Anda di halaman 1dari 27

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hamper cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (FK UNPAD, 1985) Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar secara spontan tanpa bantuan alat dan tidak melukai ibu dan janin yang berlangsung sekitar 18-24 jam, dengan letak janin belakang kepala (Varney, 2003) Namun dalam persalinan seringkali terjadi perlukaan jalan lahir berupa robekan pada perineum, baik yang tidak sengaja maupun yang disengaja yang dapat menyebabkan perdarahan postpartum dan menyebabkan ibu mengalami syok. Oleh karena itu, setelah persalinan harus selalu dilakukan pemeriksaan vulva dan perineum. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2008, memperkirakan angka kematian Ibu lebih dari 300-400/100.000 kelahiran hidup, yang disebabkan oleh perdarahan 28%, eklampsia 12%, abortus 13%, sepsis 15%, partus lama 18%, dan penyebab lainnya 2% (http://www.locals/temponlineupdate, diakses 4 Juni 2011). Angka kematian Ibu di Indonesia masih yang tertinggi di ASEAN, yaitu 230/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Negara-negara lain seperti Vietnam 130/100.000 kelahiran hidup, Filipina 200/100.000 kelahiran hidup, Malaysia 41/100.000 kelahiran hidup, Singapura 15/100.000 kelahiran hidup (http://www.kabarindonesiaonlineupdate, 4 Juni 2011). Angka kematian ibu di propinsi Sumatera Selatan tahun 2009 yaitu 116/100.000 kelahiran hidup dengan penyebab perdarahan 72 orang (62,07%), eklampsia 19 orang (16,38 %), infeksi 5 orang (4,31%) orang dan lain-lain 20 orang (17,24%).

Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih menunjukkan jumlah persalinan dengan robekan perineum pada tahun 2010 adalah sebanyak 92 orang. Persalinan dengan Perlukaan Jalan Lahir (Robekan Perineum) biasa dijumpai pada kehamilan primipara, perineum kaku, dan bayi besar. Oleh sebab itu persalinan dengan perlukaan perineum memerlukan pengawasan dan perhatian secara intensif. Dengan demikian akan menurunkan atau memperkecil resiko kematian ibu. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. 2. Bagaimana gambaran persalinan normal dengan robekan perineum. Bagaimana gambaran kejadian persalinan normal dengan robekan perineum dapat dirumuskan

C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan umum Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. D G2P1A0 dengan robekan perineum di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih tanggal 14-17 Juni 2013 dengan menggunakan manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan kompetensi atau wewenang bidan. 2. Tujuan khusus

a. Melaksanakan pengkajian dan analisis data pada Ny. D G2P1A0 dengan robekan Perineum di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih tanggal 14-17 Juni 2013 b. Merumuskan diagnosa / masalah aktual pada Ny. D G2P1A0dengan robekan Perineum di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih tanggal 14-17 Juni 2013 c. Merumuskan diagnosa / masakah potensial pada Ny. D G2P1A0 dengan robekan Perineum di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih tanggal 14-17 Juni 2013 d. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny. D G2P1A0 dengan Episiotomi Perineum di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih tanggal 14-17 Juni 2013
2

e. Menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny. D G2P1A0 dengan Episiotomi Perineum di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih tanggal 14-17 Juni 2013 f. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada Ny. D G2P1A0 dengan Episiotomi Perineum di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih tanggal 14-17 Juni 2013 g. Mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny. D G2P1A0 dengan Robekan Perineum di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih tanggal 14-17 Juni 2013 h. Mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang telah diberikan pada Ny. D G2P1A0 dengan Episiotomi Perineum di Rumah Sakit Umum Daerah

Prabumulih tanggal 14-17 Juni 2013. D. Manfaat Study Kasus 1. Manfaat Aplikatif
o

Dapat menjadi masukan dan bermanfaat dalam meningkatkan pemahaman serta menerapkan asuhan kebidanan terutama menyangkut robekan pada perineum untuk mencegah perdarahan.

Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan program baik Dinas Kesehatan maupun Rumah Sakit, dalam menyusunan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program, upaya penanganan asuhan kebidanan pada Ny. D G2P1A0 dengan robekan perineum pada tanggal 1417 Juni 2013

2.

Manfaat Pengembangan Ilmu Pengetahuan.


o

Merupakan kontribusi pemikiran bagi penulis dalam proses penerapan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh khususnya tentang robekan perineum.

Sebagai masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang aplikatif terhadap asuhan ibu dan anak, khususnya dalam penanganan robekan perineum.

Hasil penelitian ini juga dapat memberikan informasi bagi staf akademik dan mahasiswa dalam rangka mengembangkan proses belajar mengajar khususnya yang berkaitan dengan manajemen asuhan kebidanan dengan masalah Robekan perineum
3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengertian Persalinan

Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar secara spontan tanpa bantuan alat dan tidak melukai ibu dan janin yang berlangsung sekitar 18-24 jam, dengan letak janin belakang kepala (Varney, 2003)

2.2

Macam-macam Persalinan

Macam-macam Persalinan a. Persalinan normal adalah proses kelahiran janin pada kehamilan aterm/37 minggu sampai 40 minggu, letak memanjang, persentase belakang kepala, disusul plasenta dengan tenaga ibu sendiri dalam waktu kurang dari 24 jam. b. Persalinan buatan atau persalinan abnormal adalah persalinan yang berlangsung dengn bantuan dari luar sehingga bayi dapat dilahirkan pervaginam (ekstraksiforsep/cunam, ekstraksivacum), dan per abdomen yaitu seksiosesar (SC). c. Persalinan anjuran atau induksi persalinan adalah bila persalinan mulai tidak dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemberian peticin atau prostaglandin atau setelah pemecahan air ketuban 2.3 Tahap Persalinan

a. Kala pembukaan (kala I) Di mulai dari timbulnya kontraksi uterus atau his persalinan yang di tandai dengan adanya pengaruh terhadap serviks uteri sampai dengan pembukaan lengkap (full Delatation) kira-kira 10 cm. Kala pembukaan di bagi atas 2 fase yaitu : Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat, sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam. Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 subfase :

2.4

Pengertian Robekan Perineum

Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengan dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis lebih kecil daripada biasa, kepala janin melewati pintu panggul bawah dengan ukuran yang lebih besar daripada sirkumferensia suboksipito bregmatika Perinium merupakan kumpulan berbagai jaringan yang membentuk perinium

(Cunningham,1995). Terletak antara vulva dan anus, panjangnya kira-kira 4 cm (Prawirohardjo, 1999). Jaringan yang terutama menopang perinium adalah diafragma pelvis dan urogenital. Diafragma pelvis terdiri dari muskulus levator ani dan muskulus koksigis di bagian posterior serta selubung fasia dari otot-otot ini. Muskulus levator ani membentuk sabuk otot yang lebar bermula dari permukaan posterior ramus phubis superior, dari permukaan dalam spina ishiaka dan dari fasia obturatorius. Serabut otot berinsersi pada tempat-tempat berikut ini: di sekitar vagina dan rektum, membentuk sfingter yang efisien untuk keduanya, pada persatuan garis tengah antara vagina dan rektum, pada persatuan garis tengah di bawah rektum dan pada tulang ekor. Diafragma urogenitalis terletak di sebelah luar diafragma pelvis, yaitu di daerah segitiga antara tuberositas iskial dan simpisis phubis. Diafragma urogenital terdiri dari muskulus perinialis transversalis profunda, muskulus konstriktor uretra dan selubung fasia interna dan eksterna (Cunningham, 1995). Persatuan antara mediana levatorani yang terletak antara anus dan vagina diperkuat oleh tendon sentralis perinium, tempat bersatu bulbokavernosus, muskulus perinialis transversalis superfisial dan sfingter ani eksterna. Jaringan ini yang membentuk korpus perinialis dan merupakan pendukung utama perinium, sering robek selama persalinan, kecuali dilakukan episiotomi yang memadai pada saat yang tepat. Infeksi setempat pada luka episiotomi merupakan infeksi masa puerperium yang paling sering ditemukan pada genetalia eksterna.

Luka perinium adalah perlukaan yang terjadi akibat persalinan pada bagian perinium dimana muka janin menghadap (Prawirohardjo S,1999)

2.5 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Etiologi Robekan pada perineum umumnya terjadi pada persalinan dimana: Kepala janin terlalu cepat keluar Persalinan tidak dipimpin dengan baik Sebelumnya pada perineum terdapat banyak jaringan parut Pada persalinan dengan distorsia bahu Ruptur pada perineum spontan disebabkan oleh perineum kaku, kepala janin terlalu cepat melewati dasar panggul, bayi besar, lebar perineum dan paritas.

2.6

Indikasi Episiotomi Gawat janin Penyulit kelahiran pervaginam (sungsang, distosia bahu, ekstraksi vacum) Jaringan parut pada perineum / vagina yang memperlmbat kemajuan persalinan. Episiotomi rutin tidak boleh dilakukan karena dapat menyebabkan : Meningkatnya jumlah darah yang hilang dan resiko hematoma. Lebih sering meluas menjadi laserasi derajat III dan IV dibandingkan dengan laserasi derajat III dan IV yang terjadi tanpa episiotomi. Meningkatnya nyeri pasca persalinan. Meningkatnya nyeri resiko infeksi.

2.7 1.

Klasifikasi Ruptur perineum spontan Yaitu luka pada perineum yang terjadi karena sebab sebab tertentu tanpa dilakukan tindakan perobekan atau disengaja, luka ini terjadi pada saat persalinan dan biasanya tidak teratur

2.

Ruptur perineum yang disengaja Yaitu luka perineum yang terjadi karena pengguntingan atau perobekan pada perineum. Episiotomi adalah torehan yang dibuat pada perineum untuk memperbesar saluran kaluar vagina. (Prawirohardjo, 2002)

Tingkat robekan perineum dibagi 4 tingkatan :


6

a. Tingkat 1 : Robekan yang terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau mengenai
kulit perineum sedikit

b. Tingkat 2 : Robekan yang terjadi lebih dalam, yaitu selain mengenai selaput lendir
vagina, juga mengenai musculus perineum tranversalis, tapi tidak mengenai sfingter ani

c. Tingkat 3 : Robekan yang terjadi mengenai seluruh perineum sampai mengenahi


otot-otot sfingter ani

d. Tingkat 4 : Robekan yang terjadi mengenai perineum sampai otot sfingter ani dan
mukosa rectum (Prawiroharjo, 2002) 2.8 Penatalaksanaan Tindakan : 1. Pasang kateter untuk mencegah trauma terhadap uretra saat penjahitan 2. Memperbaiki robekan jalan lahir 3. Jika pendarahan terjadi dan tidak terhenti, tekan luka dengan depress selama beberapa menit, tambahkan satu atau lebih jahitan untuk menghentikan pendarahan 4. Jika pendarahan sudah terhenti, dan ibu merasa nyaman, dapat diberikan makanan dan minuman pada ibu. 5. Pemberian antibiotik dan analgetik 6. Perawatan luka perineum 7. Menjaga hugienitas (vulva hygiene) untuk memperkecil kemungkinan infeksi 8. Tidak membatasi mobilisasi

BAB III TINJAUAN KASUS


ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. D PERSALINAN SPONTAN DENGAN EPISIOTOMI PERINEUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRABUMULIH TANGGAL 14 s/d 17 JUNI 2013

I.

PENGKAJIAN DATA DASAR 1. Data Subjektif A. Biodata Pasien Nama Umur Suku Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat cek B. Alasan Datang Ibu mengaku hamil cukup bulan anak ke 2 mengeluh keluar lender bercampur darah sejak semalam, gerakan janin masih dirasakan C. Data Kebidanan 1. Riwayat perkawinan Nikah Usia nikah :1 x :20 th : Ny. D : 22 th : Sumatera : Islam : SMP : IRT s: Dusun desa air cekdang Nama Umur Suku Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat : Tn. R : 26 th : Sumatera : Islam : SMA : : Dusun desa air

Lama menikah : 2 th

2. Riwayat Menstruasi Menarche : 13 th


8

Siklus Lama Karakteristik Bau Banyaknya Teratur/tidak Disminorhea Flour Albus

: teratur,28 hari : 7 hari : cair,darah berwarna merah segar : Amis : Ganti softek 2x/hari :: ya :-

3. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu Tahu no Persali nan 2009 Umur Jenis Penyulit Nifas

Keham Persal Penolong ilan inan Spont an

JK

BB

PB anak

anak anak

Ket

Term

Bidan

Baik

Lk

3000 gr

45 cm

Ini D. Data Kesehatan 1. Riwayat Penyakit yang pernah diderita TB Malaria Tifoid Jantung kelainan 2. Riwayat Operasi yang pernah diderita : tidak ada 3. Riwayat Kesehatan Keluarga Keturunan Kembar : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada kelainan Hipertensi DM Hepatitis Ginjal : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada

Riwayat penyakit keluarga/keturunan TB Malaria Tifoid Jantung E. Riwayat KB : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada kelainan Hipertensi DM Hepatitis Ginjal : tidak ada : tidak ada : tidak ada :tidak ada kelainan

Pernah menjadi akseptor KB

: pernah

Jenis kontrasepsi yang digunakan : suntik 3 bulan Alasan berhenti KB Masalah selama penggunaan KB F. Data Kebiasaan sehari-hari Pola Nutrisi Selama Hamil Selama Partus : ingin punya anak : tidak ada

Makan 3 x/hari(1 piring Makan 2 x (1 piring sedang) sedang) nasi,sayur,lauk,buah,Minum:1

nasi,sayur,lauk,buah,Minum: gelas teh hangat 6-8 gelas /hari Eliminasi BAB:1 X / hari BAK:5-6 x / hari Istirahat Tidur siang: 2 jam / hari Tidur malam: 8 jam / hari Kebersihan Mandi,gosok BAB: 1 X / hari BAK :3-4 X / hari Tidur siang :Tidur malam :-

gigi,ganti Di sibin serta ganti pakaian

pakaian 2 x/ hari,keramas 3 x/mgg Kebiasaan Tidak merokok,tidak Tidak merokok,tidak kecanduan obat-obatan Berbaring di tempat tidur -

kecanduan obat-obatan Aktifitas Seksual Rekreasi Menyapu,memasak, 2x/ minggu Nonton TV dan jalan-jalan

G. Data Psikologis Hubungan dengan keluarga Hubungan dengan ornag lain Respon terhadap kehamilan Harapan terhadap kehamilan : baik : baik : senang : bayi sehat dan ibu selamat
10

Rencana melahirkan Persiapan yang dilakukan Rencana menyusui Rencana merawat anak Pengambilan keputusan Kebiasaan 2. Data Objektif 1) Pemeriksaan fisik secara umum Keadaan umum Kesadaran BB/TB Lila Tanda-tanda vital Tekanan darah Suhu Nadi Pernafasan : baik

: di Bidan : perlengkapan bayi dan ibu serta biaya : ASI : sendiri : suami : tidak ada

: composmentis : 60 kg/ 153 kg : 26 cm

: 120/70 mmHg : 36,7c : 80 x/mnt : 22 x/ mnt

2) Pemeriksaan fisik secara khusus A. Inspeksi Rambut Muka Mata Telinga Hidung Mulut : bersih,hitam, tidak mudah rontok,tidak ada ketombe : tidak ada odema,tidak ada cloasma gravidarum,tidak pucat : Keduanya simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda : simetris, bersih, tidak ada serumen,fungsi pendengaran baik : bersih, tidak ada sekret,tidak ada polip : Bersih, mukosa bibir merah muda,tidak ada stomatitis,

gigi ada caries dentis. Leher Dada Payudara : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis : Pernafasan normal dan teratur : simetris,membesar tegang, terdapat hiperpigmentasi areola

dan papila mamae, putting susu menonjol Perut : Simetris, membesar ke arah bujur sesuai usia kehamilan, ada linea nigra, tidak ada strie livide gravidarum, tidak ada luka bekas operasi SC Genetalia : lembab dan basah , tidak odema, tidak ada varices
11

Anus

: Tidak ada hemoroid : Keduanya simetris, tidak ada edema maupun varices

Ekstremitas bawah B. Palpasi Leopold I

: TFU 3 jari bawah PX (32 cm) bagian fundus teraba bulat, lunak, kurang melenting (bokong)

Leopold II

: bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil dari janin, (ekstremitas). Bagian kiri perut ibu teraba panjang,

mendatar seperti papan (punggung). Leopold III : Pada tepi atas sympisis pubis teraba bulat, keras, tidak bisa di gerakkan (kepala) Leopold IV TFU TBBJ C. Auskultasi Abdomen : DJJ (+) = terdengar disebelah kiri perut ibu, sejajar dengan pusat agak kebawah dengan frekuensi 140 x/menit D. Perkusi Ekstrem Bawah E. Pemeriksaan Dalam Tanggal 14/06/13 Jam 13.30 WIB Vulva Pembukaan Ketuban Presentasi Penurunan Jam 13.50 Pembukaan Presentasi Penurunan : 10 cm : Kepala : H III : Keluar lendir bercampur darah : 6 cm : (-) : kepala : H II : Reflek patella Ka/Ki : (+)/(+) : Kepala sudah masuk PAP 1/5 bagian : 30 cm : (30-11) x 155 = 2945 gram.

F. Pemeriksaan Penunjang Tidak dilakukan

12

II.

IDENTIFIKASI

DIAGNOSA,

MASALAH,

DAN

KEBUTUHAN

(INTERPRETASI DATA) Diagnosa : Ny.D G2P1A0 hamil aterm inpartu kala I fase laten janin tunggal hidup, presentasi kepala Kebutuhan : Dukungan/support mental dari orang-orang terdekat pasien serta Pertugas kesehatan. Lingkungan yang nyaman, observasi TTV, Penjelasan tentang kemajuan persalinan, Pendampingan oleh suami / keluarga, tranfusi darah Masalah III. : Tidak ada

IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL DAN MASALAH POTENSIAL Pada persalinan normal terdapat resiko terjadinya perdarahan saat persalinan sehingga dapat menyebabkan ibu meninggal.

IV.

KEBUTUHAN SEGERA Penanganan segera untuk perdarahan post partum, berupa infus dan transfusi darah.

V.

RENCANA ASUHAN SECARA MENYELURUH Diagnosa : Ny. D G2P1A0 hamil aterm inpartu kala I fase laten janin tunggal hidup, presentasi kepala.

Kriteria hasil : a. TTV : TD = 120/70 mmHg N T RR Persalinan berlangsung dengan normal 1. Lakukan pendekatan terapeutik pada klien Dengan pendekatan terapeutik maka akan tercipta hubungan baik antara klien dengan petugas kesehatan 2. Jelaskan kondisi pasien Pasien mengetahui kondisi kesehatannya 3. Observasi TTV Mendeteksi dini adanya komplikasi pada ibu
13

= 80x/menit = 36,2 0C = 24 x/menit

4. Beritahukan tentang kondisi ibu dan kemajuan persalinannya Selama proses persalinan ibu merasa cemas dan khawatir 5. Persiapan alat-alat Penanganan proses persalinan lebih efektif 6. Berikan cairan dan nutrisi Dengan diberikannya cairan dan nutrisi maka kebutuhan klien akan nutrisi tercukupi sehingga dapat digunakan sebagai tenaga untuk mengejan selama persalinan 7. Pastikan kandung kemih kosong Kandung kemih yang penuh akan menghalangi turunnya kepala janin 8. Pemberian obat-obatan untuk merangsang kontraksi uterus Memberikan drip 1 ampul oksitosin untuk merangsang kontraksi uterus untuk mempercepat persalinan 9. Berikan asuhan persalinan 58 langkah Dengan asuhan persalinan normal 58 langkah proses persalinan berjalan efektif 10. Observasi 2 jam post partum Dengan observasi 2 jam post partum keadaan klien dapat dipantau serta dapat mendeteksi dini adanya komplikasi. VI. IMPLEMENTASI Hari, No. Tanggal, Jam 1 Jumat, 14 2013 12.45 Juni - Melakukan pendekatan terapeutik kepada klien dengan cara, memperkenalkan diri kepada klien dan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada klien - Menanyakan data klien, serta keluhan yang dirasakan klien - Memberitahu ibu bahwa kondisi kesehatannya lemah - Mengobservasi TTV, TD: 120//70 mmHg, N:80 x/menit, HIS : 2 x dalam 10 menit selama 20 detik DJJ : 140 x/menit Pemeriksaan Dalam: porsio tipis, pembukaan 3 cm, ketuban +, presentasi kepala, hodge II Kegiatan Ttd

14

13.30

- Mengobservasi TTV, TD: 110/70, N: 75 x/menit, RR: 22


x

/menit

HIS : 3 x dalam 10 menit selama 60 detik DJJ : 138 x /menit TFU : 3 jari bawah px PD : porsio tipis, pembukaan 6 cm, ketuban +, presentasi kepala, hodge II

14.46

- Melakukan Pemeriksaan Dalam, Pembukaan 10 cm, presentasi kepala, Hodge III, ketuban (-) putih keruh, memberitahu ibu bahwa pembukaannya sudah lengkap , keadaan ibu dan janin baik - Memeriksa kelengkapan alat, bahan, dan obat-obatan Partus set Baju dan handuk bayi Obat-obatan (Pitogin,Lidocai, vit K) Memberikan cairan dan nutrisi kepada klien untuk persiapan tenaga saat mengejan selama persalinan Memastikan kandung kemih kosong untuk mempercepat turunnya kepala

14.00

- Melakukan pertolongan persalinan dengan 58 langkah - Bayi lahir spontan dan segera menangis - JK : perempuan - BB : 3000 gram - A/S : 9/10 - Anus (+), reflex (++) - Injeksi vit. K 2 gram (IM) - Plasenta lahir spontan, plasenta lengkap, kontraksi uterus baik - Heating : jelujur - Oksitosin : 1 amp IM - Injeksii Lidocain 1 amp

15

VII.

EVALUASI KALA II S O : Ibu mengaku keluar lendir bercampur darah : KU Kesadaran VT Pembukaan : 10 cm Eff Presentasi : 100% : Kepala : baik : Compos mentis

Denominator : UUK Hodge Ketuban A : II : Pecah (Jernih)

: Ny. D G2P1A0 UK 34-36 minggu, tunggal, hidup, intra uterin, letak Kepala, keadaan jalan lahir normal, K/U ibu dan janin baik dengan aterm. : Langkah 1-27 1. Melihat tanda-tanda gejala kala II (doran, teknus, perjol, dan vulka) 2. Memeriksa kelengkapan dan mematahkan simpul oksitosin kemudian memasukkan spuit ke dalam partus set 3. Memakai celemek 4. Memastikan tangan tidak memakai perhiasan dan mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir 5. Memakai sarung tangan steril 6. Memasukkan oksitosin kedalam spuit dan meletakkan ke dalam partus set 7. Melakukan vulva hygiene 8. Melakukan pemeriksaan dalam (VT) dengan hasil pemeriksaan pembukaan lengkap (10 cm) 9. Mencelupkan sarung tangan kedalam larutan klorin kemudian merendam handscoon dalam keadaan terbalik kemudian mencuci tangan 10. Melakukan pemeriksaan DJJ 11. Memberitahu kepada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik kemudian meminta ibu untuk meneran saat ada HIS 12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu meneran 13. Melakukan pimpinan meneran saat ada HIS dan istirahat saat tidak ada HIS, memberi minum ibu saat istirahat dan memeriksa DJJ
16

14. Saat kepala janin terlihat di vulva 5-6 cm, pasang handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi 15. Mengambil kain bersih lalu melipat 1/3 bagian dan meletakkan di bawah bokong ibu 16. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dalam partus set dan obat-obatan serta mendekatkan alat di dekat pasien. 17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan 18. Saat sub-occiput tampak di bawah simpisis, tangan kanan melindungi perineum dengan alas lipatan kain di bawah bokong ibu, sementara tangan kiri menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat saat kepala lahir - Saat terjadi HIS, perineum terlihat kaku sehingga kepala bayi tidak dapat keluar sehingga dilakukan episiotomy untuk memperlebar jalan lahir 19. Setelah kepala lahir, mengusapkan kassa atau air bersih untuk membersihkan muka bayi dari lendir dan darah 20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin 21. Menunggu hingga janin melakukan putar paksi luar 22. Setelah kepala bayi menghadap paha ibu, tempatkan kedua telapak tangan biparietal kepala janin, tarik secara hati-hati kearah bawah sampai bahu depan lahir, kemudian tarik secara hati-hati kearah atas sampai bahu belakang lahir 23. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepala, leher, dan bahu janin posterior (belakang) dengan posisi ibu jari pada leher dan keempat jari pada bahu sementara tangan kiri memegang lengan dan bahu bagian anterior (depan) saat badan dan lengan lahir 24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin. Untuk memegang tungkai bawah, selipkan jari telunjuk tangan kiri diantara lutut janin 25. Setelah seluruh badan bayi lahir, pegang bayi bertumpu pada lengan kanan sedemikian rupa sehingga bayi menghadap kearah penolong. Lakukan penilaian dengan segera kemudian letakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala lenih rendah daripada badan 26. Bayi lahir spontan tanggal 14 Juni 2013, jam 14.00 WIB. Jenis Kelamin : Perempuan, bayi lahir langsung menangis kuat, warna kulit kemerahan,
17

gerakan aktif. Segera mengeringkan bayi, pembungkus kepala dan badan bayi. 27. Memeriksa Fundus Uteri untuk memastikan bahwa kehamilannya tunggal KALA III S : Ibu mengatakan dirinya merasa lega karena anaknya sudah lahir dalam keadaan sehat. O : Bayi lahir jam 14.00 WIB Bayi lahir langsung menangis Gerakan aktif Tangis kuat A P : Kala III : Langkah 28 s/d 40 28. Member tahu ibu bahwa akan disuntik agar uterus berkontraksi baik 29. Dalam waktu 1 menit, setelah bayi lahir menyuntikkan oksitosin 10 unit IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral 30. Menjepit tali pusat dengan mengunnakan klem kira-kira 3 cm dari umlikusbayi, dan melakukan pengurutan isi tali pusat kearah ibu dan memasang klem ke 2 dengan jarak 2 cm dari klem pertama 31. Memegang tali pusat diantara 2 klem menggunakan tangan kiri dengan pelindungan jari-jari tangan kiri lalu memotong tali pusat diantara 2 klem 32. Menjepit tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi kemudian melingkarkan benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul mati 33. Mengganti pembungkus bayi dengan kain bersih dan kering.

Membungkus bayi hingga kepala, kemudian bayi diberikan kepada ibunya untuk disusui 34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10n cm dari vulva 35. Meletakkan tangan kiri diatas simpisis, menahan bagian bawah uterus sementara tangan kanan memegang tali pusat menggunakan klem dengan jarak 5-10 cm dari vulva
18

36. Saat uterus berkontraksi, meregangkan tali pusat dengan tangan kanan sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kea rah dorso cranial 37. Jika dengan peregangan tali pusat terkendali, tali pusat terlihat bertambah panjang dan terasa ada pelepasan plasenta, minta ibu untuk meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat kearah bawah kemudian kearah atas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga plasenta di vulva 38. Setelah plasenta tampak di vulva teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati, dan tangan kiri berada dibawah plasenta sementara tangan kanan membantu menerima plasenta sambil memutar searah jarum jam 39. Segera setelah plasenta lahir, tangan kiri melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus searah sirkular dengan menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik 40. Memeriksa kelenhkapan plasenta Tanggal : 14 Juni 2013 KALA IV S O : Ibu mengatakan lega ari-ari sudah lahir : Kotiledon dan selaput ketuban Panjang tali pusat Tidak ada kelainan TTV, TD N RR TFU Lokhea ASI BAK BAB A : P2A0 : 110/80 mmHg : 80 x/menit : 24 x/menit : 2 jarib dibawah pusat : Rubra : ++ : Belum : Belum : Lengkap : 45 cm jam :14.05 WIB

19

: Penatalaksanaan kala IV 41. Memeriksa robekan pada perineum dan melakukan heating untuk mencegah terjadi perdarahan aktif yang dapat menyebabkan ibu mengalami syok 42. Memeriksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan pervaginam 43. Biarkan bayi tetap kontak kulit dengan kulit ibunya minimal 1 jam 44. Setelah 1 jam bayi lahir, lakukan penimbangan bayi danberi tetes mata antibiotic Profilaksis serta vitamin K 1 mg dip aha kiri anterolateral 45. Setelah 1 jam dari pemberian vitamin K 1 mg, berikan imunisasi Hb 0 di paha kanan anterolateral 46. Melakukan observasi terhadap kontraksi uterus untuk menilai perdarhan pervaginam 47. Mengajarkan kepada ibu atau keluarga untuk melakukan masase uterus dan menilai kontraksi uterus 48. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi Kontraksi uterus TFU Kandung kemih Perdarahan : baik (kuat) : 2 jari di bawah pusat :: 110 cc

49. Memeriksa TTV, TFU, kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua 50. Pastikan kembali bahwa bayi bernafas normal 51. Merendam semua peralatan bekas pakai kedalam larutan klorin 0,5 % 52. Membuang bahan-bahan yang telah terkontaminasi ketempat sampah yang sesuai 53. Membersihkan ibu dari sisa-sisa air ketuban, lendir, dan darah dengan air DTT serta mengganti pakaian bayi dengan pakaian yang bersih dan kering 54. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum 55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%

20

56. Mencelupkan sarung tangan kedalam larutan klorin kemudian merendam handscoon dalam keadaan terbalik kemudian mencuci tangan 57. Mencuci tangan dengan sabun dan bilas dengan menggunakan air mengalir 58. Mendokumentasikan dengan melengkapi patograf PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI a. Inspeksi Kepala : Simetris, tumbuh rambut warna hitam, bersih, tampak ada caput succedaneum, ubun-ubun belum menutup Muka Mata Hidung Mulut Dada Mamae : Simetris, kemerahan dan tidak ikterus : Simetris, conjungtiva merah muda dan sclera putih : Bersih, tidak ada serumen : Simetris, tidak ada tampak labiopalatokisis : Simetris, tidak ada retraksi dada : Simetris, putting susu menonjol, areola mamae kemerahan

Abdomen : Tidak ada perdarahan, tali pusat belum kering dan belum lepas Punggung: Simetris Genetalias: Bersih Anus : Tidak tampak atresia ani : Simetris, tidak terdapat kelainan congenital

Ekstrem. Atas

Ekstrem. Bawah : Simetris, tidak terdapat kelainan congenital b. Palpasi Kepala Leher jugularis c. Auskultasi Dada : Tidak ada terdengar bunyi ronchi, wheezing dan murmur : Terdapat caput succedaneum : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran vena

BB : 3000 gram PB : 45 cm

21

BAB IV PEMBAHASAN

Berdasarkan pengkajian data pada Ny D G2P1A0 dengan persalinan normal tanggal 14 17 juni 2013 ternyata tidak ada kesenjangan antara teori dengan penerapan yang dilakukan di lapangan praktik RSUD Prabumulih. Berdasarkan pengkajian di dapatkan data subjektif Ny D G2P1A0 hamil aterm , melahirkan secara spontan dengan episiotomi di perineum. Berdasarkan data objektif diperoleh keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, Tekanan Darah 110/80 mmHg, Polse 80x/menit, Temp 36oC, Respirasi 24 x/menit. Keadaan bayi baik ,tidak ada kelainan. Penatalaksanaan Ny D di ruang Maternitas RSUD Prabumulih setelah pemantauan dan prosedur penanganan yaitu inj oksitosin, lidokain, heating perineum, terapi obat dari dokter. Pendokumentasian kasus Ny D dilakuka secara menyeluruh dari mulai pengkajian, perumusan masalah, perumusan diagnosa kebidanan, perencanaan sampai evaluasi dan planning. Catatan perkembangan model SOAP yang langsung di dokumentasikan setelah dilakukan tindakan kebidanan.

22

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Setelah dilakukan pengkajian data pelaksanaan persalinan normal pada tanggal 14 17 Juni 2013 pada pukul 12.00, pada Ny. D dapat disimpulkan bahwa : Pada saat pengkajian di dapatkan hasil pemeriksaan G2P1A0 Ny. D 3 cm, os mengaku keluar lendir bercampur darah sejak tadi pagi, hamil anak ke-2, gerakan janin aktif dan masih dirasakan ibu, K/U: cukup, TD:110/80 mmHg, N: 80x/menit, RR: 24x/menit, T: 360C, TFU: 3 jari di bawah px, kon-Ut : baik, porio: tipis, DJJ: 140x/menit. Didapatkan analisa dengan diagnose Ny. D dengan persalinan normal, dan tindakan yang dilakukan adalah episiotomy perineum untuk mencegah terjadinya rupture yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan perdarahan aktif. Pada kasus yang saya ambil ibu bersalin normal dengan kehamilan aterm tanpa komplikasi pada ibu dan janin, dan berat badan bayi lahir normal.

Evaluasi dari semua asuhan kebidanan yang diberikan yaitu, ibu mengetahui tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, dan bersedia melaksanakan anjuran yang diberikan kepada ibu.

5.2 Saran 1. Bagi Klien Ibu harus menjaga kesehatan dengan mengatur pola makan dan istirahta yang cukup dan tidak bekerja terlalu berat untuk sementara waktu Pasien dapat mengerti kondisi dirinya sendiri dan bayinya 2. Bagi Mahasiswa Belajar lebih giat lagi untuk lebih memahami teori yang ada, sehingga dapat menyesuaikan dengan kasus yang ada di lapangan. 3. Bagi Institusi Kesehatan Memepertahankan pelayanan yang sudah baik Memperbaiki pelayanan yang ada sesuai dengan protap dan sandar kesehatan 4. Bagi Institusi Pendidikan

23

Diharapkan makalah ini berguna sebagai asuhan untuk membimbing mahasiswa yang terjun ke lahan praktek dengan menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dna memantau kinerja mahasiswa selama di lahan praktik melalui bimbingan sevara intensif.

DAFTAR PUSTAKA
24

Anonim, 2011, Ketuban Pecah Dini, (http://www.kabarindonesia), diakses tanggal 4 juni 2011.

Anonim, 2011. Sistem Pelayanan Kesehatan Indonesia Terburuk di ASEAN, (http://www.kabarindonesia), diakses tanggal 4 juni 2011. Depkes R.I.,2008. Profil kesehatan Indonesia, Jakarta.

KATA PENGANTAR 25

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga memenuhi tugas dinas yang berjudul Asuhan Kebidanan Pada Ny. D G2P1A0 Persalinan Spontan dengan Episiotomi Perineum di Rumah Sakit Umum Daerah Prabumulih Tahun 2013 juga makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun dalam rangka bahasan tersebut. Ucapan terima kasih khususnya kepada pembimbing praktik lapangan,selaku pembimbing praktik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada kami guna terselesainya makalah ini, dengan tidak mengurangi rasa hormat yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Ucapan terima kasih juga kepada teman-teman yang telah berpartisipasi,menyumbangkan ide dan telah membantu proses pembuatan makalah ini, hingga makalah ini dapat selesai. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini dan semoga makalah ini dapat berguna dan membantu kami dalam melaksanakan kuliah nanti. Demikianlah yang dapat kami sampaikan, kami ucapkan terimakasih Prabumulih, 10 juni 2013 untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang pokok

Penyusun

i 26

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ........................................................................................ DAFTAR ISI ... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan masalah.. ... 1.2.1 Tujuan Umum. 1.2.2 Tujuan Khusus 1.3 Manfaat..... 1 2 2 3 3 i ii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Persalinan................................................................... 2.2. Macam-macam Persalinan ........................................................... 2.3 Tahap Persalinan .......................................................................... 2.4 Pengertian Robekan Perineum ..................................................... 2.5 Etiologi Robekan Perineum ......................................................... 2.6 Penatalaksanaan ........................................................................... 4 4 4 5 6 7

BAB III TINJAUAN KASUS 1. Pengumpulan Data Dasar .............................................................. 2. I nterpretasi Data Dasar................................................................. 3. Identifikasi Diagnosa Potensial dan Masalah Potensial ............... 4. Kebutuhan segera .......................................................................... 5. Asuhan Kebidanan secara menyeluruh ......................................... 6. Implementasi ................................................................................. BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan ........................................................................................ BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 5.2 Saran ..... ii 27 24 24 22 13 13 13 15 8

Anda mungkin juga menyukai