Anda di halaman 1dari 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. HIPERTENSI PADA LANSIA 1.

Definisi Hipertensi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan yang terjadi pada pembuluh darah dimana tekanan pembuluh darah meningkat dan dapat menyebabkan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan-jaringan yang

membutuhkannya mengalami terhambat. World Health Organization (WHO) memberikan batasan tekanan darah normal pada lansia adalah 140/90 mmHg, dan tekanan darah di atas 160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi (.....). Hipertensi dapat diartikan sebagai tekanan darah persisten dimana sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi diartikan sebagai tekanan darah dengan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (....). hipertensi sering di temukan pada usia lanjut. Peningkatan tekanan sistolik lebih dari 160 mmHg terjadi pada 8% dari lansia yang berusia 6069 tahun, 11% dari lansia berusia 70-79 tahun, dan 22% dari lansia berumur 80 tahun keatas (Palmer & William, 2007). Menurut batasan hipertensi yang dipakai saat ini, diperkirakan 23% wanita dan 14% pria yang berusia lebih dai 65 tahun (Dempsay, 2002). 2. Etiologi Hipertensi Hipertensi dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu hipertensi primer dan sekunder. Penyebab dari hipertensi primer belum diketahui secara pasti. Sedangkan penyebab hipertensi sekunder memiliki penyebab pasti, misalnya ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian kotrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan tekanan darah (....). Menurut Nurjanah (2012), penyebab hipertensi pada lansia adal terjadinya perubahan-perubahan pada: a. Elastisitas dinding aorta menurun. Hal ini terjadi karenakurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi b. Katup jantung menebal dan menjadi kaku c. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

d. Kemampuan kerja jantung menurun 1% setiap tahun sesudah berusia 20 tahun, penrunan ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume darah. 3. Klasifikasi Hipertensi Menurut The Seventh Report of The National Committe on Prevention Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun 2003 klasifikasi hipertensi pada usia lanjut dapat dibedakan: Tabel 1.1 Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VII Kategori Normal Pre Hipertensi Hipertensi: Stage 1 Stage 2 140-159 160 90-99 100 Sistolik (mmHg) < 120 130-139 Diastolik (mmHg) < 80 80-89

4. Manifestasi Klinis Hipertensi Secara umum tanda dan gejala dari hipertensi tidak disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak tampak secara nyata. Pada hipertensi ringan tidak menunjukkan tanda dan gejala yang khas tetapi dapat berlangsung bertahun-tahun tanpa disadari oleh penderita, Namun, lansia baru menyadari hipertensi saat mengeluh sakit kepala atau pusing, muka merah, tengkuk terasa pegal, dan lainlain (.....). 5. Faktor Risiko Hipertensi Faktor-faktor yang dapat menimbulkan hipertensi adalah sebagai berikut: a. Jenis kelamin Pria lebih banyak menderita hipertensi daripada wanita. Bedasarkan gender, hipertensi dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis. Pada wanita, hipertensi sering dipicu oleh kelebihan berat badan, stress, dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada pria lebih berhubungan dengan pekerjaan, seperti perasaan malas terhadap pekerjaan, dan pengangguran (....) b. Usia

Risiko seseorang menderita hipertensi yaitu dikarenakan oleh bertambahnya usia. Menurut Departemen Kesehatan RI (Depkes RI), (2007), mengatakan sekitar 1,8% - 28,6% penduduk Indonesia yang berusia > 20 tahun adalah penderita hipertensi. c. Merokok Merokok memiliki beberapa efek dalam tubuh manusia, diantaranya beban miokard menjadi bertambah karena rangsangan katekolamin dan menurunnya konsumsi O2 akibat inhalasi CO2 yang menyebabkan takikardi, vasokontriksi pembuluh darah, dan rusaknya struktur dindin pembuluh dara karen kandungan zat di dalam rokok. Sehingga rokok berpengaruh langsung terhadap terjadinya hipertensi (......). d. Konsumsi garam berlebih Konsumsi garam secara berkebih dapat meningkatnya volume cairan yang secara langsung dapat meningkatkan preload. Meningkatnya preload dapat menyebabkan peningkatan curah jantung yang berdapak pada hipertensi (...). e. Stress Stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung, sehingga akan mensitumulasi peningkatan aktivitas saraf simpatis. Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah. Stress dapat memicu hormon adrenalin dan kortisol meningkat, dan membuat nafsu makan seseorang menurun. Keadaan tersebut jika tidak ditanggulangi akan berpontensi menjadi faktor risiko hipertensi.

Pengendalian stress berdampak besar pada penurunan tekanan darah (....). f. Aktivitas fisik Kurangnya olahraga akan menimbulkan obesitas dan peningkatan tekanan darah. Meskipun tekanan darah meningkat saat berolahraga, namun jika berolahraga secara teratur akan lebih sehat dan memiliki tekanan darah yang normal daripada yang tidak melakukan olahraga. Olahraga yang teratur dalam jumlah yang sedang lebih baik dari pada olahraga berat tapi hanya sekali (....). g. Minum kopi

Minum kopi dalam secangkir kopi mengandung 75-200 mg kafein, dimana secangkir tersebut berpotensi meningkatkan tekanan darah 5-10 mmHg (...). 6. Komplikasi Hipertensi Hipertensi menimbulkan jantung bekerja lebis keras dan dinding pembuluh mengalami kerusakan. Hipertensi dapat meningkatkan risiko jantung dua kali dan meningkatkan risiko stroke delapan kali dibanding dengan orang yang tidak mengalami hipertensi (....). Adapun penyakit-penyakit yang sering dihubungkan dengan tekanan darah tinggi adalah sebagai berikut: a. Penyakit jantung koroner dan arteri b. Payah jantung c. Stroke d. Kerusakan ginjal e. Kerusakan penglihatan B. PERAN KELUARGA 1. Pengertian Keluarga Menurut Triyanto dalam Friedman (2010), mengartikan keluarga sebagai sebuah kupulan yang terdiri dari dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan perkawinan atau tidak, yang terikat dalam kehidupan terus menerus, yang tinggal bersama dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional, dan mempunyai tanggung jawab antara satu orang dengan orang lainnya. Peran keluarga diharapkan dapat meningkatkan perawatan bagi penderitan hipertensi pada lansia. 2. Fungsi Keluarga Fungsi keluarga didefinisikan sebagai hasil atau kewajiban bagi struktur keluarga. Menurut Triyanto (2011), fungsi keluarga meliputi: a. Fungsi afektif Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, dimana keluarga saling mengasih dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung. Keberhasilan fungsi afektif membawa keluarga pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Dalam afektif ini, keluarga memberikan perhatian, kasih sayang dalam memberikan pengendalian faktor risiko hipertensi pada lansia. b. Fungsi sosialisasi dan fungsi penempatan sosial

Proses pekembangan dan perubahan individu dalam keluarga. Keluarga merupakan tempat individu (lansia dengan faktor risiko hipertensi) untuk belajar untuk bersosialisasi. Keberhasilan fungsi ini, melatih individu untuk berinteraksi dengan anggota keluarga dan lingkungan disekitarnya. c. Fungsi Reproduksi Fungsi reproduksi adalah untuk meneruskan kelangsungan dan menambah sumber daya manusia. Pada pasangan suami istri dengan hipertensi maka akan terhambat juga fungsi reproduksinya. Keberhasilan fungsi ini diharapkan keluarga mengikuti program keluarga berencana. d. Fungsi ekonomis Dimana keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti sandang, pangan, dan papan.

Anda mungkin juga menyukai