Anda di halaman 1dari 55

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Blok Homeostasis, Stress, dan Adaptasi adalah blok ke 6 di semester 2

dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario C yang menerapkan kasus Michael, 18 tahun dibawa ke UGD karena putus cinta dan memotong Arteri Radialis. Hasil pemeriksaan di Rumah Sakit didapatkan Michael tidak sadar dengan GCS 13 ( E:3, M:6, V:4 ), sesak nafas dengan frekuensi 30x/menit. Denyut nadi 130x/menit. Tekanan darah 80/60 mmHg, kulitnya pucat dan dingin. Menurut dokter secara teori Michael mengalami ganguan metabolism akibat ganguan perfusi oksigen dan hasil laboratorium diperoleh kadar K+ 2,88 meq/L dan Na+ 124,3 meq/L. Setelah sadar, Michael menyatakan bahwa ia ingin bunuh bunuh diri karena kecewa berat dengan mantan pacarnya.

1.2

Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu : 1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Palembang. 2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode analisis dan pembelajaran diskusi kelompok. 3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Data Tutorial Tutor Moderator Sekretaris Notulen Waktu : dr. Rizal Ambiar sp.THT : Fajar Setia Budi : Aldieo Hatman Fahreza : Sulastri : Senin, 28 Mei 2012 Rabu, 30 Mei 2012

Rules : 1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam. 2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argument. 3. Izin saat akan keluar ruangan. 4. Dilarang makan dan minum.

2.2

Skenario Michael, 18 tahun dibawa ke UGD karena putus cinta dan memotong

Arteri Radialis. Hasil pemeriksaan di Rumah Sakit didapatkan Michael tidak sadar dengan GCS 13 ( E:3, M:6, V:4 ), sesak nafas dengan frekuensi 30x/menit. Denyut nadi 130x/menit. Tekanan darah 80/60 mmHg, kulitnya pucat dan dingin. Menurut dokter secara teori Michael mengalami ganguan metabolism akibat ganguan perfusi oksigen dan hasil laboratorium diperoleh kadar K+ 2,88 meq/L dan Na+ 124,3 meq/L. Setelah sadar, Michael menyatakan bahwa ia ingin bunuh bunuh diri karena kecewa berat dengan mantan pacarnya.

2.3 2.3.1

Seven Jumps Step Klarifikasi Istilah : cabang terminal lebih kecil dari arteri brachialis, yang mulai dari fossa cubiti setinggi collum radii dan berjalan ke distal dan lateral di bawah m.brachioradialis dan terletak pada otot-otot profunda lengan bawah. 2. Tidak sadar : tidak merasa, kaku, dan tidak ingat pada keadaan sebenarnya. 3. 4. Sesak napas Kulit pucat dan dingin : sulit bernafas : keadaan kulit menjadi lebih putih dikarenakan kekurangan suplai oksigen pada kulit 5. GCS : skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran pasien. 6. Tekanan darah : kekuatan yang mendorong darah terhadap dinding arteri. 7. Perfusi : Tindakan pengaliran cairan lewat pembuluh darah organ khusus. 8. UGD : bagian dari rumah sakit yang menampung dan melayani pasien yang sangat gawat (atau luka parah) 9. Oksigen : gas dengan rumus O2, yang berfungsi untuk membentuk ATP.

1. Arteri radialis

2.3.2

Identifikasi Masalah

1. Michael, 18 tahun dibawa ke UGD karena , putus cinta dan memotong Arteri Radialis. 2. Hasil pemeriksaan di Rumah Sakit didapatkan Michael tidak sadar dengan GCS 13 ( E:3, M:6, V:4 ).

3. Michael mengalami sesak nafas dengan frekuensi 30x/menit. 4. Denyut nadi 130x/menit. Tekanan darah 80/60 mmHg, kulitnya pucat dan dingin. 5. Michael mengalami ganguan metabolisme akibat ganguan perfusi oksigen dan hasil laboratorium diperoleh kadar K+ 2,88 meq/L dan Na+ 124,3 meq/L.

2.3.3

Analisis Masalah

1. Michael, 18 tahun dibawa ke UGD karena , putus cinta dan memotong Arteri Radialis. a. Bagaimana anatomi dan fisiologi arteri radialis? Jawab: Arteri radialis adalah cabang terminal yang lebih kecil dari arteri brachialis. Pembuluh ini mulai dari fossa cubiti setinggi collum radii. Arteri radialis berjalan ke distal dan lateral, di bawah musculus brachioradialis dan terletak pada otot-otot kelompok profunda lengan bawah. Pada bagian distal lengan bawah, arteri radialis terletak di permukaan anterior radius dan hanya ditutupi oleh kulit dan fascia. Di lateral arteri radialis terdapat tendo musculi brachioradialis dan di sebelah medialnya terdapat tendo musculi flexor carpi radialis. Arteri radialis meninggalkan lengan bawah dengan membelok di sekitar pinggir lateral region carpalis untuk mencapai permukaan posterior tangan. Arteri radialis membelok di sekitar pinggir lateral articulation radiocarpalis, di bawah tendo musculi abductor pollicis longus dan musculus extensor pollicis brevis dan terletak pada ligamentum lateral persendian. Pada waktu mencapai dorsum manus, arteri radialis berjalan ke distas di bawah tendo musculi extensor pollicis longus untuk mencapai celah antara kedua caput musculus interosseus dorsalis I, di sini arteri radialis membelok ke depan dan sampai ke telapak tangan.

Pembuluh nadi atau arteri berfungsi mengalirkan darah keluar dari jantung dengan ciri-ciri letaknya tersembunyi di dalam, dindingnya tebal elastis, dan denyutnya terasa.

b. Apa akibat dari terpotongnya arteri radialis? Jawab: Terpotongnya arteri radialis akan mengakibatkan Syok hipovolemia, mekanismenya : arteri radialis terpotong darah memancar keluar (perdarahan) volume darah berkurang syok hipovolemia. Menurunkan tekanan pada pengisian sirkulasi. Curah jantung menurun di bawah normal dan dapat timbul syok. Darah berwarna merah terang sebab kandungan O2 tinggi. Darah menyembur atau memancar dari luka. Pancaran bersamaan dengan denyut nadi penderita atau kontraksi jantung. Perdarahan ini lebih sulit terkontrol perdarahan banyak syok meninggal.

c. Apa pertolongan pertama yang harus diberikan kepada Michael? Jawab: 1. 2. Memeriksa dan mengelola airway dan breathing. Memberi tekanan langsung pada luka Jika perdarahan banyak ditemukan, gunakan tekanan langsung dengan tangan yang menggunakan sarung tangan sampai pembalut dapat dibebatkan (diikat). Kemudian segera balut dengan kassa steril. Jika luka kecil, gunakan tekanan langsung tepat diatas perdarahan dengan menggunakan ujung jari. Jika luka besar, balut dengan kassa steril dan gunakan tekanan langsung. 3. Setelah memberikan tekanan langsung. Meninggikan anggota tubuh yang mengalami perdarahan, sehingga lebih tinggi dari jantung memperlambat aliran darah yang keluar dan membantu pembekuan. 4. Jika luka terus mengeluarkan darah setelah dibalut, gunakan balutan lain diatasnya lalu lakukan penekanan ulang secara langsung 5. Gunakan tekanan pada nadi. Bterikan tekanan langsung pada arteri untuk mengurangi darah yang keluar. Lakukan penekanan dengan jari tangan. Dengan menekan pembuluh darah antara jari tangan dan tulang maka perdarahan akan berkurang.

2. Hasil pemeriksaan di Rumah Sakit didapatkan Michael tidak sadar dengan GCS 13 ( E:3, M:6, V:4 ). a. Bagaimana interpretasi dari GCS 13 ( E:3 , M:6 , V:4 )? Jawab: GCS 13 : penurunan kesadaran ringan, dimana

Eye (skor : 3) Motorik (skor: 6) Verbal (skor: 4)

: pasien terpejam, membuka mata bila dipanggil (rangsang suara) : pasien menggerakan tbuh ( missal ektremitas) sesuai perintah. : pasien menjawab pertanyaan dengan kata yang dimengerti tapi tidak sistematis.

Jadi, pada hasil pemeriksaan diketahui bahwa Michael mengalami penurunan kesadaran ringan.

b. Bagaimana mekanisme tidak sadarkan diri? Jawab: Trauma ( pemotongan ateri radialis ) menyebabkan darah di dalam tubuh banyak keluar sehingga volume darah berkurang curah jantung menurun tekanan darah menurun penurunan tekanan darah ini dideteksi oleh baroreseptor di jantung dan arteri carotis lalu diteruskan ke pusat vasomotor di batang otak menginduksi respon simpatis terjadi vasokontriksi perifer peningkatan frekuensi denyut dan kontraktivitas jantung karena tidak tercukupi kebutuhannya, perfusi O2 ke otak menurun gangguan pusat kesadaran di otak hilang kesadaran. c. Sistem apa saja yang terlibat saat Michael tidak sadarkan diri? Jawab: Sistem Saraf : Peralihan dari sistem saraf simpatis ke saraf parasimpatis. Sistem Kardiovaskuler Sistem Respirasi : Berkurangnya volume dan aliran darah. : Berkurangnya suplai oksigen ke otak (hipovolemia hipoksia).

d. Apa hubungan GCS dengan tingkat kesadaran? Jawab: Skor GCS dapat menunjukkan tingkat kesadaran seseorang, dalam hal ini Micheal memiliki GCS 13 itu artinya ia mengalami penurunan kesadaran ringan. Penilaian tingkat kesadaran dengan GCS ini merupakan penilaian secara kuantitatif. Atau jika dilakukan penilaian secara kualitatif, maka Micheal memiliki kesadaran pada tingkat apatis yaitu tingkat kesadaran dimana pasien tidak memberi respon yang baik terhadap stimulus lingkungan, dan pasien terlihat acuh tak acuh terhadap stimulus yang diberikan pemeriksa.

3. Michael mengalami sesak nafas dengan frekuensi 30x/menit. a. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari system respirasi? Jawab: Anatomi Sistem respirasi Respirasi

Sistem respirasi dibedakan menjadi dua saluran yaitu, saluran nafas bagian atas dan saluran nafas bagian bawah. Saluran nafas bagian atas terdiri dari: rongga hidung, faring dan laring. Saluran nafas bagias bawah terdiri dari trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-paru.

Fisiologi Sistem Respirasi

Fungsi utama sistem respirasi adalah memenuhi kebutuhan oksigen jaringan tubuh dan membuang karbondioksida sebagai sisa

metabolisme serta berperan dalam menjaga keseimbangan asam dan basa. Sistem respirasi bekerja melalui 3 tahapan yaitu : 1. Ventilasi

Ventilasi merupakan proses pertukaran udara antara atmosfer dengan alveoli. Proses ini terdiri dari inspirasi (masuknya udara ke paru-paru) dan ekspirasi (keluarnya udara dari paru-paru). Ventilasi terjadi karena adanya perubahan tekanan intra pulmonal, pada saat inspirasi tekanan intra pulmonal lebih rendah dari tekanan atmosfer sehingga udara dari atmosfer akan terhisap ke dalam paru-paru. Sebaliknya pada saat ekspirasi tekanan intrapulmonal menjadi lebih tinggi dari atmosfer sehingga udara akan tertiup keluar dari paru-paru. Pada saat inspirasi terjadi kontraksi dari otot-otot insiprasi (muskulus interkostalis eksternus dan diafragma) sehingga terjadi elevasi dari tulang-tulang kostae dan menyebabkan peningkatan volume cavum thorax (rongga dada), secara bersamaan paru-paru juga akan ikut mengembang sehingga tekanan intra pulmonal menurun dan udara terhirup ke dalam paru-paru. Ekspirasi merupakan proses yang pasif dimana setelah terjadi pengembangan cavum thorax akibat kerja otot-otot inspirasi maka setelah otot-otot tersebut relaksasi maka terjadilah ekspirasi. Tetapi setelah ekspirasi normal, kitapun masih bisa menghembuskan nafas dalam-dalam karena adanya kerja dari otot-otot ekspirasi yaitu muskulus interkostalis internus dan muskulus abdominis. 2. Difusi

Difusi dalam respirasi merupakan proses pertukaran gas antara alveoli dengan darah pada kapiler paru. Difusi terjadi melalui membran respirasi yang merupakan dinding alveolus yang sangat tipis dengan

ketebalan rata-rata 0,5 mikron. Saat difusi terjadi pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida secara simultan. Saat inspirasi maka oksigen akan masuk ke dalam kapiler paru dan saat ekspirasi karbondioksida akan dilepaskan kapiler paru ke alveoli untuk dibuang ke atmosfer. Proses pertukaran gas tersebut terjadi karena perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paru. 3. Transportasi

Setelah difusi maka selanjutnya terjadi proses transportasi oksigen ke sel-sel yang membutuhkan melalui darah dan pengangkutan

karbondioksida sebagai sisa metabolisme ke kapiler paru. Sekitar 97 98,5% Oksigen ditransportasikan dengan cara berikatan dengan Hb (HbO2/oksihaemoglobin,) sisanya larut dalam plasma. Sekitar 5- 7 % karbondioksida larut dalam plasma, 23 30% berikatan dengan Hb(HbCO2/karbaminahaemoglobin) dan 65 70% dalam bentuk HCO3 (ion bikarbonat). b. Bagaimana interpretasi dari sesak napas dengan frekuensi 30x/ menit? Jawab: Pernafasan yang cepat dan dalam disebut hiperventilasi, yang menyebabkan dikeluarkan terlalu banyaknya dari jumlah karbondioksida yang darah.

aliran

Penyebab hiperventilasi yang paling sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab lain dari alkalosis respiratorik adalah: rasa nyeri, sirosis hati, kadar oksigen darah yang rendah, demam, overdosis aspirin. Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 14-20x per menit. Dan seseorang dikatakan takipnea, apabila pernapasan cepat ( frekuensi > 24x/ menit ) dan dangkal.

bradipnea, apabila pernapasan lambat .

Dalam kasus ini, Michael mengalami sesak napas dengan frekuensi 30x/ menit menunjukan bahwa Michael mengalami sesak napas dengan pernapasan yang cepat ( frekuensi > 24x/ menit ) dan dangkal Yang disebut takipnea.

c. Bagaimana mekanisme sesak napas? Jawab: Kapasitas pengangkutan oksigen dalam darah menurun, gangguan transport oksigen, pensuplaian dan penggunaan oksigen oleh jaringan Suplai O2 dalam jaringan menurun

CO2 meningkat

Saraf simpatis

Epinefrin dan norepinefrin

Denyut jantung meningkat dan dilatasi bronkus Sesak napas

4. Denyut nadi 130x/menit. Tekanan darah 80/60 mmHg, kulitnya pucat dan dingin. a. Bagaimana anatomi dan fisiologi system kardiovaskuler ? Jawab:

Sistem kardiovaskuler mendistribusikan darah ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah (sirkulasi darah) yang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu 1. Sirkulasi sistemik (sistem peredaran darah besar) 2. Sirkulasi pulmonal (sistem peredaran darah kecil)

Sirkulasi pulmonal atau disebut juga sistem peredaran darah kecil adalah sirkulasi darah antara jantung dan paru-paru. 1. Darah dari jantung (ventrikel kanan) dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, 2. Darah ini banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa

metabolisme untuk dibuang melalui paru-paru ke atmosfer, 3. Selanjutnya darah akan teroksigenasi pada kapiler paru dan kembali ke jantung (atrium kiri) melalui vena pulmonalis.

Sirkulasi sistemik atau peredaran darah besar adalah sirkulasi darah dari jantung (ventrikel kiri) ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru). 1. Darah dari ventrikel kiri dipompakan ke suluruh tubuh melalui aorta, 2. Kemudian aorta bercabang-cabang menjadi arteri-arteri yang lebih kecil uang tersebar ke seluruh tubuh, 3. Selanjutnya darah dikembalikan ke jantung (atrium kanan) melalui vena cava.

b. Bagaimana interpretasi dari denyut nadi 130x/menit? Jawab: Nilai normal denyut nadi pada kelompok dewasa muda adalah 60-100x per menit. Di luar kategori tersebut termasuk dalam kategori: Bradikardi: denyut jantung / nadi lambat (< 60x / menit) Takikardi: denyut jantung/ nadi cepat ( >100x / menit)

Pada kasus ini, denyut nadi Micheal 130x /menit menunjukkan bahwa ia mengalami takikardi.

c. Mengapa denyut nadi Michael menjadi takikardi? Jawab: Karena Michael mengalami pendarahan akibat pemotongan arteri radialis yang menyebabkan volume darah berkurang, aliran atau peredaran darah ke jantung sedikit, suplai oksigen menurun, dan pengakitifan saraf simpatik bekerja sehingga sebagai kompensasi tubuh agar darah tetap mengalir ke jantung dan otak maka jantung berkontraksi lebih kuat dan cepat sehingga Michael menjadi takikardi. Mekanismenya:

Perdarahan volume darah berkurang aliran darah ke jantung sedikit saraf simpatik bekerja kontraksi dan daya konduksi jantung meningkat takikardi.

d. Bagaimana interpretasi dari tekanan darah 80/60 mmHg? Jawab: Tekanan darah normal adalah 100 mmHg 139 mmHg untuk tekanan sistole dan 60 mmHg 90 mmHg untuk tekanan diastole. Tekanan darah dibawah normal disebut hipotensi sedangkan tekanan diatas normal disebut hipertensi. Pada kasus ini, tekanan darah Micheal 80/60 mmHg menunjukkan bahwa ia mengalami hipotensi.

e. Mengapa tekanan darah Michael menjadi hipotensi? Jawab: Michael mengalami hipotensi karena perdarahan akibat pemotongan arteri radialis menyebabkan volume darah berkurang, penurunan tekanan pengisian sirkulasi rata-rata, penurunan aliran balik darah vena ke jantung yang mengakibatkan curah jantung menurun dan terjadi hipotensi . Mekanismenya: Perdarahan volume darah berkurang penurunan tekanan pengisian sirkulasi rata-rata penurunan aliran balik darah vena ke jantung curah jantung menurun hipotensi.

f. Bagaimana histologi kulit? Jawab: 1. epidermis Stratum korneum: terdiri dari beberapa sel gepeng yang mati, tidak berinti, protoplasma telah berubah menjadi kreatin . Stratum lusidum: lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan eleidin .

Stratum gronulosum : terdiri dari 2-3 lapis sel-sel gepeng dnegan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya . Stratum spinosum : lapisan sel berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis. Stratum basale : sel berbentuk kolumnair yang tersusun vertikal pada perbatasan pagar (palisade).

2. Lapisan dermis, terdiri atas: Pars papilare: berisi ujung serabut syaraf dan pembuluh darah Pars retikulare: terdiri dari serabut-serabut penunjang, seperti kolagen, elastin, dan retikulin.

3. Lapisan subkutis: kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak didalamnya. Sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa. Di lapisan sel ini terdapat ujung-ujung syaraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening

g. Bagaimana Mekanisme dari kulit pucat dan dingin? Jawab: Mekanisme kulit pucat: Perdarahan volume darah berkurang syok hipovolemia autoregulasi (simpatetik) vasokontriksi pembuluh darah perifer suplai darah di utamakan ke otak tidak terjadi aliran darah ke pembuluh darah perifer (kulit) kulit menjadi pucat.

Mekanisme kulit berasa dingin: Perdarahan volume darah berkurang syok hipovolemia autoregulasi (simpatetik) vasokontriksi pembuluh darah perifer suplai darah di utamakan ke otak tidak terjadi aliran darah ke pembuluh darah perifer (kulit) O2 berkurang metabolisme menurun jumlah panas yang dilepas berkurang suhu tubuh menurun (dingin).

5. Michael mengalami ganguan metabolisme akibat ganguan perfusi oksigen dan hasil laboratorium diperoleh kadar K+ 2,88 meq/L dan Na+ 124,3 meq/L. a. Apa yang dimaksud dengan ganguan metabolisme? Jawab: Gangguan metabolism adalah gangguan yang terjadi karena perubahan metabolisme aerob menjadi metabolisme anaerob yang disebabkan oleh kurangnya suplai oksigen di dalam tubuh.

b. Mengapa gangguan perfusi oksigen dapat mengakibatkan gangguan metabolisme? Jawab: Karena untuk melakukan metabolisme tubuh memerlukan oksigen. Sehingga apabila perfusi oksigen di dalam tubuh terganggu maka terjadi perubahan metabolisme dari aerob menjadi anaerob.

Metabolisme anaerob ini akan menghasilkan asam laktat. Asam laktat yang meningkat dalam darah akan menyebabkan keasaman darah meningkat dan pH darah menurun sehingga menimbulkan asidosis metabolik.

c. Berapa kadar K+ dan Na+ yang normal dalam tubuh? Jawab:

Kadar normal K+ dalam tubuh adalah 3,5 5,3 mmol/L Kadar normal Na+ dalam tubuh adalah 135 153 mmol/L Pada kasus ini, Michael memiliki kadar K+ 2,88 meq/L dan Na+ 124,3 meq/L yang menunujukkan bahwa kadar K+ dan Na+ di dalam tubuh Michael berada dibawah normal dan terjadi pengurangan elektrolit ini karena terjadinya pendarahan ( pemotongan arteri radialis ). d. Apa fungsi K+ dan Na+ bagi tubuh? Jawab: Kalium: Kalium penting untuk transmisi dan konduksi impuls-impuls saraf, dan untuk kontraksi otot-otot rangka, jantung, dan polos. Kalium juga diprlukan untuk kerja enizimdalam mengubah karbohidrat menjadi energi(glikolisis) dan asam amino menjadi protein. Kalium mningkatkan penyimpanan glikogen (energi) dalam sel-sel hati. Kalium juga mengatur osmolalitas (konsentrasi solut) dari cairan seluler. Natrium: Natrium merupakan kation ekstrasel utama. Bersama dengan elektrolit lain, natrium bertanggung jawab mempertahankan keseimbangan osmotik diantara kompartemen cairan. Fungsi dalam transpor aktif ion natrium dan kalium ke dan dari sel melalui pompa natrium-kalium. e. Apa dampak dari kadar K+ dan Na+ dibawah normal? Jawab: Kadar K+ dibawah normal mengakibatkan hipokalemia Kadar Na+ dibawah normal mengakibatkan hiponatremia, selain itu apabila kadar Na+ dibawah normal maka akan menyebabkan kadar H+ di dalam darah meningkat sehingga menyebabkan pH menurun dan tubuh mengalami asidosis metabolik.

6. Bagaimana padangan islam tentang bunuh diri pada kasus ini? Jawab: "Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur'an)." (QS. Al-Kahfi ; 6) Hadits 86. (Shahih Muslim) Dari Abu Hurairah ra, katanya Rasulullah saw., bersabda : Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata itu akan ditusuk-tusukannya sendiri dengan tangannya ke perutnya di neraka untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan racun, maka dia akan meminumnya pula sedikit demi sedikit nanti di neraka, untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari gunung, maka dia akan menjatuhkan dirinya pula nanti (berulang-ulang) ke neraka, untuk selama-lamanya.

2.3.4

Kerangka Konsep a.radialis terpotong

pendarahan hebat hipovolemia K+ & Na+ Volume darah menurun Peredaran darah Suplay O2 dalam jaringan hipotensi Kekuatan jantung untuk memompa Hipoxia diotak Tidak sadar ( GCS 13 (E:3,M:6,V:4) ) Takipnea Prioritas O2 ke otak Melakukan metabolisme anaerob takikardi Sesak napas

H+ Asidosis metabolik

CO2

Pengurangan darah di daerah perifer yaitu kulit

Jantung berkontraksi cepat Asam laktat

Kulit pucat dan dingin

Asidosis metabolik

2.3.5

Hipotesis

Michael,laki-laki 18 tahun, mengalami hipovolemik dan asidosis metabolik disebabkan terpotongnya arteri radialis.

2.3.6

Keterbatasan Ilmu

No.

Pokok Pembahasan

What I Know

What I dont Know

What I have to Prove

How I Will Learn

1.

Pemeriksaan tingkat kesadaran

Definisi Fungsi, antomi

Bagian-bagian serta fungsi masing-msing

Textbook, Internet

2.

Sistem Kardiovaskul ar

Definisi Fungsi

Fungsi yang lebih spesifik.

Internet.

3.

Sistem Respirasi

Definisi Fungsi, anatomi

Peran bagi tubuh dalam hal

Textbook, internet

homeostasis 4. Cairan Elektrolit Definisi Fungsi, anatomi Organ-organ respirasi, fungsi masing-masing. 5. a.Radialis Definisi Fungsi Organ-organ eskresi. 6. Histologi kulit 7. Asidosis Metabolik Definisi Antomi, fungsi. Definisi Fungsi Perannya bagi tubuh Hormon yang dihasilkan beserta fungsi masing-masing 8. Hipovolemik Definisi Fungsi Perannya bagi tubuh dalam hal homeostasis 9. Gangguan Metabolisme Definisi Dampak dari jedleg Cara mengatasi efek jed-leg Fisiologi Manusia Textbook,Inter net Teks book, Internet Textbook, Internet. Internet Internet.

2.3.7

Sintesis

1. Pemeriksaan Tingkat Kesadaran

PEMERIKSAAN TINGKAT KESADARAN

Tingkat kesadaran seseorang bisa dinilai dengan 2 pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Penilaian Tingkat Kesadaran Kualitatif terdiri dari 6 tingkatan yaitu:

1. Kompos Mentis a. Tingkat kesadaran tertinggi, di mana pasien sadar sepenuhnya baik dalam hal orientasi terdapat dirinya dan orientasi terhadap lingkungan. b. Pada tingkat kesadaran ini, pasien memberikan respon yang baik terhadapa stimulus yang diberikan misal mampu menjawab dengan baik pertanyaan sederhana yang diberikan oleh pemeriksa. 2. Apatis a. Tingkat kesadaran di mana pasien tidak memberi respon yang baik terhadap stimulasi lingkungan. b. Pasien terlihat acuh-tak acuh terhadap stimulasi yang diberikan pemeriksa. 3. Somnolen a. Pasien terlihat tertidur dan akan terbangun bila diberi rangsang suara (panggilan pemeriksa). b. Pasien akan tertidur kembali bila rangsangan dihentikan.

4. Sopor a. Penurunan kesadaran di mana pasien tertidur lebih dalam dan hanya akan terbangun bila diberi rangsang yang kuat misal rangsang nyeri. b. Bila terbangun pasien tidak dapat memberikan respon verbal yang baik. 5. Delirium a. Penurunan kesadaran yang disertai kekacauan motorik. b. Pasien terlihat gaduh gelisah dan meronta-ronta. 6. Koma a. Penurunan kesadaran yang paling dalam. b. Pasien tidak melakukan gerakan spontan dan tidak memberikan respon bila diberi rangsang yang kuat (rangsang nyeri).

Penilaian Tingkat Kesadaran Kuantitatif dengan Glasgow Coma Scale (GCS). Ada tiga metode pemeriksaan yang dilakukan dalam penilaian GCS yaitu:

1. Respon mata (Eye) 2. Respon motorik (Movement) 3. Respon kata-kata (Verbal) Nilai rentang skor Glasgow Coma Scale (GCS), minimal 3 sampai maksimal 15. Nilai rentang Tingkat Kesadaran berdasarkan Glasgow Coma Scale (GCS) : 15 : Sadar

13-14 : Penurunan kesadaran ringan 9-12 3-8 : Penurunan kesadaran sedang : Penurunan kesadaran berat (koma)

Prosedur Penilaian Kesadaran dengan metode Glasgow Coma Scale (GCS).

No 1. MATA (EYE)

METODE PEMERIKSAAN

SKOR

Pasien membuka mata spontan Pasien terpejam, membuka mata bila dipanggil (rangsang suara) Pasien terpejam, membuka mata bila dirangsang nyeri Pasien tidak membuka mata dengan rangsang nyeri

4 3

2 1

2.

MOTORIK (MOVEMENT) Pasien menggerakkan tubuh (misal ekstremitas) sesuai perintah Pasien melokalisir daerah yang dirangsang nyeri 6

(menyingkirkan sumber nyeri)

Pasien menghindari (fleksi normal) bila dirangsang nyeri Pasien melakukan fleksi abnormal (dekortikasi) bila dirangsang nyeri Pasien melakukan ekstensi abnormal (deserebrasi) bila dirangsang nyeri Pasien tidak memberi respon terhadap rangsang nyeri

4 3

1 3. KATA-KATA (VERBAL) Pasien menjawab pertanyaan pemeriksaan dengan benar dan orientasi yang baik Pasien menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang dimengerti tapi tidak sistematis Pasien menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang tidak jelas (meracau) Pasien memberi respon suara yang tidak jelas (mengerang) Pasien tidak memberi respon suara 2 1 3 4 5

Pada kasus ini michael tidak sadarkan diri dengan GCS 13 (E : 3, M : 6, V : 4). Angka 13 ini menunjukan tingkat kesadaran yaitu penurunan kesadaran ringan. Penilaian ini berdasarkan penialain tingkat kesadaran kuantitatif, namum

kalau berdasarkan penilaian tingkat kesadaran kualitatif michael masuk dalam kategori apatis. Katagori apatis yaitu Tingkat kesadaran di mana pasien tidak memberi respon yang baik terhadap stimulasi lingkungan dan pasien terlihat acuhtak acuh terhadap stimulasi yang diberikan pemeriksa.

2. Sistem kardiovaskuler

Dalam bidang keilmuan yang lebih umum, sistem kardiovaskuler sering disebut dengan sistem peredaran darah. Sistem kardiovaskuler memiliki tiga kompenen penting yaitu darah, jantung dan pembuluh darah. Darah merupakan salah satu kompenen utama dalam sistem

kardiovaskuler dan peranannya dalam tubuh pun sangatlah vital. Fungsi umum darah sebagai berikut : 1. Transportasi (sari makanan, oksigen, karbondioksida, sampah dan air) 2. Termoregulasi (pengatur suhu tubuh) 3. Imunologi (mengandung antibodi tubuh) 4. Homeostasis (mengatur keseimbangan zat, pH regulator) Jantung merupakan organ tubuh yang sangat penting dalam sistem kardiovaskuler. Fungsi jantung adalah memompa darah kenseluruh bagian tubuh. Pembuluh darah merupakan tempat mengalirnya atau dialirkannya darah dari dan ke jantung kenseluruh tubuh. Pembuluh darah terdiri atas vena dan arteri. Di dalam sistem kardiovaskuler, jantung merupakan organ pemompa darah. Pembuluh darah merupakan tempat mengalirnya darah dan darah sendiri merupakan cairan pembawa oksigen dan nutrisi yang di butuhkan tubuh serta membawa sisa-sisa metabolisme untuk di buang ke luar tubuh. Fungsi utama sistem

kardiovaskuler adalah mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh. Sistem kardiovaskuler mendistribusikan darah ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran

darah (sirkulasi darah) yang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu 1. Sirkulasi sistemik (sistem peredaran darah besar) 2. Sirkulasi pulmonal (sistem peredaran darah kecil)

Sirkulasi pulmonal atau disebut juga sistem peredaran darah kecil adalah sirkulasi darah antara jantung dan paru-paru. 1. Darah dari jantung (ventrikel kanan) dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, 2. Darah ini banyak mengandung karbondioksida sebagai sisa metabolisme untuk dibuang melalui paru-paru ke atmosfer, 3. Selanjutnya darah akan teroksigenasi pada kapiler paru dan kembali ke jantung (atrium kiri) melalui vena pulmonalis. Sirkulasi sistemik atau peredaran darah besar adalah sirkulasi darah dari jantung (ventrikel kiri) ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru). 1. Darah dari ventrikel kiri dipompakan ke suluruh tubuh melalui aorta, 2. Kemudian aorta bercabang-cabang menjadi arteri-arteri yang lebih kecil uang tersebar ke seluruh tubuh, 3. Selanjutnya darah dikembalikan ke jantung (atrium kanan) melalui vena cava.

Keterkaitan dengan Skenario Pada skenario dijelaskan bahwa Michael memotong arteri radialis yang mana arteri tersebut merupakan komponen dari sistem kardiovaskuler. Akibat dari terpotongnya arteri radialis tersebut, maka volume darah menjadi berkurang mengakibatkan Michael mengalami syok hipovolemia. Volume darah yang berkurang tersebut mengakibatkan suplai oksigen yang dibawa oleh darah juga berkurang sehingga terjadi hipovolemia hipoksia.

3. Sistem respirasi

Pada manusia, organ pernapasan utamanya adalah paru-paru (pulmo) dan dibantu oleh alat alat pernapasan lain. Menurut Guyton (1995) jalur udara pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh adalah: Rongga hidung > faring (rongga tekak) > laring > trakea (batang tenggorok) > bronkus > paruparu > alveolus > sel-sel tubuh.

1. Alat Pernapasan Manusia

1.a) Rongga Hidung

Rongga hidung merupakan tempat yang paling awal dimasuki udara pernapasan. Udara pernapasan masuk melalui lubang hidung menuju rongga hidung yang dilengkapi dengan rambut rambut kecil (silia) dan selaput lendir yang berguna untuk menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung, mengatur suhu udara pernapasan, maupun menyelidiki adanya bau udara. Rongga hidung berhubungan pula dengan tulang dahi, tulang ayak, kelenjar air mata, telinga bagian tengah, serta rongga mulut. Itulah sebabnya kita dapat pula bernapas melalui mulut. Namun, sebaiknya dalam keadaan normal bemapaslah melalui hidung.

1.b) Faring

Dari rongga hidung, udara pernapasan menuju faring. Faring (rongga tekak) merupakan rongga pertigaan ke arah saluran pencernaan (esofagus), saluran pernapasan (batang tenggorok), dan saluran ke rongga hidung. Pada peristiwa tersedak saat makan sambil berbicara, terjadi gerakan refleks untuk mengeluarkan kembali benda atau makanan yang masuk ke saluran pernapasan. Namun, mekanisme menelan dan bemapas ini telah diatur sedemikian rupa dengan

semacam katup epiglotis serta gerakan laring (ke atas) sewaktu menelan, sehingga saluran ke rongga hidung (saluran pernapasan) tertutup rapat-rapat.

1.c) Laring

Dari faring, udara masuk ke laring. Dalam laring terdapat selaput suara yang ketegangannya diatur oleh serabut-serabut otot sehingga dapat menghasilkan tinggi rendahnya nada suara yang diperlukan. Keras lemahnya suara ditentukan oleh aliran udara yang melewati selaput suara.

1.d) Trakea

Dinding batang tenggorok (trakea) dan dinding bronkus (cabang batang tenggorok) terdiri atas tiga lapisan sel, berturut-turut dari dalam adalah lapisan epitelium (bersilia dan berlendir), lapisan tulang rawan dengan otot polosnya, serta lapisan terluar yang terdiri dari jaringan pengikat. Batang tenggorok (trakea) terletak di daerah leher di depan kerongkongan (esofagus) dan merupakan pipa yang terdiri dari gelang-gelang tulang rawan. Bagian pangkal selalu dalam keadaan terbuka. Di daerah dada, trakea bercabang dua, ke kiri dan ke kanan, disebut bronkus (cabang batang tenggorok). Tempat percabangan ini disebut bifurkasi.

1.e) Bronkus dan Paru-paru

Cabang-cabang batang tenggorok (bronkus) masuk ke dalam paru-paru. Paru-paru (pulmo) terletak di dalam rongga dada di kanan dan kiri jantung. Paru-paru kiri berlobus dua dengan ukuran lebih kecil daripada paru-paru kanan yang berlobus tiga. Di dalam paru-paru, bronkus sebelah kanan bercabang tiga, sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang dua, sama jumlahnya dengan jumlah lobus paruparu. Paru-paru sebelah kanan terdiri atas tiga kelompok alveolus dan merupakan tiga belahan (tiga lobus). Sedangkan paru-paru sebelah kiri terdiri atas dua

kelompok alveolus dan merupakan dua belahan paru-paru (dua lobus). Bronkus yang ke kiri posisinya lebih "mendatar" dibandingkan yang kanan. Cabang bronkus disebut bronkiolus.

1.f) Bronkiolus dan Alveolus

Dari bronkus, udara masuk ke cabang bronkus yang semakin halus lagi, disebut bronkiolus. Bronkiolus berakhir sebagai gelembung-gelembung udara yang dinding luarnya mempunyai gelembung-gelembung halus yang disebut alveolus. Alveolus diselubungi oleh pembuluh darah kapiler tempat terjadinya difusi O2 dan CO2. Paru-paru manusia mempunyai 300 juta alveolus. Gelembunggelembung alveolus inilah yang menyebabkan luas permukaan difusi udara pada paru-paru menjadi 50 X luas per_mukaan kulit tubuh ( 70 m2). Dinding alveolus sangat elastis, terdiri atas satu lapis sel yang di beberapa tempat terbuka untuk memudahkan difusi udara dengan kapiler darah. Sementara itu, dinding bronkiolus tipis, tidak bertulang rawan maupun bersilia. Gerakan kembang kempisnya paru-paru terjaga dari gesekan karena adanya cairan limfa di antara kedua selaput pembungkus paru-paru atau pleura. Selaput sebelah dalam disebut pleura viseralis atau pleura paru-paru, sedangkan selaput sebelah luar disebut pleura parietalis atau pleura dinding rongga dada. Tekanan pada rongga pleura atau intratoraks lebih kecil daripada tekanan udara luar ( 3-4 mmHg).

2. Proses Pernapasan

Proses pengambilan udara masuk ke dalam tubuh disebut inspirasi atau menarik napas, sedangkan pengeluaran udara dari dalam tubuh disebut ekspirasi atau menghembuskan napas.

3. Mekanisme Pernapasan

Dikenal dua macam mekanisme pernapasan, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.

3.a) Pernapasan Dada Pernapasan dada terjadi karena gerakan tulang-tulang rusuk oleh otot-otot antar rusuk (interkostal). Inspirasi terjadi jika otot-otot antarrusuk berkontraksi sehingga tulang-tulang rusuk terangkat ke atas, demikian pula tulang dada ikut terangkat ke atas. Akibatnya, rongga dada membesar. Membesarnya rongga dada

menyebabkan paru-paru ikut membesar, akibatnya tekanan udara dalam paru-paru berkurang sehingga udara luar masuk. Sebaliknya, ekspirasi terjadi jika otot-otot antar rusuk relaksasi, yaitu tulang rusuk dan tulang dada turun kembali pada kedudukan semula sehingga rongga dada mengecil. Oleh karena volume paruparu berkurang maka tekanan udara dalam paru-paru bertambah; akibatnya udara keluar.

3.b) Pernapasan Perut Pernapasan perut terjadi karena gerakan otot diafragma (sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dan rongga perut). Inspirasi terjadi jika otot diafragma berkontraksi sehingga letaknya agak mendatar; berarti mendesak rongga perut hingga 5 cm ke bawah. Oleh karena rongga dada membesar maka paru-paru ikut membesar. Akibatnya, tekanan udara dalam paru-paru berkurang sehingga udara luar masuk. Sebaliknya, ekspirasi terjadi jika otot diafragma mengendur kembali pada kedudukan semula, sehingga rongga dada mengecil dan paru-paru pun ikut mengecil. Oleh karena volume paru-paru berkurang, tekanan udara dalam paruparu bertambah akibatnya udara keluar. Jadi, jelaslah bahwa aliran udara dalam alveolus terjadi karena perbedaan tekanan udarabebas dengan tekanan udara dalam al_veolus. Perbedaan tekanan tersebut di sebabkan oleh perubahan volume rongga dada dan rongga perut dengan adanya gerakan kontraksi dan relaksasi otot interkostalis, otot diafragma, dan otot perut. Perbedaan tekanan udara paru-paru dibandingkan tekanan udara luar pada akhir ekspirasi adalah lebih tinggi 2

sampai 3 mmHg, sedangkan pada saat inspirasi dimulai, perbedaannya lebih rendah 1 sampai 2 mmHg.

4. Volume Udara Pernapasan dalam Paru-paru Dalam keadaan normal, volume udara inspirasi dan udara ekspirasi 500 ml disebut udara pernapasan atau volume tidal. Volume tidal dapat berubah, tergantung aktivitas tubuh. Dari 500 ml udara tersebut pada umumnya 350 ml sampai di paru-paru, sedangkan yang 150 ml sampai di saluran pernapasan saja. Dengan menarik napas dalam-dalam, para olahragawan dapat menambah udara cadangan inspirasi (udara komplementer) 1500 ml, demikian pula menambah cadangan ekspirasi (udara suplementer) 1500 ml juga. Sementara itu, 1000 ml udara sisa yang selalu berada dalam paru-paru tidak dapat diekspirasikan, disebut udara residu. Volume udara pernapasan kita antara 500 ml - 3500 ml, yaitu 500 ml volume tidal ditambah 1500 ml udara suplementer. Jumlah udara pernapasan 3500 ml inilah yang disebut kapasitas vital paru-paru. Kapasitas vital seseorang tidak sama, ada yang mencapai 4000 ml karena dapat menambah udara cadangan ekspirasi (udara suplementer) hingga 2000 ml, tergantung dari kondisi tubuh dan latihan pernapasan dalam-dalam yang dilakukannya setiap hari. Kapasitas vital paru-paru ditambah udara residu disebut kapasitas total. Alat untuk mengukur kapasitas vital paru-paru disebut spiromemeter.. Kapasitas vital seorang laki-laki sehat rata-rata 3,5 liter. 5. Gas O2 dan CO2 dalam tubuh Oksigen (O2) sangat diperlukan dalam semua kegiatan tubuh. Oleh karena itu, pemasukan oksigen dari luar ke dalam tubuh tidak boleh terhenti. Pada penderita tetanus, untuk memenuhi keperluan oksigennya sering dilakukan trakeostomi, yaitu pengeboran batang tenggorok (trakea) yang langsung dihubungkan dengan udara luar. Difusi oksigen dari paru-paru ke sel-sel jaringan tubuh terjadi akibat perbedaan tekanan O2. Pada waktu tekanan udara luar satu atmosfer (760 mmHg), besamya tekanan oksigen di paru-paru 150 mmHg ( seperlimanya). Tekanan dalam arteri 100 mmHg, dan di vena 40 mmHg. Tekanan O2 di jaringan 0-40 mmHg, maka oksigen dapat berdifusi ke sel-sel jaringan tubuh. Pada saat tekanan

oksigen dalam arteri 100 mmHg, setiap 100 ml darah dapat mengangkut 19 ml O2. Dari 19 ml O2 tersebut, 12 ml oksigen ikut terbawa darah dalam vena, sedangkan yang 7 ml disampaikan ke sel-sel jaringan tubuh. Jadi seorang laki-laki dengan 5 liter darahnya dapat menyampaikan 350 ml oksigen setiap satu kali beredar. Dalam keadaan biasa, kita memerlukan oksigen 300 liter sehari semalam atau liter tiap menitnya. Jumlah ini bertambah apabila aktivitas tubuh juga meningkat. Pengangkutan oksigen dalam tubuh dilakukan oleh plasma darah dan hemoglobin. Sebagian besar oksigen diangkut oleh Hb (hemoglobin) dalam bentuk oksimioglobin (tersimpan dalam otot) dan oksihemoglobin (tersimpan dalam darah merah); hanya 2-3% saja oksigen yang larut dalam plasma. Hemoglobin dapat mengikat dan melepaskan oksigen dalam reaksi bolakbalik sebagai berikut. Hb4 + 4 O2 4 HbO2

Difusi CO2 dari jaringan ke aliran darah dan paru-paru juga disebabkan oleh perbedaan tekanan CO2 Tekanan karbon dioksida (CO2) dalam jaringan 60 mmHg, dalam vena 47 mmHg, dalam arteri 41 mmHg, sedangkan tekanan CO^ dalam alveolus 35 mmHg. Oleh karena itu, CO2 dalam jaringan akan diangkut ke alveolus dalam paru-paru. Dalam keadaan biasa, tubuh kita menghasilkan 200 ml karbon dioksida perhari. Pengangkutan CO2 dapat kita golongkan menjadi tiga cara, yaitu sebagai berikut: 1. Kurang lebih 5% CO2 tersebut larut dalam plasma membentuk asam karbonat dalam reaksi sebagai berikut: CO2 + H2O ?v?0> H2CO3 Akibatnya, pH darah menjadi 4,5 dan bersifat asam, tetapi asam ini dapat dinetralkan oleh ion-ion natrium serta kalium dalam darah.

2. Pengangkutan karbon dioksida yang kedua berbentuk senyawa karbomino, yaitu CO2 berdifusi ke dalam sel darah merah dan berikatan dengan Amin NH; (protein dari Hb). Dengan cara ini, 30% dari CO2 dapat diangkut.

3. Selebihnya, 65% (yang terbanyak) pengangkutan CO2, dalam bentuk ion bikarbonat HCO2 melalui proses berantai yang disebut pertukaran klorida. Karbon dioksida masuk ke dalam sel darah merah dan terjadilah reaksi kimia bolak-balik yang dipercepat oleh enzim karbonat anhidrase dalam darah.

6. Kecepatan Pernapasan Kecepatan pernapasan (frekuensi pernapasan) dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, suhu tubuh, posisi tubuh maupun kegiatan. Frekuensi pernapasan pada orang dewasa normal dan sehat berkisar antara 15 - 20 permenit. Pada kaum pria, frekuensi pernapasan ini lebih kecil daripada frekuensi pernapasan pada wanita. Jadi, pernapasan wanita lebih cepat daripada pernapasan lakilaki. Semakin tua umur seseorang, frekuensi pernapasan semakin berkurang atau semakin lamban. Semakin tinggi tubuh semakin meningkat frekuensi pernapasan. Frekuensi pernapasan orang yang berbaring lebih rendah daripada orang yang duduk atau berdiri. Demikian pula orang yang tidak melakukan kegiatan (sedang beristirahat) frekuensi pernapasannya lebih rendah daripada orang yang bekerja keras. Kekurangan O2 menyebabkan kecepatan pernapasan bertambah, sedangkan bila konsentrasi CO2 bertambah kecepatan pernapasan bertambah pula. Gerakan pernapasan diatur oleh sistem saraf pusat pada medulla oblongata (sumsum penyambung) yang terdiri dari pusat inspirasi dan pusat ekspirasi. Kedua pusat ini bekerja bergantian sehingga terjadi ritme pernapasan. Saraf pusat juga dapat mempengaruhi dalamnya pernapasan, meskipun terbatas. Misalnya bila kita menahan atau berhenti bernapas sampai batas waktu tertentu. dari frekuensi pengeluaran impuls dari paru jantung.

4. Cairan elektrolit

Cairan elekrolit merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik. Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Jumlah kation dan anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur dalam miliekuivalen).

o Kation Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na+), sedangkan kation utama dalam cairan intraselular adalah potassium (K+). Suatu sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa keluar sodium dan potassium ini.

o Anion Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO3-), sedangkan anion utama dalam cairan intraselular adalah ion fosfat (PO43-).Karena kandungan elektrolit dalam plasma dan cairan interstitial pada intinyasama maka nilai elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari cairan ekstraselulertetapi tidak mencerminkan komposisi cairan intraseluler.

a. Natrium

Natrium sebagai kation utama didalam cairan ekstraseluler dan paling berperan di dalam mengatur keseimbangan cairan. Kadar natrium plasma: 135-

145mEq/liter.12 Kadar natrium dalam plasma diatur lewat beberapa mekanisme: - Left atrial stretch reseptor - Central baroreseptor - Renal afferent baroreseptor - Aldosterone (reabsorpsi di ginjal) - Atrial natriuretic factor - Sistem renin angiotensin - Sekresi ADH - Perubahan yang terjadi pada air tubuh total (TBW=Total Body Water) Kadar natrium dalam tubuh 58,5mEq/kgBB dimana + 70% atau 40,5mEq/kgBB dapat berubah-ubah. Ekresi natrium dalam urine 100-180mEq/liter, faeces 35mEq/liter dan keringat 58mEq/liter. Kebutuhan setiap hari = 100mEq (6-15 gram NaCl). Natrium dapat bergerak cepat antara ruang intravaskuler dan interstitial maupun

ke dalam dan keluar sel. Apabila tubuh banyak mengeluarkan natrium (muntah,diare) sedangkan pemasukkan terbatas maka akan terjadi keadaan dehidrasi disertai kekurangan natrium. Kekurangan air dan natrium dalam plasma akan diganti dengan air dan natrium dari cairan interstitial. Apabila kehilangan cairan terus berlangsung, air akan ditarik dari dalam sel dan apabila volume plasma tetap tidak dapat dipertahankan terjadilah kegagalan sirkulasi.

b. Kalium

Kalium merupakan kation utama (99%) di dalam cairan ekstraseluler berperan penting di dalam terapi gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Jumlah kalium dalam tubuh sekitar 53 mEq/kgBB dimana 99% dapat berubah-ubah sedangkan yang tidak dapat berpindah adalah kalium yang terikat dengan protein didalam sel. Kadar kalium plasma 3,5-5,0 mEq/liter, kebutuhan setiap hari 1-3 mEq/kgBB. Keseimbangan kalium sangat berhubungan dengan konsentrasi H+ ekstraseluler. Ekskresi kalium lewat urine 60-90 mEq/liter, faeces 72 mEq/liter dan keringat 10 mEq/liter.

c. Kalsium

Kalsium dapat dalam makanan dan minuman, terutama susu, 80-90% dikeluarkan lewat faeces dan sekitar 20% lewat urine. Jumlah pengeluaran ini tergantung pada intake, besarnya tulang, keadaan endokrin. Metabolisme kalsium sangat dipengaruhi oleh kelenjar-kelenjar paratiroid, tiroid, testis, ovarium, da hipofisis. Sebagian besar (99%) ditemukan didalam gigi dan + 1% dalam cairan ekstraseluler dan tidak terdapat dalam sel.

d. Magnesium

Magnesium ditemukan di semua jenis makanan. Kebutuhan unruk pertumbuhan + 10 mg/hari. Dikeluarkan lewat urine dan faeces.

e. Karbonat

Asam karbonat dan karbohidrat terdapat dalam tubuh sebagai salah satu hasil akhir daripada metabolisme. Kadar bikarbonat dikontrol oleh ginjal. Sedikit sekali bikarbonat yang akan dikeluarkan urine. Asam bikarbonat dikontrol oleh paruparu dan sangat penting peranannya dalam keseimbangan asam basa.

5. A.radialis Arteri radialis adalah cabang terminal yang lebih kecil dari arteri brachialis. Pembuluh ini mulai dari fossa cubiti setinggi collum radii. Arteri radialis berjalan ke distal dan lateral, di bawah musculus brachioradialis dan terletak pada otot-otot kelompok profunda lengan bawah. Pada bagian distal lengan bawah, arteri radialis terletak di permukaan anterior radius dan hanya ditutupi oleh kulit dan fascia. Di lateral arteri radialis terdapat tendo musculi brachioradialis dan di sebelah medialnya terdapat tendo musculi flexor carpi radialis.

Arteri radialis meninggalkan lengan bawah dengan membelok di sekitar pinggir lateral region carpalis untuk mencapai permukaan posterior tangan. Arteri radialis membelok di sekitar pinggir lateral articulation radiocarpalis, di bawah tendo musculi abductor pollicis longus dan musculus extensor pollicis brevis dan terletak pada ligamentum lateral persendian. Pada waktu mencapai dorsum manus, arteri radialis berjalan ke distas di bawah tendo musculi extensor pollicis longus untuk mencapai celah antara kedua caput musculus interosseus dorsalis I, di sini arteri radialis membelok ke depan dan sampai ke telapak tangan. Pembuluh nadi atau arteri berfungsi mengalirkan darah keluar dari jantung dengan ciri-ciri letaknya tersembunyi di dalam, dindingnya tebal elastis, dan denyutnya terasa.

6. Histologi kulit

Kulit dibagi menjadi dua jenis yaitu kulit tebal dan kulit tipis. Kulit tebal terdapat di telapak tangan dan kaki, mengalami penebalan karena gesekan dan tarikan sedangkan kulit tipis terdapat di semua bagian tubuh kecuali telapak tangan dan kaki. Yang membedakan dari kedua jenis kulit ini adalah kulit tebal ada kelenjar keringat, tetapi tidak ada rambut, kelenjar sebacea dan otot polos sedangkan pada kulit tipis memiliki kelenjar keringat, kelenjar sebacea, rambut, dan otot polos yaitu arrector pili.

Kulit dibagi menjadi dua lapisan, yaitu dermis (dalam) dan epidermis (luar). Lapisan dermis berpembuluh terdiri dari jaringan ikat tidak teratur, stratum papillare dan stratum reticulare. Penyusun lapisan dermis.
a. Stratum papillare.

Lapisan superficial di dermis dan mengandung jaringan ikat longgar tidak teratur.

Papillae dan cristae cutis (epidermal tidges membentuk evaginasi dan interdigitasi.

Jaringan ikat terisi oleh serat, sel dan pembuluh darah. Reseptor sensorik corpusculum tactile (Meisner) di temukan di papillae.

b. Stratum reticulare.

Lapisan yang lebih dalam dan tebal di dermis, terisi oleh jaringan ikat tidak teratur.

Jumlah sel sedikit dan kolagennya adalah kolagen tipe I. Tidak terdapat batas yang jelas antara stratum papillare dengan stratum reticulare.

Menyatu disebelah inferior dengan hipodermis atau lapisan subkutis (hipodermis) fasia superfisial.

Mengandung

anastomosis

arterio

venosa

dan

reseptor

sensorik

corpusculum lamellosum. Akson bermielin di corpusculum lamellosum dikelilingi oleh lamella konsentrik serat kolagen. Penyusun lapisan epidermis. a. Stratum basal (germinativum). Merupakan lapisan sel terdalam/ lapisan sel basal yang terletak diatas membrane basalis. Sel melekat satu sama lain melalui desmosum dan pada membrana basalis melalui hemidesmosom.

Sel berfungsi sebagai sel induk bagi epidermis dan memperlihatkan mitosis.

Sel bermigrasi ke atas di epidermis dan menghasilkan filament kerating intermediet.

b. Stratum spinosum. Lapisan kedua di atas stratum basale yang terdiri dari empat sampai enam tumpukan sel. Selama pembuatan sediaan histologik, sel menciut dan ruang interseluler tampak seperti duri. Sel menyintesis filamen keratin yang tersusun tonofilamen. Spina (duri) mencerminkan tempat pelekatan dermosom pada tonofilamen keratin. c. Stratum granulosum. Sel terletak diatas stratum spinosum dan terdiri dari tiga sampai lima lapisan sel gepeng. Sel terisi oleh granula keratohialin padat dan dan granula lamellsum terbungkus membran. Granula keratohialin berikatan dengan tonofilamen keratin untuk membentuk keratin lunak. Glanula lamellosum mengeluarkan material lemak diantara sel-sel dan menyebabkan kulit kedap air. d. Stratum lusidum. Stratum lusidum merupakan lapisan yang transluen dan kurang jelas, hanya dapat ditemukan di kulit tebal (lapisan ini terletak tepat diatas stratum granulosum dan dibawah stratum korneum. Sel-selnya tertutup rapat dan tidak memiliki nucleus atau organel dan telah mati. Terdapat sel-sel gepeng yang mengandung filament keratin yang padat.

e. Stratum korneum. Merupakan lapisan kulit terluar, terdiri dari sel gepeng mati yang berisi keratin lunak.

Sel yang mengalami keratinisasi terus menerus terlepas atau mengalami deskuamasi dan digantikan oleh sel baru. Selama keratinasi, enzim hidrolitik mengeliminasi nucleus dan organela.

7. Asidosis Metabolik

Asidosis adalah suatu keadaan dimana adanya peningkatan asam didalam darah yang disebabkan oleh berbagai keadaan dan penyakit tertentu yang mana

tubuh tidak bisa mengeluarkan asam dalam mengatur keseimbangan asam basa. Hal ini penting untuk menjaga keseimbangan fungsi sistem organ tubuh manusia. Gangguan keseimbangan ini dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar yaitu metabolik dan respiratorik. Ginjal dan paru merupakan dua organ yang berperan penting dalam pengaturan keseimbangan ini.

PATOGENESIS Pada keadaan Asidosis yang berperan adalah sistem buffer (penyangga) pada referensi ini akan dibahas tentang sistem buffer bikarbonat. Sistem penyangga bikarbonat terdiri dari larutan air yang mengandung bikarbonat yang terdiri dari larutan air yang mengandung dua zat yaitu asam lemak (H2CO3) dan garam bikarbonat seperti NaHCO3. H2CO3 dibentuk dalam tubuh oleh reaksi CO2 dengan H2O. CO2 + H2O <-> H2CO3 Reaksi ini lambat dan sangat sedikit jumlah H2CO3 yang dibentuk kecuali bila ada enzim karbonik anhidrase. Enzim ini terutama banyak sekali di dinding alveol paru dimana CO2 dilepaskan, karbonik anhidrase juga ditemukan di sel-sel epitel tubulus ginjal dimana CO2 bereaksi dengan H2O untuk membentuk H2CO3. H2CO3 berionisasi secara lemah untuk membentuk sejumlah kecil H+ dan HCO3H2CO3 <-> H+ + HCO3Komponen kedua dari sistem yaitu garam bikarbonat terbentuk secara dominan sebagai Natrium Bicarbonat (NaHO3) dalam cairan ekstraseluler. NaHCO3 berionisasi hampir secara lengkap untuk membentuk ion-ion bicarbonat (HCO3-) dan ion-ion natrium (Na+) sebagai berikut : NaHCO3 <-> Na+ + HCO3Sekarang dengan semua sistem bersama-sama, kita akan mendapatkan sebagai berikut : CO2 + H2O <-> H2CO3 <-> H+ + HCO3- + Na+

Akibat disosiasi H2CO3 yang lemah, konsentrasi H+ menjadi sangat kuat bila asam kuat seperti HCl ditambahkan ke dalam larutan penyangga bicarbonat, peningkatan ion hidrogen yang dilepaskan oleh asam disangga oleh HCO3 : H + + HCO3- H2CO3 CO2 + H2O Sebagai hasilnya, lebih banyak H2CO3 yang dibentuk. Meningkatkan produksi CO2 dan H2O. Dari reaksi ini kita dapat melihat bahwa ion hidrogen dari asam kuat HCl, bereaksi dengan HCO3- untuk membentuk asam yang sangat lemah yaitu H2CO3 yang kemudian membentuk CO2 dan H2O. CO2 yang berlebihan sangat merangsang pernapasan yang mengeluarkan CO2 dari cairan ekstraseluler. Ini berpengaruh terjadinya asidosis pada tubuh.

ETIOLOGI

Asidosis Metabolik Asidosis metabolik dapat disebabkan oleh beberapa penyebab umum seperti : Kegagalan ginjal untuk mengekresikan asam metabolik yang normalnya dibentuk di tubuh. Pembentukan asam metabolik yang berlebihan dalam tubuh. Penambahan asam metabolik kedalam tubuh melalui makanan. Kehilangan basa dari cairan tubuh (faal). Disini penulis akan sedikit membahas beberapa penyebab yang sering terjadi pada keadaan asidosis metabolik :

- Asidosis di Tubulus Ginjal Akibat dari gangguan ekresi ion Hidrogen atau reabsorbsi bikarbonat oleh ginjal atau kedua-duanya. Gangguan reabsorbsi bikarbonat tubulus ginjal menyebabkan hilangnya bicarbonat dalam urine atau ketidakmampuan mekanisme sekresi Hidrogen di tubulus ginjal untuk mencapai keasaman urin yang normal menyebabkan ekresi urin yang alkalis.

- Diare

Diare berat mungkin merupakan penyebab asidosis yang paling sering. Penyebabnya adalah hilangnya sejumlah besar natrium bicarbonat ke dalam feses, sekresi gastrointestinal secara normal mengandung sejumlah besar bicarbonat dan diare ini menyebabkan hilangnya ion bicarbonat dari tubuh. Bentuk asidosis metabolik ini berlangsung berat dan dapat menyebabkan kematian terutama pada anak-anak.

- Diabetes Melitus Diabetes melitus disebabkan oleh tidak adanya sekresi insulin oleh pankreas yang menghambat penggunaan glukosa dalam metabolisme.Ini terjadi karena adanya pemecahan lemak menjadi asam asetoasetat dan asam ini di metabolisme oleh jaringan untuk menghasilkan energi, menggantikan glukosa. Pada DM yang berat kadar Asetoasetat dalam darah meningkat sangat tinggi sehingga menyebabkan asidosis metabolik yang berat.

- Penyerapan Asam Jarang sekali sejumlah besar asam diserap dari makanan normal akan tetapi asidosis metabolik yang berat kadang-kadang dapat disebabkan oleh keracuan asam tertentu antara lain aspirin dan metil alkohol.

- Gagal Ginjal Kronis Saat fungsi ginjal sangat menurun terdapat pembentukan anion dari asam lemak dalam cairan tubuh yang tidak eksresikan oleh ginjal. Selain itu penurunan laju filtrasi glomerulus mengurangi eksresi fosfat dan NH4+ yang mengurangi jumlah bikarbonat.

Faktor Resiko Asidosis Metabolik ( Defisit HCO3- ) Kondisi dimana banyak plasma dengan asam metabolik (Gangguan ginjal, DM) Kondisi tejadi penurunan bikarbonat (diare) Cairan infus yang berlebihan. (NaCl)

Napas berbau Napas Kussmaul (dalam dan cepat) Letargi Sakit kepala Kelemahan Disorientasi

Asidosis Respiratorik Keadaan ini timbul akibat ketidakmampuan paru untuk mengeluarkan CO2 hasil metabolisme (keadaan hipoventilasi). Hal ini menyebabkan peningkatan H2CO3 dan konsentrasi ion hidrogen sehingga menghasilkan asidosis. Beberapa masalah respiratorik dibagi berdasarkan sebabnya :

1. Penurunan pernapasan Penurunan pernapasan melibatkan perubahan fungsi neuron dalam menstimulus inhalasi dan ekhalasi. Neuron mengurangi pada tingkat sel tubuh melalui zat/agen kimia dan kerusakan fisik. Penurunan kimia pada neuron dapat terjadi sebagai hasil agen anastesi, obat-obatan (narkotik) dan racun dimana merintangi darah menuju ke otak dan langsung menghalangi depolarisasi. Disamping itu ketidakseimbangan elektrolit (hiponatrium, hiperkalsemia dan hiperkalami) juga secara lambat menghalangi depolarisasi neural. Akibat neuron respiratorik juga akan mengurangi keadaan fisik. Trauma sebagai hasil langsung kerusakan fisik untuk neuron respirasi atau menimbulkan hypoksia sampai iskemik yang dapat mengganggu atau menghancurkan kemampuan neuron untuk membangkitkan dan mengirimkan impuls ke otot skeletal yang membantu dalam respirasi. Neuron respirasi dapat rusak atau hancur secara tidak langsung apabila terdapat masalah di area otak karena meningkatnya tekanan intrakranial. Meningkatnya tekanan intrakranial ini karena adanya edema jaringan, dimana menekan pusat pernapasan (batang otak).

Trauma spinal cord, penyakit tertentu seperti polio adalah sebab yang aktual bagi kerusakan diaxon dan penyakit lain seperti mistenia gravis, dan syndrom GuillainBarre yang mengganggu tranmisi impuls nervous ke otot skeletal).

2. Inadequatnya ekspansi dada Karena ekspansi ini penting untuk mengurangi tekanan di dalam rongga dada sehingga terjadi pernapasan. Beberapa kondisi membatasi ekspansi dada sehingga menghasilkan inadequatnya pertukaran gas walaupun jaringan paru sehat dan pusat pesan sudah dimulai dan transmisi yang tepat. Beberapa orang mengalami masalah dalam ekspansi dada dapat mencukupi pertukaran gas selama periode istirahat sehingga retensi CO2 tidak terjadi pada waktu itu. Bagaimanapun meningkatnya aktivitas atau kerusakan pada jaringan paru menghasilkan permintaan untuk pertukaran gas dimana seseorang tidak dapat memenuhinya, hasilnya acidemia. Tidak adekuatnya ekspansi dada dapat dihasilkan dari trauma skeletal atau deformitas, kelemahan otot respirasi. Masalah skeletal yang membatasi perpindahan pernapasan dalam dinding dada jika terdapat kerusakan tulang atau malformasi tulang yang menyebabkan distorsi dalam fungsi dada. Struktur tulang dada yang tidak berbentuk serasi dapat membentuk deformasi pada rongga dada dan mencegah penuhnya ekspansi pada satu atau kedua paru. Deformitas skeletal mungkin congenital: hasil dari kesalahan pertumbuhan tulang ( seperti skoliosis, osteodistropii renal, osteogenesis imperfecta dan syndrom Hurlers) atau hasil yang tidak seimbang dari degenerasi jaringan tulang (osteoporosis, metastase sel kanker). Kondisi kelemahan otot respirasi berhubungan dengan ketidakseimbangan elektrolit dan kelelahan.

3. Obstruksi jalan napas Pencegahan perpindahan masuk dan keluarnya udara pada paru melalui bagian atas dan bawah pada obstruksi jalan napas dapat menimbulkan pertukaran gas yang tidak efektif, retensi CO2 dan acidemia. Jalan napas bagian atas dan

bawah dapat terobstruksi secara internal dan eksternal. Kondisi eksterna yang menyebabkan obstruksi jalan napas atas termasuk tekanan yang kuat pada daerah leher, pembesaran nodus lympa regional. Sedangkan kondisi internal yang menyebabkan obstruksi jalan napas atas termasuk masuknya benda asing pada saat bernapas, konstriksi otot halus bronkial dan pembentukan edema pada jaringan luminal. Obstruksi jalan napas bagian bawah terjadi melalui kontriksi otot halus, pembentukan jaringan luminal, pembentukan lendir yang berlebihan. Kondisi umum yang berhubungan dengan obstruksi jalan napas bagian bawah yaitu karena terlalu lama menderita penyakit inflamasi (bronchitis, emphysema dan asma) dan dan masuknya bahan-bahan iritan seperti asap rokok, debu batu bara, serat asbes, serat kapas, debu silikon dan beberapa partikel yang mencapai jalan napas bagian bawah.

4. Gangguan difusi alveolar-kapiler Pertukaran gas pulmonal terjadi oleh difusi di persimpangan alveolar dan membran kapiler. Beberapa kondisi dimana mencegah atau mengurangi proses difusi karena dapat meretensi CO2 dan terjadi asidemia. Masalah difusi dapat terjadi pada membran alveolar, membran kapiler atau area diantara keduanya. Asidosis respiratorik sering terjadi akibat kondisi patologis yang merusak pusat pernapasan atau yang menurunkan kemampuan paru untuk mengeliminasikan CO2. Ada beberapa hal yang menyebabkan keadaan asidosis respiratorik yaitu :

- gangguan sentral pada pusat pernapasan. - penyakit otot-otot bantu pernapasan misal mistenia gravis, sindrom GuillainBarre dan akibat obat yang merelaksasi otot. - gangguan eksfisitas saluran napas seperti fibrosis pulmonal, penyakit intestinal paru. - obstruksi (empisema, asma, bronkitis, bronkhiolitis).

Faktor Resiko Asdidosis Respiratorik yang lain :

Kondisi paru yang akut dimana merubah O2 atau CO2 pada saat terjadi pertukaran gas di alveolar (seperti pnemonia, edema pulmonar akut, aspirasi pada tubuh luar, tenggelam)

Penyakit paru kronik (asma, kista fibrosis atau empisema) Overdosis pada narkotik atau sedatif sehingga menekan tingkat dan kedalaman pernapasan Cidera kepala sehingga mempengaruhi pusat pernapasan.

Tanda Klinik ( Akut ) Meningkatnya nadi dan tingkat pernapasan Pernapasan dangkal. Dyspnea Pusing Convulsi Letargi

Tanda Klinik ( Kronik ) Kelemahan Sakit kepala

PENATALAKSANAAN ASIDOSIS Pengobatan yang paling baik untuk asidosis adalah mengoreksi keadaan yang telah menyebabkan kelainan, seringkali pengobatan ini menjadi sulit terutama pada penyakit kronis yang menyebabkan gangguan fungsi paru atau gagal ginjal. Untuk menetralkan kelebihan asam sejumlah besar natrium bicarbonat dapat diserap melalui mulut. Natrium bicarbonat diabsorbsi dari traktus gastroinstestinal ke dalam darah dan meningkatkan bagian bicarbonat pada sistem penyangga bicarbonat sehingga meningkatkan pH menuju normal. Natrium bicarbonat dapat

juga diberikan secara intravena. Untuk pengobatan asidosis respiratorik dapat diberikan O2 dan juga obat-obatan yang bersifat broncodilator. Intervensi keperawatan yang bisa dilakukan pada Asidosis Metabolik : Monitor nilai Arterial Gas Darah Jika diperintah berikan IV sodium bicarbonat Koreksi masalah pokok yang terjadi.

Intervensi keperawatan yang bisa dilakukan pada Asidosis Respiratorik : Perbaiki ventilasi pernapasan ( melakukan dilator bronkial, antibiotik, O2 sesuai perintah. Jaga keadequatan hidrasi (2 3 L cairan perhari) hati-hati dalam mengatur ventilator mekanik jika digunakan. Monitor intake dan output cairan, TTV, arteri gas darah dan pH.

PENGUKURAN KLINIS DAN ANALISIS ASIDOSIS Seseorang dapat membuat diagnosa dari analisis terhadap tiga pengukuran dari suatu contoh darah arterial : pH, konsentrasi bikarbonat plasma dan PCO2. - Dengan memeriksa pH seseorang dapat menentukan apakah ini bersifat asidosis jika nilai pH kurang dari 7,4. - Langkah kedua adalah memeriksa PCO2 plasma dan konsentrasi bicarbonat. Nilai normal untuk PCO2 adalah 40 mmHg dan untuk bicarbonat 24 mEq/L Bila gangguan sudah ditandai sebagai asidisis dan PCO2 plasma meningkat. Oleh karena itu nilai yang diharapkan untuk asidosis respiratorik sederhana adalah penurunan pH plasma, peningkatan PCO2 dan peningkatan konsentrasi bicarbonat plasma setelah kompensasi ginjal sebagian. Untuk asidosis metabolik akan terdapat juga penurunan pH plasma. Gangguan utama adalah penurunan konsentrasi bicarbonat plasma. Oleh karena itu pada asidosis metabolik, seseorang dapat mengharapkan nilai pH yang rendah. Konsentrasi bicarbonat plasma rendah dan penurunan PCO2 setelah kompensasi respiratorik sebagian.

8. Hipovolemik

a. Pengertian Kekurangan Volume cairan (FVD) terjadi jika air dan elektrolit hilang pada proporsi yang sama ketika mereka berada pada cairan tubuh normal sehingga rasio elektrolit serum terhadap air tetap sama. 1) Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler(CES). 2) Hipovolemia adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES) 3) Hipovolemia adalah kekurangan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES) .

b.Etiologi Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena : 1) Penurunan asupan darah kedalam tubuh dan banyaknya darah yang keluar. 2) Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal abnormal,dll. 3) Perdarahan.

c.Patofisiologi Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju

intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan intraseluler. Secara umum, defisit volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan.

d.Mekanisme Klinik

Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan hipovolemia antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia, mual, muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria. Tergantung pada jenis kehilangan cairan hipovolemia dapat disertai dengan ketidak seimbangan asam basa, osmolar atau elektrolit. Penipisan (CES) berat dapat menimbulkan syok hipovolemik. Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi hipolemia adalah dapat berupa peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis (peningkatan frekwensi jantung, inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormon antideuritik (ADH), dan pelepasan aldosteron. Kondisi hipovolemia yang lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut.

e.Komplikasi Akibat lanjut dari kekurangan volume cairan dapat mengakibatkan : 1) Dehidrasi (Ringan, sedang berat). 2) Renjatan hipovolemik. 3) Kejang pada dehidrasi hipertonik.

f. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan penunjang. Penurunan tekanan darah (TD), khususnya bila berdiri (hipotensi ortostatik); peningkatan frekwensi jantung (FJ); turgor kulit buruk; lidah kering dan kasar; mata cekung; vena leher kempes; peningkatan suhu dan penurunan berat badan akut. Bayi dan anak - anak : penurunan air mata, depresi fontanel anterior. Pada pasien syok akan tampak pucat dan diaforetik dengan nadi cepat dan haus; hipotensi terlentang dan oliguria.

g. Penatalaksanaan Medis 1) Pemulihan volume cairan normal dan koreksi gangguan penyerta asam- basa dan elektrolit. 2)Perbaikan perfusi jaringan pada syok hipovolemik.

3)Rehidrasi oral pada diare pediatrik. Tindakan berupa hidrasi harus secara berhati-hati dengan cairan intravena sesuai pesanan / order dari medis.Catatan : Rehidrasi pada kecepatan yang berlebihan dapat menyebabkan GJK ( gagal ginjal jantung kongestif ).

4)Tindak an terhadap penyebab dasar. 9. Gangguan metabolisme

10. Mekanisme: a. Tidak sadar

Trauma ( pemotongan ateri radialis ) menyebabkan darah di dalam tubuh banyak keluar sehingga volume darah berkurang curah jantung menurun tekanan darah menurun penurunan tekanan darah ini dideteksi oleh baroreseptor di jantung dan arteri carotis lalu diteruskan ke pusat vasomotor di batang otak menginduksi respon simpatis terjadi vasokontriksi perifer peningkatan frekuensi denyut dan kontraktivitas jantung karena tidak tercukupi

kebutuhannya, perfusi O2 ke otak menurun gangguan pusat kesadaran di otak hilang kesadaran.

c. Sesak napas

Kapasitas pengangkutan oksigen dalam darah menurun, gangguan transport oksigen, pensuplaian dan penggunaan oksigen oleh jaringan Suplai O2 dalam jaringan menurun

CO2 meningkat

Saraf simpatis

Epinefrin dan norepinefrin

Denyut jantung meningkat dan dilatasi bronkus Sesak napas

d. Hipotensi

Mekanismenya: Perdarahan volume darah berkurang penurunan tekanan pengisian sirkulasi rata-rata penurunan aliran balik darah vena ke jantung curah jantung menurun hipotensi.

E. Takikardi

Perdarahan volume darah berkurang aliran darah ke jantung sedikit saraf simpatik bekerja kontraksi dan daya konduksi jantung meningkat takikardi.

F . Kulit dingin

Mekanisme kulit pucat: Perdarahan volume darah berkurang syok hipovolemia autoregulasi (simpatetik) vasokontriksi pembuluh darah perifer suplai darah di utamakan ke otak tidak terjadi aliran darah ke pembuluh darah perifer (kulit) kulit menjadi pucat.

Mekanisme kulit berasa dingin:

Perdarahan volume darah berkurang syok hipovolemia autoregulasi (simpatetik) vasokontriksi pembuluh darah perifer suplai darah di utamakan ke otak tidak terjadi aliran darah ke pembuluh darah perifer (kulit) O2 berkurang metabolisme menurun jumlah panas yang dilepas berkurang suhu tubuh menurun (dingin).

F. Pandangan islam

Berikut ini pandangan islam mengenai bunuh diri : "Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur'an)." (QS. Al-Kahfi ; 6) Hadits 86. (Shahih Muslim) Dari Abu Hurairah ra, katanya Rasulullah saw., bersabda : Siapa yang bunuh diri dengan senjata tajam, maka senjata itu akan

ditusuk-tusukannya sendiri dengan tangannya ke perutnya di neraka untuk selamalamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan racun, maka dia akan meminumnya pula sedikit demi sedikit nanti di neraka, untuk selama-lamanya; dan siapa yang bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari gunung, maka dia akan menjatuhkan dirinya pula nanti (berulang-ulang) ke neraka, untuk selama-lamanya. (Shahih Muslim) Dari Abu Hurairah ra, katanya : Kami ikut perang bersamasama Rasulullah saw., dalam perang Hunain. Rasulullah saw., berkata kepada seorang laki-laki yang mengaku Islam, Orang ini penghuni neraka. Ketika kami berperang, orang itu pun ikut berperang dengan gagah berani, sehingga dia terluka. Maka dilaporkan orang hal itu kepada Rasulullah saw., katanya Orang yang tadi anda katakan penghuni neraka, ternyata dia berperang dengan gagah berani dan sekarang dia tewas. Jawab Nabi saw., Dia ke neraka. Hampir saja sebahagian kaum muslimin menjadi ragu-ragu. Ketika mereka sedang dalam keadaan demikian, tiba-tiba diterima berita bahwa dia belum mati, tetapi luka parah. Apabila malam telah tiba, orang itu tidak sabar menahan sakit karena lukanya itu. Lalu dia bunuh diri. Peristiwa itu dilaporkan orang pula kepada Nabi saw. Nabi saw., bersabda, : Kemudian beliau memerintahkan Bilal supaya menyiarkan kepada orang banyak, bahwa tidak akan dapat masuk surga melainkan orang muslim (orang yang tunduk patuh). Hadits 90. (Shahih Muslim) Dari Syaiban ra, katanya dia mendengar Hasan ra, bercerita : Masa dulu, ada seorang laki-laki keluar bisul. Ketika ia tidak dapat lagi menahan sakit, ditusuknya bisulnya itu dengan anak panah, menyebabkan darah banyak keluar sehingga ia meninggal. Lalu Tuhanmu berfirman : Aku haramkan baginya surga. ( Karena dia sengaja bunuh diri.) Kemudian Hasan menunjuk ke masjid sambil berkata, Demi Allah ! Jundab menyampaikan hadits itu kepadaku dari Rasulullah saw., di dalam masjid ini.

DAFTAR PUSTAKA

Dorland, W.A. Newman. 1996. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 25. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Ganong. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Guyton & Hall. 2006. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Nurhayati, Tri Kurnia. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : Eksa Media Press. Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai

  • Anatomi Fisiologi Darah
    Anatomi Fisiologi Darah
    Dokumen5 halaman
    Anatomi Fisiologi Darah
    Muhammad Iqbal P
    Belum ada peringkat
  • Tugas Blok Ii
    Tugas Blok Ii
    Dokumen1 halaman
    Tugas Blok Ii
    Muhammad Iqbal P
    Belum ada peringkat
  • Diare Akut
    Diare Akut
    Dokumen15 halaman
    Diare Akut
    rudy otniel
    100% (2)
  • PENGOBATAN PUSKESMAS
    PENGOBATAN PUSKESMAS
    Dokumen134 halaman
    PENGOBATAN PUSKESMAS
    AdreiTheTripleA
    Belum ada peringkat
  • Page 1
    Page 1
    Dokumen3 halaman
    Page 1
    Muhammad Iqbal P
    Belum ada peringkat
  • Ske C
    Ske C
    Dokumen55 halaman
    Ske C
    Muhammad Iqbal P
    Belum ada peringkat
  • Beban Kerja
    Beban Kerja
    Dokumen41 halaman
    Beban Kerja
    Muhammad Iqbal P
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum
    Laporan Praktikum
    Dokumen5 halaman
    Laporan Praktikum
    Muhammad Iqbal P
    Belum ada peringkat
  • Page 1
    Page 1
    Dokumen3 halaman
    Page 1
    Muhammad Iqbal P
    Belum ada peringkat
  • Page 1
    Page 1
    Dokumen3 halaman
    Page 1
    Muhammad Iqbal P
    Belum ada peringkat
  • PENDAHHULUAN
    PENDAHHULUAN
    Dokumen12 halaman
    PENDAHHULUAN
    Muhammad Iqbal P
    Belum ada peringkat
  • KATA PENGANTARaik2
    KATA PENGANTARaik2
    Dokumen4 halaman
    KATA PENGANTARaik2
    Muhammad Iqbal P
    Belum ada peringkat
  • KATA PENGANTARaik2
    KATA PENGANTARaik2
    Dokumen4 halaman
    KATA PENGANTARaik2
    Muhammad Iqbal P
    Belum ada peringkat
  • KATA PENGANTARaik2
    KATA PENGANTARaik2
    Dokumen4 halaman
    KATA PENGANTARaik2
    Muhammad Iqbal P
    Belum ada peringkat
  • Skenario A Blok Vi (Tutor 4 Hari Pertama)
    Skenario A Blok Vi (Tutor 4 Hari Pertama)
    Dokumen22 halaman
    Skenario A Blok Vi (Tutor 4 Hari Pertama)
    Muhammad Iqbal P
    Belum ada peringkat
  • AIK
    AIK
    Dokumen12 halaman
    AIK
    Muhammad Iqbal P
    Belum ada peringkat