Anda di halaman 1dari 6

I.

PENATALAKSANAAN 1. Penatalaksanaan saat kejang Biasanya kejang demam berlangsung singkat dan pada waktu pasien datang kejang sudah berhenti.Apabila datang dalam keadaan kejang obat yang paling cepat untuk menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan intravena. Dosis diazepam intravena adalah 0,3-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 20 mg.(2,3) Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orang tua atau dirumah adalah diazepam rektal, dosis diazepam rektal adalah 0,5-0,7 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untukanak dengan berat badan lebih dari 10 kg. Atau diazepam rektal dengan dosis 5 mg untuk anak dibawah usia 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak di atas usia 3 tahun (lihat gambar 1). (2,3) Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum berhenti, dapat diulangi lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan intravena waktu 5 menit. Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, dianjurkan ke rumah sakit. (2,3)

Diazepam Rektal (1)


0,5-0,75 mg/kg, atau 5 mg bila BB , 10 atau usia < 3 tahun 7,5 mg bila usia 3 tahun 10 mg bila<10 kg

5 menit

KEJANG (+)

Diazepam Rektal (2)


Dosis Sda

KEJANG (+) 5 menit Rujuk Ke Rumah Sakit

Di rumah sakit dapat diberikan diazepam intravena dengan dosis 0,3-0,5 mg/kg. Bila kejang tetap belum berhenti diberikan fenitoin secara intravena dengan dosis awal 10-20 mg/kg/kali dengan kecepatan 1 mg/kg/menit atau kurang dari 50 mg/menit. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya adalah 4-8 mg/kg/hari, dimulai 12 jam setelah dosis awal. (2,3) Dengan fenitoin kejang belum berhenti maka pasien harus dirawat intensif untuk diberikan anastesi umum dengan thiopental yang diberikan oleh seorang ahli anastesi. Bila

kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari jenis kejang demamnya, apakah kejang demam sederhana atau kompleks dan faktor resikonya. (2,3)

2. Pemberian obat pada saat demam Penatalaksanaan jangka panjang termasuk menjelaskan kepada kedua orang tua cirri-ciri serangan yang relativ tidak berbahaya pada kejang demam dan mengajarkan mereka bagaimana mengenali dan menangani serangan yang terjadi di kemudian hari; bagaimana menggunakan antipiretik secara aman dan efektif.(2) a. Antipiretik Kejang demam terjadi pada saat demam, maka tujuan utama pengobatan adalah mencegah demam meningkta. Berikan Paracetamol 10mg/kgBB/hari setiap 4-6 jam atau ibuprofen 5-10 mg/kgBB/hari tiap 4-6 jam. Selain itu juga dapat diberikan kompres air hangat bila suhu lebih dari 39 oC dan kompres air biasa bila suhu lebih dari 38oC.(2) b. Antikonvulsan Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada saat demam atau dengan diazepam rektal dosis 0,5 mg/kg setiap 8 jam pada suhu > 38,5oC.(2) 3. Pemberian obat rumatan Yang termasuk dalam jenis obat rumatan yaitu fenobarbital 3-4mg/kgBB/2 dosis, asam valproat 15-40 mg/kgBB dalam 2 atau 3 kali pemberian. Adapun indikasi pemberian obat adalah sebagai berikut: (2) Kejang lebih dari 15 menit Ada kelainan neurologiknyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya hemoparesis, paresis todd, serebral palsy, retradarsi mental, dan hidrosefalus. Kejang fokal

Dipetimbangkan bila: 1. Kejang berulang 2 kali atau lebih dalam 24 jam 2. Kejang terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan 3. Kejang lebih dari atau sama dengan 4 kali dalam setahun

4. Pengobatan penyebab Penyebab dari kejang demam baik KDS maupun Epilepsi yang diprovokasi demam biasanya adalah infeksi pada traktus respiratorius bagian atas dan otitis media akut. Pemberian antibiotik yang tepat dan adequat akan sangat berguna untuk menurunkan demam, yang pada gilirannya akan menurunkan resiko terjadinya kejang. Secara akademis, anak yang datang dengan kejang demam pertama kali sebaiknya dikerjakan pemeriksaan punksi lumbal. Hal ini perlu untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi di otak maupun meningitis. Selanjutnya apabila menghadapi anak dengan kejang yang berlangsung lama diperlukan pemeriksaan : Punksi lumbal, darah lengkap, glukosa, elektrolit: K,Mg,Ca,Na Nitrogen darah dan fungsi hati. Pemeriksaan foto kranium, EEG, Brain Scan, Computerized Tomografi, Pneumo Encephalografi, dan Arteriografi.(2,3) 5. Edukasi pada orang tua Kejang merupakan peristiwa yang menakutkan bagi orang tua. Pada saat kejang sebagian orang tua beranggapan bahwa anaknya telah meninggal. Kecemasan ini harus dikurangi dengan cara diantaranya: (2,3)

Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik Memberitahukan cara penanganan kejang Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali Pemberian obat untuk pencegahan rekurensi memang efektif tetapi harus diingat adanya efek samping obat.

Dalam penanganan kejang demam, orang tua harus mengupayakan diri setenang mungkin dalam mengobservasi anak. Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: (3)

Anak harus dibaringkan di tempat yang datar dengan posisi menyamping, bukan terlentang, untuk menghindari bahaya tersedak. Jangan meletakkan benda apapun dalam mulut si anak seperti sendok atau penggaris, karena justru benda tersebut dapat menyumbat jalan napas.

Jangan memegangi anak untuk melawan kejang. Sebagian besar kejang berlangsung singkat dan tidak memerlukan penanganan khusus.

Jika kejang terus berlanjut selama 10 menit, anak harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Sumber lain menganjurkan anak untuk dibawa ke fasilitas kesehatan jika kejang masih berlanjut setelah 5 menit. Ada pula sumber yang menyatakan bahwa penanganan lebih baik dilakukan secepat mungkin tanpa menyatakan batasan menit (4).

Setelah kejang berakhir (jika < 10 menit), anak perlu dibawa menemui dokter untuk meneliti sumber demam, terutama jika ada kekakuan leher, muntah-muntah yang berat, atau anak terus tampak lemas. Jika anak dibawa ke fasilitas kesehatan, penanganan yang akan dilakukan selain

poin-poin di atas adalah sebagai berikut: (3)


Memastikan jalan napas anak tidak tersumbat Pemberian oksigen melalui face mask Pemberian diazepam 0,5 mg/kg berat badan per rektal (melalui anus) atau jika telah terpasang selang infus 0,2 mg/kg per infus

Pengawasan tanda-tanda depresi pernapasan Sebagian sumber menganjurkan pemeriksaan kadar gula darah untuk meneliti kemungkinan hipoglikemia. Namun sumber lain hanya menganjurkan pemeriksaan

ini pada anak yang mengalami kejang cukup lama atau keadaan pasca kejang (mengantuk, lemas) yang berkelanjutan. Untuk mencegah serangan pada seorang anak dengan bawaan kejang demam, begitu anak mengalami demam yang terpenting secepat mungkin usahakan turunkan suhu badannya, dengan cara memberi obat penurun panas atau kompres. Selain itu perbanyak minum air putih.(3)

Anda mungkin juga menyukai