Disusun Oleh :
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2013
I. II. III.
Judul
Netralisasi Limbah Kimia 2
Tujuan
Untuk menetralisasi limbah kimia cair agar tidak mencemari lingkungan saat dibuang.
Dasar Teori
Sebagian besar limbah cair dari industri mengandung bahan bahan yang bersifat asam (Acidic) ataupun Basa (alkaline) yang perlu dinetralkan sebelum dibuang kebadan air maupun sebelum limbah masuk pada proses pengolahan, baik pengolahan secara biologic maupun secara kimiawi, proses netralisasi tersebut bisa dilakukan sebelum atau sesudah proses equalisasi. Untuk mengoptimalkan pertumbuhan microorganisme pada pengolahan secara biologi, pH perlu dijaga pada kondisi antara pH 6,5 8,5, karena sebagian besar microb aktif atau hidup pada kondisi pH tersebut. Proses koagulasi dan flokulasi juga akan lebih efisien dan efektif jika dilakukan pada kondisi pH netral. Netralisasi adalah penambahan Basa (alkali) pada limbah yang bersifat asam (pH 7). Pemilihan bahan atau reagen untuk proses netralisasi banyak ditentukan oleh harga atau biaya dan praktis-nya, Bahan (reagen) yang biasa digunakan tersebut adalah : Asam : a. Sulfuric acid ( H2SO4 ) b. Hydrochloric acid ( HCI ) c. Carbon dioxide ( CO2 ) d. Sulfur dioxide e. Nitric acid Basa : a. Caustic soda (NaOH) b. Soda Ash (Na2CO3) c. Limestone (CaCO3) Proses netralisasi bertujuan untuk melakukan perubahan derajat keasaman (pH) air limbah. Proses ini dilakukan pada awal proses (pengkondisian) air limbah sebelum dilakukan proses lanjutan atau pada akhir proses sebelum air limbah dibuang kelingkungan dalam rangka memenuhi standar baku mutu air limbah yaitu pH 6-9.
Beberapa air limbah memiliki derajat keasaman (pH) asam dan basa, dalam proses netralisasi diharapkan pH air limbah menjadi netral atau berkisar 6-9. Reaksi yang terjadi pada netralisasi ada yang bersifat eksotermis (the enthalpy of neutralization) seperti reaksi antara natrium hidroksida dengan asam clorida, dan bersifat endotermis yaitu natrium karbonat dengan asam asetat. Pada air limbah yang bersifat asam, dibutuhkan basa untuk netralisasi dan sebaliknya. Pada netralisasi air limbah dapat pula terbentuk padatan sehingga dibutuhkan proses pemisahan padatan.
IV.
V.
Cara Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan di atas meja kerja. 2. Membuat Larutan Ca(OH)2 dan K2Al2(SO4)2 3. Menuangkan larutan Ca(OH)2 dan K2Al2(SO4)2 ke dalam limbah kimia secara kontinu sambil menghomogenkan selama 15 menit pengadukan cepat kemudian 5 menit pengadukan lambat 4. Mengecek pH dan atur pH sampai didapatkan pH netral, bila asam menambahkan Ca(OH)2, bila basa menambahkan K2Al2(SO4)2 5. Menunggu hingga larutan jernih 6. Mengecek kaporisasi pada lapisan jernih
VI. VII.
Pembahasan
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Penyisihan bahan-bahan tersebut pada prinsipnya berlangsung melalui
perubahan sifat bahan-bahan tersebut, yaitu dari tak dapat diendapkan menjadi mudah diendapkan (flokulasi-koagulasi), baik dengan atau tanpa reaksi oksidasi -reduksi, dan juga berlangsung sebagai hasil reaksi oksidasi.
VIII.
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa limbah kimia tersebut dapat diolah dengan cara netralisasi dengan kadar Cl2 sebesar 1,5 mg/I.
IX.
Referensi
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia_sma1/kelas-3/netralisasi-padapengolahan-limbah-cair/
Pengesahan