Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FARMAKOLOGI SISTEM SARAF PARKINSON, SKIZOFRENIA, DAN ALZHEIMER

Disusun Oleh KELAS B KELOMPOK 7 Dilla Wendistia Hesti Pri Haryani Curie Julia Kulzumia Rafdi Falih A

(G1F012014) (G1F012034) (G1F012054) (G1F012076)

JURUSAN FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2013

SISTEM SARAF
Salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerja sama yang repi dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Dengan pertolongan saraf kita dapat menerima suatu rangsangan dari luar pengendalian kerja otot. Sistem saraf dibentuk oleh berjuta-juta sel saraf yang disebut neuron. Antara ujung neuron yang satu dengan ujung neuron yang lain saling berhubungan pada tempat yang disebut sinapsis. Neuron terdiri atas tiga bagian, yaitu dendrit, badan sel, dan neurit (akson). Berikut ini beberapa istilah penting yang berhubungan dengan neuron. 1. Dendrit : bagian dari neuron. penjuluran yang keluar dari badan sel, merupakan lanjutan plasma dan biasanya bercabang-cabang. Dendrit berfungsi sebagai pembawa rangsang dari bagian lain menuju ke badan lain. 2. Badan Sel : bagian dari sel saraf yang mengandung nukleus dan nukleolus. Sitoplasma badan sel saraf bergranula, disebut badan Nissi 3. Neurit / Akson : bagian dari neuron. penjuluran panjang berfungsi sebagai pembawa rangsang dari badan sel. 4. Selubung Mielin : Selaput dalam pelindung neurit. 5. Selubung Neurilemma : Selaput luar yang melindungi neurit. Berfungsi untuk membantu regenerasi dendrit dan akson, memberi nutritif melalui nodus ranvier.

Macam-Macam Neuron Berdasarkan fungsinya neuron dapat dibedakan menjadi 4 bagian, sebagai berikut : 1. Neuron Sensorik / Neuron Aferen : Neuron yang dendritnya berhubungan dengan reseptor, aksonnya berhubungan dengan neuron yang lain. Fungsinya untuk menghantarkan impuls dari reseptor ke pusat susunan saraf. 2. Neuron Motorik / Neuron Efektor : Neuron yang dendritnya menerima impuls motorik ,aksonnya berhubungan dengan efektor. Fungsinya untuk menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf ke efektor. 3. Neuron Ajustor : Neuron yang menghubungkan antara neuron sensorik dan neuron motorik. Terdapat di pusat saraf.

4. Neuron Konektor : Neuron yang dendritnya dan aksonnya berhubungan dengan neuron lain di luar pusat saraf. Susunan Sistem Saraf Manusia Sistem saraf pada manusia terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang, sedangkan saraf tepi terdiri atas sistem saraf aferen dan eferen. 1. Sistem Saraf Pusat Sistem saraf pusat adalah bagian anatomi tubuh yang sangat lunak, sehingga secara evolusi, bagian ini dilindungi oleh tengkorak, ruas-ruas tulang belakang, dan tiga lapisan membran, yang disebut dengan membrane meninges. Jika membaran ini mengalami infeksi, maka akan mengalami radang yang disebut dengan radang meningitis (radang otak). a. Otak Otak tersusun atas tiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut : 1. Durameter : merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak 2. Arachnoid : didalamnya terdapat cairan serebrospinalis, semacam cairan limfa yang mengisi sela-sela membran Arachnoid. Fungsinya adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik. 3. Piameter : merupakan lapisan yang penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Fungsinya memberi oksigen dari nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolism b. Sumsum tulang belakang Sumsum tulang belakang, bagian luarnya berwarna putih dan bagian dalamnya berwarna kelabu. Fungsi sumsum tulang belakang adalah sebagai berikut : 1. Menghubungkan sistem saraf tepi ke otak 2. Memberi alternatif jalan terpendek pada gerak refleks 3. Pusat refleks sumsum tulang belakang

2. Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf aferen, yang membawa impuls saraf dari reseptor menuju ke sistem saraf pusat.

Sistem saraf eferen, yang membawa impuls saraf dari sistem saraf pusat ke efektor.

Sistem saraf tepi meliputi sistem saraf sadar (somatik) dan sistem saraf tak sadar (autonom).

Sistem saraf sadar (somatik) Terdiri dari 12 pasang saraf otak dan 31 pasang saraf sumsum tulang belakang

Sistem saraf tak sadar (autonom) Sistem saraf autonom mengontrol kegiatan organ-organ dalam, misalnya kelenjar keringat, otot perut, paru-paru, jantung , otot polos, sistem pencernaan , dan otot polos pembuluh darah. Berdasarkan sifat kerjanya , sistem saraf autonom dibedakan menjadi sistem saraf parasimpatik dan sistem saraf simpatik. Kedua saraf tersebut bersifat antagonis. Jika saraf simpatik menyebabkan kontraksi pada suatu efektor, sedangkan saraf parasimpatik menyebabkan relaksasi pada efektor tersebut.

Gangguan pada Sistem Saraf 1. Parkinson Parkinson adalah suatu kelainan degenerative system saraf pusat yang menyebabkan gangguan atau berkurangnya rangsangan pada korteks motorik. Parkinson terjadi ketika 80 % sel neuron yang membentuk substansia nigra di area otak tengah hilang. Neuron ini menggunakan dopamine sebagai neurotransmiternya. Gejala utamanya adalah tremor, kaku otot, sulit berjalan, gangguan keseimbangan, dan gerak-gerik menjadi lambat. Jenis penyakit Parkinson dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Penyakit parkinson primer, terjadi karena produksi dopamine rendah yang tidak diketahui penyebabnya.

2. Penyakit parkinson sekunder, disebabkan faktor dari luar. Misalnya, asupan obat-obat antihipertensi, antiaritmia, jantung, antimuntah, atau obat gangguan jiwa. Selain itu keracunan akibat zat-zat polutan seperti karbon monoksida, sianida, karbon disulfida, pestisida, dan herbisida bisa merusak sel saraf yang memproduksi dopamine. Infeksi virus, trauma kepala, dan stroke juga bisa menimbulkan parkinson. Pada umumnya penyakit parkinson menyerang pasien usia lanjut akibat proses degeneratif. Pengobatan untuk mengobati serta untuk menyembuhkan Penyakit Parkinson memang sangat banyak sekali, salah satunya adalah dengan mengkonsumsi Obat Tradisional Parkinson Jelly Gamat Gold-G. Jelly Gamat Gold-G yang trebuat dari ekstrak teripang atau gamat sea cucumber. Ekstrak Gamat mengandung enzim Super Oxide Dismutase (SOD), seng, vitamin E, dan betakaroten. Keempatnya merupakan antioksidan yang berkhasiat mengurangi efek degenerasi sel yang bisa memicu parkinson. Dengan banyak mengkonsumsi antioksidan, kerusakan sel yang memproduksi dopamine dapat di tekan. 10 tanda awal penyakit Parkinson: 1. Hilangnya indera penciuman 2. Sulit tidur 3. Mengalami sembelit dan problem berkemih 4. Kurangnya ekspresi wajah 5. Nyeri pada leher 6. Lambat saat menulis 7. Perubahan suara 8. Lengan tidak berayun bebas 9. Berkeringat secara berlebihan 10. Perubahan suasana hati dan kepribadian

Mekanisme Kerja Obat Parkinson Agonis dopamine Agonis dopamine secara langsung mengaktivasi reseptor-reseptor dopamine pada saraf-saraf post sinaptik sehingga terjadi stimulasi reseptor-reseptor tersebut sama seperti apabila reseptor berikatan dengan dopamine. Antikolinergik Memblok aktivitas eksitatorik yang meningkat dari sambungan antar neuron yang bersifat kolinergik pada jalur keluaran dari ganglia basal, yang secara tidak langsung terjadi akibat hilangnya kerja inhibitorik dopamine pada sambungan antarneuron tersebut Levodopa Levodopa akan di dekarboksilasi dopamine jumlah neurotransmitter dopamine bertambah stimulasi reseptor dopamine sentral & perifer Pada SSP dan ditempat lainnya, levodopa diubah oleh 1-asam amino dekarboksilase (1-AAD) menjadi dopamine. Dijaringan perifer 1-AAD dapat diblok dengan cara memberikan karbidopa, yang tidak dapat menembus sawar otak, oleh karena itu karbidopa meningkatkan penetrasi levodapa eksognus trsebut serta menurunkan efek samping (misal : mual, muntah, aritmia jantung, mimpi buruk, hipotensi postural) akibat metabolisme levodopa perifer menjadi dopamine. Inhibitor MAO-B MAO-B inhibitor akan menghambat secara irreversible enzim monoamine oksidase B yang mrupakan enzim penting dalam metabolisme dopamine. Blockade metabolisme MAO-B akan menyebabkan lebih banyak inhibitor yang tersedia untuk menstimulasi reseptor-reseptor dopamin Inhibitor COMT Memblok jalur alternative pada mtabolisme dopamine. Memperpanjang waktu paruh dopamine sehingga memperpanjang durasi dan aksi dopamine.

2. Skizofrenia Schizophrenia adalah penyakit akut pada otak yang mempengaruhi otak normal dan fungsi mental yang mana hal ini dapat memicu halusinasi,delusi, paranoia, dan kurang motivasi yang signifikan. Schizophrenia dapat

mempengaruhi kemampuan berpikir yang jernih, mengatur emosional, dan berinteraksi terutama dengan orang lain. Ada banyak teori mengenai penyebab schizophrenia, tetapi tidak ada satupun yang dapat dibuktikan. Schizophrenia mungkin sebuah gangguan genetik. Gangguan yang terjadi pada kimia di otak, seperti pada neurotransmitters dopamine and glutamate sepertinya berpengaruh terhadap timbulnya schizophrenia. Gambaran neuroimaging dari otak juga menunjukkan adanya kelainan biologis otak pada penderita schizophrenia. Meskipun penyebab pasti schizophrenia belum diketahui, namun ada beberapa faktor yang meningkatkan resiko terkena schizophrenia, yaitu: Mempunyai riwayat keluarga dengan schizophrenia. Terkena serangan virus, toxin atau malnutrisi, terutama pada kehamilan trimester satu dan trimester dua. Lingkungan hidup yang sangat menekan (stressful). Orang tua yang telah berumur. Minum obat psikoaktif dimasa remaja atau dimasa dewasa muda.

Gejala Klinik Penderita Skizofrenia) Penderita, tidak bisa membedakan antara kondisi yang nyata dan yang tidak nyata (halusianasi). Biasanya juga berhubungan dengan masalah kecemasan

(anxiety), depresi (depression),bahkan menjadi pencetus keinginan bunuh diri (suicidal). Sangat sensitive perasaannya dan tidak stabil (Irritable or tense feeling). Tidak bisa fokus dan berkonsentrasi.

Susah bahkan tidak bisa tertidur (Insomnia). Dan pada tahap selanjutnya mengalami gangguan berpikir, perasaan, bahkan gangguan/kelainan tingkah laku (behavior), kehilangan perasaan atau empati terhadap orang lain, bahkan delusion (keyakinan terhadap sesuatu yang tidak nyata), kalau berbicara meloncat-loncat dengan topik yang tidak saling berhubungan (loose associations).

Pengobatan Schizophrenia Pengobatan dengan minum obat dan psikoterapi akan dapat membuat penderita Schizophrenia mengendalikan penyakitnya. Pengobatan schizophrenia memerlukan penanganan dari psikiater. Penanganan pasien schizophrenia

sering memerlukan berbagai keahlian, seperti psikiater, perawat jiwa, psikolog, pekerja sosial. Obat obatan merupakan kunci utama pengobatan schizophrenia. Hanya saja, pemberian obat tersebut kadang memberikan efek samping yang tidak enak sehingga membuat penderita malas minum obat. Obat obat anti psikotik biasanya yang diberikan dokter kepada pasien schizophrenia. Obat obat tersebut mengendalikan gejala dengan melalui pengaruhnya terhadap

neurotransmitter serotonin dan dopamin. Kesediaan penderita untuk bekerja sama dalam pengobatan akan memudahkannya untuk pulih. Penderita yang tidak mau minum obat perlu diobati dengan suntikan. Penderita yang gelisah (agitated) mungkin memerlukan pemberian benzodiazepine, seperti lorazepam (Ativan) agar bisa tenang selain diberikan obat anti psikotik juga. 3. Alzheimer Penyakit Alzheimer adalah suatu keadaan di mana sejumlah sel-sel saraf di otak mati, yang mengakibatkan sinyal-sinyal otak sulit tersalurkan dengan baik. Gejala penyakit Alzheimer sulit dikenali sejak dini. Masalah-masalah yang dihadapi oleh penderita adalah ingatan, penilaian, dan berpikir, yang membuat sulit bagi penderita untuk bekerja atau mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari. Sel-sel saraf yang mati terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun.

Gejala-gejala Alzheimer meliputi : Memiliki gangguan memori dan berpikir, yakni merasa kesulitan mengingat informasi baru dan pribadi. Kebingungan. Penderita Alzheimer bisa tersesat ketika keluar rumah sendirian dan kadang tidak dapat mengingat di mana dirinya atau bagaimana bias sampai ke tempat tujuannya. Lupa meletakkan benda yang telah disimpan, misalnya kacamat, kunci, dompet, dll. Berpikir abstrak. Penderita Alzheimer merasa tugas kantor atau pelajarannya lebih sulit dikerjakan daripada biasanya. Sulit mengerjakan kebiasaan sehari-hari, seperti makan, mandi, berpakaian, dll. Kepribadian dan perilaku penderita penyakit Alzheimer yang terus berubah. Yakni menjadi mudah marah, tersinggung, gelisah, atau jadi pendiam. Tingkah laku yang buruk, seperti meninggalkan rumah pada malam hari yang dingin tanpa jaket, atau bisa pergi ke took memakai baju tidur. Tidak mampu mengikuti petunjuk. Memiliki masalah dengan bahasa dan komunikasi. Memburuknya kemampuan penglihatan. Kehilangan motivasi atau inisiatif Pola tidur menurun.

Hingga saat ini bellum ditemukan perawatan, obat-obatan, atau pil yang bias mencegah penyakit Alzheimer, tetapi banyak orang dapat mengambil beberapa tindakan yang dapat mengurangi resiko penyakit Alzheimer. Salah satunya: Menurunkan kolesterol dan tingkat homocysteine, homocysteine berfungsi untuk menjaga dan membangun jaringan tubuh, namun jika overdosis menyebabkan dinding pembuluh darah terluka. Menurunkan tingkat tekanan darah tinggi. Memeriksa kadar gula dalam darah.

Berolahraga secara rutin. Terlibat dalam kegiatan yang merangsang pikiran Melakkukan diet sehat. Diet seimbang dapat membantu memberikan gizi yang seimbang pada tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. http://obatmanggis.com/obat-tradisional-parkinson/ Diakses tanggal 27 Mei 2013 Anonim. 2012. http://www.tempo.co/read/news/2012/02/25/060386328/10-TandaAwal-Penyakit-Parkinson Diakses tanggal 27 Mei 2013 Anonim.2011. http://macammacampenyakit.com/penyakit-alzheimer/ Diakses

tanggal 27 Mei 2013 Anonim.2011. http://www.anneahira.com/jenis-penyakit-kejiwaan.htm Diakses

tanggal 27 Mei 2013 Anonim.2011. http://www.psychologymania.com/2012/04/sistem-saraf-pusat.html

Diakses tanggal 27 Mei 2013 Anonim.2012. http://www.tahitiannonibioactive.net/terapi/terapi-syaraf/ Diakses

tanggal 27 Mei 2013 Barbeito ,L dan Maccioni RB, Muoz JPThe molecular bases of Alzheimer's disease and other neurodegenerative disorders. Millennium Institute for Advanced Studies in Cell Biology and Biotechnology, Faculty of Sciences, University of Chile;, L. Diakses tanggal 27 Mei 2013 Goldstein, Lawrence S. B. Defective Cell Transport Suggested in Alzheimer's Disease. Howard Hughes Medical Institute. Diakses tanggal 27 Mei 2013 Ikrar,Taruna.2012. University of California, School of Medicine, Irvine, USA http://kabarinews.com/kesehatan-schizophrenia-penyakit-jiwa-menahun-yangdapat-disembuhkan/48817 LKS Tuntas & Sukses SNMPTN

Syaifuddin,H. 2006.Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 3.Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai