia memberi respon. Hormon bekerja secara biokimia dan
fisiologi.
Metabolisme terjadinya di dalam sel. Sel endokrinsekresi sinyalaliran
darahsel sasaran. Reseptor bisa di dalam sel atau luar sel. Hormon
dalam darah bisa terikat transport, bisa tidak. Logikanya, hormon turunan
lipid/steroid seperti estrogen,progesteron,hormon reproduksi perlu
transport. Transport ini beda dengan reseptor, ia seperti perahu yang
melewati aliran sungai (darah), tanpa mesin(energi).
Klasifikasi hormon berdasarkan komposisi kimia : menentukan daya larut,
lokasi reseptor, dan sifat sinyal yang digunakan untuk perantara kerja
hormon dalam sel.
Fungsi hormon secara umum :
1.mengintegrasi fungsi tubuh : pengaturan fungsi jaringan yang distal dari
kelenjar. Kita dapat produksinya di daerah ovarium tapi kerjanya di
daerah mamae,kulit,etc.
2. mempertahankan homeostasis tubuh : mendeteksi dan memberi respon
terhadap kondisi lingkungan. Jika sel itu rusak, ia akan member aba-aba ke
SSP kalau sel rusak, dengan cara mengeluarkan hasil-hasil metabolit.
3.mengaktifkan/hambat proses metabolisme
4. berperan dalam reproduksi,pertumbuhan,diferensiasi,dan metabolisme
sel
Klasifikasi hormon : dua bagian besar,
1.lipofilik steroid-kolesterol (inti kolesterol), contohnya tiroid
2. hidrofilik protein polipeptida-asam amino. Misalnya hormon
pankreas,katekolamin,POMC,ACTH,MSH,lipotropin,endorphin,CLIP
Di tubuh kita 1 protein 1 gen, berarti 1 hormon 1 gen. tapi 1 protein besar
dapat menghasilkan beberapa hormon. Jadi POMC menghasilkan ACTH ,
alpha beta MSH, beta dan gamma lipotropin, endorphin, CLIP.
Berdasarkan klasifikasi ini juga, hormon lipo dan hidrofilik cara kerjanya
berbeda
11
Faktor pengatur kerja hormon:
1. kecepatan sintesis dan sekresi oleh dan dari kelenjar
pembentuknya
2. sistem transport spesifik (globulin) <selain itu, albumin,dan
prealbumin juga,tp globulin yg paling spesifik). Misalnya
mengikat sex hormon, namanya sex hormon binding globulin.
3. Protein reseptor spesifik dalam sitosol dan membran sel
target. Karena kerjanya di dalam sel
4. Perubahan pada membran atau sitosol sel sasaran
5. cAMP (ion Ca)
Kerja hormon secara umum:
1.menginduksi sintesis enzim transkripsi-translasi pada tingkat inti
2.Sintesis enzim tingkat riboson
3.Aktivitas enzim scr langsung bisa menghambat, non aktif,etc
4.Berhubungan transport spesifik zat yang melintasi membran
5. meningkatkan aktivitas adenilat siklase membran
Membran kita dilapis lipid. Sedemikian rupa yang filik ke arah air.
Lemak di lapis lipid ini ada yang asam lemak jenuh dan tidak. Yang
baik : yg tidak jenuh. Mengapa? Fluiditas membran sangat
dipengaruhi oleh ketidakjenuhan dari asam lemak yang menyusun lipid
bilayer. Jika asam lemak tidak jenuhikatan
rangkapbengkok2cistidak beraturanbanyak ronggajadi
lebih fluidhormon-hormon yang akan masuk baik reseptornya di
permukaan membran atau dalamnya, akan lebih mudah masuk
menembus membran.
Pada orang obese, kolesterol menempel di antara lipid bilayer.
Sintesis hormon
Hormon peptide disintesis melalui proses sintesis protein
biasatranslasi, etc dari gen ybs. 1 gen 1 hormon.
Dengan 1 gen POMC dapat diperoleh dari lebih dari 1 macam hormon. Yaitu
enkefalin,endorphin, beta lipotropin, beta MSH,ACTH.
Hormon jumlah dalam darah dikit sekali,hampir sama dengan enzim.
Bedanya?
1.hormon dibentuk di organ yang bukan tempat kerjanya
2.sebelum bekerja masuk sirkulasi darah
3. enzim adalah protein. Hormon tidak selalu protein (bisa lipid,etc)
enzim ada yang fungsional dan non. Fungsional berarti ada dalam darah.
berarti enzim bersifat non fungsional karena tidak dalam darah tapi dalam
sel.
4.dan pada organ sasaran dipengaruhi 5 faktor (sintesis sekresi,diubah
jadi lebih aktif,transport spesifik,reseptor spesifik organ sasaran,dan
didegradasi hepar dan ginjal)
Transpornya globulin spesifik, albumin, prealbumin.
Reseptor. Adalah protein yang hanya mengenal hormon itu. Jika dilihat di
komposisi membrannya, reseptor bisa bertindak sebagai protein integral.
Tidak sama dengan protein transport, karena jumlah reseptor dapat
diubah. Protein transport dalam darah..harus ada standar globulin
sekian,albumin sekian. Kalau albumin rendahmenunjukkan kurang gizi. Ia
juga bersifat mobile, bisa dari luar membran masuk ke dlm,keluar lagi.
Jumlah prot reseptor lebih kecil dari transport , tapi afinitasnya lebih
besar. Ia hanya mengikat hormon tsb
Reseptor menerimanya dalam bentuk ligan. Ia memiliki afinitias terhadap
molekul yang spesifik. Dapat dibagi menjadi dua : reseptor di permukaan
sel dan intraselular/nuclear. Hormon yang reseptornya permukaan sel :
hidrofilik, karena untuk menembus membran lipi d bilayer perlu reseptor.
Contoh:iinsulin,glucagon. (gambar). Ia akan pengaruhi respon dalam sel.
12
Reseptor permukaan sel. Sebagian besar moleul adalah
hidrofiliktidak dapat menembus membran plasmaharus berikatan
reseptorsinyal intraseluler
Dibagi 3 kelas : kanal ion, G protein, dan enzyme linked.
Reseptor intraseluler : hormon steroid menembus membran
plasma terikat reseptor intraseluler. Pada orang obese lipid
bilayer penuh dgn kolesterol, akibatnya membrannya jadi
kaku.padahal untuk mobilisasi reseptor di permukaan butuh membran
yg fluid. Pasien diabetes, dikarenakan insulin tidak bisa
keluar..pembawa glukosa tdk bisa keluar masuk dengan bagus.
Steroid hormon receptor. Punya bagian c terminal, n terminal, dan
bagian tempat pengikat DNA. Baca lagi cara kerja hormon steroid..
(gambar)
Yang khas di hormon : feedback mechanism. Mekanisme ini sangat
mempengaruhi homeostasis, dan menentukan kecepatan sintesis hormon.
Feedback negative : hiperglikemi,insulin keluar, glukosa masuk sel,
kemudian terjadi glikolisis dan glikogenesis. Hasil akhirnya adalah hasil-
hasil metabolit, nah hasil ini akan memberi feedback ke atas supaya stop,
hormon ini tidak perlu diproduksi lagi.
Contohnya: tiroid.
Hipotalamus mengeluarkan releasing factor tiroid, juga merangsang
hipofisis hasilkan hormon tropic. Yaitu hormon yang mempengaruhi
kelenjar endokrin lagi. Hormon tropic berarti sel targetnya suatu
kelenjar,misal tiroid. Kalau kadar T3 T4 sudah tinggi ke atas, akan ada
feedback negative untuk tidak produksi lagi.
A.hormon hipofisis posterior : oksitosi, vasopressin(ADH).
B.hormon hipofisis anterior
Hormon utama yang mngatur metabolisme bahan bakar, ada yang anabolic
dan counterregulatory.
Insulin : hormon anabolic utama yang disintesis sel beta pankreas, terdiri
atas dua rantai:alpha dan beta. Rantai alpha dihubungkan 2 ikatan ss, yang
beta 1 ikatan.
Di pasaran ada macam2 insulin.bedanya hanya di beberapa asam aminonya.
Yang biasa insulin babi yang dipakai itu hampir sama aa nya tapi beda
13
sedikit. Misalnya lispro beda di lisin dan prolin, aspart di aspartat,
dst. Bedanya di aa 28.29.31,32. Tp secara keseluruhan yang penting
adalah sama. PR lagi:karena ia merupakan protein:tentunya ada
struktur primer,sekunder,tersier,kuartenenrbaca lagi
Efek fisiologis pada met bahan bakar: menyimpan glikogen di hati
dan otot. Merangsang sintesis as.lemak dan TAG dan penyimpanannya
di jaringan adipose. Pada keadaan hiperglikemi.
Ia juga rangsang sintesis lebih dari 50 jenis prot : berperan dalam
pertumbuhan organism. Insulin growth factor..
Punya efek parakrin dalam sel pulau langerhan, dan setelah
dikeluarkan akan menekan pengeluaran glucagon dari sel alpha. (kerja
antagonis)
Glukagon : merupakan counterregulatory utama, berlawanan insulin,
berarti pada keadaan hipoglikemi. Jika glukosa habis, yg pertama
dipecah adalah glikogen hati. Glucagon merupakan bagian dari suatu
prot precursor besar. Dihasilkan oleh sel alpha pulau langerhans
pankreas dan sel usus.
Mengandung sejumlah peptide yang berikatan tandem dengan
glisentin dan glukagon. Di pankreas melalui proteolisis menghasilkan
glucagon
Struktur glucagon : (gambar slide)
Glucagon mendorong glikogenolisis (lisis glikogen), lalu
glukoneogenesis : pembentukan glukosa selain KH. Lalu ketogenesis:
merangsang pembentukan CAMP dalam sel sasaran. Orang yang
diabetesnya tidak terkontrol jadi bau keton, karena ga dapat energi
dari glukosa, yang dipakai adalah asam lemak. Dan hasil met asam
lemak adalah benda keton
Hati adalah organ sasaran utama glucagon. Ia juga merangsang
pengeluaran insulin dari beta pankreas.
Somatostatin
Berasal dari precursor : preprosomatostation :116 aa. Ada dua
bentuk, s14 dan s28, dihasilkan di hipotalamus, pulau langerhan saraf
pusat sel lambung dan duodenum.
Sekresi dirangsang oleh metabolit : glukosa,arginin,leusin. GH dipengaruhi
oleh hipoglikemi. Jika kita kurang makan tapi tidak terus2an, justru
merangsang GH. Somatostatin justru berlawanan GH. Jika ia dirangsang
hipoglikemi, somatostatin justru pada hiperglikemi. Jadi somato keluar
menekan GHmenekan pertumbuhan. Juga aa arginin dan leusin.
Efek fisiologis: nekan sekresi GH,TSH,insulin,glucagon. Baca lagi kenapa
hati2 pertanyaan mekanisme.
Struktur somatostatin : S14,aa.. ada ujung terminal dan end terminal.
Efek fisiologis: menurunkan penyerapan zat gizi usus dengan memperlama
masa pengosongan lambung : dengan menurunkan sekresi gastrin dan asam
lambung, sekresi eksokrin pankreas (enzim pencernaan,bikarbonat,air),
dan menurunkan aliran darah splanknik.
K atekolamin
Kelompok epineph,noreph,dopamine(tdk terlalu bermanfaat,fungsi sedikit)
Adalah produk sekresi simptoadrenal..agar tubuh dapat beradaptasi
dengan berbagai stress akut dan kronik.
Jadi pada pasien yang apnea, dikasih adrenalin, kemudian dipompa
jantungnya dan memacu katekolaminnya
Disimpan dalam bentuk epinehphrin :sel medulla adrenal. Noreph:disintesis
dan disimpan medulla adrenal,ujung saraf sist saraf adrenergic. Juga
dalam bentuk dopamineterutama sebagai neurotransmitter.
Satu2nya hormon yang disintesis dari tirosin adalah katekolamin..
termasuk hormon fight and flight.. bisa melawan,dan cepat larut.
Dirangsang berbagai stress seperti
nyeri,perdarahan,olahraga,hipoglikemi,hipoksia.
Kekurangan fenilalanin Jadi kalo kurang, katekolamin akan rendah.
Efek fisiologis: melalui 2 jenis reseptor utama..adrenergik alpha dan beta.
Kerjanya di hati,adiposit,otot rangka, secara langsung pengaruhi
metabolisme bahan bakar
Hormon ini melawan insulin,beraerti kerja pada hipoglikemik. Punya efek
metabolic untuk mobilisasi bahan bakar ke sel yang butuh energi pada saat
akut dan kronis. Stresshipoglikemi. Sebenarnya kalau seandainya stress
14
yang sesaat2 justru membuat kita jadi lebih sehat, GH lebih bagus,
dibanding stress terus-terusan, karena akan rusak yg lain2.
Sebetulnya proses metabolisme normal aja, minum teh manis dan
guladiserapmasuk selglkolisis,hasilnya ATP, juga H202yang
merupakan free radical. Jadi glikolisis normal sebenarnya kita sudah
kena radikal bebas. Berarti org yg makan banyakKH
banyakberarti akan hasilkan free radical yg banyakmerusak
tubuhnya sendiri. Juga dengan orang yang olahraga
berlebihanmetabolisme meningkatfree radical meningkat..
kecuali harus memodifikasi dengan antioksidan. Walau tubuh punya
yg alami, tapi ga cukup andai kita makan berlebih atau yg polusi dari
luar.
Keduanya secara simultan menekan sekresi insulin, memastikan aliran
bahan bakar terus kearah penggunaan. Jadi saat ini dia masih perlu
tenaga, tidak terjadi glikogenesis, lipogenesis, tapi yang terjadi
adalah glikolisis. Juga berdampak ke jantung untuk ningkatkan curah
jantung.
Katekolamin bebas, durasinya singkat. Punya 2 cara inaktivasi :
diserap kembali ujung saraf adrenergic,lalu dpt digunakan lagi,
mengalami deaminasi dan metilasi. Kemudian inaktivasi kedua :
dikeluarkan ke sirkulasi, kemudian jaringan lain akan menyerap
katekolamin darah dan oleh MAO ini, asam ini menjadi asam
vanililmandelat . VMA. Bisa anda baca jika ada gangguan tumor sel
beta pankreas, VMA akan terbaca dalam darah atau urin tinggi,bisa
dicek di biokimia.
Kedua..yg bebas diaktifkan oleh proses konjugasi. Pada kondisi
patologis misal neoplasma medulla adrenal: mengeluarkan eph dan
noreph berlebih.
Glukokortikoid
Semuanya merupakan turunan dari kolesterol. Urutan
pembentukannya: Kolesterol pregnenolon progesterone
kortisol.
Pada pasien yang sudah tua dan akan kena hpertensi jantung stroke, akan
menekan steroidnya sedemikian rupa. Berarti dia akan mengurangi asupan
zat2 sebagai zat utama hormon steroid. Berarti
libido,estrogen,testosterone menurun. Juga mudah lelah,etc.
Pembentukan dan pengeluaran dikontrol kaskade sinyal saraf dan endokrin
yang berkaitan dan berurutan di sumbu serebrokorteks-hipotal-hipofifis-
adrenokorteks
Sinyal berupa stres, mencetuskan pembentukan monoaminemerangsang
pengeluaran crh dan masuk pemb darah porta hipotalamus hipofisis.
ACTH:hormon tropic.
Jika jumlah kortisol bebas yang beredar di dalam darah tinggi maka akan
menekan sekresi CRH dan ACTH. Dan sebaliknya, jumlah kortisol rendah
akan mendorong sekresinya. Pada Cushing Syndrome: sekresi kortisol
blebihan akibat sekresi ACTH yg berlebihan, hiperkortisolemia
disebabkan oleh adenoma jinak (tumor) penghasil ACTH yg terdapat di kel
hipofisis anterior yang sudah tidak terpengaruh negative feedback
mechanism.
Growth Hormone (GH)
Merupakan hormon polipeptida tropik; merupakan hormon larut air
terbanyak. Berpengaruh langsung pada metabolisme bahan bakar. Efeknya
banyak dipengaruhi IGF. Sekresi dirangsang GHRH (GH Releasing
Hormone) dan diinhibisi oleh GHRIH (GH Release Inhibiting Hormone) dan
somatostatin.
Sintesis GHRH terbatas di hipotalamus sementara sintesis somatostatin
terdapat pada nukleus sel di otak, di sel delta pulau Langerhans, dan di
mukosa usus (terdapat lebih banyak hormon penginhibisi GH dibandingkan
pelepasnya). Pada orang normal, hiperglikemia menghambat hormon GH,
sedangkan hipoglikemia mendorong GH. Efek GH pada metabolisme adalah
mempengaruhi penyerapan dan oksidasi bahan bakar di jaringan adiposa,
otot, dan hati; meningkatkan ketersediaan asam lemak yang dapat
dioksidasi untuk menghasilkan energi; menyelamatkan glukosa dan protein
(secara tidak langsung mengurangi oksidasi glukosa dan asam amino).
15
Pada jar. Adiposa, meningkatkan kepekaan pada efek lipolitik
katekolamin dan menurunkan kepekaannya pada efek lipogenik insulin.
Pada otot, GH membantu transpor AA ke dalam otot substrat utk
sintesis protein, meningkatkan sintesis DNA dan RNA, memberi efek
positif pada keseimbangan nitrogen karena adanya efek lipolisis GH.
Pada hati, GH merangsang pembentukan dan sekresi IGF. Pada
keadaan puasa (insulin menurun), GH akan meningkatkan oksidasi
asam lemak, ketogenesis, dan lipolisis.
Hormon Tiroid
Dari AA tunggal tirosin.Produk sekresi dari sel folikular tiroid: T3
(triiodotironin) dan T4 (tetraiodotironin). T3 memiliki waktu paruh
yang lebih singkat tetapi memiliki aktivitas yang lebih poten
dibandingkan dengan T4.
Sintesis T3 & T4 dirangsang TSH
- dimulai transpor iodida dr darah ke dlm sel asinus tiroid (melawan
gradien)
- oksidasi iodida spesies iodinating
- iodinasi residu tirosil pd protein tiroglobulin mbtk iodotirosin
- penggabungan residu monoiodotirosin (MIT) dan diiodotirosin
(DIT) dlm tiroglobulin mbtk residu T3 & T4
- pemutusan tiroglobulin scr proteolitik menghasilkan T3 & T4
bebas
Transpor hormon tiroid dalam darah o/ prot transtiretin (dlm
fraksi prealbumin)
* transpor dr darah ke sel asinus tiroid berlangsung mell mekanisme
perangkap/penangkap-iodida perlu energi
* kecepatan transpor iodida dipengaruhi oleh konsentrasi absolut
iodida di dlm tiroid
* terdapat mekanisme autoregulasi internal yg mkan transpor
iodida ke dlm sel bila konsentrasi iodida intrasel melebihi ambang
tertentu dan mkan transpor bila iodida intrasel rendah.
* Fraksi hormon bebas memiliki afinitas biologis tinggi (T3) k/
bentuk ini dapat menembus membran sel sasaran.
* protein transpor berfungsi sebagai reservoar hormon yang sewaktu2
dapat membebaskan hormon b/ diperlukan
* Tiroid diuraikan di hati, ginjal, otot, dan jaringan lain.
Sekresi Tiroid
* dibebaskan dari protein besar tiroglobulin (mengandung T3& T4 dengan
ikatan peptida)
* pembebasan tergantung TSH (Thyroid-Stimulating Hormone)
* TSH mrangs endositosis Tiroglobulin kdlm sel asinus tiroid enzim
lisosom memutuskan T3 & T4 dr tiroglobulin T3 & T4 keluar ke drh
Kontrol umpan balik hormon tiroid
Bila T3 darah meningkat akan menghambat sekresi T3 hingga kadar T3
bebas dalam darah turun hingga tepat dibawah kadar ambang yang
kembali memberi sinyal agar TSH dikeluarkan. Mekanisme umpan balik ini
memastikan terjadinya T3 bebas yang aktif secara biologis.
Efek tiroid di hati: mempengaruhi metabolisme KH dan lemak,
meningkatkan glikolisis dan pembentukan kolesterol, meningkatkan
pengubahan kolesterol menjadi garam empedu, meningkatkan kepekaan
hepatosit terhadap kerja glukoneogenik dan glikogenolitik epinefrin scr
tidak langsung meningkatkan kadar glukosa hati, meningkatkan kepekaan
adipositik terhadap kerja lipolitik epinefrin (T3 meningkatkan aliran asam)
dan lemak ke hati (meningkatkan pembentukan TAG hati)
Efek tiroid di adiposit: meningkatkan ketersediaan glukosa bagi sel lemak
yang berfungsi sebagai prekursor untuk sintesis asam lemak & gliserol
3-fosfat
Efek pd Otot: pd kdr fisiologis, meningkatkan penyerapan glukosa o/ sel
otot, merangsang pembentukan protein, melalui efek stimulasi pd ekspresi
gen pertumbuhan otot meningkat, meningkatkan glikolisis otot
16
Efek pd Pankreas: meningkatkan kepekaan sel pankreas terhadap
rangsangan u/ mendorong sekresi insulin yang optimal.
___________________________________________________
____
Fungsi Hormon Tiroid dan Paratiroid
KELENJAR TIROID
Lokasinya: di leher bagian depan, di atas trakea, tepat di bawah
laring
Menghasilkan 2 jenis hormon:
1. Hormon Tiroid (T3 dan T4)
Dihasilkan oleh sel folikel
2. Kalsitonin
Dihasilkan oleh sel C
Sintesis, Penyimpanan dan Sekresi Hormon Tiroid (T3 dan T4)
Bahan dasar untuk sintesis hormon tiroid adalah tirosin dan iodium,
yang keduanya harus diserap dari darah oleh sel-sel folikel. Tirosin,
suatu asam amino, disintesis dalam jumlah memadai oleh tubuh.
Namun lain halnya dengan iodium yang harus diperoleh dari makanan.
Pembentukan, penyimpanan, dan sekresi hormon tiroid terdiri dari :
1. Semua langkah sintesis hormon tiroid berlangsung di molekul
tiroglobulin di dalam koloid. Tiroglobulin itu sendiri dihasilkan oleh
kompleks golgi/ RE sel folikel tiroid. Tirosin menyatu ke dalam
molekul tiroglobulin sewaktu molekul besar ini diproduksi. Setelah
diproduksi, tiroglobulin yang mengandung tiroksin dikeluarkan dari
sel folikel ke dalam koloid melalui eksositosis.
2. Tiroid menangkap iodium dari darah dan memindahkannya ke
dalam koloid melalui suatu pompa iodium yang sangat aktif (iodine-
trapping mechanism) protein pembawa yang sangat kuat dan
memerlukan energi yang terletak di membran luar sel folikel.
Hampir semua iodium di tubuh dipindahkan melawan gradien
konsentrasinya ke kelenjar tiroid untuk mensintesis hormon tiroid.
Selain untuk sintesis hormon tiroid, iodium tidak memiliki fungsi
lain dalam tubuh.
3. Di dalam koloid, iodium dengan cepat melekat pada tirosin di
dalam molekul tiroglobulin. Perlekatan sebuah iodium ke tirosin
menghasilkan monoiodotirosin (MIT). Perlekatan dua iodium ke
tirosin menghasilkan diiodotirosin (DIT).
4. Kemudian terjadi proses penggabungan antara molekul-molekul
tirosin beriodium untuk membentuk hormon tiroid. Penggabungan
dua DIT menghasilkan tetraiodotironin (T4/tiroksin).
Penggabungan satu MIT dan satu DIT menghasilkan
triiodotironin atau T3. Namun penggabungan tidak
terjadi pada dua molekul MIT.
Karena reaksi-reaksi ini terjadi di dalam molekul tiroglobulin,
semua produk tetap melekat ke protein besar tersebut.
Hormon-hormon tiroid tetap disimpan dalam bentuk ini di koloid
sampai mereka dipecah dan disekresikan. Diperkirakan bahwa
jumlah hormon tiroid yang secara normal disimpan di koloid
cukup untuk memasok kebutuhan tubuh untuk beberapa bulan.
17
5. Apabila terdapat rangsangan yang sesuai untuk mengeluarkan
hormon tiroid, sel-sel folikel memasukkan sebagian dari
kompleks hormon-tiroglobulin dengan memfagositosis
sekeping koloid. Di dalam sel, butir-butir koloid terbungkus
membrane dan menyatu dengan lisosom, yang enzim-enzimnya
kemudian memisahkan hormon tiroid yang aktif secara
biologis, T4 dan T3 serta iodotirosin yang nonaktif, MIT dan
DIT. Hormon-hormon tiroid karena sangat lipofilik, dengan
mudah melewati membrane luar sel folikel dan masuk ke
dalam darah. MIT dan DIT tidak memiliki nilai endokrin. Sel-
sel folikel mengandung suatu enzim yang dengan cepat
mengeluarkan iodium dari MIT dan DIT, sehingga iodium
yang dibebaskan dapat didaur ulang untuk sintesis lebih
banyak hormon. Enzim yang sangat spesifik ini akan
mengeluarkan iodium hanya dari MIT dan DIT yang belum
berguna, bukan dari T4 atau T3.
Sekitar 90% produk sekretorik yang dikeluarkan dari kelenjar
tiroid adalah dalam bentuk T4, walaupun T3 memiliki aktivitas
biologis sekitar 4 kali lebih poten daripada T4. Namun sebagian
besar T4 yang disekresikan kemudian diubah menjadi T3, atau
diaktifkan, melalui proses pengeluaran satu iodium di hati dan
ginjal. Sekitar 80% T3 dalam darah berasal dari sekresi T4 yang
mengalami proses pengeluaran satu iodium di jaringan perifer.
Setelah dikeluarkan ke dalam darah, hormon tiroid yang sangat
lipofilik dengan cepat berikatan dengan beberapa protein plasma.
Terdapat 3 protein plasma yang penting dalam pengikatan
hormon tiroid : thyroxine-binding-globulin yang secara selektif
mengikat hormon tiroid 55% dari T4 dan 65% dari T3 dalam
sirkulasi, albumin yang secara nonselektif mengikat banyak
hormon lipofilik termasuk 10% dari T4 dan 35% dari T3, dan
thyroxine-binding-prealbumin yang mengikat sisa 35% T4.
Efek T3 dan T4 dikelompokkan menjadi beberapa kategori :
1. Efek terhadap kecepatan metabolik dan produksi panas : hormon
tiroid meningkatkan BMR - efek kalorigenik
2. Efek intermediary metabolism : berpengaruh terhadap sintesis
dan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein
3. Efek sympathomimetic : meningkatkan respon sel target terhadap
katekolamin (efinefrin dan norefinefrin). Karena itu, jika hormon
tiroid meningkat akan sering terjadi symphatic action.
4. Efek terhadap sistem kardiovaskular: Efek symphatomimetic akan
menyebabkan denyut jantung menigkat dan memaksa kontraksi
sehingga curah jantung meningkat. Selain itu, panas tubuh yang
meningkat akan menyebabkan vasodilatasi.
5. Efek terhadap pertumbuhan dan sistem saraf : hormon tiroid
menstimulasi sekresi GH dan meningkatkan produksi IGF-1, dan
juga membantu efek GH dan IGF-1 dalam sistesis protein dan
dalam pertumbuhan tulang. Selain itu, hormon tiroid juga
memegang peranan penting dalam aktivitas CNS pada orang
dewasa juga pada perkembangan CNS anak.
Pengaturan Hormon Tiroid
Thyroid-stimulating hormon (TSH), hormon tropic tiroid dari hipofisis
anterior, merupakan regulator fisiologis terpenting bagi sekresi hormon
tiroid. Hampir semua langkah dalam pembentukan dan pengeluaran hormon
tiroid dirangsang oleh TSH. Selain meningkatkan sekresi hormon tiroid,
TSH bertanggung jawab untuk mempertahankan integritas structural
kelenjar tiroid. Tanpa adanya TSH, tiroid mengalami atrofi dan sekresi
hormonnya berkurang. Sebaliknya, kelenjar ini mengalami hipertrofi dan
hyperplasia sebagai respons terhadap stimulasi TSH yang berlebihan.
Efeknya yang spesifik terhadap kelenjar tiroid adalah :
1. Meningkatkan proteolisis tiroglobulin
2. Meningkatkan aktivitas pompa yodium
18
3. Meningkatkan iodinasi tirosin untuk membentuk hormon
tiroid
4. Meningkatkan ukuran dan aktivitas sekretorik sel-sel tiroid
5. Meningkatkan jumlah sel-sel tiroid
Hormon tiroid, dengan mekanisme umpan balik negative, mematikan
sekresi TSH, sementara thyrotropin-releasing hormon (TRH) dari
hipotalamus secara tropic menghidupkan sekresi TSH oleh hipofisis
anterior. Pengaturan sehari-hari kadar hormon tiroid bebas
dilaksanakan oleh umpan balik negative antara tiroid dan hipofisis
anterior, sementara penyesuaian jangka panjang diperantarai oleh
hipotalamus.
Kalsitonin
Sintesis dan sekresi kalsitonin terjadi di sel-sel parafolikel, atau
sel-sel C yang terletak di dalam jaringan interstisial di antara folikel
kelenjar tiroid. Sel-sel tersebut hanya mencakup 0,1% dari kelenjar
tiroid manusia.
Kalsitonin memiliki efek menurunkan kadar Ca
2+
plasma. Pertama,
secara jangka pendek, kalsitonin menurunkan perpindahan Ca
2+
dari
tulang ke dalam plasma. Kedua secara jangka panjang, kalsitonin
menurunkan resorpsi tulang dengan menghambat aktivitas osteoklas.
Penekanan resorpsi tulang menyebabkan kadar PO4
3-
plasma
berkurang serta penurunan konsentrasi Ca
2+
plasma. Hormon ini tidak
memiliki efek pada ginjal dan usus.
Pengatur utama sekresi kalsitonin adalah kadar Ca
2+
bebas dalam
plasma. Peningkatan Ca
2+
plasma merangsang sekresi kalsitonin dan
penurunan Ca
2+
plasma menghambat sekresi kalsitonin.
Gangguan Fungsi Hormon Tiroid
1. Hipertiroidisme
Penyakit Graves
adalah suatu gangguan autoimun di mana terdapat suatu defek genatik
dalam limfosit Ts dan sel Th merangsang sel B untuk sintesis antibody
terhadap antigen tiroid. Penyakit Graves merupakan penyebab tersering
hipertiroidisme. Pada penyakit ini ditandai oleh adanya proses autoimun
disertai hyperplasia kelenjar tiroid secara difus.
Penyakit ini merupakan penyakit autoimun yang ditimbulkan oleh adanya
reaksi beberapa autoantibody terhadap reseptor tirotropin (TSH).
Autoantibodi tersebut dapat disebabkan oleh:
1. Autoantibodi terhadap reseptor TSH atau thyroid stimulating
immunoglobulin (TSI)
2. Thyroid-growth-stimulating immunoglobulin (TGI)
3. TSH-binding inhibitor immunoglobulin (TBII)
TSI dalam serum berupa long-acting thyroid stimulator (LATS) berupa
IgG yang mengikat reseptor TSH dan mampu menstimulasi aktivitas
adenilat siklase yang berperan mengubah ATP menjadi cAMP. cAMP
berperan sebagai second messenger yang dapat meningkatkan proses
intraseluler sehingga terjadi peningkatan pelepasan hormone tiroid. TGI
berperan pada proliferasi epitel folikel tiroid. TBII merupakan antibody
anti-reseptor TSH, bekerja menyamar seperti TSH sehingga terjadi
stimulasi aktivitas sel epitel kelenjat tiroid.
Penyakit ini ditandai dengan trias manifestasi berupa:
1. Tiroksikosis/hipertiroidisme akibat pembesaran difus tiroid yang
hiperfungsi.
2. Oftalmopati infiltratif yang menyebabkan eksoftalmus
3. Dermopati infiltratif dengan mixedema pre tibia.
Eksoftalmus terjadi akibat kombinasi infiltrasi limfosit, pengendapan
glikosaminoglikan, adipogenesis dalam jaringan ikat orbita. Pada penyakit
Graves terjadi penurunan TSH dan peningkatan T3 dan T4 bebas.
Goiter noduler toksika
19
Pada goiter noduler toksika, satu atau beberapa nodul di dalam tiroid
menghasilkan terlalu banyak hormon tiorid dan berada diluar kendali
TSH. Nodul tersebut benar-benar merupakan tumor tiroid jinak dan
tidak berhubungan dengan penonjolan mata serta gangguan kulit pada
penyakit Graves.
Tiroiditis
Peradangan dari kelenjar tiroid mungkin terjadi setelah suatu
penyakit virus (subacute thyroiditis). Kondisi ini berhubungan
dengan suatu demam dan suatu sakit leher yang seringkali sakit pada
waktu menelan. Kelenjar tiroid juga lunak jika disentuh. Mungkin ada
sakit-sakit leher dan nyeri-nyeri yang disama ratakan. Peradangan
kelenjar dengan suatu akumulasi sel-sel darah putih dikenal sebagai
lymphocytes (lymphocytic thyroiditis) mungkin juga terjadi. Pada
kedua kondisi-kondisi ini, peradangan meninggalkan kelenjar tiroid
"bocor", sehingga jumlah hormon tiroid yang masuk ke darah
meningkat.
Lymphocytic thyroiditis adalah paling umum setelah suatu kehamilan
dan dapat sebenarnya terjadi pada sampai dengan 8 % dari wanita-
wanita setelah melahirkan. Pada kasus-kasus ini,fase hipertiroid
dapat berlangsung dari 4 sampai 12 minggu dan seringkali diikuti oleh
suatu fase hipotiroid (hasil tiroid yang rendah) yang dapat
berlangsung sampai 6 bulan. Mayoritas dari wanita-wanita yang
terpengaruh kembali ke suatu keadaan fungsi tiroid yang normal.
Tiroiditis dapat didiagnosis dengan suatu thyroid scan.
Hipertiroidisme sekunder
Hipertiroidisme bisa disebabkan oleh tumor hipofisa yang
menghasilkan terlalu banyak TSH, sehingga merangsang tiroid untuk
menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan. Penyebab lainnya adalah
perlawanan hipofisa terhadap hormon tiroid, sehingga kelenjar
hipofisa menghasilkan terlalu banyak TSH.
Wanita dengan mola hidatidosa (hamil anggur) juga bis menderita
hipertiroidisme karena perangsangan yang berlebihan terhadap kelenjar
tirois akibat kadar HCG (human chorionic gonadotropin) yang tinggi dalam
darah. Jika kehamilan anggur berakhir dan HCG tidak ditemukan lagi di
dalam darah, maka hipertiroidisme akan menghilang.
Tirotoksitosis
Tiroktosikosis merupakan suatu keadaan di mana didapatkan kelebihan
hormontiroid.
Tirotoksikosis di bagi dalam 2 kategori:
1. Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme
2. kelainan yang tidak berhubungan dengan hipertiroidisme, adalah
keadaan tirotoksikosis sebagai akibat dari produksi tiroid yang
berlebihan. Etiologi tersering hipertiroidisme karena penyakit Graves,
struma multinodosa toksik, dan adenoma toksik. Penyebab lain adalah
tiroiditis, penyakit tropoblastis, pemakaian yodium yang berlebihan,
obat hormon tiroid, dll.
Gejala dan tanda tirotoksikosis: hiperaktivitas, palpitasi, berat badan
turun, nafsu makan meningkat, tidak tahan panas, banyak karingat, mudah
lelah, sering buang air besar, oligomenore /aminore dan libido turun,
takikardia, fibrilasi atrial, tremor halus repleksi meningkat, kulit hangat
dan basah, rambut rontok dan bruit.
2. Hipotiroidisme
Kretinisme
Kretinisme yaitu perawakan pendek akibat kurangnya hormon tiroid dalam
tubuh. Penyebab paling sering dari kekurangan hormon tiroid adalah akibat
kurangnya bahan baku pembuat. Bahan baku terpenting untuk produksi
hormon tiroid adalah iodium. Kretinisme dapat terjadi bila kekurangan
berat unsur iodium terjadi selama masa kehamilan hingga tiga tahun
pertama kehidupan bayi. Hormon tiroid bekerja sebagai penentu utama
laju metabolik tubuh keseluruhan, pertumbuhan dan perkembangan tubuh
serta fungsi saraf. Sebenarnya gangguan pertumbuhan timbul karena
20
kadar tiroid yang rendah mempengaruhi produksi hormon
pertumbuhan, hanya saja ditambah gangguan lain terutama pada
susunan saraf pusat dan saraf perifer. Bila kurangnya hormon tiroid
terjadi sejak janin, maka gejalanya adalah Defisiensi mental (IQ
rendah) disertai salah satu gejala atau kedua gejala berikut ini,
yaitu :
Gangguan pendengaran (kedua telinga dan nada tinggi) dan
gangguan wicara, gangguan cara berjalan (seperti orang
kelimpungan) ,mata juling, cara berjalan yang khas,
kurangnya massa tulang, terlambatnya perkembangan masa
pubertas dll.
Cebol dan hipotiroidisme.
Bila kekurangan hormon tiroid akibat kurangnya iodium terjadi pada
masa kanak-kanak atau masa pertumbuhan, maka hanya terjadi
perawakan yang pendek tanpa retardasi mental. Penderita biasanya
kurus dan mukanya tetap menua sesuai umur disertai cara berjalan
yang khas.
Kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan perawakan pendek
tetapi kelebihan hormon tiroid tidak menambah tinggi badan tetapi
menyebabkan penyakit lain yaitu hipertiroidisme.
Terapi yang paling baik untuk kretinisme adalah pencegahan.
Pencegahan dapat dilakukan dengan menkomsumsi makanan yang
diberi garam beriodium atau pemberian suplemen iodium terutama
pada daerah endemic kurangnya iodium. Pada kurangnya iodium yang
terjadi pada masa kanak-kanak dapat diberikan terapi hormon tiroid
dari luar misalnya levo-tiroksin hingga kadar tiroid stimulating
hormon (TSH) normal dicapai sambil memberikan suplemen iodium
untuk merangsang produksi hormon.
Myxedema
Pada orang dewasa, hypothyroid dimanifestasikan dengan myxedema
dan dikarakteristikan dengan metabolisme perlahan yang meluas,
depresi, kelebihan berat, pembengkakan yang merata, penurunan
denyut nadi, pernapasan parasthesia, kulit kering, kerapuhan kulit kepala
dan rambut, sinus bradikardi, dan periorbital edema.
FISIOLOGI HORMON PARATIROID
Kalsium
Ion Ca
2+
adalah ion positif bervalensi 2 yang sangat penting
fungsinya dalam berbagai proses fisiologik tubuh. Kadar normal (fisiologik)
ion ini harus dipertahankan dalam batas nilai yang sangat sempit yautu
berkisar antara 9-10 mg/100 ml plasma atau 9,4 mg% melalui mekanisme
homeostasis. Kelebihan atau kekuragan ion ini dapat menyebabkan
berbagai gangguan fungsi tubuh.
Fungsi Kalsium
Pembentukan mineral tulang
- Pertumbuhan dan pemeliharaan tulang
- Garam hidroksiapatit (hydroxyapatite): Ca10(PO4)6(OH)2
Pembekuan darah
Kontraksi otot
Second messenger:
- IP3 Endoplasmic Reticulum ion Ca enzim
Penglepasan hormon dan neurotransmiter
Fungsi saraf
Kalsium dalam plasma terdapat dalam 3 fraksi yang selalu berada dalam
keseimbangan, antara lain:
1. Berupa ion Ca
2+
yang bebas (4,5 mg%)
2. Membentuk kompleks dengan asam lain (sitrat, bikarbonat, dan
fosfat). Fraksi ini dapat berdifusi melewati membran kapiler tapi
tidak dapat berionisasi
3. Terikat pada protein plasma (4,5 mg%). Fraksi ini tidak dapat
berdifusi melalui membran kapiler.
Dari ketiga jenis fraksi tersebut hanya ion Ca bebas yang mempunyai
peran fisiologik terhadap otot jantung, sistem saraf, pembentukan tulang,
21
dan dalam mekanisme umpan balik negatif melalui pengaturan oleh
hormon-hormon.
Hormon Paratiroid
Hormon paratiroid (PTH atau HPT) adalah suatu hormon peptida
yang disekresikan oleh kelenjar paratiroid, yaitu 4 kelenjar kecil
yang terletak di permukaan belakang kelenjar tiroid, satu di setiap
sudut. HPT esensial untuk hidup. Efek keseluruhan HPT adalah
meningkatkan konsentrasi Ca
2+
dalam plasma dan mencegah
hipokalsemia. Apabila HPT sama sekali tidak tersedia, dalam
beberapa hari individu yang bersangkutan akan meninggal, biasanya
akibat asfiksia yang ditimbulkan oleh spasme hipokalsemik otot-otot
pernapasan. Melalui efeknya pada tulang, ginjal, dan usus, HPT
meningkatkan kadar Ca
2+
plasma apabila kadar elektrolit ini mulai
turun (hipokalsemia). Hormon ini juga bekerja menurunkan kadar
PO4
2-
plasma.
Efek pada Tulang
Tulang adalah suatu jaringan hidup yang terutama terdiri
dari matriks ekstrasel organik yang diresapi oleh kristal
hidroksiapatit, yang sebagian besar terdiri dari endapan garam-
garam kalsium fosfat. Dalam keadaan normal, garam-garam kalsium
fosfat berada di CES, tetapi keadaan di dalam tulang cocok bagi zat
ini untuk mengendap di sekeliling serat kolagen di matriks. Dengan
memobilisasi simpanan Ca
2+
di tulang ini, HPT meningkatkan
konsentrasi Ca
2+
plasma apabila konsentrasi elektrolit ini mulai turun.
Dalam keadaan normal, pengendapan (deposisi) tulang dan
penyerapan (resorpsi) tulang berlangsung bersamaan sehingga tulang
secara terus-menerus mengalami remodeling. Pembaruan tulang
tersebut memiliki 2 tujuan:
1. Menjaga agar tulang belulang direkayasa dengan semestinya
supaya dapat digunakan untuk keperluan mekanis dengan
keefektifan maksimum
2. Membantu mempertahankan kadar Ca
2+
plasma.
Selama hidup, hormon PTH menggunakan tulang sebagai bank
untuk menarik Ca
2+
sesuai keperluan untuk mempertahankan kadarnya
dalam plasma.
Tulang memiliki 4 jenis sel yang juga berperan dalam pembentukan
dan pertumbuhan tulang sendiri, antara lain:
1. Osteoblas
22
Berperan dalam sintesa kolagen yang digunakan untuk
membentuk matriks organik ekstrasel tempat kristal kalsium
fosfat mengendap. Selain itu berperan menghasilka alkali
fosfatase.
2. Osteosit
Merupakan osteoblas yang sudah tua dan terperangkap di dalam
dinding tulang (matriks organik dan mineral hidroksiapatit) yang
mereka endapkan di sekeliling mereka sendiri. Sel ini berperan
melepaskan simpanan kalsium dan fosfat dari labile pool.
3. Osteoklas
Bertugas menyerap tulang yang terdapat di sekelilingnya dengan
mengeluarkan asam-asam yang melarutkan kristal kalsium fosfat
dan enzim-enzim yang menguraikan matriks organik. Diduga sel
ini berasal dari sel monosit yag berperan sebagai makrofag
tulang.
4. Osteoprogenitor adalah sel induk tulang yang membentuk
osteoblas
OSTEOBLASTOGENESIS - OSTEOCLASTOGENESIS
Osteoblast Osteoclast Communication
Hormon PTH memiliki 2 efek utama pada tulang yang meningkatkan
konsentrasi Ca
2+
plasma. Pertama, hormon ini menginduksi efluks cepat
Ca
2+
ke dalam plasma dari labile pool (simpanan labil) Ca
2+
yang jumlahnya
kecil di cairan tulang. Kedua, dengan merangsang pelarutan tulang, hormon
ini meningkatkan transfer lambat Ca
2+
dan PO4
2-
dari stable pool mineral
tulang di dalam tulang itu sendiri menuju ke plasma. Akibatnya, remodeling
tulang yang terjadi lebih condong ke arah resorpsi tulang daripada
pengendapan tulang.
Sebagian besar tulang tersusun menjadi satuan-satuan osteon,
yang masing-masing terdiri dari kanalis sentralis yang dikelilingi oleh
lamela yang tersusun konsentrik. Lamela adalah lapisan-lapisan osteosit
yang terbenam di dalam tulang yang mereka endapkan di sekitar mereka
23
sendiri. Osteon biasanya berjalan sejajar dengan sumbu panjang
tulang. Pembuluh darah menembus tulang baik dari permukaan luar
atau rongga sumsum dan berjalan di dalam kanalis sentralis.
Osteoblas terdapat di sepanjang permukaan luar tulang dan
permukaan dalam yang melapisi kanalis sentralis. Osteoblas-
osteoblas permukaan dan osteosit yang terbenam dihubungkan oleh
jaringan luas berupa saluran-saluran kecil berisi cairan disebut
kanalikulus. Adanya kanalikulus ini memungkinkan pertukaran bahan
antara osteosit yang terperangkap dan sirkulasi. Saluran-saluran
halus ini juga berisi perluasan sitoplasma osteosit dan osteoblas
yang memanjang dan dihubungkan satu sama lain, seolah sel-sel ini
saling berpegangan tangan. Jaringan sel yang saling berhubungan
disebut membran tulang osteositik-osteoblastik.
Efek paling dini hormon paratiroid adalah mengaktifkan
pompa Ca
2+
di membran untuk meningkatkan pemindahan Ca
2+
tanpa
disertai pemindahan PO4
2-
dari cairan tulang, menembus membran
tulang ostepsitik-osteoblastik ke dalam plasma. Proses ini disebut
osteolisis.
PTH merangsang osteoklas untuk memakan tulang,
meningkatkan pembentukan osteoklas, dan secara sementara
menghambat aktivitas osteoblas membentuk tulang. Tulang
mengandung jumlah Ca
2+
lebih besar daripada plasma, sehingga
walaupun HPT meningkatkan resorpsi tulang, tidak akan terlihat efek
yang segera pada kerangka karena sedikitnya jumlah tulang yang
terkena.
Sekresi HPT dalam jumlah besar yang berkepanjangan
selama beberapa bulan atau tahun akhirnya akan menyebabkan
terbentuknnya rongga-rongga di seluruh tulang yang terisi oleh
osteoklas-osteoklas besar.

Efek pada Ginjal
Hormon PTH merangsang penghematan Ca
2+
dan mendorong
pengeluaran PO4
2-
oleh ginjal selama pembentukan urin. Di bawah
pengauh HPT, ginjal mampu mereabsorpsi lebih banyak Ca
2+
yang difiltrasi,
sehingga Ca
2+
yang keluar melalui urin berkurang. Efek ini meningkatkan
kadar Ca
2+
plasma dan menurunkan pengeluaran Ca
2+
melalui urin.
Sewaktu merangsang reabsorpsi Ca
2+
oleh ginjal, HPT juga
meningkatkan ekskresi PO4
2-
urin melalui penurunan reabsorpsi PO4
2-
.
Akibatnya HPT menurunkan kadar PO4
2-
plasma bersamaan dengan
peningkatan konsentrasi Ca
2+
.
Pengeluaran kelebihan PO4
2-
dari cairan tubuh yang dipicu oleh
HPT ini penting untuk mencegah pengendapan ulang Ca
2+
yang dibebaskan
dari tulang. Terdapat hubungan terbalik antara konsentrasi Ca
2+
dan PO4
2-
dalam plasma.
Ca
2+
dan PO4
2-
dibebaskan dari tulang saat HPT meningkatkan
disolusi tulang. Karena HPT disekresikan hanya saat kadar Ca
2+
plasma
turun di bawah normal, Ca
2+
yang dibebaskan diperlukan untuk memulihkan
Ca
2+
plasma ke normal, namun PO4
2-
yang dibebaskan cenderung
meningkatkan kadar PO4
2-
di atas normal. Apabila kadar PO4
2-
dibiarkan
meningkat melebihi normal, sebagian Ca
2+
plasma harus mengendap kembali
ke tulang bersama PO4
2-
agar produk kalsium fosfat tetap konstan.
Pengendapan kembali Ca
2+
ini akan menurunkan kadarnya dalam plasma,
bertentangan dengan efek yang diinginkan. Dengan demikian HPT bekerja
pada ginjal dengan mengurangi reabsorpsi PO4
2-
oleh tubulus ginjal.
Efek penting ketiga HPT pada ginjal adalah meningkatkan
pengaktifan vitamin D oleh ginjal.
Efek Pada Usus
Walaupun HPT tidak memiliki efek langsung pada usus, hormon ini
secara tidak langsung meningkatkan reabsorpsi Ca
2+
dan PO4
2-
dari usus
halus melalui perannya dalam pengaktifan vitamin D. Vitamin ini secara
langsung menigkatkan penyerapan Ca
2+
dan PO4
2-
oleh usus.
Pengatur utama sekresi HPT adalah konsentrasi kalsium bebas dalam
plasma. Karena HPT mengatur konsentrasi Ca
2+
plasma, hubungan ini
24
membentuk lengkung umpan balik negatif sederhana untuk
mengontrol sekresi HPT tanpa melibatkan intervensi saraf atau
hormon lain.
Metabolisme fosfat
Metabolisme PO4
2-
dalam plasma tidak dikontrol seketat
konsentrasi Ca
2+
plasma. Fosfat diatur secara langsung oleh vitamin
D dan secara tidak langsung oleh lengkung umpan balik Ca
2+
plasma-
HPT. Sebagai gambaran, penurunan konsentrasi fosfat plasma
(hipofosfatemia) menimbulkan efek ganda untuk membantu
memulihkan kadar PO4
2-
ke normal dalam darah. Pertama, karena
hubungan terbalik antara Ca
2+
dan PO4
2-
dalam plasma, penurunan
PO4
2-
plasma menyebabkan peningkatan Ca
2+
plasma , yang secara
langsung menekan sekresi HPT. Karena HPT berkurang reabsorpsi
PO4
2-
oleh ginjal meningkat, sehingga konsentrasi PO4
2-
dapat
dipulihkan ke normal. Kedua, penurunan PO4
2-
plasma juga
menyebabkan peningkatan pengaktifan vitamin D, yang kemudian
meningkatkan penyerapan PO4
2-
di usus. Hal ini ikut membantu
menghilangkan hipofosfatemia tersebut.
Gangguan Metabolisme Kalsium
Hipersekresi HPT. Kelebihan sekresi HPT atau hiperparatiroidisme,
yang biasanya disebabkan oleh tumor yang mengeluarkan sekret
hormon berlebihan, ditandai oleh hiperkalsemia dan hipofosfatemia.
Pengidap kelainan ini bisa asimtomatik atau sebaliknya menderita
gejala-gejala berat tergantung pada besarnya masalah. Berikut ini
konsekuensi-konsekuensi yang dapat terjadi:
1. Hiperkalsemia menurunkan eksitabilitas jaringan otot dan
saraf, sehingga terjadi kelemahan otot dan ganguan saraf,
termasuk penurunan kewaspadaan, gangguan daya ingat dan
depresi. Juga dapat terjadi gangguan jantung.
2. Mobilisasi berlebihan Ca
2+
dan PO4
2-
dari simpanan di tulang
menyebabkan tulang-tulang menipis yang dapat menimbulkan
deformitas tulang dan peningkatan insidensi fraktur.
3. Terjadi pembentukan insidensi pembentukan batu ginjal yang
mengandung Ca
2+
larena peningkatan Ca
2+
yang difiltrasi melalui
ginjal. Batu-batu ini dapat mengganggu fungsi ginjal. Lewatnya
batu melalui ureter menimbulkan nyeri yang hebat. Karena
berpotensi menimbulkan banyak kelainan, hiperparatiroidisme
sering disebut bones. stones. And abdominal groans.
4. Yang juga berperan menimbulkan keluhan abdominal adalah
gangguan-ganguan pencernaan yang ditimbilkan akibat
hiperkalsemia, yaitu ulkus eptikum, mual, dan konstipasi.
Hiposekresi HPT. Hipoparatiroidisme menyebabkan hipoklasemia dan
hiperfosfatemia. Gejala-gejala terutama disebabkan oleh peningkatan
eksitabilitas saraf-otot akibat turunnya kadar Ca
2+
bebas dalam plasma.
Jika hormon PTH sama sekali tidak ada, kematian dapat segera terjadi
akibat spasme hipokalsemik otot-otot pernapasan. Pada defisiensi relatif
HPT (bukan total), gejala-gejala yang nyata adalah peningkatan
eksitabilitas neuromuskulus. Kejang dan kedutan otot disebabkan oleh
aktivitas spontan saraf-saraf motorik, sedangkan rasa kesemutan dan
seperti ditusuk-tusuk terjadi karena aktivitas spontan saraf sensorik.
Perubahan mental antara lain berupa iritabilitas dan paranoia.
Thanks to: G. Army
MIKRONUTRIEN
Mikronutrien yang dibutuhkan pada manusia mencakup 2, yaitu: Vitamin dan
Mineral.
Vitamin:
- Substansi organic
- Dibutuhkan dalam jumlah sedikit dalam tubuh
- Berfungsi secara spesifik dalam proses metabolism
- Menjaga kesehatan tubuh dan pertumbuhan
25
- Harus didapatkan dari luar tubyuh (makanan) baik dari hewan
maupun tumbuhan.
Vitamin Natural dan Sintetik
- Tidak terlalu berbeda dalam hal susunan kimia
- Memiliki bioavailibilitas yang sama
Bioavailabilitas dibutuhkan untuk setiap jaringan target.
Bioavailabilitas adalah proses penyerapan obat atau substansi organic-
inorganik di dalam intestine.
Megadoses Vitamin
- Kadar asupan paling tidak 10 kali lebih besar dari yang
direkomendasikan untuk diasup.
- Sangat jarang berasal dari makanan. Biasanya diinjeksikan langsung
ke dalam pembuluh darah dalam kadar yang besar.
- Bisa dalam bentuk pil oral
Klasifikasi
- Vitamin yang larut lemak: Vitamin A, D, E, dan K
- Vitamin yang larut air: Grup Vitamin B dan C
Vitamin larut lemak:
Jika berlebihan jumlahnya di dalam tubuh, akan disimpan. Dikeluarkan
sedikit lewat urin dan empedu. Gejala defisiensinya sulit untuk
berkembang. Tidak harus diasup setiap hari. Memiliki precursor. Dapat
menyebabkan efek samping yang cukup berbahaya dalam jumlah yang
berlebihan.
Vitamin larut air:
Penyimpanan minimal dalam tubuh pad ajumlah yang berlebih
biasanya kelebihan dikeluarkan dalam urin (dalam jumlah banyak).
Sindrom defisiensi muncul dengan cepat
Harus diasup setiap hari dari makanan. Tidak membutuhkan precursor
Vitamin larut air:
1. VITAMIN B1/THIAMIN
- Dalam bentuk: Thiamin pyrophosphate (thiamin diphosphate,
cocarboxylase):
- Koenzim dalam metabolism energy dan transketolation pada HMP shunt
- Mempengaruhi produksi dan pengeluaran asetilkolin.
- Gejala kekurangan Tiamin/B1:
O Wet beri-beri edema, cor bovinum
O Dry beri-beri paresthesia (kesemutan)
O Infantile beri-beri pada usia 2-5 bulan setelah kelahiran bayi
O Cerebral pada pengkonsumsi alcohol Wernicke-Korsakoff
syndrome
Sumber makanan:
O Jeroan (hati, ginjal, dll)
O Legumes
O Whole-grain and enriched cereals & breads
O Wheat germ
O Kentang
2. VITAMIN B2/RIBOFLAVIN
Riboflavin merupakan bagian dari 2 koenzim:
O Flavin mono-nucleotide (FMN)
O Flavin adenine dinucleotide (FAD)
- Riboflavin berperan sebagai koenzim dalam produksi energy dari oksidasi
glukosa, asam lemak, dan asam amino. Berperan dalam beta-oksidasi asam
lemak
Defisiensi Riboflavin:
O Stomatitis angularis
O Seborrheic dermatitis
O Cheilosis
O Glossitis (magenta tongue)
Sumber makanan:
O Susu dan makanan sehari-hari
O Jeroan
O Sayur-sayuran hijau
O Telur
O Sereal kaya gandum dan roti
3. NIACIN/VITAMIN B3
26
O Asam nikotinik, dan nikotinamide
O Dapat disintesis dari asam amino triptofan.
Koenzim:
O NADH, NADPH pada karbohidrat, asam lemak, dan
metabolism asam amino
Defisiensi:
O Pellagra 4D (diarrhea, dermatitis, dementia, and death)
O Tremor
O Sore tongue (beef tongue)
O Low blood or urine nicotinamide
O Sumber makanan: Ikan, hati, daging, unggas-unggasan, susu,
telur, gandum, kacang, leagumes.
4. VITAMIN B6
O Membentuk: pyridoxine, pyridoxal, pyridoxamine
O Koenzim dari enzim pyridoxal phosphate (PLP) yang
dibutuhkan pada proses transaminase pada metabolism asam
amino.
Pembentukan neurotransmitter:
Serotonin Norepinephrine
Epinephrine g-amino butyric acid (GABA)
O Pembentukan heme
O Berperan dalam proses transaminase
O Defisiensi:
O Dapat disebabkan oleh karena pemakaian obat-obatan e. g.
antituberculosis drug, isoniazid (INH).
O Anemia
O Impaired cell-mediated immunity
O Defisiensi niacin/B3
O Glossitis, cheilosis, stomatitis
O Seborrheic dermatitis
O Perubahan triptofan menjadi niacin, dibutuhkan enzim PLP
dalam jumlah yang cukup.
Sumber makanan: ayam, hati, ikan, kuning telur, sereal gandum,
kentang, pisang
5. ASAM FOLAT
O Berperan dalam biosintesis dari purine & pyrimidine
O Berperan dalam pembentukan asam amino metionin, histidin, dan
serin
O Pembentukan heme
O Katabolisme dari histidin
Defisiensi:
O Megaloblastic anemia
O Glossitis
O Ganguan gastrointestinal
O General weakness
O Neural tube defects (NTD)
Sumber makanan:
O Asparagus
O Bayam
O Wheat germ
O Ragi
O Legumes
O Kacang
O Hati
O Kidney/jeroan
6. VITAMIN B12
Berperan dalam:
O Sintesis DNA
O Pertumbuhan dan perkembangan sel tubuh
27
O Koenzim perubahan homocystein menjadi methionine
O Metabolisme propionate, asam amino, dan karbon tunggal
(C)
O Berperan dalam Metabolism of homocysteine
O Membantu merubah homosistein menjadi asam amino
metionin
Sumber makanan: hati, jeroan, susu dan makanan sehari-hari,
daging, telur.
7. VITAMIN C
Berperan dalam:
O Pembentukan kolagen
O Antioxidant
O Synthesis of neurotransmitters norepinephrine &
serotonin
O Dibutuhkan dalam sintesis carnitine
O Memfasilitasi absorbs zat Fe (sebagai mineral tubuh)
Defisiensi sariawan
Gejala:
O Gusi berdarah
O Reddish-blue spot (petechiae)
O Kelelahan
O Keram otot
O Sakit dan nyeri pada tulang, sendi, dan otot
O Penurunan nafsu makan/anoreksia
O Nafas pendek
Sumber makanan: buah jeruk, tomat, melon, merica, kol, jambu
biji, strawberi, nanas, kiwi, kentang
Ket: NAD mengandung niacin
FAD mengandung riboflavin
PLP mengandung vitamin B6
*TDP (TPP) & **transketolase mengandung thiamin/Vit B1
28
Mineral
Substansi inorganic, esensial.
Sangat vital dan penting dalam kehidupan, pertumbuhan, dan
reproduksi sel
Harus dikonsumsi dalam jumlah yang seimbang di dalam tubuh
Ash constituents when food is burned
4% berat badan manusia terdiri dari 60 macam mineral.
Ada dalam tubuh dalam bentuk bebas atau berikatan dengan
substansi lainnya.
Klasifikasi:
Macronutrient minerals (major minerals): dibutuhkan di tubuh
dalam jumlah yang cukup banyak.
Micronutrient minerals (trace elements): dibutuhkan dalam jumlah
yang relative sedikit.
Mineral yang esensial bagi tubuh manusia:
Mineral mayor: Calcium (Ca), Phosphorous (P), Potassium (K), Sulfur
(S), Sodium (Na), Chloride (Cl), dan Magnesium (Mg).
Mineral minor (Trace element): Iron (Fe), Zinc (Zn), Copper (Cu),
Iodine (I), Selenium (Se), Manganese (Mn), Chromium (Cr),
Molybdenum (Mo), dan Cobalt (Co).
Fungsi:
1. Komponen yang esensial dalam tubuh
2. Kofaktor dari berbagai reaksi biologis
3. Memfasilitasi absorbsi, pencernaan, dan transportasi makanan
4. Mengatur dan menjaga keseimbangan asam basa (pH)
5. Mengatur dan menhaga keseimbangan air
6. Transmisi dari impuls sarah
7. Mengatur kontraksi otot
Mineral Mayor:
1. Fosfor
Fungsi: memineralisasi tulang dan gigi, membantu pengeluaran energi pada
proses oksidasi dari karbohidrat, lemak, dan protein (adenosine
triphosphate/ATP), merupakan bagian integral dari DNA & RNA (membantu
sintesis DNA dan RNA). Fosfor juga merupakan komponen yang esensial
dalam tubuh: coenzyme thiamin pyrophosphate (TPP).
Sumber makanan: secara umum, sumber makanan protein = sumber
fosfor. Antara lain: daging, unggas-unggasan, ikan, telur, susu dan produk
susu, sereal, kacang-kacangan.
2. Potassium (Kalium) merupakan kation major dalam cairan intraseluler.
Kadar kalium banyak terdapat di dalam sel, berkebalikan dengan Natrium
yang merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler.
Kalium dibutuhkan untuk: pertumbuhan sel, reaksi biokimia, dll yang
meliputi pengeluaran energi dari makanan dan sintesis glikogen dan protein.
Sumber makanan: buah (khususnya PISANG), susu, daging, sereal, sayuran,
dan legumes.
3. Magnesium
Menstabilkan struktur dari ATP pada reaksi ATP-dependent enzyme
Kofaktor untuk > 300 enzim termasuk dalam metabolisme
komponen makanan dan sintesis dari produk metabolic misalnya:
sintesis dari asam lemak dan protein.
Magnesium juga berperan dalam proses fosorilasi glukosa.
Magnesium berguna pada fosforilasi glukosa pada perubahan glukosa
menjadi glukosa 6-phospat.
Magnesium berperan dalam proses relaksasi otot
Sumber makanan: Nuts, Legumes, sereal, sayuran hijau tua, susu, dan tofu.
Trace Element
1. Iron/Fe
Functional Iron: Hemoglobin, Myoglobin, Heme enzymes, dan Nonheme
enzymes.
Nonfunctional Iron:
Fe disimpan dalam hati, limpa, dan sumsum tulang dalam bentuk:
Ferritin, Hemosiderin, dan Transferrin.
Berperan dalam transport oksigen
29
Sebagai kofaktor enzim:
1 Terlibat dalam proses pelepasan energi selama
oksidasi makanan.
1 Konversi atau mengubah b-carotene retinol.
1 Sintesis dari purin, karnitin, kolagen, neurotransmitter
dopamine, serotonin, dan Norepinefrin.
Fe juga berperan dalam pembentukan eritrosit (hemoglobin)
dalam bentuk heme.
Defisiensi: anemia, produktivitas rendah, penurunan fungsi kognitif,
cenderung untuk lebihmudah terkena infeksi, terganggunya kemampuan
regulasi panas tubuh.
Jika ditemukan dalam jumlah berelebihan:
Hemosiderosis (tertimbunnya hemosiderin dalam hati)
Hemochromatosis (tertimbunnya hemosiderin dalam jaringan
lain)
Heme iron
Iron/Fe yang dikombinasikan dengan grup heme
Merupakan derifat dalam jumlah cukup besar pada hemoglobin
dan mioglobin molekul, yang berasal dari sumber makanan:
HEWANI.
Diabsorbsi 25% dari dietary iron.
Nonheme iron
Iron/Fe yang tidak berikatan dengan struktur heme.
Ditemukan predominan pada sumber makanan
NABATI/tumbuhan
Diabsorbsi HANYA 5% dari dietary iron.
Heme iron memiliki bioavailibilitas yang lebih tinggi dari nonheme
iron
Sumber makanan: hati, daging, kuning telur, legumes, sayuran hijau
tua, udang, Oysters.
- Mengkonsumsi susu dan produk susu DIHINDARI untuk penyerapan
iron yang optimal.
2. Zinc/Zn
Fungsi katalitik:
Dibutuhkan untuk fngsi biologis dari > 300 (zinc metalloenzymes)
misalnya: RNA polymerases, alkaline phosphatase, & carbonic
anhydrase.
Berguna untuk pertumbuhan normal, reproduksi, dan sistem imun.
Zn juga berpengaruh pada kemampuan pengecapan oleh lidah.
Kuncup kencap untk nafsu makan.
Zn berperan dalam stabilisasi protein dan struktur dari asama nukleat.
Fungsi structural: pada struktur Zn (Zn fingers).
Zn
2+
dikoordinasikan oleh 4 sisi rantai asam amino. Ikatan dari zinc
Fingers dengan situs ikatan DNA menginisiasi proses
TRANSKRIPSI protein dan ekspresi gen.
Defisiensi: Retardasi/terhambatnya pertumbuhan, perlambatan kematangan
seksual, hipogonadisme dan hipospermia, lesi pad akulit, penundaan
penyembuhan luka, defisiensi imun, dan lemah dalam pengecapan
(hypogeusia).
- Pasien dengan DM tipe 1 dan 2 hyperzincuria (kadar Zn sKURANG
dalam tubuh) akan emakin parah hyperzincuria pada pasien yang mengidap
penyakit DM 1 dan 2 pada tingkat yang parah.
Sumber makanan: Oysters, kerang, ikan, daging, hati, legumes, susu, Wheat
bran.
3. Copper (Cu)
Berperan dalam mitokondria, untuk produksi energi yang
mencakup Cu-containing transport electron protein.
Bagian dari enzim Cu-containing SOD
Menginduksi sintesis melanin dan katekolamin (Epinefrin,
norepinefrin, dan dopamine).
Cu dalam seruloplasmin pengatran dalam oksidasi Fe.
Sintesis dari kolagen dan elastin.
Cu berperan dalam komponen rantai pernapasan di dalam
mitochondria.
Defisiensi: anemia, neutropenia (jumlah neutrofil darah turun), demineralisasi
otot skeletal, depigmentasi dari kulit dan rambut, gagal dalam erythropoiesis
Menkes syndrome (kinky-hair syndrome) HEREDITER (Diturunkan).
30
Gejala Menkes syndrome yang mempengaruhi bayi pertumbuhan
yang lambat, rambut rusak (karena keratinisasi & pigmentasi),
hipotermia, perubahan degeneratif pada aorta elastin dan progressive
mental deterioration.
Sumber makanan: kerang, hati, jeroan, daging, cokelar, kacang, cereal
gandung, Dried legumes, Dried fruits.
- Susu sapi asupan Cu nya rendah (kadar Cu dalam susu rendah).
4. Iodin (I)
- Berperan dalam sintesis dari triiodothyronine (T3) & thyroxine (T4)
- Mengubah T4 T3, yang dikatalisasi oleh Se-containing 5-
deiodinases
- Berperan dalam memetabolisme aktif T3 di dalam jaringan-jaringan
tubuh.
- Hormon tiroid menginduksi sintesis dari enzim dan protein lain untuk
meningktakan aktivitas metabolisme di jaringan.
Hormon tiroid sangat esensial untuk pematangan dari SSP.
Defisiensi: kematian janin atau bayi dan deficit neurologik.
- Defisit neurologik: Kreatinisme retardasi mental,
pendengaran dan kemampuan bicara terganggu, kaku, dan
perawakan pendek.
- Intellectual terganggu low IQ (berhubungan dengan
pembentukan dan pematangan SSP)
Terganggunya sisterm reproduksi
Hypothyroidism
Goiter/gondok pembesaran kelenjar tiroid.
Less energetic & inefficient
Sumber makanan:
- Iodium dalam garam
- Seafoods: clams, lobsters, oysters, sardines & ikan asin.
- Iodin pada susu sapi dan telur di determinasi oleh jumlah iodine
dalam makanan hewani.
- Iodin juga dapat terkandung dalam sayur-sayuran yang tumbuh di
tanah dengan kadar iodium yang cukup atau tinggi. (biasanya pada
pegunungan, kadar iodium tanah sangat sedikit tumbuhan-
tumbuhannya tidak mengandung iodium)
5. Selenium (Se)
Merupaan konstituen dari enzim 5-deiodinases yang mengubah T4
(thyroxine) T3 (triiodothyronine).
T3 merupakan bentuk yang aktif dari hormone tiroid.
Defisiensi:
Keshan disease kardiomiopati pada anak-anak.
Kashin-Beck disease preadolescent atau adolescent osteoarthritis.
Sumber makanan: Kacang Brazil, seafood, jeroan, hati, daging, unggas-
unggasan, grains.
JUMLAH SELENIUM PADA MAKANAN BERGANTUNG PADA
KADAR SELENIUM DALAM AIR DAN TANAH.
6. Mangan (Mn)
Merupakan komponen dari banyak enzim, antara lain:
- Enzim dalam pelepasan energi dalam metabolisme makanan
- Mitochondrial SOD
- Enzymes dalam metabolisme CHO & lipid
Mn dihubungkan dengan:
- Pembentukan dari connective & skeletal tissues
- Growth & reproduction
- Berperan dalam siklus asam sitrat membantu enzim isositrat dehidrogenase.
Bahan makanan: Blueberries, Whole grains, Legumes, Kacang, Tehm dan
Buah-buahan.
7. Chromium (Cr)
- Mempengaruhi kerja insulin dalam mempengaruhi metabolisme CHO,
lipid, & protein.
Defisiensi:
- Resistensi insulin dan beberapa abnormalitas metabolisme lipid.
Sumber makanan: Brewers yeast, Broccoli, kerang, tiram, Oyster, Liver,
Kentang, Whole grains, ayam, dan dedak/bekatul.
31
Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2004
Tabel bisa dilihat di slide terakhir ya.
- Ada beberapa jenis vitamin yang dibentuk oleh tubuh manusia, akan
tetapi hanya sedikit saja macamnya.
- Vitamin ada yang natural dan sintesis, secara kimia tidak jauh berbeda,
karena bioavailibilitasnya sama.
- Megadose vitamin: misalnya vitamin C 1000mg.
Megadose vitamin adalah vitamin yang digunakan dalam dosis besar
karena tujuan tertentu seperti untuk awet muda, tidak keriput, tidak
cepat tua. Biasanya vitamin tersebut dimasukan dengan cara
injeksi/parenteral masuk lewat darah.
- Jika vitamin dikonsumsi lebih dari recommended dose disebut:
megadose vitamin. Biasanya lebih dari 10 kai lipat recommended dose.
Vitamin: ada yang larut lemak dan ada yang larut air.
- Vitamin larut lemak: punya prekursor tertentu, seperti vitamin A yang
prekursornya beta-karoten; sedikit dikeluarkan lewat urin; tidak boleh
dikonsumsi berlebihan, karena dapat menimbulkan efek samping;
contoh: vitamin A, D, E, K.
- Vitamin larut air: banyak dikeluarkan lewat urin; tidak memiliki
prekursor. Contoh: asam folat, niacin, dan kelompok vitamin B.
Vitamin larut air:
1. Tiamin/B1
Asetilkolin: berguna sebagai neurotransmitter untuk kontraksi otot. Ada
beberapa penyakit yang diakibatkan karena kekurangan pembentukan
asetilkolin, seperti pada Myastenia Gravis. Merupakan penyakit autoimun
yang memecah sendiri asetilkolin tubuh. Gejala yang ditimbulkan: kelopak
mata jatuh/ptosis, otot pernafasan tidak baik berkontraksi.
- Tiamin: perperan juga dalam perubahan piruvat menjadi asetil CoA.
Penyakit defisiensi tiamin adalah: beri-beri. Ada bermacam-macam jenis beri-
beri.
Legumes: polong-polongan.
Whole grain: punya kadar tiamin yang tinggi. Biji-bijian yang masih memiliki
kulit ari.
Organ meat: jeroan (kolesterol dan lemak tinggi).
2. Riboflavin/B2
Berperan pada betaoksidasi asam lemak.
Jika defisiensi bisa terjadi sariawan dan luka-luka di bibir. Bahan sumber:
daun hijau, sereal yang diperkaya, susu dan produk susu (low fat). Dengan
meminum susu, mengharapkan intake kalsium dan protein, tidak
mengharapkan lemak. Susu sapi baik diminum untuk anak-anak. Untuk usia
lebih dari 25 tahun, minumlah susu low fat, dan perhatikan asupan lemak.
Susu mengandung laktosa. Terkadang pada orang yang sudah lama berhenti
minum susu, sulit terbentuk enzim laktosa, sehingga laktosa tidak bisa
dicerna--> diare dan laktosa dikeluarkan lewat feses.
Untuk orang yang intolerance lactose seperti ini, diberikan yoghurt sebagai
pengganti susu. Karena pada yoghurt terdapat bakteri-bakteri baik pada proses
pembuatannya, sehingga kadar laktosa berkurang sampai 30 %. Selain itu,
pada orang lactose intolerance harus meminum susu secara perlahan, agar
enzim laktase perlahan terbentuk.
3. Niacin/B3
Susu merupakan sumber makanan yang baik untuk vitamin-vitamin.
4.Vitamin B6: koenzim metabolisme protein.
32
Transaminasi: piridoksal pospat. Untuk pengubahan triptofan menjadi
niacin dibutuhkan enzim PLP.
5. Asam folat amat penting. Terutama untuk kasus yang akhir-akhir ini
banyak terjadi, Neural Tube Defect (NTD), karena terjadi kegagalan
penutupan neural tube pada minggu ke-3 kehamilan. Asam folat
dikonsumsi pada ibu-ibu yang berencana untuk hamil. Jangan saat ibu
hamil, karena sudah telambat mengkonsumsinya.
Asam folat yang diambil dari sayur-sayuran harus dikonsumsi dalam
waktu yang tidak lama dari waktu pembuatan, karena vitamin akan
hilang jika mengkonsumsi setelah waktu masaknya sudah cukup lama.
Hiperhomosistein terjadi karena defisiensi vitamin
B12/cyanocobalamin, banyak terjadi akhir-akhir ini, hubungannya
dengan terjadinya penyakit kardiovaskular. Vitamin B12 hanya terdapat
pada hewan. Sangat berisiko terjadi pada orang yang vegetarian.
6. Vitamin C
Untuk sintesis kolagen. Sintesis neurotransmitter. Carnitin: untuk
metabolisme asam lemak. Orang pada penyakit berat: carnitin sedikit,
metabolisme asam lemak buruk karena butuh vitamin C. Cabbage: kol.
Kolagen dibuat dari sayur dan buah. Kolagen baik untuk kekencangan
kulit.
Mineral
Merupakan substansi inorganik, amat vital dan esensial bagi tubuh.
Malnutrisi: tidak hanya karena makronutrien.
- Walau jumlah sedikit, tapi vitamin penting. Untuk metabolisme
makronutrien. Jumlah mikronutrien harus cukup dan seimbang. Apalagi
orang sakit, butuh mineral sangat banyak.
- 4% BB tubuh: ada 60 mineral. Ada yang bebas, dan ada yang terikat
dengan substansi lain. Mineral ada: makro dan mikro. Mikro elemen
mineral (trace element): dibutuhkan sangat sedikit jumlahnya, tapi
sangat esensial.
Major mineral
Jumlah yang dibutuhkan cukup banyak bagi tubuh. Untuk metabolisme
energi
1. Fosfor: untuk reaksi DNA, RNA. Komponen TPP. Fosfor banyak pada
hewani. Poultry: unggas-unggasan.
Penyakit ginjal: konsumsi proteinnya dibatasi, pilihlah protein-protein yang
esensial yang didalamnya terdapat protein yang hanya bisa didapat dari luar.
Pada penyakit ginjal, ambil protein yang kadar pospornya kecil. Fosfor
banyak pada pisang dan kiwi. Kalium tinggi pada pisang dan kiwi.
Major element ada 3: pospor, kalium, dan magnesium.
Trace Element
1. Iron/Fe: nonfungsional disimpan dalam bentuk: ferritin, transferrin, dan
homosiderin. Pada anemia, kadar iron tinggi, terjadi hemosiderosis, besi
menumpuk dalam hati dan jaringan lain. Pada pembentukan hemoglobin,
dibutuhkan heme yang didapat dari Fe dan globin yang didapatkan dari
protein.
- Siklus TCA: peran Fe ada pada 2 proses.
Gambaran patologi anatomi: ada kecokelatan di dalam sel: hemosiderosis.
- heme iron: animal origin
- non-heme iron: 5%, dari tumbuh-tumbuhan.
Oysters: tiram
- Fe tidak boleh dikonsumsi berbarengan dengan susu: pencernaan dan
penyerapan akan terhambat.
- Taste bud: pada manula: defisiensi Zn umumnya. Pada manula taste budnya
sudah tidak begitu baik, jadi tidak selera makan, terjadilah defisiensi Zn pada
manula. Oleh karena itu, pada manula diberikan rempah-rempahan yang
banyak agar enak. Berikanlah vitamin yang bayak mengandung Zn pada
manula.
Pada pasien DM 1 dan 2, terjadi hiperzincuria (kekurangan Zn). Oleh karena
itu orang Diabet butuh tambahan Zn. Makin parah DM, makin parah
hiperzincuria, dan makin sedikit kadar Zn.
2. Cuprum
Membantu rantai pernapasan pada mitokondria.
Sebagai transport. Defisiensi cuprum: kulit dan rambut mengalami
depigmentasi. Coklat: sebagai antioksidan dan sumber Cu yang baik. Coklat
33
mengandung susu, gula, dan lemak yang tinggi, oleh karena itu
makanlah dark coklat.
Clams: tiram/kerang-kerangan. Tanaman yang ditanam di tanah yang
kaya iodium, akan menghasilkan sayuran yang tinggi kadar iodium juga.
3. Selenium
Konstituen enzim
tergantung air dan tanah: kacang, grain
4. Mangan (Mn)
Membantu pada proses siklus TCA
5. Cromium (Cr): abnormalitas beberapa metabolisme lipid. Untuk
orang DM, mengkonsumsi Cromium untuk mengurangi resistensi
insulin.
Kidney: dari jeroan.
METABOLISME ENERGI
Metabolisme adalah semua perubahan kimia dan energi yang terjadi
di dalam tubuh. Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa ada dua
sudut pandang terhadap kata metabolisme; yaitu:
1.Metabolisme materi/ intermedier
Adalah tinjauan perubahan kuantitas-kualitas biomolekular tubuh
berdasarkan perubahan pelbagai bahan dalam tubuh selama proses
kehidupan:
proses pertumbuhan, menjadi
keadaan seimbang dewasa, menjadi
proses involusi pada usia lanjut
2. Metabolisme (pertukaran) energi
perubahan energi kimia bahan makanan
dikeluarkan sebagai
ENERGI PANAS : istirahat
PANAS + KERJA : otot-otot aktif
HUKUM TERMODINAMIKA I
1. Energi tidak bertambah atau berkurang pada waktu berubah
dari suatu bentuk ke bentuk lain
2. Energi yang masuk = energi yang keluar
Hal ini disebabkan karena energi tidak dapat
diciptakan/dimusnahkan
Kerja internal:
Energi 1.MEMPERTAHANKAN HIDUP
KERJA JANTUNG
RESPIRASI
TRANSPORT AKTIF
PERTUMBUHAN DAN PERGANTIAN SEL
2. KONTRAKSI OTOT
MEMPERTAHANKAN SIKAP TUBUH
MENGGIGIL
Kerja eksternal:
Energi KONTRAKSI OTOT UNTUK MENGGERAKKAN
BENDA/ PERGERAKAN TUBUH KE SUATU
34
TEMPAT
EKUIVALEN ENERGI OKSIGEN
Jumlah kilokalori panas yang diproduksi /liter O2 yang digunakan
untuk oksidasi bahan makanan
Karbohidrat : 5.04 KCAL/L O2
Lemak : 4.68 KCAL/L O2
Protein : 4.5 KCAL/L O2
RQ (RESPIRATORY QUOTIENT)
RQ = VOL.CO2 YG DI PRODUKSI
VOL.O2 YG DI KONSUMSI jaringan/sel/organ per jangka
waktu tertentu
- RQ ditentukan oleh JENIS dan PROPORSI makanan
dioksidasi
- Dari RQ dpt diketahui jenis makanan yg digunakan sbg
sumber energi.
- Pd respirasi aerobik: oksidasi lemak RQ 0.7, oksidasi
protein RQ 0.9, oksidasi KH RQ 1.0
- Bila RQ > 1.0 berarti respirasi anerobik
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi RQ adalah:
1. HIPERVENTILASI (GERAK BADAN)
produksi CO2 RQ
2. HIPOVENTILASI
produksi CO2 RQ
3. METABOLIC ACIDOSIS
produksi CO2 RQ
4. METABOLIC ALKALOSIS
produksi CO2 RQ
5. BIN. HIBERNASI/GLUKONEOGENESIS
Lemak Karbohidrat RQ < 0.7
6. BIN.POTONG YG DIBUAT GEMUK
Karbohidrat Lemak RQ > 1.0
LAJU METABOLISME/METABOLIC RATE
Kecepatan penggunaan energi untuk kerja internal dan eksternal
Energi/satuan waktu (daya)
Kecepatan produksi panas (kkal/jam)
Cara pengukuran metabolisme energi:
Kalorimeter langsung
Pengukuran produksi panas (dengan kalorimeter)
Kalorimeter tidak langsung
Pengukuran konsumsi oksigen
MAKANAN + O2 CO2 + H2O + ENERGI
1. LINGKARAN TERTUTUP
2. LINGKARAN TERBUKA
Tujuan pengukuran:
Keperluan kalori untuk basal/bermacam-macam aktivitas
Diet
Diagnosis
Faktor yang mempengaruhi:
Kerja otot
Asupan makanan yang terakhir
Suhu lingkungan
Tinggi badan, berat badan, lingkar pinggang
Jenis kelamin
Umur
Emosi
Iklim
Suhu tubuh
Kehamilan, laktasi, haid
Kadar tiroid darah
Kadar nor/epinefrin darah
Specific Dynamic Action (SDA)
= Efek Kalorigenik Makanan = Diet-induced Thermogenesis
Adalah kenaikan laju metabolisme setelah makan
Protein : 30%
35
Lemak : 4%
Karbohidrat : 6%
OBESITAS
Kelebihan jumlah lemak dalam jaringan adiposa
Overweight >20% (N)
Asupan kalori yang berlebihan
Untuk pengaturan hormon, sama seperti kuliah yang sebelum-
sebelumnya; ingat untuk mempelajari kerja insulin-glukagon: enzim
apa yang dipengaruhinya, kapan hormon tersebut diaktifkan, dan
bagaimana mekanisme regulasinya.
PENGATURAN SUHU TUBUH
Suhu tubuh dibagi menjadi dua parameter: (1) Suhu kulit/permukaan
yang bersifat poikiloterm; dan (2) Suhu organ dalam/inti yang
bersifat homeoterm. Suhu tubuh dapat diukur di:
Aksila --> kurang menggambarkan suhu inti
Cavum oral 0.6
O
C < rektum
Rektum --> suhu >>
Membran timpani
Faktor yang mempengaruhi:
Vaskularisasi
Lingkungan
Terdapat variasi suhu inti dalam beberapa keadaan, contohnya:
S.TERENDAH : 06.00-07.00
S.TERTINGGI : 17.00-19.00
WANITA: Monthly Rhythm = 0.5
O
C > pada siklus haid
kedua
EXERCISE : suhu 40
O
C
SUHU UDARA PANAS >> : suhu naik
SUHU UDARA DINGIN >>: suhu turun
PERTUKARAN PANAS TUBUH DENGAN LINGKUNGAN
Radiasi
Konveksi dan konduksi
Evaporasi
pasif: insensible water loss = terus-menerus
aktif : berkeringat (simpatis)
Faktor yang mempengaruhi :
Kelembaban udara
Aliran udara
GANGGUAN SUHU TUBUH
Hipertermia
Aktivitas fisik
Patologik (Tiroid, Medula Adrenal, Hipotalamus)
Kelelahan
Heat stroke
36
Demam
Hipotermia
Frostbite
# untuk mekanisme demam dll bisa dilihat di slide; coba pelajari
dengan mengikuti alur pada bagan tersebut
AKLIMATISASI
Adaptasi proses fisiologis terhadap berbagai keadaan
lingkungan yang terjadi secara alamiah aklimatisasi panas/
aklimatisasi dingin
Keuntungan aklimatisasi panas:
- meningkatkan toleransi exercise di lingkungan yang panas
- mengurangi terjadinya /keparahan gejala heat illness
( heat cramps, heat syncope dan heat exhaustion)
- kinerja seseorang dengan beban kardiovaskuler, suhu
dan metabolik
Gejala aklimatisasi terhadap panas:
Kinerja <
Suhu tubuh
Badan lemah dan sakit Keringat >> dan kehilangan NaCl
Adaptasi awal: 1-5 hari
Maksimum: 5-8 hari
Aklimatisasi penuh: dicapai dalam 14 hari
& Ketika aklimatisasi tercapai:
Toleransi kerja
Suhu badan hanya sedikit
Pengeluaran keringat lebih awal; Volume >>
Konsentrasi Na
+
Sekresi aldosteron
Aklimatisasi dingin: kebalikan aklimatisasi panas, ketika sudah
tercapai:
Laju metabolisme
Kemampuan insulasi (Lemak>)
Mampu menahan dingin tanpa menggigil
PEMERIKSAAN LAB KELENJAR TIROID DAN PARATIROID
Suzanna Immanuel
Gambar2 liat di slide ya!!
1. KELENJAR TIROID
Seperti kita tahu Kelenjar tiroid terletak di bawah laring, di permukaan
anterior leher. Apa aja yang dihaslkan oleh kelenjar tiroid? Ada hormon
tiroid yang penting dalam metabolisme, dan ada kalsitonin yang dihasilkan
oleh sel-sel parafolikuler tiroid yang penting dalam mengatur kadar Ca
2+
dalam darah .
Hormon tiroid ada dua: T3/triiodotironin dan T4/tetraiodotironin. T3
sebenarnya adalah T4 yang kehilangan satu ion I di cincin luarnya (lihat
gambar slide 6). Kalo reverse T3, itu adalah T4 yang juga kehilangan satu
ion I, tapi lepasnya itu di rantai dalamnya.
Pengaturan hormon tiroid pokoknya menurut aksis hipotalamus-hipofisis-
tiroid. Hipotalamus mengeluarkan TRH, hipofisis terangsang untuk
mengeluarkan TSH, dan selanjutnya tiroid akan menghasilkan hormonnya.
Pengaturannya melalui umpan balik negative oleh T3 dan T4(mekanismenya
pasti temen2 udah pd paham ya)
Kelenjar tiroid ini fungsinya banyak dan penting sekali, sehingga
dinamakan the heart of metabolism. Meliputi tumbuh kembang-
reproduksi-metabolisme energi-metabolisme protein, karbohidrat, lemak-
sistem KV- otot, otak, dan juga saraf kita.
Abnormalitas tiroid apa aja? Ada 3:
- Simple goitertiroid membesar akibat kekurangan iodine dlm
dietkita tahu iodine dibutuhkan untuk sintesis hormone tiroid.
Nah, kalo iodine kurang, otomatis hormone yang dibikin gak bisa
banyak. Makanya, hormone yang sedikit ini tidak akan mampu
memberikan inhibisi umpan balik ke jalur d atasnya(TSH dan
37
seterusnya). Sehingga, TSH akan terus menerus bekerja,
menjadikan kelenjarnya hiperaktif, dan jadilah dia goiter.
- Hipotiroidismekadar hormone tiroid dlm darah rendah
,disini TSH akan
- Hipertiroidismekadar hormone tiroid dlm darah tinggi, dan
TSH akan
Perlu kita tahu, hipo maupun hipertiroidisme ada yang tipe subklinik.
Jadi, secara klinis pasien belum menunjukkan gejala.
Nah, alat diagnostiknya apa aja?
- Pertama selalu anamnesis dan PF yaa
- Lalu mulai periksa penanda fungsi tiroidnya. Yang paling awal dan
paling sensitive untuk screening itu adalah memeriksa kadar TSH.
Ini juga biayanya cukup murah.
- Setelah cek TSH, lanjut kita cek kadar FT4/free T4 nya
- Bisa juga kita periksa penanda imunnya, misal periksa Tiroglobulin
pda pasien curiga Ca tiroid, periksa Anti-tiroglobulin, periksa anti-
38
TPO(anti-Tiroid peroxidase) pada penyakit hashimoto, dan
periksa TRAb (Tiroid receptor antibody) yang spesifik pd
graves disease
- Selain itu, ada juga pemeriksaan USG, Iodine
Radioaktif/RAI, dan biopsy atau sitologi.
Secara sederhana, pokoknya begitu pasien datang dengan masalah
tiroid, kita ukur TSH nya. Kalo tinggi, curigai pasien hipotiroid.
Kenapa? Karena kan TSH tinggi karena gak diinhibisi oleh hormone
T3 dan T4. Berarti, hormonnya Cuma dikithipotiroid. Nah, lanjut
ke periksa FT4. Kalo rendah ,yaudah bener hipotiroid. Kalo normal,
berarti hipotiroid subklinik. Begitu jg dengan kasus hipertiroid.
Bisa dikatakan TSH ini sangat bergantung pada umpan balik negatif.
Ingat, TSH adalah pemeriksaan fungsi tiroid awal yg paling baik.
a. Hipertiroidisme
Tanda dan gejala : cemas, gelisah, banyak keringat, palpitasi, susah
tidur, kurus, tidak tahan panas, susah menelan, dsb.
Penyebab:paling banyak graves disease apalagi pd wanita. Bisa jg krn
goiter multinodular toksik, atau bisa krn penyakit yg jarang misalnya
tiroiditis, fenomena Job-Basedow/kelebihan I-, atau struma ovarii.
Hasil Pemeriksaan Lab: TSH rendah bahkan kadang tidak
terdeteksi. FT4 atau FT3 tinggi, leucopenia ringan, anemia, alkalin
posfatase , Ca
2+
sedikit , albumin dan kolestrol .
Graves disease Hampir 60-80% tirotoksikosis disebabkan oleh
penyakit ini. Penyakit ini berkaitan dengan genetic yaitu asosiasi
dengan gen HLA-DR3. Penyakit ini bersifat autoimun, yaitu
terbentuk antibody yang menekan reseptor TSH melalui aktivitas
intrinsik. Antibody ini ada bermacam2, tapi yang kebanyakan
ditemukan pada kasus adalah antiboodi TSI/Tiroid Stimulating
Immunoglobulin. TSI inilah yang melawan reseptor TSH sehingga kelenjar
tiroid mengalami stimulus berlebihan dan akhirnya kehilangan daya inhibisi
oleh T3 dan T4. Akibatnya, terjadi peningkatan produksi hormon tiroid.
TSI ini tersusun atas peroksisom dan tiroglobulin dan merupakan antibody
spesifik untuk graves disease. TSI ini juga tidak dipengaruhi oleh umpan
balik negative oleh hormone tiroid, sehingga sekresi dan pertumbuhan
tiroid akan terus berlangsung.
b. hipotiroidisme
Tanda dan gejala: mengantuk, lemas, hilang ingatan, susah konsentrasi,
kulit kering, goiter, depresi, BB naik, tdak tahan dingin,dll
Penyebab: autoimun (pd hashimoto dan atrophic tiroiditis), zat-zat yg
Latrogenik (misal krn iodium radioaktif, tiroidektomi), obat-obat anti
tiroid, iodium berlebih, litium, ataupun krn kekurangan iodium dan krn
penyakit2 inflitratif.
Hasil Pemeriksaan Lab: TSH , FT4, antibody TPO (+), anemia, LDL dan
Kolestrol , hiponatremi. Pd ibu hamil dgn anti TPO (+), rentan mengalami
keguguran dan risiko tiroiditis stlah melahirkan meningkat.
2. KELENJAR PARATIROID
Jumlahnya 4, ukurannya kecil, ada di permukaan posterior dari kelenjar
tiroid yang tadi. Fungsi utamanya adalah mengatur kadar kalsium dalam
tubuh. Hormone yang dihasilkan tentunya adalah Parathyroid
Hormone/PTH. PTH ini akan meningkatkan kadar kalsium di darah dengan
berbagai mekanisme.
Jd, udah tahu ya, kadar kalsium kita tidak hanya diatur oleh kalsitonin,
tapi juga oleh PTH, organ targetnya juga tidak hanya tulang, tapi juga usus
dan ginjal.
39
So, kerja si PTH dan kalsitonin ini berlawanan. PTH akan kerja kalo
kadar kalsium darah rendah, dia akan meningkatkannya dgn cara
mengambil dr tulang(kerja osteoklas), mengambil dr usus lewat
pengaktifan vitamin D, dan mereabsorpsi dr ginjal. sebaliknya,
kalsitonin akan bekerja saat kadar kalsium dlm darah tinggi dgn cara
meningkatkan deposisi kalsium ke tulang. Untuk diagram yg lebih
detail bisa liat di slide ya
Perlu dketahui, sekresi PTH itu bergantung banget sm kadar kalsium
di darah. Selain itu, jg dipengaruhi oleh vitamin D dan Magnesium.
Keadaan Hipermagnesia akan menghambat sekresi PTH. Oia, PTH
juga menghambat reabsorpsi dari Pi, HCO3-, asam amino, Na+, c-
AMP, dan K+
a. Hiperparatiroidisme
Artinya ada hipersekresi hormon tiroid. Bisa diakibatkan oleh
adanya adenoma, hyperplasia, kanker, dll. Kr n hormone yg dihasilkan
banyak bgt, kalsium yg di darah akan jadi tinggi sekali. Efeknya:
gangguan GI, keratopati, urolitiasis, dan fraktur tulang. Karena
reabsorbsi HCO3- akan amat di inhibisi, maka bisa terjadi asidosis
hiperkloremik akibat kurangnya HCO3-.
b. Hipoparatiroidisme
Berkurangnya sekresi hormone tiroid dpt diakibatkan oleh penyakit
autoimun, aplasia, atau karena kelenjar ini tidak sengaja terangkat
saat operasi.
Pseudohipoparatiroidisme: gejala dan tanda sm kayak yg
hipoparatiroidisme, tp PTH nya bisa normal/tinggi. Penyebabnya
adalah kegagalan organ target dalam merespon hormone paratiroid.
Pseudopseudohipoparatiroidisme: kalsium dan posfornya bisa
normal, PTH jg bs normal. Tp ada tanda dan gejala orang hipotiroid.
PATOLOGI ANATOMI ENDOKRIN
HIPOFISIS
Adenoma Fungsional
Adenoma Sel Kortikotrof
ditemukan kecil/besar
tumor ini sel-selnya basofilik atau kromofob
dan apabila diwarnai dengan periodic acid-Schiff (PAS) akan postif
karena adanya karbohidrat pada molekul precursor ACTH
Adenoma kortikotrof ini akan menyebabkan produksi ACTH yang
berlebihan akibatnya terjadi hipersekresi kortisol di adrenal dan
terjadi Cushing Syndrome (hypercortisolism)
Kadng juga dapat terjadi hiperpigmentasi akibat efek stimulatorik
produk molekul precursor ACTH pada melanosit
Adenoma Sel Somatotrof
tumor ini sel-selnya dapat mensekresi hormon pertumbuhan
Mikroskopik : tersusun atas sel-sel bergranula (bisa
asidofilik/kromofob)
dalam pewarnaan imunohistokimia, terlihat adanya hormon
pertumbuhan di dalam sitoplasmanya
Hipersekresi persisten hormon pertumbuhan menstimulasi sekresi
IGF1 oleh hati, inilah yang kemudian menyebabkan timbulnya
manifestasi klinik.
40
Apabila terjadinya pada anak, sebelum epifisisnya menutup,
peningkatan hormon pertumbuhan menyebabkan gigantisme.
Gigantisme ini dicirikan dengan peningkatan ukuran tubuh, yang
disertai dengan tangan dan kaki yang panjang
Tapi, apabila peningkatan hormon pertumbuhan timbul setelah
epifisis menutup, maka akan terjadi akromegali. Pada akromegali,
pertumbuhan yang terlihat jelas adalah yang di tulang-tulang
wajah, kaki dan tangan. Densitas tulang belakang dan pinggul juga
dapat meningkat (hiperostosis). Selain itu, juga terjadi
pembesaran tulang rahang, dan pembesaran wajah bagian bawah.
Kelebihan hormon pertumbuhan juga dikaitkan dengan beberapa
gangguan, seperti disfungsi gonadal, diabetes mellitus,
kelemahan otot yang merata, hipertensi, arthritis, gagal jantung
kongestif, dan osteoporosis.
Prolaktinoma/ adenoma laktotrof
Merupakan tipe adenoma hipofisis yang paling sering terjadi
Ukurannya bervariasi dari mikroadenoma yang kecil hingga besar
secara Mikroskopik tersusun atas sel-sel yang bersifat asidofilik
atau kromofob
Dapat ditemukan prolaktin, dalam granul-granul, pada sitoplasma
sel apabila dilihat secara imunohistokimia
Protein yang disekresi oleh tumor ini efisiensinya tinggi
(maksudnya biarpun mikroadenoma itu hanya mensekresi sedikit
prolaktin, sudah cukup untuk membuat hiperprolaktinemia), dan
konsentrasi serum prolaktin itu meningkat seiring bertambah besarnya
ukran adenoma
Peningkatan serum prolaktin atau prolaktinemia, dapat menyebabkan
amennorhea, galactorrhea, kehilangan libido, infertilitas. Biasanya
diagnosis adenoma ini lebih cepat pada perempuan, terutama yang
berumur 20-40 tahun, karena gangguan pada menstruasinya.
Sebaliknya, pada pria dan wanita yang tua, efek hormonal yang terjadi
kurang nyata
Adenoma Non-Fungsional
Adenoma Sel Null
tidak memiliki produk hormon yang dapat dideteksi
selnya bisa kromofob atau sel bergranula dengan sitoplasma eosinofilik
sitoplasma bergranula pada tumor ini bukan karena ia punya produk
hormon, tetapi karena tumor ini memiliki banyak mitokondria
Pasien dating dengan keluhan akibat efek massa
Lesinya juga dapat mendesak jaringan hipofisis anterior lain yang
masih sehat sehingga menyebabkan hipopituitarism
Adenoma Campuran
Adenoma hipofisis juga dapat menghasilkan lebih dari satu hormon
Misalnya adenoma sel somatotrof yang biasanya mengandung prolaktin
41
Atau, pada keadaan lain, memang terdapat lebih dari satu jenis
populasi sel pada adenoma itu, atau memang ada suatu sel yang
dapat mensintesis lebih dari satu hormon
Karsinoma Hipofisis
Sangat jarang ditemukan, dan Kebanyakan tidak fungsional
Pada saat didiagnosis dapat menunjukkan adanya metastasis ke
limfonodus, tulang, hati, atau tempat lainnya
Hipopituitarisme menunjukkan adanya penurunan sekresi hormon
hipofisis, yang dapat disebabkan adanya kelainan di hipotalamus atau
di hipofisis. Kebanyakan kasus hipofungsi ini disebabkan oleh suatu
proses destruktif yang secara langsung melibatkan hipofisis
anterior, seperti tumor, nekrosis iskemik hipofisis, sindrom sella
kosong, dan sebab-sebab lainnya.
Kelainan pada hipofisis dapat dibagi menjadi :
- kelainan dalam kelenjar misalnya akibat ablasi, adenoma,
nekrosis, dan sindrom sella kosongyang dapat mengenai
satu, dua, atau lebih hormon tropik
- kelainan pada tangkai misalnya akibat penekanan tumor pada
kraniofaringioma, meningioma, dan glioma
dan kelainan pada hipotalamus yang lebih jarang terjadi, misalnya
akibat tumor di hipotalamus
Nekrosis Iskemik hipofisis dan Sindrom Sheehan
iskemik nekrosis pada hipofisis anterior merupakan sebab
insufisiensi hipofisis
Sebenarnya, hipofisis anterior itu dapat mentoleransi iskemi
cukup baik, kehilangan hingga setengah parenkimnya pun tidak
menimbulkan manifestasi klinik. Tapi, apabila kerusakan mencapai 75%
atau lebih, akan terjadi hipopituitarisme.
Sindrom Sheehan atau nekrosis hipofisis anterior post-partum
merupakan bentuk yang paling umum dari nekrosis iskemik yang
signifikan secara klinis
Selama kehamilan, hipofisis anterior itu membesar hingga dua kali
lipat. Ekspansi fisiologis kelenjar ini tidak diikuti dengan peningkatan
supali darah dari sistem vena yang bertekanan rendah, dan dari sinilah
terjadi anoksia hipofisis. Akibatnya, infark yang tiba-tiba lobus
anterior dapat mendorong terjadinya perdarahan atau shock.
kausa yang lain sickle cell anemia dan sindroma vaskulitis (dimana
terjadi nekrosis, dan perdarahan sehingga cairan masuk ke cairan
serebrospinal dan menyebabkan panas dan kejang, apopleksi hipofisis)
o apopleksi hipofisis merupakan suatu perdarahan yang tiba-tiba
pada kelenjar hipofisis dan presentasi klinik yang terjadi adalah
sakit kepala yang onsetnya mendadak, diplopia akibat tekanan
pada nervus okulomotor, dan hipopituitarisme
Empty sella syndrome
jarang terjadi
merupakan suatu kondisi yang dapat merusak sebagian atau smeua
kelenjar hipofisis, misalnya akibat ablasi hipofisis karena radiasi atau
pembedahan, nekrosis, radang, infark fibrosis, atau herniasi
arachnoid, yang membuat sella kosong
Sindrom sella kosong ini menunjukkan adanya sella tursica yang kosong
dan membesar yang tidak mengandung jaringan hipofisis
Gejala bervariasi :
o jika terjadi pada anak hambatan pertumbuhan
42
o pada dewasa, gejala mirip hipogonadisme tidak ada
rambut aksila dan pubis, atrofi genital dan payudara,
amenorrhea, hipotiroidisme, dan hipoadrenalisme
Kelenjar Tiroid
= selnya memebentuk susunan folikel, hasilkan hormon tiroid
= ada juga sel parafolikuler, Sel C, yang menghasilkan hormon
kalsitonin yang bersama PTH (dr kel paratiroid)berperan
dalam menjaga kadar kalsium dalam darah
Dalam masalah-masalah kel tiroid, ada beberapa penyebab pasien
datang ke dokter :
1. pembesaran kelenjar
struma adenomatosa, adenoma, tiroiditis
2. hipertiroidisme
struma toksik, adenoma toksik, penyakit Graves
3. Hipotiroidisme
kekurangan hormon iodium yang endemik, sporadik, radang,
autoimun
Penyakit Graves
= penyebab tersering hiperparatiroidisme endogen
= dicirikan gg. adanya trias manifestasi
hipertiroidisme
optalmopati infiltratif disebabkan karena
dermopati infiltratif endapan mukopolisakarida
hidrofilik
= optalmopati pada penyakit Graves disebabkan oleh kombinasi
infiltasi leukosit, pengendapan mukopolisakarida, dan
adipogenesis di jaringan ikat orbita sehingga terjadi
eksoptalmus
= dermopati, kadang disebut miksedema pretibia,
bermenifestasi sebagai edema di bagian dorsal kaki disertai
infiltrasi limfosit pada dermis dan subkutis
= seringnya pada dekade 3-4
= lebih sering tjd pada wanita, dg perbandingan 5-7 : 1
= penyakit autoimun, sehingga dlm serumnya itu ada autoantibody
thdp. reseptor TSH(yg paling utama), peroksisom tiroid, dan
tiroglobulin
= ditemukan : HLA Dr3 (+), TGI +(TGI = thyroid growth stimulating
immunoglobulin, antibody, yang menyebabkan proliferasi epitel
folikel tiroid), TSI +(TSI = thyroid-stimulating immunoglobulin,
suatu antibody yang akan mengikat reseptor TSH merangsang
jalur adenilat siklase/cAMP peningkatan h. tiroid)
= kelenjar tiroidnya membesar difus, simetris, warna merah-coklat
mengandung banyak folikel dengan sedikit koloid (krn koloidnya
diambil secara aktif oleh sel folikuler)
= sel epitelnya berbentuk torak, betumpuk (krn ada hiperplasia), dan
menonjol ke arah lumen
= juga dapat ditemukan sebukan limfosit
= temuan laboratorium : T3+T4 tinggi, penyerapan yodium radioaktif
tinggi, TSH rendah
Krisis tiroid
tirotoksikosis mendadak dan berat
penyebabnya:
o tiroidektomi subtotal
o infeksi
o trauma
o stress
ada peningkatan kadar T3 dan T4
20% fatal
Miksedema
terjadi pada dewasa
penderitanya : lesu, tidak tahan dingin, bicaranya lambat, ada edema di
sekitar mata. kulit: dingin, kasar, dan pucat. karena pergerakan usus
43
lambat konstipasi perutnya menjadi buncit. Jantung
membesar, tetapi denyutnya menurun
temuan laboratorium : T3+T4 rendah, penyerapan yodium
radioaktif rendah, TSH tinggi
Tiroiditis
peradangan kelenjar tiroid
diklasifikasikan berdasarkan kecepatan onset (akut, subakut,
kronik), dan respons peradangan yang predominan
(polimorfonukleus, limfositik, atau adenomatosa)
Tiroiditis Kronik
- 10-20%
- ada infiltrasi limfosit yang local/difus
- ada fibrosis, centrum negatif
- terjadi tirotoksikosis akibat pelepasan h. tiroid yang tinggi
lama-lama jadi hipotiroid
- bisa sembuh tanpa cacat
Tiroiditis limfositik kronik/ tiroiditisHashimoto
- penyebab tersering hipotiroid
- merupakan penyakit peradangan autoimun pada tiroid
- normal ----tirotoksikosis----hipotiroid
- macros: tiroid membesar, simetris, keras dan elastis
- micros: infiltasi luas parenkim oelh infiltrate peradangan
limfosit, juga ada sentrum germinativum, folikel tiroid
atrofik
Tiroiditis Granulomatosa Subakut (Tiroiditis de Quervain)
- lebih jarang dari Hashimoto
- sering didahului oleh infeksi virus, seperti gondongan,
influenza
- secara macros: tiroid membesar hingga 3x awal, asimetrik, ada
fibrosis
Tiroiditis (Struma) Riedel
- ditandai dengan adanya fibrosis ke luar simpai/kapsul tiroid
sehingga terjadi perlengketan dengan jaringan sekitar terjadi
gangguan napas, menelan
Struma Non Toksik
- non toksik berarti pada struma ini kadar tiroid dalam batas normal
- ada yang endemic dan ada juga yang sporadic
- Struma non toksik Endemik
o biasanya terjadi di daerah pegunungan yang kadar
iodiumnya rendah/ goitrogennya tinggi (goitrogen itu zat-
zat yang dapat menekan sintesis hormon tiroid)
o karena iodium kurang sintesis hormon menurun - TSH
akan meningkat, sel epitel folikel mengalami hyperplasia
sehingga kadar tiroid tetap normal (eutiroid)
- struma non toksik sporadic
- - lebih jarang terjadi
- merupakan kelainan herediter, yang menyebabkan kebutuhan
iodium lebih tinggi dibanding orang kebanyakan
Adenoma Folikuler
- tunggal, bersimpai, folikel-folikelnya uniform
- jenisnya: makrofolikuler, mikrofolikuler, fetal, dan embrional
- macros : bulat, berkapsul lengkap, terdapat degenerasi kistik
- micros : folikle tiroid jelas dan ukurannya sama besar
- diagnosis bandingnya dengan karsinoma folikuler yang
berdifrensiasi baik dan dengan nodul adenomatosa
Nodul adenomatosa
- besarnya bervariasi
44
- berat : 50- 800 gr
- makros : ada perdarahan, fibrosis, dan kalsifikasi
- micros: ada danau koloid, ada perdarahan, kalsifikasi,
fibrosis, serta infiltrasi limfosit
Karsinoma Tiroid
karsinoma papiler
- frekuensinya tinggi, 60-70%
- bentuknya :
o bentuk papiler : ditandai dengan adanya tangkai
fibrovaskular, badan psamoma
o bentuk ground glass
o bentuk papiler folikuler
- lokasi metastasis : KGB, leher, tulang
karsinoma folikuler
- lebih jarang dari yang papiler, hanya 30% frekuensinya,
berkaspsul
- hematogen
Karsinoma anaplastik
- berasal dari jenis papiler/folikuler
- pada yang lanjut usia, >50
th
- membesarnya cepat, gejalanya adalah gangguan pada suara
menjadi parau, atau gangguan napas
- prognosisnya buruk---meninggal beberapa bulan setelah
terdiagnosis
ca meduler
- dari sel parafolikuler
- dapat memproduksi hormon kalsitonin
Multiple Endocrine Neoplasia (MEN) Syndrome
- MEN 1 ---Wermer syndrome
- MEN II(IIA) ---Sipple Syndrome
o syndrome ca meduler tiroid
o kalsium darah rendah + hipertensi
- MEN III (IIB)
o terdiri atas : feokromositoma, karsinoma meduler tiroid,
GI neuromatosis, habitus marfanoid
Kelenjar Adrenal
Korteks:
Hipoadrenalisme
- dapat disebabkan oleh kerusakan korteks yang luas dari kedua
kelenjar atau karena insufisiensi ACTH
- Gambaran Klinik : hipotensi, pigmentasi kulit dan mukosa, gangguan
GI
- manifestasi :
o penyakit Addison
o steroid adrenal atrophy
o hipokortikalisme pada bayi dan neonates
o perdarahan adrenal
Hiperadrenalisme
- ada tiga jenis kelainan klinik yang penting
o sindrom adrenogenital----berkaitan dengan hiper
androgen adrenal
cirri tergantung umur dan sex
o sindrom cushing---hipersekresi kortisol----disebabkan
oleh hiperplasi/ adenoma
cirri-ciri:
obesitas pada batang tubuh, lengannya kurus
muka bulat
hipertensi
metabolisme glukosa yang abnormal
o sindrom conn----hipersekresi aldosteron (ingat kerja
aldosteron itu meretensi Na dan meningkatkan eksresi K)
.sindrom Conn ini seringnya disebabkan adenoma
gejala :
45
hipokalemia
hipernatremi
hipertensi
Medulla
- kelainan terpenting pada medulla adalah neoplasma
- neoplasma yang penting:
o feokromositoma
dari sel feokromosit / sel kromafin
biasanya jinak
mengeluarkan katekolamin---biasanya noradrenalin
dalam jumlah besar
gejala : hipertensi paroksismal/ menetap
sakit kepala, berkeringat, pucat, takikardi,
hipotensi postural, BMR tinggi, glikosuria, gelisah
o Neuroblastoma
o berasal dari neuroblast
o tumor yang sangat ganas
o seringnya pada anak-anak
o lebih sering pada laki-laki
o prognosis akan lebih baik kalau kelainan ini
ditemukan sebelum usia 2 tahun
o dapat bermetastasis---terutama ke tulang, hati
atau ke2 nya
Kelenjar Paratiroid
disekresi apabila kadar Ca dalam darah menurun
Hiperparatiroidisme Primer
- maksudnya primer, berarti terjadinya spontan, autonom
- merupakan salah satu penyebab hiperkalsemia
- penyebab terseringnya adalah adenoma, baik yang tunggal maupun
ganda, diikuti dengan hyperplasia primer kelenjar,yang paling jarang
disebabkan oleh karsinoma
- adenoma
o soliter, berwarna kuning-coklat
o monomorfik , bs sel chief atau sel oksifil
o berkapsul
- hiperplasi
o focus multiple
o bisa mengenai sel Chief/sel clear atau sel oksifil
o tidak ada simpai
- karsinoma
o invasi local
- manifestasi hiperparatiroidisme primer:
- ginjal terbentuk batu ginjal
o akibat hiperkalsemia ---pemebntukan batu ginjal---pielonefritis
kronik
- kelainan tulang
o resorbsi subperiostal, dekalsifikasi tengkorak, tulang mudah
fraktur
- tumor sel datia
- endapan kalsium di pembuluh darah, limbus kornea
- ulkus peptikum, poliuria, haus, anoreksia, serta gejala-gejala psikosis
Hiperparatiroidisme sekunder
- merupakan fenomena sekunder akibat adanya penyakit/ kelainan
yang menyebabkan penurunan kadar Ca serum sehingga
merangsang peningkatan aktivitas kelenjar paratiroid sebagai aksi
kompensatorik
OBAT TIROID
46
T4/tiroksin, T3, dan reverse T3 (rT3) adalah isomer alamiah yang
bersifat levo (L). Isomer dekstro (D) sintetik hanya memiliki 4%
aktivitas biologis isomer L.
Farmakokinetik:
Tiroksin diabsorpsi paling baik pada duodenum dan ileum, absorpsinya
dimodifikasi oleh factor intraluminal seperti makanan, obat-obatan
(penginduksi enzim mikrosomal seperti rifampin, fenobarbital,
karbamazepin, fenitoin, imatinib, inhibitor protease meningkatkan
metabolism T4 an T3), dan flora usus. Absorpsinya juga dapat sangat
buruk pada individu myxedema dengan ileus sehingga perlu diberikan
hormon dengan rute intravena.
Pasien hipertiroid memiliki klirens metabolic T4 dan T3 yang
meningkat dan waktu paruh yang menurun, hal sebaliknya terjadi
pada pasien hipotiroid.
Mekanisme Aksi:
T3 dan T4 masukke dalam sel dengan transport aktif. Di dalam sel,
T4 dikonversi menjadi T3 oleh 5-deiodinase, yang kemudian
memasuki nucleus. Reseptor T3 memiliki 2 bentuk, yakni alfa dan
beta. Konsentrasi keduanya yang berbeda pada berbagai jaringan
tubuh memberikan efek yang berbeda pula. Efeknya pada proses
metabolic dimediasi oleh aktivasi reseptor nucleus yang
menyeybabkan peningkatan pembentukan RNA, lalu sintesis protein,
misalnya Na+/K+-ATPase. Oleh karena itu, aksi tiroid baru terlihat
setelah beberapa jam atau hari.
Berdasarkan jumlah reseptornya, berbagai jaringan dikelompokkan
menjadi:
Hormone-responsive tissue (banyak): hipofisis, hati, ginjal,
jantung, otot skelet,paru, dan usus
Hormone-unresponsive tissue (sedikit): limpa, testis
Intermediate number of receptor: otaktak berespon anabolik
terhadap T3
Afinitas situs reseptor untuk T4 10 kali lebih kecil daripada untuk
T3.
Jumlah reseptor inti sel dapat diubah untuk mempertahankan
homeostasis,misalnya kelaparan mengurangi hormone T3 yang bersirkulasi
dan reseptor T3.
Efek Hormon Tiroid:
Hormone tiroid berperan dalam pertumbuhan, perkembangan, fungsi, dan
perawatan semua jaringan tubuh optimal.
Hormon ini penting untuk jaringan saraf, otot rangka, dan reproduktif
untuk:
sintesis protein,
potensiasi sekresi dan aksi hormone pertumbuhan.
Kekurangan tiroid pada awal masa kehidupan menyebabkan retardasi
mental ireveribel dan dwarfisme (gejala tipikal kretinisme kongenital)
Efek pada pertumbuhan dan kalorigenesis disertai dengan pengaruh
besarnya pada metabolism obat, karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin.
Kecepatan sekresi dan degradasi hormone lainnya termasuk katekolamin,
kortisol, estrogen, testosterone, dan insulin dipengaruhi oleh status
tiroid.
Sediaan Tiroid:
Hormon tiroid tidak efektif dan dapat berbahaya pada tatalaksana
obesitas, perdarahan vagina abnormal, atau depresi jika kadar hormon
normal.
Berasal dari hewan (dessicated thyroid)antigenik, instabil,
konsentrasi hormon yang variable, kesulitan pemantauan walaupun
murah.
Sintetis
o Levotiroksin (T4)
Merupakan sediaan pilihan bagi terapi pengganti dan supresi tiroid
karena stabilitasnya, uniformitas isinya, harga murahnya, tak
mengandung protein asingn alergenik, kemudahan pengukuran
laboratorium kadar serum, waktu paruh panjang (7 hari, sehingga
cukup diberikan 1 kali sehari). Levotiroksin diubah menjadi T3 di
dalam sel sehingga T3 dan T4 dapat ada dalam tubuh.
o Liotironin (T3)
47
Bersifat 3-4 kali lebih poten, tetapi tidak dianjurkan untuk
terapi pengganti rutin karena waktu paruhnya yang lebih
pendek (24 jam, perlu dosis harian multiple), lebih mahal, dan
kesulitan memantau kecukupan terapi dengan uji laboratoium
konvensional. Karena aktivitasnya yang lebih besar, risiko
kardiotoksisitasnya juga lebih besar (tidak cocok untuk pasien
dengan penyakit jantung). Obat ini paling baik digunakan untuk
supresi TSH jangka pendek.
o Liotrixlebih mahal
AGEN ANTITIROID
Pengurangan aktivitas tiroid dan efek hormon dapat dicapai dengan
intervensi pada produksi hormon, modifikasi respon jaringan
terhadap hormon, atau dengan destruksi kelenjar (operasi atau
radiasi). Goitrogen adalah agen yang mensupresi sekresi T3 dan T4
menjadi subnormal sehingga meningkatkan TSH yang kemudian
mengakibatkan pembesaran kelenjar (goiter). Agen antitiroid yang
digunakan secara klinis adalah thioamides, iodide, dan iodine
radioaktif.
Thioamide
Merupakan obat utama untuk tirotoksikosis, mencakup methimazole,
propylthiouracil, dan carbimazole (diubah menjadi methimazole in
vivo). Methimazole 10 kali lebih poten daripada propylthiouracil.
Aktivitas antitiroid diperankan oleh gugus thiocarbamide.
Farmakokinetik:
Waktu paruh plasma yang pendek (1.5 jam untuk proylthiouracil dan
6 jam untuk methicazole) hanya sedikit pengaruhnya pada durasi aksi
obat karena akumulasinya pada kelenjar tiroid. Untuk
hipertiroidisme ringan sampai sedang, propylthiouracil dapat
diberikan setiap 6-8 jam, sedangkan methimazole sekali sehari.
Kedua jenis thioamide tersebut dapat menembus sawar darah-
plasenta sehingga dapat menyebabkan hipotiroidisme fetalis. Akan
tetapi propylthiouracil lebih disukai penggunaannya pada kehamilan karena
lebih terikat pada protein plasma. Selain itu, methimazole (walaupun
jarang) berhubungan dengan malformasi congenital.
Kedua jenis obat itu juga sedikit disekresi pada ASI sehingga dianggap
aman untuk bayi menyusui.
Farmakodinamik:
Mencegah sintesis hormon dengan menghambat reaksi yang dikatalisasi
oleh peroksidase tiroid sehingga menghambat organifikasi iodine.
Menghambat kopling iodotirosin
Propylthiouracil dan methimazole (dengan efek jauh lebih kecil)
menghambat deiodinasi perifer T3 dan T4.
Karena pengaruh obat terutama pada sintesisny, mula kerja obat
tergolong lambat, membutuhkan waktu 3-4 minggu sebelum persediaan T 4
habis.
Toksisitas: adverse reaction muncul pada 3-12% pasien
Maculopapular pruritic rash, terkadang disertai demam (paling sering
terjadi)
Nausea, gastrointestinal distress (kebanyakan reaksi terjadi awal)
Perubahan indra pengecap dan penciuman (methimazole)
Jarang terjadi: urticarial rash, vasculitis, lupus-like reaction,
limfadenopati, hipoprotrombinemia, dermatitis eksfoliativa,
poliserositis, dan artralgia akut.
Hepatitis (lebih sering pada propylthiouracil)dapat fatal
Cholestatic jaundice (lebih sering pada methimazole)dapat fatal
Peningkatan kadar transaminase asimtomatik
Agranulositosis (jarang terjadi, tetapi paling berbahaya, risiko
bertambah pada pasien kanjut usia, mengkonsumsi methimazole dosis
tinggi). Agranulositosis bersifat reversible, tetapi perlu terapi
antibiotic spectrum luas bila terjadi komplikasi infeksi. Pemulihan
agranulositosis dapat dipercepat oleh colony stimulating factor (G-CSF)
Reaksi hipersensitivitas silang antara propylthiouracil dan methimazole
terdapat pada 50% kasus sehingga tidak dianjurkan drug-switching di
antara keduanya.
48
Inhibitor-Inhibitor Anion
Anion monovalen seperti perklorat (ClO4
-
), pertechnetate (TcO4
-
),
dan thiocynate (SCN
-
) berfungsi dengan:
Menghambat ambilan iodide oelh kelenjar melalui inhibisi
kompetitif dengan mekanisme transpor iodide. Karena efek itu
dapat dihilangkan dengan iodide dosis besar, efektivitasnya tidak
dapat diprediksi.
Penggunaan klinis utama untuk potassium perklorat adalah
menghambat reuptake tiroid iodide pada pasien dengan
hipertiroidisme yang diinduksi iodide (misalnya, amiodarone-
induced hyperthyroid). Namun, potasium perklorat jarang
digunakan karena berhubungan degnan anemia aplastik.
Iodida
Sekarang jarang digunakan sebagai terapi tunggal
Farmakodinamik:
Menghambat organifikasi
Menghambat pelepasan hormon dengan inhibisi proteolisis
tiroglobulin
Mengurangi ukuran dan vaskularitas kelenjar yang hiperplastik
(berguna untuk perbaikan hyperplasia kelenjar sebelum operasi)
Pada individu rentan, iodide dapat mengiduksi hipertiroidisme
(jodbasedow phenomenon) atau mengakibatkan hipotiroidisme.
Perbaikan gejala tirotoksik terjadi cepat dalam 2-7 jam sehingga
berguna untuk thyroid storm.
Penggunaan Klinis:
Kerugian penggunaan iodide yakni peningkatan persediaan
intraglandular iodine sehingga menunda mula kerja terapi
thioamide/mencegah penggunaan terapi iodine radioaktif selama
beberapa minggu. Jadi, iodide sebaiknya dimulai setelah terapi
thioamid dimulai dan sebaiknya dihindari jika terapi dengan iodine
radioaktif akan dilaksanakan..
Iodide sebaiknya tidak digunakan secara tunggal karena kelenjar akan
terhindar dari hambatan iodide dalam 2-8 minggu, dan
pemberhentiannya dapat mengakibatkan eksaserbasi berat
tirotoksikosis pada kelenjar yang telah kaya dengan iodine.
Penggunaan kronis iodide pada kehamilan sebaiknay dihindarai karena
dapat menembus sawar darah plasenta dan menyebabkan goiter fetalis.
Pada darurat radiasi, efek penghambatan tiroid potasium iodide dapat
melindungi kelenjar dari cedera lanjut jika diadministrasikan sebelum
pajanan radiasi.
Toksisitas:
Adverse reaction terhadap iodine (iodism, misalnya acneiform rash,
pembengkakan kelenjar saliva, ulkus membrane mucus, konjungitivtis,
rinore, demam obat, metallic taste, bleeding disorder, dan reaksi
anafilaktoid) jarang terjadi dan reversible pada pemberhentian.
Iodinated Contrast Media
Untuk hipertiroidisme, secara oral digunakan diatrizoate, secara oral
atau intravena digunakan iohexol:
Secara cepat menghambat konversi T4 menjadi T3 pada hati, ginjal,
hipofisis, dan otakperbaikan dramatis pada parameter objektif dan
subjektif (penurunan heart rate setelah 3 hari dengan kadar T3
normal)
Inhibisi pelepasan hormon karena iodine yang dilepaskan
memperpanjang efek penekanan T4 dan T3.
Untungnya, agen tersebut secara relative tidak toksik sehingga dapat
digunakan sebagai terapi adjuvant pada thyroid storm dan dapat
menjadi alternative ketika iodide atau thioamide dikontraindikasikan.
Selain itu, agen itu tidak mengakibatkan retensi I seberat iodide
walaupun mengandung banyak iodine.
Toksisitasnya serupa dengan iodide, keamanannya dalam kehamilan
belum diketahui.
Iodine Radioaktif
49
131
I adalah satu-satunya isotop yang diadministrasikan secara oral
dalam larutan sebagai sodium yang digunakan untuk pengobatan
tirotoksikosis. I cepat diabsorpsi, dikonsentrasikan dalam tiroid,
dan diinkorporasikan dalam folikel penyimpan.
Dalam beberapa minggu setelah administrasi, destruksi parenkim
tiroid berupa pembengkakan dan nekrosis epitel, disrupsi folikular,
edema, dan infiltrasi leukosit.
Keuntungan penggunaan iodine radioaktif yakni mudahnya cara
administrasi, efektivitas, harganya yang murah, dan tidak
timbulnya nyeri pada pengobatan. Kerusakan gen akibat radiasi,
leukemia, dan neoplasia belum pernah didokumentasikan dalam
lebih dari 50 tahun penggunaannya. Agen ini sebaiknya tidak
diberikan kepada wanita hamil dan menyusui karena dapat
menembus sawar darah-plasenta dan diekskresikan dalam ASI.
Adrenoreceptor Blocking Agent
Banyak manifestasi hiperaktivitas tiroid mirip overaktivitas
system saraf simpatis (terutama pada system kardiovaskular)
walaupun kadar katekolamin tidakmeningat. Penjelasan yang
mungkin yakni terkait dengan peningkatan jumlah reseptor beta
atau amplifikasi sinyal reseptor beta yang meningkat. B-bloker
(metoprolol, propanolol, atenolol) tanpa aktivitas simpatomimetik
intrinsic efektif sebagai terapi adjuvant pada tatalaksana
tirotoksikosis karena gejala yang mirip dengan stimulasi simpatis.
Propanolol paling banyak digunakan untuk perbaikan gejala
hipertiroid tetapi tidak mengubah kadar hormon tiroid.
FARMAKOLOGI KLINIS OBAT TIROID DAN ANTITIROID
HIPOTIROIDISME
Kecuali pada kasus yang diinduksi oleh obat, strategi umum adalah terapi
pengganti, selama ini yang paling memuaskan adalah dengan levotiroksin.
Bayi dan anak-anak membutuhkan lebih banyak T4 per kg berat
badannya, sedangkan orang usia lanjut (>65 tahun) membutuhkan lebih
sedikit.absorpsi dapat bervariasi sehingga dosis dapat bervariasi pada
berbagai pasien. Karena interaksinya dengan makanan (bran, soy,dll) dan
obat tertentu mengurangi absorpsinya, obat dianjurkan dikonsusi pada
perut kosong (setengan jam sebelum makan atau satu jam setelah
makan) sekali sehari.
Anak-anak perlu dipantau pertumbuhan dan perkembangan normalnya.
Pada hipotiroidisme jangka panjang, pasien usia lanjut, dan pada pasien
dengan usia lanjut, pengobatan dianjurkan untuk dimulai dengan dosis
yang dikurangi. Pada pasien yang lebih muda atau dengan penyakit yang
sangat ringan, terapi pengganti penuh dapat dimulai secepatnya.
Keadaan Khusus: Myxedema dan Coronary Artery Disease (CAD)
Karena miksedema sering terjadi pada dewasa, seringkali berhubungan
dengan CAD di mana jantung sebenarnya terlindungi dari peningkatan
kebutuhan energy yang dapat mengakibatkan angina pectoris dan infark
miokardium. Jadi koreksi miksedema harus dilakukan dengan hati-hati,
lebih baik lagi apabila keadaan CAD diperbaiki terlebih dahulu.
Keadaan Khusus: Koma Myxedema
Tatalaksana koma mikedema merupakan suatu kegawatdaruratan.
Penyakit yangn berhubungan seperti infeksi atau gagal jantung harus
diterapi degan sesuai, penting untuk emberikan semua obat secara
intravena karena pasien tidak dapat mengabsorpsi obat dengan baik dari
rute lain. Pasien yang berada dalam status akhir hipotiroidisme yang tak
diobati ini memiliki pool besar situs pengikatan T3 dan T4 yang harus
diisi diduduki sebelum didapatkan tiroksin bebas yang dapat
mempengaruhi metabolism jaringan. Jadi, harus diberikan loading dose
levotiroksin secara intravena (300-400 mcg awalnya), diikuti dengan 50-
100 mcg per hari.
Keadaan Khusus: Hipotiroidisme dan Kehamilan
50
Wanita hipotiroid seringkali mengalami siklus nanovulatori sehingga
infertile sampai pemulihan status eutiroidnya. Wanita hamil
hipotiroid perlu mengkonsumsi dosis tiroksin harian yang cukup
karena perkembangan otak janin bergantung pada tiroksin
maternal. Peningkatan dosis tiroksin diperlukan untuk menormalkan
kadar TSH serum selama kehamilan karena peningkatan kadar TBG
maternal.
Keadaan Khusus: Hipotiroidisme Subklinis
Didefinisikan sebagai peningkatan kadar TSH dan kadar hormon
tiroid yang normal. Keadaaan tersebut ditemukan pada 4-10%
populasi, tetapi meningkat 20% pada wanita lebih tua dari usia 50
tahun. Terapi hormon tiroid sebaiknya dipertimbangkan pada
pasien dengan kadar TSH>10mU/L,sedangkan pasien dengan
peningkatan TSH yang lebih rendah hanyalah diperlukan
pemantauan TSH.
Keadaan Khusus: Hipotiroidisme yang Diinduksi Obat
Terapi levotiroksin sebaiknya diberikan jika agen penginduksi tidak
mungkin diberhentikan penggunaannya. Pada kasus penggunaan
amiodarone, terapi levotiroksin sebaiknya diteruskan bahkan
setelah pemberhentian obat karena amiodaron memiliki waktu
paruh yang sangat panjang.
HIPERTIROIDISME/TIROTOKSIKOSIS
Graves Disease
Terapi Obat Antitiroid
Terapi obat paling berguna pada pasien muda dengna kelenjar
kecil dan penyakit ringan. Methimazole atau propyluracil
diadministrasikan sampai penyakitnya reda secara spontan. Ini
adalah satu-satunya terapi yang tidak menimbulkan kecacatan
pada kelenjar tiroid, tetapi membutuhkan periode terapi dan
observasi yang lama (12-18 bulan) dan terdapat 50-68% insidens
relaps.
Methimazole lebih disukai daripada propylthiouracil karena dapat
diadministrasikan satu kali saja per hari. Terapi dimulai dengan dosis
yang terbagi, kemudian dilanjutkan dengan terapi maintenance dengan
dosis tunggal saat pasien sudah eutiroid.
Sebagai alternative, terapi dapat dimulai dengan propylthiuracil
dengan dosis tertentu setiap 6-8 jam sampai pasien eutiroid, lalu
dilanjutkan dengan pengurangan dosis gradual sampai kadar
maintenance tertentu sekali sehari. Kadar hormon tiroid yang
teraktivasi lebih cepat turun dibandingkan kadar yang dicapai dengan
penggunaan methimazole karena aksi ganda popylthiouracil yang
menginhibisi organifikasi iodine dan konversi T4 menjadi T3 pada
jaringan.
Panduan klinis yang paling baik yang menunjukkan remisi yakni reduksi
ukuran goiter.
Reaktivasi proses autoimun dapat terjadi ketika dosis obat antitiroid
diturunkan selama terapi maintenance dan TSH mulai menyetir
kelenjar lagi.pada beberapa kasus, pelepasan TSH dapat dicegah
dengna administrasi harian levotiroksin dosis tertentu dengan
methimazol atau propylthiouracil dosis tertentu untuk tahun kedua
pengobatan sehingga risiko hipotiroidismem dan overtreatment dapat
dihindarkan.
Reaksi terhadap obat antitiroid seperti ruam minor dapat dikontrol
dengan antihistamin. Reaksi yang lebih serius seperti agranulositosis
seringkali ditandai dengan sakit tenggorokkan atau demam tinggi.
Dalam keadaan itu, pasien harus diinstruksikan untuk memberhentikan
obat dan menginisiasi terapi antibiotic yang sesuai dengan hasil kultur.
Tiroidektomi
Tiroidektomi hamper total adalah pilihan terapi untuk pasien dengan
kelenjar yang sangat besar atau goiter multinodular. Sebelumnya,
pasien diterapi dengan obat antitiroid sampai eutiroid (sekitar 6
minggu). Selain itu, 10-14 hari sebelum operasi, mereka diberi larutan
potasium iodide jenuh 5 tetes 2 kali sehari untuk meredakan
vaskularitas kelenjar dan menyederhanakan operasi. Sekitar 80-90%
51
pasien memerlukan suplementasi tiroid setelah tiroidektomi
hampit total.
Iodine Radioaktif
Terapi ini disukai pada pasien lebih dari 21 tahun. Pada pasien
tanpa penyakit jantung, dosis terapeutik dapat diberikan segera
yang diestimasi dari perkiraan ambilan berdasarkan berat
jaringan tiroid.
Pada pasien dengan penyakit jantung atau tirotoksikosis dan pada
orang usia lanjut, lebih baik diterapi dengan obat antitiroid
9lebih disukai methimazole) sampai pasien eutiroid yang
dihentikan 5-7 hari sebelum iodine radioaktif diadministrasikan.
Iodide sebaiknya dihindari untuk memaksimalkan ambilan iodine
radioaktif.
6-12 minggu setelah administrasi radioiodine, kelenjar akan
mengecil dan pasien biasanya akan menjadi eutiroid atau
hipotiroid. Dosis kedua mungkin diperlukan pada beberapa pasien.
Hipotiroidisme terjadi pada 80% pasien setelah terapi
radioiodine. Hal itu haurs diatasi dengan penggantian segera
dengan levotiroksin oral dengan dosis tertentu.
Terapi Adjuvant terhadap Terapi Antitiroid
Selama fase akut tirotoksikois, agen penghambat b-
adrenoreseptor tanpaa aktivitas simpatomimetik intrinsic sangat
membantu dan dapat dihentikan setelah kadar tiroksin serum
kembali normal. Propanolol dapat mengontrol takikardia,
hipertensi, dan fibriliasi atrium. Pada pasien dengan
kontraindikasi penggunaan b-bloker (misalnya pada pasien asma),
dapat digunakan diltiazem (penghambat kanal kalsium).
Nutrisi yang cukup dan suplementasi vitamin penting
Barbiturate mempercepat pemecahan T4 oleh indusi enzim
hepatic dan dapat mebantu sebagai sedative.
Toxic Uninodular Goiter % Toxic Multinodular Goiter
Bentuk hipertiroidisme tersebut sering terjadi pada wanita lanjut usia
dengan goiter nodular. FT4 secara sedang terelevasi atau terkadang
normal, tetapi FT3 atau T3 secara dramatis meningkat.
Adenoma toksik single dapat diatasi dengan operasi eksisi adenoma atau
dengan terapi radioiodine.
Goiter multinodular toksik biasanya berhubungan dengan goiter besar
dan paling baik diterapi dengan persiapan methimazole atau propyl
thiouracil diikuti dnegna tiroidektomi subtotal.
Subacute Thyroiditis
Pelepasan transien hormon tiroid setelah destruksi parenkim tiroid,
biasanyan setelah infeksi kelenjar tiroid, Hashimoto thyroiditiss. Hanya
dibutuhkan terapi suportif karena keadaan akan membaik sendiri yang
mencakup agen pemblok b-adrenoreseptor tanpa aktivitas
simpatomimetik intrinsic untuk mengontrol takikardia dan aspirin atau
NSAIDs untuk mengontrol nyeri dan demam.
Keadaan Khusus: Thyroid Storm
Krisis tirotksik adlaah eksaserbasi akut gejala tirotoksikosis yang
merupakan sindroma yang mengancam nyawa sehingga diperlukan
tatalaksana yang agresif, yakni propanolol atau diltiazem, administrasi
oral larutan potasium iodide jenuh atau media kontras teriodinasi (yang
juga dapat mencegah konversi perifer T4) untuk melambatkan pelepasan
hormon tiroid dari kelenjar, administrasi propylthiouraci/methimazole
luntuk menghambat sintesis hormon. Hidrokortison intravena akan
memproteksi pasien dari syok dan akan menghambat konversi T4
menjadi T3 secara cepat menurunkan kadar materi tiroaktif dalam
darah.
Terapi suportif penting untuk mengontrol demam, gagal jantung, dan
penyakt lainnya yang mungkin mempresipitasikan thyroid storm. Pada
keadaan di mana semua tindakan di atas tidak cukup untuk mengontrol
masalah, plasmapharesis atau dialysis peritoneal patut dicoba dilakukan
untuk menurunkan kadar tiroksin dalam sirkulasi.
Keadaan Khusus: Ophthalmopathy
52
Walaupun jarang, masalah ini sulit diobati. talaksananya
membutuhkan pengobatan efektif penyakit tiroid, biasanya dengan
eksisi total atau ablasi I
131
kelenjar dan terapi prednisone oral.
Selain itu, terapi lokal mungkin perlu, seperti elevasi kepala untuk
mengurangi edema periorbital dan air mata artifisial untuk
meredakan pengeringan kornea. Pemberhentian
merokokseharusnya dinasihatkan untuk mencegah progresi
oftalmopati. Untuk reaksi inflamatorik berat dan akut, prednisone
oral jangka pendek selama seminggu, lalu 2hari sekali, tapering off
selama 6-12 minggu dapat efektif. Jika terapi steroid gagal atau
dikontraindikasikan, iradiasi orbit posterioir menggunakan terapi
sinar X akan sering memperbaiki proses akut. Ancaman hilangnya
penglihatan adalah indikasi operasi dekompresi orbit. Operasi
kelopak mata atau otot mata mungkin perlu untuk membetulkan
masalah-masalah residual setelah proses akut telah reda.
Keadaan Khusus: Dermopathy
Dermopati atau miksedema pretibial seringkali akan merespon
terhadap kortikosteroid topikal yang diaplikasikan ke area dan
ditutupi dengan occlusive dressing.
Keadaan Khusus: Thyrotoxicosis Selama Kehamilan
Idealnya, wanita pada masa kehamilan dengan penyakit berat
menjalani terapi definitive dengan I
131
atau tiroidektomi subtotal
sebelum kehamilan untuk mencegah eksaserbasi akut selama
kehamilan atau setelah kelahiran.
Jika tirotoksikosis timbul selama kehamilan, radioiodine
ddikontraindikasikan karena dapat menembus plasenta dan dapat
mencederai tiroid fetus. Pada trimester pertama, pasien dapat
diberikan propylthiouracil dan tiroidektomi subtotal pada
trimester kedua. Pasien perlu diberikan suplemen tiroid selama
kehamilan untuk memastikan kadar tiroid yang cukup. Namun,
kebanyakan pasien diobati dengan propylthiuracil (dengan dosis
minimal agar tak mempengaruji fungsi kelenjar tiroid fetus) selama
kehamilan dan pemutusan mengenai tatalaksana jangka panjang
dapat dibuat setelah kelahiran. Methimazole merupakan alternative
potensial walaupun ada kekhawatiran mengenai kemungkinan risiko defek
fetal scalp defect.
Keadaan Khusus: Neonatal Graves Disease
Jika disebabkan oleh TSH-R Ab [stim] maternal, penyakitnya dapat
sembuh sendiri dan reda dalam 4-12 minggu. Namun, pengobatan
diperlukan bila bayi mengalami stress metabolic berat. Terapi yang
diberikan mencakup propylthiouracil, larutan lugol (iodide), propanolol
dengan dosis yang terbagi-bagi. Jika bayi sangat sakit, prednisone oral
dalam dosis kecil dan terbagi akan membantu enghambat konversi T4
menjadi T3. Pengobatan tersebut secara bertahap dikurangi sampai
gejala klinis membaik dan dapat diberhentikan setelah 6-12 minggu.
Keadaan Khusus: Subclinical Hyperthyroidism
Didefinisikan sebagai kadar TSH yang tersupresi (di bawah kisaran
normal) dengan kadar hormon tiroid normal dengan kekhawatiran besar
akan toksisitas jantung (misalnya fibrilasi atrial) terutama pada pasien
usia lanjut.
Keadaan Khusus: Amiodarone-Induced Thyrotoxicosis
Sekitar 3% pasien yang mengkonsumsi amiodarone akan menderita
hipertiroidisme. Dua jenis tirotoksikosis yang didinduksi yakni tipe I
yang diinduksi iodine yang seringkali terjadi pada orang dengan penyakit
tiroid (misalnya goiter multinodular); dan tipe II yakni tiroiditis
inflamatorik yang terjadi pada pasien tanpa penyakit tiroid, tetapi
disebabkan oleh kebocoran hormon tiroid ke sirkulasi. Pengobatan tipe I
yakni dengan thioamide, sedangkan tipe II dengan glukokortikoid.
Karena tidak selalu dapat dibedakan, thioamid dan glukokortikoid
seringkali diadministrasikan bersamaan. Jika memungkinkan, amiodarone
sebaiknya diberhentikan, tetapi tidak akan terjadi perbaikan dengan
cepat karena waktu paruhnya yang panjang.
GOITER NONTOKSIK
Biasa disebabkan oleh defisiensi iodium atau tiroiditis Hashimoto,
mutasi gen pensintesis hormon, goitrogen dalam diet, dan neoplasma.
53
Kekurangan iodide dapat diberpaiki degnan suplementasi iodide
(asupan optimal harian yakni 150-200 mcg). Ingesti goitrogen
sebaiknya diberhentikan atau diatasi dengan memberikan tiroksin
yang cukup untuk menekan stimulasi TSH. Tiroiditis Hashimoto dan
dismorfogenesis dapat ditangani dengan terapi tiroksin yang cukup
sehingga menekan TSH hipofisis dan mengakibatkan regresi
perlahan goiter dan koreksi hipotiroidisme.
NEOPLASMA TIROID
Eksisi kelenjar dapat dilakukan pada nroplasma jinak.
Karsinoma tiroid memerlukan tatalaksana tiroidektomi total, terapi
iodine pasca operasi pada kasus tertentu, dan terapi pengganti
seumur hidup dengan levotiroksin.
HIPOTIROIDISME KONGENITAL
Hormon tiroid adalah hormon untuk metabolisme yang berfungsi
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan. Diagnosis dan
terapi yang terlambat pada hipotiroid kongenital dapat
menyebabkan kerusakan otak ireversibel dan gangguan
pertumbuhan pada anak yang mengalaminya. Kerusakan otak
yang terjadi dapat menyebabkan retardasi mental. Oleh karena itu,
screening hipotiroid kongenital penting untuk mencegah retardasi
mental pada anak akibat kelainan tersebut.
Dalam berbagai tahap pertumbuhan kelenjar tiroid, dapat terjadi
proses yang menyebabkan disgenesis kelenjar ini. Penanda sel
folikular tiroid berupa Tg dan TPO hanya muncul ketika migrasi
kelenjar telah selesai terjadi.
Sintesis hormon tiroid
1. Iodide trapping
Tahap pertama dalam formasi hormon tiroid adalah transport
yodium dari darah menuju sel-sel tiroid. Membran basal sel tiroid
memiliki kemampuan khusus untuk memompa yodium secara aktif ke
dalam sel. Hal ini disebut dengan yodium trapping. Pada kelenjar
normal, pompa yodium mengkonsentrasikan yodium di dalam sel
hingga konsentrasinya mencapai 30 kali konsentrasi darah. Ketika
kelenjar ini aktif maksimal, konsentrasi bisa meningkat hingga 250
kali. Laju iodide trapping dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama
TSH.
2. Oksidasi yodium dan iodinisasi tiroglobulin
Ion yodium dikonversi menjadi bentuk yodium teroksidase yang
dapat langsung berkombinasi dengan asam amino tirosin. Oksidasi
yodium ini dipromosikan oleh enzim peroksidase dan hidrogen
peroksidase. Enzim peroksidase terletak di apikal membran sel,
sehingga menyediakan yodium yang teroksidasi tepat pada titik di
mana molekul tiroglobulin didorong dari aparatus golgi melalui
membran sel menuju koloid.
Pengikatan yodium dengan molekul tiroglobulin disebut dengan
organifikasi tiroglobulin. Pada sel tiroid, yodium teroksidasi berasosiasi
dengan enzim iodinase, sehingga organifikasi tiroglobulin dapat terjadi
dalam hitungan detik hingga menit. Oleh karena itu, hampir 1/6 asam
amino tirosin pada tiroglobulin dapat berikatan dengan yodium
teroksidasi saat disekresikan melalui bagian apikal sel tiroid.
3. Pembentukan T3 dan T4
Setelah tirosin mengalami idoinasi, tirosin mula-mula menjadi
monoiodotirosin (MIT) kemudian menjadi diidotirosin (DIT). Lalu,
setelah beberapa menit, jam, atau hari, residu iodotirosin
berpasangan (coupling) dengan residu lainnya. Hormon utama hasil
reaksi ini adalah tiroksin (tetraiodotironin) yang tetap menjadi
bagian dari molekul tiroglobulin. Selain itu, jika 1 molekul MIT
berpasangan dengan 1 molekul DIT, maka akan terbentuk
54
triiodotironin. Setelah sintesis hormon terjadi, setiap molekul
tiroglobulin mengandung tiroksin hingga 30 molekul dan
beberapa molekul triiodotironin. Dalam bentuk ini, hormon
tiroid disimpan di dalam folikel dalam jumlah yang
mencukupi suplai tubuh selama 2-3 bulan. Oleh karena itu,
ketika sintesis hormon tiroid berkurang, efek fisiologis
defisiensi hormon tiroid tidak terlihat dalam beberapa bulan
pertama.
4. Proteolisis tiroglobulin dan deiodinasi iodotirosin
Tiroksin dan triiodotironin harus terlebih dahulu
dilepaskan dari molekul tiroglobulin menjadi hormon bebas
sebelum memasuki sirkulasi darah. Proses yang terjadi adalah
sebagai berikut: permukaan apikal tiroid membentuk
pseudopod yang mengelilingi sebagian kecil koloid untuk
membentuk vesikel pinositik yang kemudian memasuki apeks
sel tiroid. Setelah itu, lisosom di dalam sitoplasma sel berfusi
dengan vesikel pinositik tersebut untuk membentuk vesikel
digestif yang berisi enzim digestif lisosom dan koloid.
Protease dalam enzim kemudian mencerna tiroglobulin dan
membebaskan tiroksin dan triidotironin.
Hormon-hormon ini kemudian berdifusi melalui basal sel
tiroid menuju kapiler yang mengelilinginya. Tirosin
teriodinasi yang tetap berada dalam keadaan DIT dan MIT
(belum menjadi tiroksin atau triiodotironin) juga dilepaskan
dari molekul tiroglobulin. Akan tetapi, MIT dan DIT tidak
disekresikan ke darah, tetapi yodium pada molekul tersebut
dilepaskan menggunakan enzim deiodinase, sehingga yodium
kembali tersedia untuk kelenjar.
5. Deiodinasi T4 menjadi T3 di dalam kelenjar tiroid
Fisiologi tiroksin
Hormon tiroid mempunyai fungis metabolisme dan berperan
dalam respon TSH, maturasi otak, maturasi tulang, pertumbuhan,
termogenesis, kontraktilitas myokardial, maturasi hepar, dan
maturasi kulit. Hormon ini terutama bekerja saat post-natal.
Di dalam uterus, tiroksin meregulasi migrasi sel, pertumbuhan lapisan
kortikal, dan diferensiasi sel glial dan neuran. Sedangkan pada masa
post natal, tiroksin membantu differensiasi oligodendrosit dan ekspresi
gennya. Hal ini mempengaruhi myelinisasi.
Kelenjar tiroid bekerja menurut aksis hipotalamus-hipofisis-tiroid.
Terdapat umpan balik neatif dari T4/T3 terhadap hipotalamus dan
hipofisis. Ketika T4/T3 kurang, maka sekresi TSH akan naik. Tetapi
jika T4/T3 berlebih dalam darah, maka sekresi TSH akan turun.
Hipotiroid
Hipotiroid didefinisikan sebagai defisiensi sekresi hormon tiroid oleh
kelenjar tiroid dan penurunan aksi hormon tiroid pada level selular.
Terdapat dua jenis hipotiroid, kongenital dan didapat (acquired).
Hipotiroidisme kongenital terbagi dalam 3 jenis, primer (akibat
kelainan kelenjar tiroid, pada pemeriksaan T4 turun dan TSH naik),
sekunder (karena kelainan pada hipofisis, pada pemeriksasan T4 turun
dan TSH turun), dan tersier (karena kelainan pada hipotalamus, pada
pemeriksasan T4 turun dan TSH turun).
Secara epidemiologis, hipotiroidisme primer (kelainan terjadi pada
kelenjar tiroid) terjadi pada angka 1: 4500, hipotiroidisme
sekunder/tersier (kelainan terjadi pada endokrin yang lebih tinggi,
seperti hipofisis dan hipotalamus) terjadi 1:100000, hipotiroksimnemia
transien 1: 200, dan hipotiroidisme neonatal transien berkisar antara
1:100 hingga 1:50000.
Manifestasi klinis dari hipotiroidisme
Sistem kardiovaskular
o Bradikardia, penurunan kontraktilitas, peningkatan SVR
peningkatan tekanan darah, peningkatan kolesterol,
peningkatan homosistein, efusi perikardial
Sistem respirasi
o Dyspnea on Effort, rhinitis, penurunan kapasitas exercise,
obstructive sleep apnea (karena lidah yang
besar/makroglosia), efusi pleura
55
Sistem Gastrointestinal
o Konstipasi
Heme
o Anemia normositik, anemia makrositik, keadaan
hipokoagulasi, peningkatan LDH
Sistem renal
o Hiponatremia, peningkatan kreatinin
Sistem reproduksi
o Ketidakteraturan menstruasi, penurunan fertilitas,
peningkatan prolaktin, penurunan libido, ED, ejakulasi
terlambat
Ssitem muskuloskeletal
o Delayed DTRs, myalgia, atralgia, peningkatan CK,
sindroma carpal tunnel
Sistem saraf
o Depresi, demensia, ensefalopati Hashimoto, koma
miksedema
Manifestasi klinik pada anak
Manifestasi klinis hipotiroidisme kongenital
-post-matur
-berukuran besar dibandingkan usia
kandungan
-hipotonia
-konstipasi
-Pucat
-Hipotermia
-Tangisan kasar
-Kesulitan makan
-Lidah besar
-Hernia umbilikus
-Kulit kasar dan kering
-molted skin
-ikterus
-kelainan kongenital lain
-Kelainan jantung kongenital
-Abnormalitas kromosom
-Mikrosefali
-club foot unilateral
Subluksasi panggul
bilateral
-Pelebaran dahi
Manifestasi yang paling sering terjadi adalah penurunan kecepatan
tumbuh yang menyebabkan tubuh pendek dapat pula terjadi
penurunan kemampuan di sekolah, keterlambatan pertumbuhan
pubertal, dan pembesaran sela tursika karena hiperplasia sel tirotrof
(jarang simptomatik dan dapat reversibel dengan terapi).
Penyebab hipotiroidisme
Pada ibu hamil dengan hipertiroid, maka akan diberi PTU. Jika
penggunaan PTU berlangusng lama, dapat menekan kelenjar tiroid
anak, mengakibatkan hipertiroid.
Goiter endemik
56
Kelainan ini adlaah kelainan kelenjar tiroid yang terdapat secara
endemik di suatu daerah tertentu. Sifatnya didapat (acquired).
Pada goiter endemik, sering ditemukan kretinisme, terutama pada
daerah pegunungan. Penyebab goiter endemik adalah defisiensi
iodin. Hal ini menyebabkan tiroksin yang beredar dalam darah
hanya sedikit. Kadar T4 yang rendah memicu sekresi lebih banyak
TSH. Hal ini meningkatkan kerja kelenjar tiroid, yang lama-lama
menimbulkan pembesaran.
Sporadic Congenital Hypothyroidism
Penyakit ini sering terjadi, dengan rasio 1:3000- 1:4000. Di
Indonesia, terjadi hingga mencapai 50x/tahun. Diagnosis dan
terapi dini berperan penting dalam prognosis penyakit ini.
Keparahan dalam diagnosis ditentukan melalui bone age dan level
fT4. Sebagai penatalaksanaan, dilakukan terapi penggantian
hormon dengan dosis awal 10-15 g/kg/d. Untuk mencapai hasil
penatalaksanaan terbaik, dibutuhkan compliance yang dicapai
melalui edukasi orang tua oleh dokter. Jika ditangani dalam waktu
< 2 minggu, maka prognosisnya baik, akan terjadi pertumbuhan,
perkembangan, dan kecerdasan normal. Hasil akan lebih baik
dengan dosis T4 inisial yang lebih tinggi dan waktu yang lebih
singkat, untuk mentargetkan T4 dan TSH.
Jika terapi awal hipotiroidisme kongenital terlambat, maka
terdalapat berbagai konsekuensi, baik fisik maupun intelegensia.
Diagnosis
Pada anak, terdapat screening neonatal berupa tes kadar
TSH. Skrining dini menjadi sangat penting karena prevalensi
hipotiroidisme cukup tinggi, dan prognosis akan menjadi lebih
baik jika terapi hipotiroidisme kongenital dimulai sedini mungkin,
terutama pada golden period, yakni 3 bulan pertama kehidupan.
Pada bayi baru lahir, gejala kelainan ini tidak spesifik karena pada
aawalnya kebutuhan hormon tiroid anak masih tercukupi oleh
hormon tiroid ibu yang masuk melalui plasenta. Dapat pula
muncul gejala (hanya pada 5%) berupa dahi lebar, sutura lebar,
makroglosia, distensi abdomen, dan cutis marmorata (kulit seperti
marmer); goiter. Skrining disarankan dilakukan pada usia 5 hari.
Ikterus berkepanjangan pada anak patut dicurigai, apalagi ketika
melebihi 12 hari.
Skrining dini menjadi lebih dianjurkan oleh WHO karena cara
diagnosisnya mudah dan tidak mahal, terapi untuk kelainan ini tersedia
dan mudah dijangkau (L-tiroksin), dan terdapat high cost benefit ratio.
Pada usia 5 minggu, gejala yang mungkin muncul adalah ikterus
berkepanjangan, hernia umbilikus, kosntipasi, makroglosia, masalah
makan, distensi abominal, hipotonia, disfonia, dahi lebar, kulit kering
(karena kelenjar keringat tidak bekerja), hipotermia, dan goiter.
57
Penyebab hipotiroidisme kongenital
Bentuk Permanen Bentuk Transien
Disgenesis
Aplasia
Hypoplasia
Ektopia
Dishormonogenesis
Ketidakresponsifan TSH
Iodine trapping defect
Defek pada organifikasi
(pengikatan yodium pada tiroglobulin)
Defek pada Tiroglobulin
Defisiensi Iodotyrosine
deiodinase
Hipoparatiroidisme sentral
Anomali hipotalamus-
hipofisis
Panhypopituitarism
Defisiensi TSH terisolasi
Terinduksi obat
PTU
Metimazol
Yodium
Defisiensi yodium
Terinduksi antibodi
maternal
Idiopatik
Pada saat 40 menit pertama kehidupan, TSH darah menjadi sangat
tinggi, hingga dapat mencapai 80 U/ ml. Akan tetapim angka ini
akan menjadi normal dalam minggu pertama kehidupan, yakni
hingga kurang dari 10 U/ ml.
Untuk menentukan diagnosis, dibutuhkan initial workup,
anamnesa dan pemeriksaan fisik yang jelas, rujukan pada ahli
endokrinologi anak, pengecekan ulang level TSH dan FT4 serum,
serta USG tiroid dan/atau scan pada tiroid.
Penatalaksanaan
Dosis awalf L-thyroxine: 10-15 g/kg/hari
follow-up testing (TSH + T4/fT4) pada minggu ke 2 dan
ke 4 setelah onset terapi
follow-up testing (TSH + T4/fT4) setiap 2-3 bulan dalam 6
bulan pertama terapi
follow-up testing (TSH + T4/fT4) setiap 3-4 bulan dalam 6
bulan hingga 3 tahun, lalu setiap 6-12 bulan
Terapi seumur hidup (long life therapy)
Periksa juga, apakah hipotiroidisme kongenital yang dialami bersifat
permanen, yakni ketika:
Scan tiroid menunjukkan kelenjar ektopik atau ketiadaan kelenjar
TSH meningkat pada terapi
Jika TSH awal 50 mU/L dan tidak ada peningkatan TSH setelah masa
perinatal, coba untuk hentikan terapi pada usia 3 tahun (transient).
Penatalaksanaan berupa T4 oral (tablet yang dilumatkan), 10-15
mcg/hari, dan menghindari formula kedelai.
58

Anda mungkin juga menyukai