Anda di halaman 1dari 80

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tugas bangsa Indonesia setelah merdeka dan membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut harus diupayakan melalui Pembangunan Nasional yang meliputi rangkaian program-program secara

berkelanjutan. Sesuai dengan tekad bangsa Indonesia tersebut, maka aneka ragam disiplin berdasarkan norma atau nilai yang telah dimiliki masyarakat Indonesia yang majemuk, baik dalam lingkungan tradisi maupun dalam lingkungan yang lebih luas, harus dapat ditumbuhkembangkan melalui transformasi dan adaptasi nilai-nilai agar terbentuk suatu disiplin nasional yang mengantar kepada terwujudnya masyarakat Indonesia yang maju. Ciriciri masyarakat yang maju pada umumnya antara lain, bersikap rasional, mampu mandiri, bepandang luas, menghargai waktu, menyadari pentingnya perencanaan serta berorientasi jauh kedepan, mengutamakan prestasi, menyadari pentingnya spesialisasi, mengoptimalkan manfaat komunikasi dan informasi serta menuntut kepastian dan tertib hukum (Lemhannas 1997:1).

Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari

tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No 20.Tahun 2003

tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi :

Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Dengan adanya undang-undang tersebut, maka dari waktu kewaktu bidang

pendidikan haruslah tetap menjadi prioritas dan menjadi orientasi untuk

diusahakan perwujudan sarana dan prasarananya terutama sekolah. sekolah adalah menyiapkan siswa agar dapat mencapai

Salah satu tugas pokok

perkembangannya secara optimal. Seorang siswa dikatakan telah mencapai

perkembangannya secara optimal apabila seorang siswa dapat memperoleh

prestasi belajar yang baik. Kenyataan menunjukkan bahwa disamping adanya siswa yang berhasil secara

gemilang masih juga terdapat siswa memperoleh prestasi belajar yang kurang

menggembirakan, Bahkan ada diantara mereka yang tidak naik kelas atau tidak

lulus evaluasi hasil belajar tahap akhir. Untuk mencapai prestasi belajar yang baik

banyak faktor yang mempengaruhinya. Menurut Merson U. Sungalang faktor

tesebut adalah faktor kecerdasan, bakat, minat dan perhatian, motif, cara belajar, sekolah, lingkungan keluarga (Tulus Tuu 2004:78).

Selain faktor diatas, disiplin sekolah juga salah satu faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar seorang siswa. Disiplin sekolah merupakan usaha sekolah untuk

memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa untuk berperilaku sesuai norma, peraturan dan tata tertib yang berlaku di sekolah.

Berbicara tentang disiplin sekolah tidak bisa di lepaskan dengan persoalan

perilaku negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa yang beranjak remaja pada akhir-akhir ini tampaknya sudah sangat mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam narkoba, geng motor dan berbagai tindakan

yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata

tertib sekolah masih sering ditemukan yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan

sampai dengan pelanggaran tingkat tinggi, seperti : kasus bolos, perkelahian, nyontek,

pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku lainnya.Tentu saja,

semua itu dapat mempengaruhi prestasi belajar mereka di sekolah.

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan sebuah penelitian yang berjudul Pengaruh Penerapan Disiplin Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran

Kelas VIII SMP Negeri 38 Medan Semester Ganjil

Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, adapun yang menjadi identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Pengertian penerapan disiplin sekolah

2. Peraturan dan tata tertib sekolah

3. Pengertian prestasi belajar siswa.

4. Pengaruh penerapan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar siswa.

5. Pengaruh penerapan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran PKn.

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah mutlak dilakukan dalam setiap penelitian, agar penelitian

lebih terarah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : Pengaruh penerapan

disiplin sekolah terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah

Apakah ada pengaruh penerapan disiplin sekolah terhadap prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran PKn ?

E. Tujuan Penelitian

Mengacu pada permasalahan yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dengan

dilakukannya penelitian ini adalah Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penerapan

disiplin sekolah terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Dapat digunakan sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang timbul yang

berhubungan dengan prestasi belajar siswa SMP Negeri 38 Medan.

2. Memberikan bahan masukan dan bahan pertimbangan kepada instansi terkait

dalam pengambilan kebijakan selanjutnya.

3. Untuk bahan masukan bagi mahasiswa dalam meneliti masalah yang sama pada

lokasi yang berbeda.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan penelitian maka penulis dapat mengambil

kesimpulan tentang Pengaruh Penerapan Disiplin Sekolah Terhadap Prestasi Belajar

Siswa Pada Mata Pelajarn PKn Kelas VIII SMP Negeri 38 Medan. Dapat dijabarkan

sebagai berikut :

1. Bahwa penerapan disiplin sekolah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

prestasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn. Hal ini sesuai dengan

hasil penelitian yang didapat yaitu harga r

tabel

dengan n = 55 pada taraf

kepercayaan 5% sebesar 0,266 sedangkan harga koefesien korelasi penerapan

disiplin sekolah terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn kelas

VIII di SMP Negeri 38 Medan yaitu sebesar 0,444. Berdasarkan hasil tersebut

dinyatakan bahwa r hitung lebih besar dari r

tabel (0,444 > 0,266) dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima.

2. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn dapat meningkat dengan adanya

penerapan disiplin sekolah yang baik, tetapi tidak hanya disiplin sekolah yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa tetapi juga dipengaruhi oleh faktor dari

dalam (intern) yaitu kecerdasan, bakat minat dan motivasi

serta faktor dari luar

(ekstern) yaitu lingkungan keluarga dan masyarakat.

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING -------------------------------------- i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ------------------------------ ii ABSTRAK --------------------------------------------------------------------------------- iii KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------- iv DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------ v DAFTAR TABEL ------------------------------------------------------------------------ vii DAFTAR LAMPIRAN ------------------------------------------------------------------ viii BAB I PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------- 1 A. Latar Belakang --------------------------------------------------------------- 1 B. Identifikasi Masalah --------------------------------------------------------- 3 C. Pembatasan Masalah -------------------------------------------------------- 4 D. Rumusan Masalah ----------------------------------------------------------- 4 E. Tujuan Penelitian ------------------------------------------------------------ 4 F. Manfaat Penelitian ----------------------------------------------------------- 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA ----------------------------------------------------------- 5 A. Kajian Teori ------------------------------------------------------------------- 5 1. Pengertian Disiplin ------------------------------------------------------ 5 2. Pengertian Sekolah ------------------------------------------------------ 8

3. Pengertian Disiplin Sekolah ------------------------------------------- 9 4. Pengertian Prestasi Belajar --------------------------------------------- 10 B. Kerangka Berfikir ------------------------------------------------------------ 15 C. Hipotesis ---------------------------------------------------------------------- 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ------------------------------------------- 22 A. Lokasi Penelitian ------------------------------------------------------------- 22 B. Populasi dan Sampel --------------------------------------------------------- 22 C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ---------------------------- 24 D. Teknik Pengumpulan Data ------------------------------------------------- 26 E. Teknik Analisis Data -------------------------------------------------------- 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN -------------------------- 29 A. Hasil Penelitian --------------------------------------------------------------- 29 B. Pembahasan ------------------------------------------------------------------- 57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ----------------------------------------------- 60 A. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------- 60 B. Saran --------------------------------------------------------------------------- 61 DAFTAR PUSTAKA -------------------------------------------------------------------- 62

LAMPIRAN DAFTAR TABEL

No

Judul Tabel

1. Kategori Jawaban Angket ------------------------------------------------------------ 29 2. Tanggapan Responden Menerapkan Sikap Disiplin Dalam Diri Siswa ------- 30 3. Tanggapan Responden Menerapkan Sikap Disiplin di Sekolah ---------------- 32 4. Tanggapan Responden Tentang Mengetahui Segala Peraturan dan Tata Tertib Yang Berlaku di Sekolah ---------------------------------------------------- 33 5. Tanggapan Responden Selalu Mengerjakan PR yang Diberikan Guru ------- 34 6. Tanggapan Responden Mengenai Selalu Hadir Tepat Waktu di Sekolah ---- 35 7. Tanggapan Responden Tentang Apakah Sekolah Sudah Menerapkan Peraturan yang Cukup Baik --------------------------------------------------------- 36 8. Tanggapan Responden Mengenai Apakah Pernah Dihukum Karena Melanggar Peraturan dan Tata Tertib di Sekolah -------------------------------- 37 9. Tanggapan Responden Tentang Apakah Hukuman yang Diberikan Dapat Memberikan Efek Jera --------------------------------------------------------------- 38

10. Tanggapan Responden Tentang Apakah Peraturan dan Tata Tertib Yang ada di Sekolah sudah Terlaksana dengan Baik ----------------------------------- 39

11. Tanggapan Responden Tentang Apakah Selalu Berpakaian Rapi Jika Berada di Sekolah --------------------------------------------------------------------- 40 12. Tanggapan Responden Tentang Apakah Selalu Memakai Atribut/Simbol Pada Seragam Sekolah yang Dikenakan ------------------------------------------- 41 13. Tanggapan Responden Tentang Apakah Pernah Bolos Pada Saat Proses Belajar Mengajar Sedang Berlangsung -------------------------------------------- 42 14. Tanggapan Responden Mengenai Dalam Proses Belajar Mengajar Sering Tidak Membawa Perlengkapan Sekolah Seperti Buku Pelajaran -------------- 43 15. Tanggapan Responden Tentang Apakah Selalu Ribut di Kelas Pada Saat Proses Belajar Mengajar Sedang Berlangsung ----------------------------------- 44 16. Tanggapan Responden Tentang Apakah Selalu Membuat Surat Izin Permisi Ketika Tidak Bisa Hadir ke Sekolah ------------------------------------- 45 DAFTAR LAMPIRAN 1. Angket Penelitian. 2. Instrumen Wawancara.

3. Nota Tugas. 4. Surat Izin Mengadakan Penelitian dari Jurusan. 5. Surat Izin Mengadakan Penelitian dari Fakultas. 6. Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian. 7. Surat Keterangan Bebas Perpustakaan dari Jurusan. 8. Surat Keterangan Bebas Perpustakaan dari Perpustakaan UNIMED. 9. Daftar Peserta Seminar Proposal Penelitian Mahasiswa Jurusan PP-Kn. 10. Kartu Bimbingan Skripsi. 11. Pernyataan Keaslian Tulisan. 12. Daftar Riwayat Hidup.

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian 4. Manfaat Penelitian

BAB II

LANDASAN TEORI

1. Disiplin Belajar 2. Prestasi Belajar 3. Hubungan Antara Disiplin Belajar dengan Prestasi Belajar 4. Hipotesis

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Identifikasi Variabel Penelitian 2. Definisi Operasional 3. Subjek Penelitian 4. Metode Penentuan Objek

5. Metode Pengumpulan Data 6. Metode Analisis Data

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1. A.

Latar Belakang Masalah

Proses belajar (pendidikan) adalah proses yang mana seseorang diajarkan untuk bersikap setia dan taat dan juga pikirannya dibina dan dikembangkan. Pendidikan bagi bangsa yang sedang berkembang seperti bangsaIndonesiasaat ini merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan tuntunan pembangunan secara tahap demi tahap.

Berhasil tidaknya proses belajar mengajar (pendidikan) tergantung dari faktor-faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses belajar sesungguhnya banyak sekali macamnya, baik ada pada diri siswa sebagai pelajar, pada

guru sebagai pengajar, metode mengajar, bahan materi pelajaran harus diterima siswa, maupun sarana dan prasarana.

Disiplin merupakan upaya untuk membuat orang berada pada jalur sikap dan perilaku yang sudah ditetapkan pada individu oleh orang tua. Pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral (Sukadji, 2002).

Proses belajar yang baik adalah proses belajar yang bisa memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan. Sikap disiplin dalam belajar sangat diperlukan untuk terwujudnya suatu proses belajar yang baik. Sikap disiplin dalam belajar akan lebih mengasah ketrampilan dan daya ingat siswa terhadap materi yang telah diberikan, karena siswa belajar menurut kesadarannya sendiri serta siswa akan selalu termotivasi untuk selalu belajar, sehingga pada akhirnya siswa akan lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal dari materi yang diberikan.

Belajar dengan disiplin yang terarah dapat menghindarkan diri dari rasa malas dan menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan daya kemampuan belajar siswa. Disiplin adalah kunci sukses dan keberhasilan. Dengan disiplin seseorang menjadi yakin bahwa disiplin akan membawa manfaat yang dibuktikan dengan tindakannya. Setelah berprilaku disiplin, seseorang akan dapat merasakan bahwa disiplin itu pahit tetapi buahnya manis. Disiplin memberikan manfaat yang besar dalam diri seseorang. Sepintas bila kita mendengar kata disiplin maka yang selalu terbayang usaha untuk menyekat, mengawal dan menahan. Padahal tidak demikian, sebab disiplin bermakna melatih, mendidik dan mengatur atau hidup teratur. Artinya kata disiplin itu tidak terkandung makna sekatan, tetapi juga latihan. Untuk

itulah kedisiplinan sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan suatu kehidupan yang teratur dan meningkatkan prestasi dalam belajar karena sifatnya yang mengatur dan mendidik. Dari kebanyakan orang-orang sukses rasanya tidak ada diantara mereka yang tidak berdisiplin, kedisiplinan yang tertanam dalam setiap kegiatan mereka yang membawa kesuksesan.

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar ?.

C.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar.

D.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar sehingga dapat memberikan masukan kepada guru juga siswa. Dengan adanya informasi itu, maka guru dapat menanamkan kedisiplinan belajar kepada peserta didiknya agar dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Dan bagi siswa, dengan adanya informasi itu dapat memotivasi mereka untuk lebih disiplin lagi dalam belajar, sehingga mereka memiliki prestasi yang memuaskan.

BAB II

LANDASAN TEORI

1. A.

Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin

Disiplin melalui nilai-nilai ketertiban. dalam

adalah proses ketaatan,

suatu dari

kondisi serangkaian

yang

tercipta yang keteraturan menjadi melalui

dan

terbentuk menunjukkan dan atau perilaku binaan

perilaku

kepatuhan, tersebut Perilaku itu

kesetiaan, telah tercipta

Nilai-nilai kehidupannya.

bagian proses

melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman.

Disiplin menurut Hodges (Helmi, 1996) dapat diartikan sebagai sikap seseorang atau sekelompok orang yang berniat untuk mengikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan. Dalam kaitannya dengan belajar, pengertian disiplin belajar adalah suatu sikap dan tingkah laku yang menunjukkan ketaatan siswa terhadap peraturan di sekolah.

1. Pengertian Belajar Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya Winkel (1996:53) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant. Kemudian Hamalik (1983:28) mendefinisikan belajar adalah suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.

1. Pengertian Disiplin Belajar

Pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral (Sukadji dalam Mutadin, 2002).

Disiplin belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang

telah ditetapkan bersama, baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah maupun dengan orang tua di rumah.

1. Unsur-unsur Disiplin 1. Mengikuti dan menaati peraturan, nilai dan hukum yang berlaku. 2. Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan,paksaan dan dorongan dari luar dirinya. 3. Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina, dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan. 4. Hukuman berlaku, yang dalam diberikan rangka bagi yang melanggar melatih, ketentuan yang dan

mendidik,

mengendalikan

memperbaiki tingkah laku. 5. Peraturan-peraturaan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.

1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Belajar

Menurut Syah (1995), disiplin belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

1. Lingkungan 2. Suasana emosional sekolah 3. Sikap terhadap pelajaran 4. Hubungan guru dan murid 5. B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi

Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi sebagai berikut : To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly as possible Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin.

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan menjadi limaaspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.

1. Pengertian Belajar

Adabeberapa pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar. Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut :

1. Cronbach memberikan definisi : Learning is shown by a change in behavior as a result of experience.

Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman.

1. Harold Spears memberikan batasan: Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction.

Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.

1. Geoch, mengatakan : Learning is a change in performance as a result of practice.

Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.

Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Fontanaseperti yang dikutip oleh Udin S. Winataputra(1995:2) dikemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian belajar juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas

dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.

Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport.

Selanjutnya Winkel (1996:162) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya. Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) prestasi belajar adalah: Kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, affektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:

1. Faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern)

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis.

1. Faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern)

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.

1. C.

Hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar

Pada dasarnya prestasi belajar setiap orang itu berbeda, antara orang yang satu dengan yang lainnya itu tidak sama. Hal ini terjadi disebabkan karena adanya faktor yang ada dalam diri individu (faktor intern) dan faktor di luar individu (faktor ekstern). Dengan adanya kedua faktor tersebutlah yang dapat mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Disamping kedua faktor tersebut, masih ada faktor lainnya yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang, misalnya kedisiplinan dalam belajar. Dalam belajar atau mempelajari sesuatu itu tidak hanya dalam waktu yang singkat dan cepat, tetapi perlu untuk meluangkan waktu sedikit setiap hari untuk belajar

dan itu juga harus konsisten. Dengan demikian, maka dapat membuat seseorang menjadi disiplin waktu dalam belajar.

Disiplin belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah maupun dengan orang tua di rumah. Dengan tujuan agar setiap individu memiliki disiplin jangka panjang, yaitu disiplin yang tidak hanya didasarkan pada kepatuhan terhadap aturan atau otoritas, tetapi lebih kepada pengembangan kemampuan untuk mendisiplinkan diri sendiri sebagai salah satu ciri kedewasaan individu.

Kedisiplinan belajar siswa dapat terjadi secara optimal bila pihak sekolah dan para pendidik (guru) melakukan perbaikan proses belajar mengajar yang menjadikan siswa itu memiliki tingkat yang sama, sama-sama mencari ilmu tanpa ada dinding pemisah yang menghalangi. Sehingga antara guru dan siswa itu akan tercipta saling kerjasama. Dan siswa pun menjadi bersemangat dalam belajar karena siswa tidak merasa lebih rendah dari pada guru mereka.

Dengan adanya disiplin diri dalam belajar yang tertanam dalam diri setiap siswa, hal ini akan menjadikan mereka lebih aktif dan kreatif dalam belajar. Dengan adanya disiplin belajar yang baik bagi siswa akan meningkatkan ketekunan serta memperbesar kemungkinan siswa untuk berkreasi dan berprsestasi.

Sehingga, bila siswa itu telah memiliki disiplin waktu dalam hal belajar, maka mereka akan memiliki motivasi atau dorongan dari dalam diri mereka untuk belajar. Dengan adanya disiplin waktu yang telah tertanam dalam diri mereka, maka mereka akan terdorong untuk berprestasi.

Dengan adanya disiplin diri tersebut, biasanya akan mendatangkan keberhasilan dan kesuksesan bagi diri siswa, sehingga siswa akan mampu untuk menunjukkan prestasi yang bagus dan memuaskan.

Sedangkan siswa yang tidak memiliki disiplin diri dalam belajar, biasanya hal ini akan membuat mereka menjadi orang yang lamban dalam menangkap pelajaran yang diajarkan. Tanpa adanya disiplin dalam belajar, hal ini akan membuat siswa menjadi kurang semangat dalam belajar. Dan tanpa disiplin dalam belajar tentu akan membuat siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti proses belajar mengajar. Sehingga keadaan ini akan berakibat pada prestasi belajarnya yang akan menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.

Sehingga dapat dikatakan bahwa, siswa yang memiliki kedisiplinan dalam belajar, mereka cenderung memiliki prestasi belajar yang lebih baik. Sedangkan siswa yang tidak memiliki kedisiplinan dalam belajar, mereka cenderung memiliki prestasi belajar yang kurang atau rendah dibandingkan dengan siswa yang memiliki kedisiplinan dalam belajar. Oleh karena itu, setiap siswa harus memiliki kedisiplinan dalam belajar agar mereka bisa memiliki prestasi yang bagus.

1. D.

Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan yang sedang diteliti. Dan dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Adahubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar.

BAB III

METODE PENELITIAN

1. A.

Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain (Saifuddin Azwar, 2007:62). Dan variabel bebas dalam penelitian ini adalah Disiplin belajar.

1. Variabel tergantung

Variabel tergantung adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain (Saifuddin Azwar, 2007:62). Dan variabel tergantung dalam penelitian ini adalah Prestasi belajar.

1. B.

Definisi Operasional 1. Disiplin Belajar

Pendidikan disiplin merupakan suatu proses bimbingan yang bertujuan menanamkan pola perilaku tertentu, kebiasaan-kebiasaan tertentu, atau membentuk manusia dengan ciri-ciri tertentu, terutama untuk meningkatkan kualitas mental dan moral (Sukadji dalam Mutadin, 2002).

Disiplin belajar adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan siswa untuk melakukan aktivitas belajar yang sesuai dengan keputusan-keputusan, peraturan-peraturan dan norma-norma yang telah ditetapkan bersama, baik persetujuan tertulis maupun tidak tertulis antara siswa dengan guru di sekolah maupun dengan orang tua di rumah.

1. Prestasi Belajar

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar

adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.

1. C.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa SMA yang berusia 16 18 tahun pada saat penelitian ini dilakukan. Pemilihan siswa SMA sebagai subjek penelitian karena pertimbangan bahwa pada usia tersebut merupakan usia para remaja yang penuh dengan gejolak emosi dan ketidak stabilan di dalam dirinya.

1. D.

Metode Penentuan Objek 1. Populasi

Populasi adalah sekelompok subjek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian (Saifuddin Azwar, 2007: 77). Dalam penelitian ini sebagai populasi adalah siswa SMA yang berusia 16 18 tahun.

1. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Saifuddin Azwar, 2007: 79). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 20 siswa.

1. Sampling

Sampling adalah cara atau teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel. Teknik sampling yang dipakai dalam penelitian ini adalah: Stratified Random Sampling, yaitu teknik sampel dengan menggunakan dasar stratifikasinya atau tingkatan-tingkatannya.

1. E.

Metode Pengumpulan Data 1. Angket

Angket adalah suatu alat pengumpulan informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis pula oleh responden (S. Margono, 2004). Dengan kata lain, angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menggunakan pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek dari penelitian tersebut.

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan menurut kenyataan, melukiskannya dengan kata secara cermat mencatatnya dan kemudian mengolahnya dalam rangka meneliti masalah secara ilmiah (S. Nasution, 2000).

1. F.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode analisis korelasi product moment. Penggunaan metode ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2007. Metode Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

http://mailzain.blogspot.com/

http://orenriffmilano.wordpress.com/2009/04/03/pengaruh-disiplinkeluarga-sekolah- terhadap-prestasi-belajar-siswa/

belajar-lingkungan-

http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/

http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-belajar/

http://digilib.unitomo.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunitomo5ngy4qbbphgcxfuxgv4ewc3glifrvq-fifimurtab-300&PHPSESSID=ordolinkrp

BAB I PENDAHULUAN

Sekolah dikatakan maju, sebenarnya tergantung dari kesuksesan sekolah tersebut mewujudkan misi dan tujuan sekolah yang bersangkutan. Sekolah yang maju tentunya tidak hanya dipandang dari kelengkapan fasilitas sekolah tersebut tetapi bagaimana sekolah tersebut dapat mencetak kualitas lulusan sekolah tersebut dapat diterima di masyarakat dan dapat mengabdikan keilmuan yang diterimanya untuk kemajuan dirinya dan untuk memajukan masyarakat pada skala kecil dan bangsa pada skala besar. Untuk mendapatkan hal sebagaimana tersebut diatas tentunya tergantung dari totalitas pengelolaan sekolah itu sendiri untuk selalu melakukan inovatif dan perubahan-perubahan sehingga tujuan dan misi sekolah tersebut dapat dicapai sesuai harapan. Dalam bab ini dijelaskan tentang permasalahan yang berhubungan dengan pemilihan topik karya tulis yang berjudul HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN DISIPLIN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA dan tujuan penulisan serta manfaat yang akan diperoleh dalam penulisan karya tulis ini.

1. LATAR BELAKANG MASALAH Seperti yang kita ketahui bersama bahwa disiplin itu sangat penting bak untuk guru maupun siswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar, agar pencapaian pengajarannya dapat optimum. Karena itu sangat perlu untuk meningkatkan disiplin siswa baik disiplin dalam pemakaian seragam sekolah, pemakaian waktu belajar serta disiplin dalam proses belajar mengajar.

Dengan disiplin siswa yang tinggi terdapat beberapa harapan yang diinginkan antara lain : a. Dapat mengembangkan seluruh potensi yang ada pada siswa sehingga dapat mencapai prestasi secara maksimal, yang nantinya dari pengalaman prestasi yang tinggi tersebut akan didapatkan kualitas lulusan yang dapat diterima di masyarakat untuk memasuki lapangan kerja. b. Dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, karena tanpa motivasi yang tinggi tidak akan diperoleh prestasi yang memuaskan. Prestasi belajar siswa yang maksimal diharapkan sebagai tolak ukur (indikator) dalam keberhasilan pelaksanaan kurikulum atau pelaksanaan proses belajar mengajar. Untuk keberhasilan proses tersebut, siswa diharapkan aktif berperan dalam kegiatan belajar mengajar dengan langkah -langkah sebagai berikut : * Siswa ikut secara aktif dalam PBM. * Siswa bersikap positif dalam mengikuti pelajaran. * Siswa memiliki suasana yang akrab dalam belajar berkelompok. * Siswa menggunakan waktu sebaik-baiknya. Harapannya guru dapat bersikap positif dalam menanggapi aktivitas siswa sehingga kegiatan proses belajar mengajar benar-benar terjadi sebuah komunikasi yang saling menguntungkan antara guru dan siswa.

Bentuk-bentuk aktivitas siswa yang bisa terjadi dalam Proses Belajar Mengajar diantaranya yaitu : * Mengajukan pertanyaan kepada guru. * Menjawab pertanyaan dari guru. * Menyampaikan ide yang positif. * Memberi pandangan terhadap masalah yang timbul dalam PBM. Prestasi belajar siswa yang maksimal diharapkan menghasilkan para lulusan yang benar-benar siap menghadapi tantangan dimasa depan. Dan inilah harapan penulis agar penerapan disiplin siswa terus digalakkan sehingga prestasi belajar siswa terus meningkat dari waktu ke waktu. Penulis memilih judul tersebut diatas karena melihat kecenderungan bahwa dari tahun sebelumnya. Kedisiplinan siswa dalam proses belajar mengajar menurun dan dikhawatirkan akan mempengaruhi prestasi belajar siswa.

2. PEMBATASAN MASALAH Penelitian tentang hubungan antara penerapan disiplin siswa terhadap prestasi belajar siswa ini dibatasi pada kelas XI Siswa SMK Negeri I Surabaya tahun pelajaran 2009-2010.

3. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka berikut ini dirumuskan beberapa masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Adakah korelasi antara disiplin siswa dengan prestasi belajar siswa di SMK Negeri I Surabaya. b. Sejauhmana hubungan antara disiplin siswa dengan prestasi belajar siswa di SMK Negeri I Surabaya. c. Mana yang lebih kuat antara disiplin seragam siswa, disiplin penggunaan waktu siswa atau disiplin dalam Proses Belajar Mengajar.

4. TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan dari penelitian hubungan antara penerapan disiplin siswa terhadap prestasi belajar siswa adalah : a. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar siswa di sekolah. b. Untuk mengetahui disiplin yang manakah yang lebih dominan antara ketiganya. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Untuk memperbaiki kualitas siswa dalam belajar. b. Sebagai masukan sekolah dalam meningkatkan pola disiplin di SMK Negeri I Surabaya. c. Sebagai sumbangan bahan perpustakaan untuk para pembaca. BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Dalam landasan teori ini dimaksudkan untuk mengemukakan teori-teori berdasarkan referensi yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penulisan karya ilmiah ini. Sehingga kerangka teori ini dapat menghasilkan suatu hipotesis yang dapat diterima sesuai pemikiran dan dasar referensi tersebut. Landasan teori yang dimaksud meliputi berbagai pengertian pokok dan definisi yang akan disusun sebagai kriteria untuk menunjukkan karakteristik dan ciri suatu bentuk pembahasan yang berkait dengan penulisan karya tulis ilmiah ini. 1. PENGERTIAN DISIPLIN Istilah disiplin dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Belanda yang kemudian dipengaruhi juga oleh bahasa Inggris. Istilah disiplin menurut pengertian kedua bahasa tersebut berasal dari bahasa Latin Diciplina. Dalam penulisan ini akan

dikemukakan empat kata arti disiplin sebagai pengantar ke pembahasan lebih luas. Makna kata disiplin dipahami kaitannya dengan Latihan yang memperkuat, korelasi dan sangsi, kendali atau terciptanya ketertiban dan keteraturan, Sistem Aturan Tata Laku. Pengertian lebih luas dari empat tentang pemahaman disiplin yaitu :

a. Latihan Yang Memperkuat Disiplin dikaitkan dengan latihan yang memperkuat, terutama ditekankan pada pikiran dan watak untuk menghasilkan kendali diri, kebiasaan untuk patuh, dan sebagainya. Latihan-latihan dalam rangka menghasilkan kebiasaan patuh dapat dilihat pada penanaman disiplin di kalangan Angkatan Bersenjata. Ibadah puasa dapat digolongkan sebagai suatu latihan dalam arti penanaman disiplin yang tujuannya untuk mempertinggi 5 daya kendali diri. b. Koreksi dan Sanksi Arti disiplin dalam kaitannya dengan korelasi atau sanksi terutama diperlukan dalam suatu lembaga yang telah mempunyai tata tertib yang baik. Bagi yang melanggar tata tertib dapat dilakukan dua macam tindakan, yaitu berupa korelasi untuk memperbaiki kesalahan dan berupa sanksi. Keduanya harus dilaksanakan secara konsisten untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan pelanggaran terhadap norma dan kaidah yang telah disepakati bersama. Hal ini dilakukan mengingat orang cenderung berperilaku sesuka hati. c. Kendali Atau Terciptanya Ketertiban dan Keteraturan Orang-orang yang berdisiplin adalah orang-orang yang mampu mengendalikan dirinya. Tetapi perkembangan teknologi pertumbuhan ekonomi yang pesat, mengakibatkan terjadinya perubahan dalam masyarakat berupa pergeseran nilai-nilai serta tradisi yang ada. Hal ini berpengaruh terhadap sikap serta pandangan hidup manusia, sehingga terjadi hal-hal yang tidak terkendali. Demi ketertiban masyarakat, pembinaan disiplin harus

disesuaikan dengan tingkat perkembangan teknologi dan tingkat perkembangan masyarakat. Perpaduan antara ketertiban dan keteraturan menghasilkan suatu sistem aturan tata laku. d. Sistem Aturan Tata Laku Setiap kelompok manusia, masyarakat atau bangsa selalu terikat kepada berbagai peraturan yang mengatur hubungan sesama anggotanya maupun hubungannya dengan masyarakat, bangsa dan negara. Manusia, masyarakat dan lembaga-lembaga negara masing-masing wajib berperilaku sesuai dengan tata peraturan yang berlaku, baik yang formal, non formal maupun yang disepakati, jika ingin masyarakat atau bangsa itu disebut berdisiplin. Sedangkan dari beberapa ahli berpendapat tentang hal kedisiplinan adalah sebagai berikut Alex S. Nitisenuto (1980, hal. 260) menyatakan bahwa kedisiplinan adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari perusahaan atau instansi, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Sehingga dengan demikian pendapat tersebut menganggap disiplin adalah suatu peraturan organisasi yang harus dipatuhi dan ditaati. Sedangkan dari Wetther and Davis (1984, hal. 473) meliputi disiplin adalah sebagai usaha untuk memacu personil dalam tindakannya untuk dapat memenuhi standart yang ditetapkan oleh suatu organisasi atau suatu instansi. Flippo (1984, hal. 347) mengatakan bahwa tindakan disiplin dibatasi dengan penggunaan atau peranan hukum-hukum yang mengarah pada pencegahan tindakan atau perilaku yang tidak diinginkan.

Dengan uraian tersebut diatas dapat dibuat suatu rangkuman bahwa disiplin adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang menuju pada kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan seseorang tunduk pada seseorang, perintah atau peraturan yang berlaku.

2. DISIPLIN SEKOLAH DAN HAKEKATNYA Lingkungan sekolah yang bertanggung jawab atas pendidikan sangat perlu mendidik siswanya untuk punya rasa tanggung jawab yang nantinya merupakan suatu bekal dalam hidup bermasyarakat. Karena tanggung jawab merupakan suatu produk dari kedisiplinan maka bermula dari lingkungan sekolah kedisiplinan itu perlu dibentuk.

2.1

.Kedisiplinan Pribadi dan Perorangan Kepatuhan seseorang terhadap keputusan, perintah atau peraturan yang diberlakukan bagi dirinya sendiri, misalnya senam pagi dan lain sebagainya, disebut disiplin pribadi. Sedangkan kepatuhan seseorang terhadap suatu keputusan, perintah atau peraturannya yang diberlakukan bagi suatu sistem dimana seseorang tersebut terlibat didalamnya disebut disiplin perorangan. Disiplin perorangan menuntut seseorang yang bersangkutan bertanggung jawab atas pelaksanaan kepatuhannya. Sedangkan tanggung jawab atas pembuatan dan pelaksanaan keputusan, perintah atau peraturan dengan segala akibatnya terletak ditangan orang yang memberi perintah atau

yang membuat keputusan dan peraturan. Disiplin perorangan bersifat perorangan atau individual, yakni berkaitan dengan sifat yang langsung melekat pada diri seseorang. 2.2 .Disiplin Sekolah Disiplin sekolah adalah sikap dan perilaku yang bersumber pada kepribadian suatu persail di lingkungan sekolah yang tumbuh kembangkan dan berdasar pada peraturan yang dibuat oleh sekolah itu sendiri. Disiplin ini tercermin dalam tata laku personil sekolah berupa kepatuhan dan ketaatan terhadap normanorma kehidupan di lingkungan masyarakat sekolah. Disiplin sekolah menggambarkan kesesuaian antara tingkah laku dengan kaidahkaidah yang berlaku di lingkungan sekolah tersebut dan dilandasi oleh kesadaran dan rasa tanggung jawab. Secara operasional makna disiplin sekolah adalah sesuatu yang tertanam dalam hati nurani setiap personil lingkungan sekolah, yang memberi dorongan bagi personil yang bersangkutan untuk melakukan sesuatu sebagaimana ditetapkan oleh norma dan peraturan yang berlaku.

2.3

.Hakekat dan Pembentukan Disiplin 2.3.1. Hakekat Disiplin Berbagai pengalaman dari pelaksanaan untuk mengajukan visi dan misi sekolah semakin menyadarkan para pelaku pendidikan akan pentingnya penggalangan disiplin yang dimulai dari lingkungan sekolah. Kedisiplinan sekolah merupakan persyaratan peningkatan ketangguhan dan ketahanan sekolah, serta

merupakan bagian dari visi sekolah untuk mewujudkan misi sekolah. Secara umum jenis perilaku yang menyatu dengan aspek kepribadian sekolah antara lain : a. Kepatuhan dinamis yaitu suatu bentuk kepatuhan yang tidak mati atau kaku dalam mewajibkan setiap person untuk mematuhi kesepakatan, kebijakan dan peraturan yang dibuat oleh sekolah. b. Kesadaran untuk menyatukan hati dan perbuatan agar kepatuhan sebagaimana tersebut di atas tidak bersifat semu. c. Rasional yang melandasi kepatuhan melalui proses berfikir. Sikap rasional dituntut terutama dalam menghadap kemajuan perkembangan dan perubahan yang kerap terjadi dan berlangsung secara cepat. d. Sikap dan mental yang menyatu pada diri. Hal ini berarti kepatuhan sudah terjabarkan dalam setiap perilaku dan perbuatan, baik sebagai pribadi atau perorangan maupun sebagai warga yang bertanggung jawab terhadap lingkungan yang mewadahinya. e. Keteladanan yang merupakan contoh dan panutan bagi yang lain dalam bersikap dan berperilaku untuk mewujudkan disiplin. f. Keberanian dan kejujuran, yang merupakan sikap tegas dan lugas dalam menerapkan aturan dan sanksi. Untuk mewujudkan disiplin secara terus-menerus, kualitas dan kriteria tersebut diatas harus didukung oleh aspirasi dan Kehendak berbuat dari para

pelakunya. Kalau yang diharapkan terjadi di lingkungan sekolah seyogyanya dilakukan oleh personil sekolah yaitu siswa, guru dan staf administrasi sekolah.

2.3.2.Pembentukan Disiplin Disiplin tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan ditumbuhkan, dikembangkan dan diterapkan dalam semua aspek dan menerapkan sanksi serta bentuk ganjaran sesuai tidak perbuatan para pelakunya, kalau baik seyogyanya diberi ganjaran yang baik kalau jelek seyogyanya diberi hukuman. Disiplin seseorang adalah suatu produk sosialisasi sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya, terutama lingkungan sosial. Oleh karena itu, pembentukan disiplin tunduk pada kaidah-kaidah proses belajar. Dalam membentuk disiplin ada pihak yang memiliki kekuasaan lebih besar, sehingga mampu mempengaruhi tingkah laku pihak lain ke arah tingkah laku yang diinginkan, contohnya misalnya personil pengelola sekolah mulai dari kepala sekolah sampai pada staf yang masih punya wewenang untuk mengatur siswa. Sebaliknya pihak yang dipengaruhi memiliki ketergantungan para pihak yang memiliki kekuasaan lebih besar, sehingga ia mau menerima apa yang diajarkan kepadanya. Hal ini berarti bahwa karakteristik penting dalam pembentukan disiplin adalah adanya gejala Kekuasaan Ketergantugan. Terdapat lima jenis type kekuasaan dan dapat dibedakan satu sama lain sebagai berikut :

1. Kekuasaan Ganjaran, dimiliki oleh orang yang memegang kekuasaan untuk memberi keuntungan-keuntungan kepada orang lain. 2. Kekuasaan Paksa, dimiliki oleh orang yang memiliki kekuasaan untuk menjatuhkan hukuman atau sanksi kepada orang lain. 3. Kekuasaan Hukum, dimiliki oleh orang yang mempunyai hak berkuasa terhadap orang lain. 4. Kekuasaan Panutan, seseorang yang mempunyai kekuatan ini adalah orang yang dihormati atau disegani orang lain sehingga orang lain ingin seperti dia. Dengan kata lain ia dijadikan tokoh panutan oleh orang lain. 5. Kekuasaan Keahlian, dimiliki oleh orang dengan tingkat keahlian dan penguasaan informasi yang melebihi orang lain. Seseorang bisa saja memiliki lebih dari satu jenis kekuasaan, tetapi

setiap type kekuasaan tersebut memiliki dampak dan membawa konsekuensi yang berbeda-beda. Pada type kekuasaan ganjaran (type 1) dan kekuasaan paksaan (type 2) pihak yang berkuasa hanya mampu mempengaruhi tingkah laku pihak yang lemah pada saat ia hadir, dan pihak yang lemah patuh hanya sekedar untuk memperoleh hadiah atau untuk menghindar dari hukuman. Lain halnya dengan pengaruh yang ditanamkan dalam type kekuasaan hukum (type 3), kekuasaan panutan (type 4) dan kekuasaan keahlian (type 5) pengaruh yang ditanamkan akan lebih permanen dan tidak memerlukan kehadiran pihak yang berkuasa.

3. PENGERTIAN PRESTASI BELAJAR Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Sudah jelas bahwa prestasi belajar tidak dapat semata-mata disamakan dengan mendapatkan nilai semata. Oleh karena hasil pelajaran tidak dapat dievaluasi semata-mata atas dasar kemampuan reproduktif murid. Lagipula prestasi belajar tidak dapat dipisah-pisahkan peristiwanya. Kenyataan tidak dapat diajarkan tersendiri ketrampilanpun tidak dapat diarahkan bila tidak dihubungkan dengan arti ketrampilan itu dalam rangka yang lebih luas. Bila telah disadari tujuan yang akan dicapai, sangatlah penting bahwa guru (dan pelajar) melalui cara-cara mengajar (dan belajar)yang paling wajar untuk mencapai tujuan yaitu yang dapat mendukung prestasi belajar siswa. Untuk setiap jenis tujuan di dalam setiap situasi edukatif terhadap setiap pelajar dibutuhkan pemikiran yang matang mengenai metode yang akan dipakai oleh setiap guru. Penelaah hasil usaha guru itu perlu mengingat kenyataan bahwa setiap prestasi belajar itu adalah menyeluruh bersegi banyak dan kompleks. Karena itu perlu diperhatikan untuk tidak mencampuradukkan prestasi belajar dan hasil belajar.

4. MENETAPKAN STANDAR PRESTASI

Selain penting untuk mengetahui apa yang kita kehendaki dan dilakukan oleh siswa, sampai seberapa jauh bisa diharapkan. Salah satu tugas yang dihadapi oleh guru ialah menentukan taraf prestasi yang diharapkan dari siswa dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan secara operasional. Ada dua pertanyaan yang perlu dijawab yaitu satu mengenai taraf prestasi seorang siswa dan yang lain mengenai taraf prestasi kelompok siswa (seperti kelas) perlunya kita mengambil keputusan mengenai kedua hal ini tampak jelas apabila kita berhadapan dengan soal-soal yang berlainan dengan perbaikan program pengajaran. Dikaitkan seorang guru sudah menentukan tujuannya secara tepat sekali merencanakan dan melaksanakan program pengajarannya pada akhir proses pengajaran itu mengukur prestasi siswanya. Bagaimana ia dapat menentukan prestasi siswa sampai akhir pengajaran maka akan ada kecenderungan untuk menganggap dirinya sudah benar dan juga menganggap siswa-siswinya sudah melakukan sebaik-baiknya apa yang dapat mereka lakukan. Memang lebih sulit bagi guru menentukan sebelum mengajar, standart prestasi siswa dan kemudian berusaha mati-matian untuk mencapainya. Meskipun demikian usaha menentukan standart prestasi sebelum mengajar biasanya memaksa guru untuk menentukan standart prestasi yang lebih tinggi. 2.1 Taraf Prestasi Minimal Kelas Guru harus menentukan taraf prestasi yang diharapkannya dari seorang siswa. Misalnya : Jika ia menghendaki siswa siswanya dapat memecahkan soal-soal pembagian dengan bilangan tiga angka maka hendaknya ditentukan seberapa banyak dari antara soal-soal tes akhir harus dapat dipecahkan oleh seorang siswa dengan tepat. Seorang siswa haruskah dapat memecahkan 85% dari soal-soal itu harus semua soal. Dalam banyak

hal guru menetapkan taraf prestasi siswa sedikit kurang dari 100% karena memperhitungkan kemungkinan adanya salah hitung, kekeliruan, ketidak telitian dan sebagainya. Sebaliknya ada sit usai dimana guru mengharapkan taraf prestasi 100%, inipun seharusnya ditegaskan. Ada situasi dimana taraf prestasi siswa betul-betul ditentukan oleh apa yang akan dihadapi selanjutnya. Misalnya : Jika guru memberikan pengantar pelajaran teori Penjaskes dan kemudian dilanjutkan dengan pelajaran Penjaskes lanjutan (praktek). Harapan ini akan sangat menolong guru dalam menetapkan taraf prestasi siswa.

2.2

Taraf Prestasi Minimal Kelas Selain menetapkan taraf prestasi minimal, siswa guru harus menentukan seberapa baik prestasi keseluruhan kelas.

Misalnya : Ia mungkin menentukan bahwa 90% siswa harus dapat dengan taraf prestasi paling sedikit 80% menyelesaikan soalsoal analisis kalimat pada ujian akhir. Atau contoh lain, semua siswa harus dapat mengucapkan dari luar kepala dengan tidak lebih dari satu kesalahan bagian bagian teknis tertentu. Dalam buku pelajaran pentinglah ditentukan taraf prestasi minimal siswa, karena itulah guru dapat menentukan perlu tidaknya merevisi program pengajarannya. Taraf

prestasi minimal siswa khususnya bersama untuk mengenali siswa yang mungkin membutuhkan pengajaran remedial. Taraf prestasi minimal kelas, menolong untuk menentukan perlu tidaknya program pengajaran. Sebagaimana telah disinggung adalah sukar sekali bagi guru-guru untuk menetapkan taraf prestasi minimal dan barangkali sebaiknya mereka baru mencobanya sesudah mengajar selama satu atau dua tahun. Tetapi segera sesudah ada pengalaman dan menginsafi apa yang dapat diharapkan dari siswa-siswanya maka mereka hendaknya menetapkan taraf prestasi minimal siswa dari taraf prestasi minimal kelasnya.

2.3

Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Untuk merumuskan tujuan yang sungguh-sungguh operasional dan yang disertai dengan standart prestasi yang tepat sesuai dengan segi perilaku yang diharapkan perlu sekali dipertimbangkan siswa yang akan diajar. Tujuan yang diperuntukkan bagi anak-anak yang sekolahnya betul-betul baik dan taraf sosial ekonominya tinggi jelas harus berbeda dari tujuan yang diperuntukkan bagi anak-anak yang lingkungan kebudayaannya acuh tak acuh terhadap pendidikan dan keadaannya bertentang dengan maksud pendidikan. Guru yang bijaksana akan menyesuaikan tujuan dengan siswa yang akan dihadapinya. Oleh karena itu taraf sosial ekonomi keluarga sangatlah berpengaruh besar terhadap prestasi belajar siswa di sekolah. Ada halangan sosial ekonomi keluarga mendukung fasilitas akan tetapi kemauan dan minat belajar tidak ada karena pengaruh lingkungan. Dan pandangan lain mengatakan ada kehidupan sosial ekonomi kurang.

Karena adanya minat dan kemauan siswa, maka dapat meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik.

5. HUBUNGAN DISIPLIN DAN PRESTASI BELAJAR Seperti yang telah dipaparkan dalam uraian sebelumnya disiplin adalah mengajar anak agar lebih mengerti. Sementara orang ada yang mengatakan bahwa disiplin harus tegas dan tepat disertai suatu pengampunan. Anak-anak usia dewasa akan lebih mengambil manfaat bila disiplin disertai uraian dan alasan-alasan yang dapat dimengerti seperti yang dibahas dalam karya ini seorang guru menghukum siswanya karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah dan menyelesaikan jawaban soal-soal yang telah diajarkan. Apa yang timbul selanjutnya siswa tidak akan diam saja, tetapi dia tidak akan koreksi dan memberikan perbaikan tingkah lakunya serta mengambil sikap. Oleh karena itu, disiplin berkaitan erat dengan prestasi belajar siswa yang didukung beberapa hal antara lain : a. Kalau siswa kurang disiplin pada waktu kebiasaan yang sering terjadi siswa kurang bisa menghargai dan memanfaatkan waktu yang berguna ketepatan waktu untuk belajar dan membagi waktu untuk kegiatan lainnya. b. Kurang adanya penyadaran yang jauh bahwa belajar itu penting sekali tanpa ada penundaan waktu. c. Siswa dapat meningkatkan prestasi belajar kalau sering berhati-hati dan melatih diri dalam setiap langkah belajar. d. Siswa harus percaya diri dengan hasil pekerjaan dan kemampuannya sendiri.

Dari uraian itu jelas bahwa disiplin memegang peranan yang sangat penting jika dihubungkan dengan prestasi belajar. Siswa akan meningkatkan prestasi kalau tidak melaksanakan kebiasaan kebiasaan yang baik dalam belajar.

6. HIPOTESIS Dengan adanya disiplin yang tinggi akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Maka hipotesis sementara adalah : 1. Diduga bahwa dengan berdisiplin yang baik akan memperoleh prestasi belajar yang baik pula. 2. Diduga bahwa disiplin waktu dan PBM lebih dominan pengaruhnya dibanding dengan bentuk disiplin yang lain terhadap nilai prestasi belajar.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu studi atau kajian yang membicarakan mengenai metodemetode dalam penelitian atau riset dalam karya tulis ilmiah ini. Penelitian atau riset itu sendiri adalah suatu usaha untuk mengemukakan, mengembangkan dan menguji kebenaran atau pengetahuan. Usaha-usaha ini dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah (Hadi Wardani, 1992, hat. b5). Di dalam bab ini penulis akan menguraikan masalah-masalah yang berhubungan dengan metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian tersebut, mulai dari identifikasi

variabel penelitian sampai pada teknik analisis data. Metode penelitian yang akan dibahas dalam karya tulis ilmiah ini terdiri dari : 1. Identifikasi Variabel Penelitian 2. Definisi Operasional Variabel Penelitian 3. Obyek Penelitian dan Sampel 4. Metode Pengumpulan Data 5. Teknik Analisis Data

1. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN Sesuai dengan tujuan dari karya tulis ilmiah ini maka didapat dua variabel yang dapat menentukan kebenaran hipotesa sementara, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung.

2. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN


19

Dari kedua variabel yang dimaksud dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 2.1 Variabel Tergantung Yang dimaksud variabel tergantung adalah suatu variabel di dalam penelitian yang munculnya disebabkan karena pengaruh atau hubungan dari variabel bebas. Sedangkan yang menjadi variabel tergantung dalam penelitian ini adalah Prestasi Belajar Siswa.

Definisi operasional dari Prestasi Belajar Siswa adalah hasil penilaian yang dilakukan pada siswa setelah pembelajaran melalui tahap penilaian pemantauan oleh guru dalam aktivitasnya sehari-hari, melalui evaluasi sehari-hari dan sumatif, perolehan nilai ini diukur dari beberapa indikator. Untuk penilaian yang diperoleh melalui pemantauan oleh guru, yaitu : a. Kepribadian Diukur berdasarkan baik tidaknya kepribadian siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah khususnya di dalam kelas. b. Sikap Diukur berdasarkan baik tidaknya cara siswa bersikap ketika proses belajar mengajar berlangsung sampai proses belajar mengajar berakhir.

c. Absensi Diukur berdasarkan baik tidaknya kedisiplinan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara bersama dengan teman sekelasnya. Kedisiplinan disini lebih cenderung pada keaktifan siswa untuk mengikuti pelajaran atau dalam artian tidak sering tidak masuk, kecuali sesuatu hal yang sifatnya terpaksa, misalnya sakit. Penilaian yang diperoleh melalui evaluasi keaktifan siswa sehari-hari yaitu : a. Nilai Teori Harian

Penilaian didapat dari pemberian soal-soal yang harus dijawab oleh siswa pada kertas ulangan sehari-hari tentang materi yang berkisar dari materi yang pada saat tersebut dibahas. Yang menjadi tolok ukur penilaian dalam nilai teori adalah ketepatan dalam menjawab pada setiap item soal dan waktu yang telah ditentukan harus juga tepat. b. Nilai Keaktifan Menjawab Penilaian yang didapat dari beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh guru yang antara lain berupa pertanyaan untuk mengkaitkan materi yang telah dibahas pada waktu yang lalu dengan materi yang akan disampaikan, pertanyaan berupa penegasan kembali untuk menjajaki sejauh mana pengertian dan keterserapan siswa dan pertanyaan yang berupa rangkuman dari seluruh materi yang sedang dibahas. Sedangkan penilaian yang diperoleh melalui hasil evaluasi melalui sumatif yaitu : a. Nilai Teori Sumatif Penilaian di dapat dari soal-soal teori yang telah diberikan oleh guru pada kurun waktu tertentu, tentang materi yang telah disampaikan pada kurun waktu tertentu sebagaimana tersebut diatas. Misalnya pada kurun waktu catur wulan. Dan pada kurun waktu tersebut biasanya nilai diambil untuk bahan laporan yang tertuang pada raport siswa sebagai bahan informasi bagi orang tua / wali siswa, tentang sejauh mana kemajuan putranya selama catur wulan tersebut. Soal-soal teori ini dapat berupa soal dalam bentuk essay dan pilihan ganda dengan panjang waktu yang telah ditentukan dan disesuaikan dengan bobot dari materi soal.

Yang menjadi tolak ukur dari penilaian teori tersebut yaitu ketepatan dalam menjawab pada setiap item soal yang telah diberikan. Tetapi kadang-kadang ketepatan tersebut menjadi sedikit kurang obyektif manakala soal dibuat dalam bentuk essay yang menanyakan tentang pendapat dari sebuah kejadian. Setiap bentuk penilaian mempunyai rentang dari 0 (nol) sampai 100 (seratus). Dan ketiga bentuk penilaian terebut, kemudian digabungkan menjadi satu nilai dengan komposisi sebagai berikut: Pemantauan mempunyai bobot 20% Keaktifan dan evaluasi sehari-hari 40% Evaluasi sumatif 40% Siswa dinyatakan mempunyai perolehan hasil belajar baik selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar jika siswa tersebut mempunyai nilai minimum 60,00 (enam puluh koma nol nol).

2.2

Variabel Bebas Yang dimaksud variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab dari variabel tergantung. Dalam penelitian ini yang menjadi ubahan bebas ada penerapan disiplin. Definisi operasional dari disiplin adalah suatu sikap tingkah laku dan perbuatan yang menuju pada kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem yang mengharuskan seseorang tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku.

3. OBYEK PENELITIAN DAN SAMPEL Sampel adalah sebagian individu yang mewakili populasi, dan populasi seharusnya dibatasi sebagai seluruh jumlah kelompok atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Hadi dalam Wardani, 1992 : hal. 66). Dengan demikian maka obyek penelitian dan sampel yang diambil adalah sebagai berikut :

1.1.Obyek Penelitian Untuk dapat mewakili gambaran populasi yang diharapkan maka obyek penelitian hanya dilakukan di SMK Negeri 1 Surabaya. 1.2.Sampel Untuk mewakili gambaran pengambilan sampel dimana diharapkan mempunyai satu sifat yang sama maka sampel dilakukan pada siswa kelas XI SMK Negeri I Surabaya.

4. METODE PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan angket, yang berupa daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. 1.1 Metode Wawancara Wawancara merupakan metode atau cara pengumpulan data yang dilakukan pada sampel penelitian ini. Metode ini juga dilakukan untuk menanggapi responden yang

kurang jelas dalam menanggapi setiap item pertanyaan pada angket. Sehingga dengan metode angket yang telah disediakan. 1.2 Metode Angket Angket adalah suatu metode pengumpulan data yang menggunakan daftar-daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh subyek penelitian yang berdasarkan dari sejumlah subyek yang ada untuk mengungkap suatu kondisi yang hendak diteliti oleh peneliti. Dan berdasarkan atas jawaban yang diberikan oleh subyek, peneliti dapat menarik kesimpulan (Walgito, 1979 : hal. 16). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket dengan type multiple choice yang berisi lima alternatif jawaban. Metode yang mendukung metode angket ini adalah metode wawancara, dimana metode ini difungsikan untuk memperjelas pada setiap item pertanyaan pada angket yang dirasa kurang jelas oleh subyek atau responden.

5. TEKNIK ANALISIS DATA Dalam menganalisis penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah Korelasi Product Moment (Sutrisno Hadi, 1990 : 273). Adapun rumus dari Korelasi Product Moment tersebut yaitu : Rumus 1 :

Rxly =

( x ) ( y 2 )
2 1

1y

Dimana

: rxly

= Koefisien antara gejala x1 dan y

x1 y

= Penerapan Disiplin = Nilai (Perolehan hasil belajar)

xly = Jumlah product dari x1 dan y Rumus 2

Rx2y =

( x 2 2 )( y 2 )

Dimana

: rxly x1 y

= Koefisien antara gejala x2 dan y = Penerapan Disiplin Pakaian = Nilai ( Perolehan hasil belajar)

xly = Jumlah product dari x2 dan y

Rumus 3

Rx3y =

( x 3 2 )( y 2 )

Dimana

: rx3y x3 y

= Koefisien antara gejala x3 dan y = Penerapan Disiplin Waktu = Nilai (Perolehan hasil belajar)

x3y = Jumlah product dari x3 dan y Rumus 4

Rx4y =

x4y ( x 4 )( y
2

Dimana

: rx4y x4 y

= Koefisien antara gejala x4 dan y = Penerapan Disiplin PBM = Nilai (Perolehan hasil belajar)

x4y = Jumlah product dari x4 dan y

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini penulis akan membahas langkah-langkah penelitian dan membahas hasil penelitian tersebut mulai dari pengumpulan data sampai pembuktian analisisnya. 1. GAMBARAN UMUM TEMPAT OBYEK PENELITIAN SMK Negeri I Surabaya adalah SMK Negeri yang terletak di kota Surabaya, karena letaknya ini maka motivasi untuk bersaing dengan sekolah lain menjadi lebih tinggi. Gurugurunya menyadari sepenuhnya bahwa barometer pendidikan terletak di kota, karena hal tersebut maka SMK Negeri I Surabaya ingin meningkatkan prestasinya tidak saja dari intensitas proses belajar mengajar tetapi dari sisi lain, yaitu peningkatan disiplin. Untuk kepentingan tersebut terlebih dahulu ingin diketahui hubungan antara penerapan disiplin dengan prestasi belajar. 1.1 Materi Kurikulum Materi kurikulum di SMK Negeri I Surabaya dilaksanakan dengan perbandingan teori dan praktek 40% : 60%, dimana 60% praktek terbagi menjadi 30% praktek dasar dan 30% OJT.

1.2

Lama pendidikan

27

Lamanya pendidikan di SMK Negeri I Surabaya yaitu selama 3 tahun. Dan selama itu diharapkan siswa mampu menyelesaikan target kurikulum yang telah digariskan / ditetapkan. 1.3 Kelulusan Siswa SMK Negeri I Surabaya akan dinyatakan lulus, apabila telah memenuhi ketentuan-ketentuan tertentu yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dan kepadanya akan diberikan STTB sebagai bukti kelulusan.

2. PELAKSANAAN PENELITIAN Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di SMK Negeri I Surabaya dengan melihat kredibilitas sekolah ini sampai saat sekarang mempunyai kualitas ketrampilan yang menonjol. 2.1 Penentuan Subyek atau Responden Dengan mengacu pada kriteria pengambilan sampel yaitu untuk mewakili gambaran pengambilan sampel dimana diharapkan mempunyai satu sifat yang sama maka sampel dilakukan pada siswa kelas XI SMK Negeri I Surabaya. 2.2 Pengumpulan Data Nilai dan Penyusunan Angket 2.2.1. Pengambilan Data Nilai

Data nilai yang merupakan perolehan hasil belajar diambil dari nilai murni sebelum masuk ke raport pada catur wulan ketujuh atau catur wulan pertama di kelas XI. Yang mendasari pengambilan nilai murni ini, karena nilai yang ada pada raport merupakan nilai yang sudah dibulatkan dengan rang 1 10 {satu sampai sepuluh}.

2.2.2.Penyusunan Angket Selain data nilai yang menjadi variabel dalam penelitian ini, juga digunakan angket untuk mendapatkan input variabel penerapan disiplin siswa. Sebelum pembuatan angket peneliti juga mengadakan wawancara pada responden untuk mengetahui sejauh mana sikap disiplin siswa yang diterapkan pada siswa yaitu di kelas tempat responden melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar khususnya pada bidang studi Penjaskes. Semua pernyataan dalam angket dibuat secara Favorable dengan lima pilihan jawaban dan dengan nilai berkisar dari 1 (satu) sampai 5 (lima). Adapun lima jawaban dan nilainya yaitu ; * Jawaban SS (Sangat Setuju) dengan nilai 5 (lima) * Jawaban S (Sangat Setuju) dengan nilai 4 (empat) * Jawaban KS (Kurang Setuju) dengan nilai 3 (tiga) * Jawaban TS (Tidak Setuju) dengan nilai 2 (dua)

* Jawaban STS (Sangat Tidak Setuju) dengan nilai 1 (satu) Pertanyaan pada angket dibuat sebanyak 15 butir item dengan rincian sebagai berikut : a. Untuk penerapan disiplin di bidang pakaian seragam dan atribut sekolah dibuat sebanyak 5 butir item dengan rincian yaitu item nomor 1 sampai dengan nomor 5. b. Untuk penerapan disiplin siswa di bidang waktu dibuat sebanyak 5 butir item dengan rincian yaitu item nomor 6 sampai dengan nomor 6 sampai dengan nomor 10. c. Untuk penerapan disiplin siswa dan mengikuti kegiatan proses belajar mengajar (PBM) dibuat sebanyak 5 butir item yaitu nomor 11 sampai dengan nomor 15.

2.3

Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan setelah penelitian mendapat ijin dari Kepala SMK Negeri 1 Surabaya. Cara yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu dengan mengedarkan angket secara langsung kepada siswa yang menjadi responden secara serentak. Dengan menjelaskan terlebih dahulu, tujuan dan cara untuk menjawab angket maka kemudian responden disuruh untuk menjawab setiap butir item pertanyaan. Pertanyaan dijawab pada lembar jawaban yang telah disediakan oleh peneliti dengan jalan membuat tanda (X) sesuai dengan penyilasan pembuatan angket, maka angket yang harus dijawab responden yaitu sebanyak 15 butir item.

3. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Sebelum penguji membahas hasil penelitian tentang hubungan antara penerapan disiplin siswa terhadap prestasi siswa di sekolah maka terlebih dahulu akan diberikan gambaran setiap jawaban item variabel dari angket. 1.1.Gambaran Variabel Angket Pendistribusian dari penerapan disiplin siswa dapat diuraikan sebagai berikut : a. Pendistribusian untuk angket penerapan disiplin siswa adalah sebagai berikut : Tabel 3.1.1 Interval 4,5 5,4 3,5 4,4 2,5 3,4 1,5 2,4 0,5 1,4 Kategori Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju JUMLAH f 10 23 11 5 1 50 % 20,00 46,00 22,00 10,00 2,00 100,00

Dan data tabel tersebut sedikit sekali responden yang menanggapi tidak setuju dan sangat tidak setuju. Sedangkan sebagian besar responden menanggapi kurang setuju,

setuju dan tidak setuju. Sedangkan persentase tanggapan responden pada setiap kategori yaitu sangat setuju 20% setuju 46%, kurang setuju 22%, tidak setuju 5% dan sangat tidak setuju 1%. b. Pendistribusian untuk angket penerapan disiplin berseragam dan atribut sekolah adalah sebagai berikut : Tabel 3.1.2 Interval 4,5 5,4 3,5 4,4 2,5 3,4 1,5 2,4 0,5 1,4 Kategori Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju JUMLAH f 7 20 15 5 3 50 % 14,00 40,00 30,00 10,00 6,00 100,00

Dan data tabel tersebut terdapat responden yang menanggapi sangat tidak setuju dan tidak setuju dengan totalitas 16%. Sedangkan sebagian besar responden menanggapi kurang setuju, setuju dan sangat setuju. Sedangkan persentase tanggapan responden pada setiap kategori yaitu sangat setuju 14%, setuju 40%, kurang setuju 30%, tidak setuju 10% dan sangat tidak setuju 6%. c. Pendistribusian untuk angket penerapan disiplin waktu adalah sebagai berikut : Tabel 3.1.3

Interval 4,5 5,4 3,5 4,4 2,5 3,4 1,5 2,4 0,5 1,4

Kategori Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju JUMLAH

f 15 20 13 2 0 50

% 30,00 40,00 26,00 4,00 0,00 100,00

Dari data tabel tersebut tidak ada respon yang menanggapi sangat tidak setuju dan sedikit sekali yang menanggapi tidak setuju. Sedangkan sebagian besar responden menanggapi kurang setuju, setuju dan sangat setuju. Sedangkan persentase tanggapan responden pada setiap kategori yaitu sangat setuju 30%, setuju 40% , kurang setuju 26%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%. d. Pendistribusian untuk angket penerapan PBM adalah sebagai berikut : Tabel 3.1.4 Interval 4,5 5,4 3,5 4,4 2,5 3,4 1,5 2,4 0,5 1,4 Kategori Sangat setuju Setuju Kurang Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju f 19 20 9 2 0 % 38,00 40,00 18,00 4,00 0,00

JUMLAH

50

100,00

Dari data tabel tersebut tidak ada responden yang menanggapi sangat tidak setuju dan sedikit sekali yang menanggapi tidak setuju. Sedangkan sebagian besar responden menanggapi kurang setuju, setuju dan sangat setuju. Sedangkan persentase tanggapan responden pada setiap kategori yaitu sangat setuju 38%, setuju 40%, kurang setuju 18%, tidak setuju 4% dan sangat tidak setuju 0%.

1.2.Bahasan Hasil Penelitian Dari bahasan analisa data yang menggunakan korelasi tersebut product moment tentang hubungan antara penerapan disiplin siswa terhadap prestasi belajar siswa, dimana variabel bebasnya adalah penerapan disiplin siswa dan variabel tergantungnya adalah prestasi belajar siswa analisanya adalah sebagai berikut :

Nilai sebagai prestasi belajar Total nilai y Total nilai y2 My Penerapan disiplin Skor angket =15 = 3.452,00 = 2.255,92 = 69,04

Total nilai x1 Total nilai x2 Mx1 Nilai max Nilai min

= 182,27 = 1,86169 = 3,65 = 75 =5

Penerapan disiplin pakaian Skor angket Total nilai x3 Total nilai xi2 Mx3 Nilai max Nilai min =15 = 142,40 = 3,88480 = 2,85 = 25 =5

Penerapan disiplin PBM Skor angket Total nilai x4 Total nilai x42 Mx4 Nilai max =15 = 212,40 = 3,88480 = 4,25 = 75

Nilai min

=5

Penerapan disiplin pakaian Skor angket Total nilai x2 Total nilai x22 Mx2 Nilai max Nilai min =15 = 190,80 = 7,02720 = 3,82 = 25 =5

Penerapan disiplin waktu Skor angket Total nilai x3 Total nilai xi2 Mx2 Nilai max Nilai min =15 = 142,40 = 3,88480 = 2,85 = 25 =5

Penerapan disiplin PBM Skor angket Total nilai x4 =15 = 212,40

Total nilai x42 Mx4 Nilai max Nilai min

= 3,88480 = 4,25 = 25 =5

Hasil korelasi product moment Penerapan disiplin terhadap nilai rxly = 0,52324 Penerapan disiplin pakaian terhadap nilai prestasi = 0,3190 Penerapan disiplin waktu terhadap nilai prestasi r, 3y = 0,5523 Penerapan disiplin PBM terhadap nilai prestasi rx4y = 0,6040

Dari hasil analisa data hubungan antara penerapan disiplin siswa terhadap prestasi belajar siswa didapatkan hubungan yang signifikan dengan nilai korelasi rxly = 0,52324. Dari harga kritik r product moment = 0,279 untuk 50 responden, maka dapat didapat hubungan yang cukup kuat antara penerapan disiplin siswa terhadap prestasi belajar siswa di SMK Negeri I Surabaya. Dari hasil analisa data hubungan antara penerapan disiplin berpakaian dan atribut terhadap prestasi belajar siswa didapat hubungan yang signifikan dengan nilai korelasi rx2y = 0,319. Dari harga kritik r produk moment = 0,279 untuk 50 responden, maka tidak di dapat hubungan yang cukup kuat antara penerapan disiplin berpakaian dan pemakaian atribut sekolah terhadap prestasi belajar di SMK Negeri 1 Surabaya.

Dari hasil analisa data hubungan antara penerapan disiplin waktu terhadap prestasi belajar siswa didapat hubungan yang signifikan dengan nilai korelasi r x3y = 0,5523. Dari harga titik r product moment = 0,279 untuk 50 responden, maka tidak didapat hubungan yang cukup kuat antara penerapan disiplin waktu terhadap prestasi belajar di SMK Negeri 1 Surabaya. Dari hasil analisa data hubungan antara penerapan disiplin PBM terhadap prestasi belajar siswa di dapat hubungan yang signifikan dengan nilai korelasi rx3y = 0,604. Dari harga kritik r product moment = 0,279 untuk 50 responden, maka tidak didapat hubungan yang cukup kuat antara penerapan disiplin PBM terhadap prestasi belajar di SMK Negeri 1 Surabaya. Dari hasil penelitian ini didapat suatu rangkuman sebagai berikut : a. Ada hubungan yang signifikan antara penerapan disiplin siswa terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 1 Surabaya. b. Penerapan disiplin waktu dan penerapan disiplin PBM punya nilai korelasi kuat dan penerapan disiplin berpakaian menunjukkan nilai korelasi cukup kuat terhadap nilai prestasi belajar. c. Penerapan disiplin PBM mempunyai nilai korelasi yang lebih tinggi dibanding penerapan disiplin waktu apalagi dengan penerapan disiplin berpakaian.

BAB V PENUTUP

Pada bab penutup ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran sehubungan dengan penelitian ini.

1. Kesimpulan Dari hipotesis 1 (pertama) bahwa dengan berdisiplin yang baik akan memperoleh prestasi belajar yang baik pula di SMK Negeri 1 Surabaya, terbukti kebenarannya. Kesimpulan ini didapat setelah melihat dari hasil analisa data dan rangkuman bahwa hubungan antara penerapan disiplin siswa terhadap prestasi belajar didapatkan hubungan yang signifikan dengan nilai korelasi rxly = 0,52324 dan hubungan yang tersebut kuat. Dari hipotesis 2 (kedua) bahwa disiplin waktu dan PBM lebih dominan pengaruhnya dibanding dengan bentuk disiplin yang lain terhadap nilai prestasi belajar siswa SMK Negeri 1 Surabaya terbukti kebenarannya. Kesimpulan ini didapat setelah melihat hasil analisa data dan rangkuman, bahwa hubungan antara penerapan disiplin waktu terhadap nilai prestasi belajar di dapat nilai korelasi rx3y = 4,5523 dan hubungan antara penerapan disiplin PBM terhadap nilai prestasi belajar didapat nilai korelasi rx4y = 0,60400, sedangkan hubungan antara penerapan disiplin pakaian seragam dan atribut sekolah terhadap nilai prestasi belajar didapat nilai korelasi rx2y = 0,3190 yang menunjukkan hubungan cukup.

38

Temuan lain dalam kesimpulan ini yaitu bahwa hubungan penerapan disiplin yang lebih dominan dari penerapan disiplin yang lain yaitu penerapan disiplin PBM terhadap nilai prestasi belajar, sedangkan hubungan yang kurang dominan yaitu hubungan penerapan disiplin berpakaian seragam sekolah dan pemakaian atribut sekolah terhadap nilai prestasi belajar.

2. Saran-saran Saran-saran yang menurut peneliti atau penulis cukup penting dalam penulisan karya tulis ini antara lain : a. Mengingat peningkatan prestasi belajar siswa merupakan sesuatu yang amat pen ting bagi siswa dan merupakan tanggungjawab guru maka perlu untuk tidak acuh dalam masalah disiplin tersebut. b. Penerapan disiplin diupayakan terutama pada saat Proses Belajar Mengajar. PBM berlangsung, dan tidak menyepelekan penerapan disiplin dalam bentuk yang lain. c. Penulisan karya tulis yang sederhana ini diharapkan dapat diikuti oleh para pelaku pendidikan yang lainnya, mengingat pelaksanaan dan pembuatannya cukup sederhana tetapi punya arti yang tinggi dalam peningkatan kualitas mutu lulusan dan sebagai korelasi sekolah untuk peningkatan mutu lulusan. Terutama bagi guru yang sudah mempunyai golongan IV-a, yang dituntut langsung dalam administrasi dalam kenaikan golongan dan sebagai sumbangan pemikiran sebelum memasuki pensiun.

DAFTAR PUSTAKA

1. .., 1993, Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Bimo Walgito, 1977, Psikologi Sosial, Yogyakarta ; Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. 3. Sutrisno Hadi, 1990, Metodologi Research 3. Yogyakarta; Andi Offset. 4. Straus & Sayles, 1982. Management Personalia, dalam Segi Manusia Dalam Organisasi. Jakarta : LPPM. 5. Sumadi Suryabrata, 1993, Psikologi Pendidikan, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 6. W. James Popham L. Baker, 1989. Bagaimana Mengajar Secara Sistematis. Jakarta. 7. Winarno Surahmad, Prof. Dr. 1992, Dasar dan Teknis Metodologi Pengajaran. Jakarta.

Lampiran : 1

ANGKET HUBUNGAN PENERAPAN DISIPLIN SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

A. Petunjuk Umum Angket ini merupakan angket penelitian, sehingga keberadaan angket ini tidak mempengaruhi nilai anda. Segala identitas yang diperlukan oleh peneliti akan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti Setiap jawaban yang anda berikan adalah benar, dan tidak ada jawaban yang salah. Sehingga sebelum menjawab hendaknya anda perhatikan setiap pernyataan secermat mungkin. Jawablah pernyataan berikut dengan memberikan tanda silang (X) untuk setiap jawaban.

B. Petunjuk Jawaban Untuk pernyataan pernyataan berikut disediakan jawaban berupa : SS S KS TS = Sangat Setuju nilai skor 5 = Setuju nilai skor 4 = Kurang Setuju nilai skor 3 = Tidak Setuju nilai skor 2

STS = Sangat Tidak Setuju nilai skor 1 C. Pernyataan-Pernyataan Angket 1. 2. Kedisiplinan penting bagi saya untuk prestasi belajar saya Jika saya memakai seragam sekolah yang melanggar dalam aturan sekolah, maka saya merasa terganggu dalam mengikuti pelajaran. 3. Menurut saya terlalu sering melanggar disiplin tentang pakaian sekolah kurang baik, sebab akan berdampak pada menurunnya prestasi belajar siswa. 4. Saya merasa terganggu dalam menangkap pelajaran, jika saya melanggar dalam aturan pemakaian sepatu. 5. Saya sering melanggar dalam memakai atribut pakaian seragam sekolah, dan saya cukup terganggu dalam menyimak pelajaran sekolah. 6. Jika saya sering melanggar dalam hal kedisiplinan waktu, maka prestasi belajar saya cenderung untuk menurun. 7. Saya sering terlambat datang ke sekolah, dan saya merasa terganggu untuk mengikuti pelajaran terutama pada pelajaran jam pertama. 8. Keterlambatan saya setelah masuk istirahat (selesai istirahat), membuat saya terganggu dalam mengikuti pelajaran selanjutnya. 9. Menurut saya ketidakdisiplinan dalam waktu akan berdampak pada menurunnya suatu peningkatan kemampuan, termasuk diantaranya prestasi belajar.

10.

Jika saya tidak disiplin dalam pengaturan waktu belajar saya, maka prestasi belajar saya cenderung menurun.

11.

Menurut saya salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya prestasi belajar adalah adanya ketidakdisiplinan dalam kegiatan belajar mengajar.

12.

Jika saya sering lalai dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh Bapak/Ibu Guru, maka prestasi belajar saya cenderung menurun.

13.

Menurunnya peningkatan prestasi belajar dikelas, salah satunya disebabkan oleh kegaduhan dalam kelas yang disebabkan oleh ketidakdisiplinan teman saya dalam mengikuti proses belajar mengajar.

14.

Kedisiplinan dalam mengikuti Upacara, SKJ, Ekstra Kurikuler dan lain-lain, merupakan pembentukan pribadi saya, yang nantinya berdampak pada peningkatan prestasi belajar saya.

15.

Jika saya disiplin dalam mengerjakan latihanlatihan yang diberikan oleh Bapak/Ibu Guru, maka prestasi belajar saya mengalami banyak peningkatan.

Lampiran : 2

DATA NILAI Nomor Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Nilai Hasil Belajar 65 75 65 60 62 72 63 64 64 75 90 64 66 67 65 65

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

65 63 64 63 66 63 69 53 67 58 85 67 70 69 70 75 70 69 67 67 67

38 39 40 41

67 67 74 68

Anda mungkin juga menyukai