Anda di halaman 1dari 15

PROYEK REKONSTRUKSI JEMBATAN KALI OPAK

BAB III BAHAN DAN PERALATAN


3.1 Bahan-Bahan Bangunan 3.1.1 Semen Semen adalah bahan ikat yang banyak dipakai dan menjadi bahan penentu dalam pembangunan fisik. Dalam dunia konstruksi sebenarnya terdapat berbagai macam jenis semen, dan tiap jenisnya digunakan untuk kondisi yang berbeda pula sesuai dengan sifatnya masingmasing. Fungsi semen adalah untuk bereaksi dengan air dan menjadi pasta semen. Pasta semen ini berfungsi untuk merekatkan butir-butir agregat agar menjadi suatu massa yang kompak/padat. Selain itu, pasta ini juga berfungsi sebagai bahan pengisi rongga-rongga yang terbentuk di antara butir-butir agregat. Walaupun volume semen hanya sekitar 10 persen saja dari volume beton, namun karena merupakan bahan perekat aktif dan mempunyai harga yang cukup mahal dibandingkan dengan bahan dasar beton lainnya, oleh karena itu penggunaan semen harus diperhatikan dengan baik. Adapun sifat - sifat semen portland, adalah sebagai berikut: a. Susunan kimia Bahan dasar semen Portland terdiri dari bahan-bahan yang mengandung kapur, silika, alumina, dan oksida besi. Oksida-oksida tersebut berinteraksi satu sama lain untuk membentuk serangkaian produk yang lebih komplek selama proses peleburan. Walaupun komplek, namun pada dasarnya dapat disebutkan 4 senyawa yang paling penting, keempat senyawa tersebut adalah: 1) Trikalsium silikat (C3S) atau 3CaO.SiO2 2) Dikalsium silikat (C2S) atau 2CaO.SiO2 3) Trikalsium Aluminat (C3A) atau 3CaO.Al2O3 4) Tetrakalsium aluminoferit (C4AF) atau 1 BAB III BAHAN DAN PERALATAN

PROYEK REKONSTRUKSI JEMBATAN KALI OPAK

4CaO. Al2O3.Fe2O3 Dua unsur yang pertama (C2S dan C3S) biasanya merupakan 70 sampai 80 persen dari semen sehingga merupakan bagian yang paling dominan dalam memberikan sifat semen. Unsur C3A berhidrasi secara exothermic, dan bereaksi sangat cepat, memberikan kekuatan sesudah 24 jam. Unsur yang keempat C4AF kurang begitu besar pengaruhnya terhadap kekerasan semen atau beton. b. Hidrasi semen Ketika semen bersentuhan dengan air maka terjadilah proses hidrasi, dengan arah dari luar ke dalam, maksudnya hasil hidrasi mengendap di bagian luar dan inti semen yang belum terhidrasi di bagian dalam secara bertahap terhidrasi sehingga volumenya mengecil. Proses hidrasi butir-butir semen berlangsung sangat lambat. Proses dapat berlangsung sampai 50 tahun. c. Kekuatan pasta semen dan jumlah air yang dipakai Kekuatan pasta semen yang telah mengeras tergantung pada jumlah air yang dipakai pada proses hidrasi berlangsung. pada dasarnya jumlah air yang diperlukan untuk proses hidrasi hanya kira-kira 25 % dari berat semennya, penambahan jumlah air akan mengurangi kekuatan setelah mengeras. d. Sifat fisik semen 1) Kehalusan butir Reaksi antara semen dan air dimulai dari permukaan butirbutir semen, sehingga makin luas permukaan butir-butir semen (dari berat semen yang sama) makin cepat proses hidrasinya 2) Waktu ikatan Waktu ikatan adalah waktu untuk mencapai tahap dimana pasta semen cukup kaku untuk menahan suatu tekanan. Waktu dari saat pencampuran semen dan air sampai saat kehilangan keplastisannya disebut waktu ikatan awal, dan waktu sampai

2 BAB III BAHAN DAN PERALATAN

PROYEK REKONSTRUKSI JEMBATAN KALI OPAK

pasta mencapai massa yang keras disebut waktu ikatan akhir. Pada semen portland biasa, waktu ikatan awal tidak boleh kurang dari 60 menit, dan waktu ikatan akhir tidak boleh lebih dari 480 menit (8 jam). 3) Panas hidrasi Panas hidrasi didefinisikan sebagai kuantitas panas dalam kalori/ gram pada semen yang terhidrasi. Waktu

berlangsungnya proses hidrasi dihitung sampai proses hidrasi sempurna pada temperatur tertentu. Panas hidrasi untuk semen jenis panas hidrasi rendah harus tidak lebih besar dari 66 kalori/gram sampai pada tujuh hari pertama, dan 75 kalori/gram sampai pada umur 28 hari. 4) Berat jenis Berat jenis semen antara 3.15. Berat jenis bukan merupakan petunjuk kualitas semen, nilai ini hanya digunakan dalam hitungan perbandingan campuran saja. e. Sifat kimia semen 1) Kesegaran semen Pengujian kehilangan berat akibat pembakaran dilakukan pada semen untuk menentukan kehilangan berat jika semen dibakar sampai sekitar 900-1000o C. kehilangan berat dari pembakaran ini merupakan ukuran kesegaran semen. Semakin sedikit kehilangan berat, berarti semakin sedikit unsur pengisisnya, berarti semen semakin baik. 2) Sisa yang tidak larut Sisa bahan yang tidak habis bereaksi dengan air adalah bagian yang tidak aktif dari semen. Semakin sedikit sisanya semakin baik semennya, nilai maksimum yang diizinkan adalah 0.85 %. Semen yang digunakan untuk proyek Rekonstruksi Jembatan Kali Opak adalah Semen Gresik.

3 BAB III BAHAN DAN PERALATAN

PROYEK REKONSTRUKSI JEMBATAN KALI OPAK

Gambar 3.1 Penggunaan Semen Gresik Sebagai Bahan Dasar Campuran Beton

3.1.2 Agregat Halus (Pasir) Pasir yang digunakan adalah pasir yang berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur, asam garam dan bahan organik lainnya. Menurut Standar SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan bagian A), agregat untuk bahan bangunan sebaiknya dipilih yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Butir-butirnya tajam dan keras, dengan indeks kekerasan 2,2 b. Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca (terik matahari dan hujan) c. Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan 0,06 mm) lebih dari 5 persen d. Tidak mengandung zat organik terlalu banyak, yang dibuktikan dengan percobaan warna dengan larutan 3% NaOH, yaitu warna cairan di atas endapan agregat halus tidak boleh lebih gelap dari pada warna standar/ pembanding e. Modulus butir antara 1,50 - 3,80 dan dengan variasi butir sesuai standar gradasi f. Khusus untuk beton dengan tingkat keawetan tinggi, agregat halus harus tidak reaktif terhadap alkali g. Agregat halus dari laut/ pantai, boleh dipakai asalkan dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui

4 BAB III BAHAN DAN PERALATAN

PROYEK REKONSTRUKSI JEMBATAN KALI OPAK

Gambar 3.2 Agregat Halus

3.1.3 Agregat Kasar (Kerikil) Agregat kasar berupa butir butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi kriteria sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0% berat, sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% sampai 98% berat dan selisih antara sisasisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat. Adapun syarat-syarat dari agregat kasar adalah sebagai berikut : a. Agregat kasar harus terdiri dari butirbutir yang keras dan tidak berpori, dengan indeks kekerasan 5% b. Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca (terik matahari dan hujan) c. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%. d. Agregat kasar tidak boleh mengandung zatzat yang reaktif terhadap alkali e. Butiran agregat yang pipih dan panjang tidak boleh lebih dari 20% f. Modulus halus butir antara 6 7,10 dan dengan variasi butir sesuai standar gradasi g. Ukuran butir maksimum tidak boleh melebihi dari : 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang sampping cetakan, 1/3 tebal pelat beton, 3/4 jarak bersih antar tulangan atau berkas tulangan

5 BAB III BAHAN DAN PERALATAN

PROYEK REKONSTRUKSI JEMBATAN KALI OPAK

Gambar 3.3 Agregat Kasar

3.1.4 Air Air merupakan bahan dasar pembuat beton yang penting namun harganya paling murah. Dalam pembuatan beton, air diperlukan untuk: a. Bereaksi dengan semen b. Menjadi bahan pelumas antara butir-butir agregat, agar dapat mudah dikerjakan (diaduk, dituang dan dipadatkan) Air sebagai bahan bangunan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut (Standar SK SNI S-04-1989-F, Spesifikasi Bahan Bangunan bagian A) a. Air harus bersih b. Tidak mengandung lumpur, minyak, dan benda melayang lainnya, yang dapat dilihat secara visual. Benda-benda tersuspensi ini tidak boleh melebihi 2 gram/liter c. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan merusak beton (asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter d. Tidak mengandung khlorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter. Khusus untuk beton prategang kandungan khlorida tidak boleh lebih dari 0,05 gram/liter e. Tidak mengandung senyawa sulfat (sebagai SO3) lebih dari 1 gram/liter

6 BAB III BAHAN DAN PERALATAN

PROYEK REKONSTRUKSI JEMBATAN KALI OPAK

3.1.5 Baja Tulangan Baja tulangan merupakan bahan yang digunakan sebagai tulangan pada konstruksi beton bertulang dan merupakan bahan utama yang diperhitungkan untuk memikul kekuatan tarik pada konstruksi beton bertulang. Berdasarkan bentuknya baja tulangan terdiri dari dua jenis yaitu: a. Baja tulangan polos Baja tulangan polos yaitu baja tulangan beton berpenampang bundar dengan permukaan rata tidak bersirip. Biasa disingkat dengan BJTP. b. Baja tulangan sirip (deform). Baja tulangan sirip adalah baja tulangan yang berbentuk khusus yang permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memajang untuk meningkatkan daya lekat tulangan baja dengan beton. Biasa disingkat dengan BJTD. Kedua bentuk baja tulangan ini digunakan dalam proyek Rekonstruksi Jembatan Kali Opak ini.

Gambar 3.4 Baja Tulangan Pada Abutment

3.1.6 Beton Ready Mix Beton ready mix adalah adukan beton siap pakai yang dibuat sesuai dengan mutu pesanan sehingga pemesan dapat langsung

menggunakannya untuk keperluan pengecoran. Efisiensi waktu, biaya, tenaga kerja dan jaminan keseragaman mutu beton adalah faktor utama pemilihan penggunaan ready mix dalam pekerjaan pengecoran beton. Bahan dasar pembuat beton adalah:

7 BAB III BAHAN DAN PERALATAN

PROYEK REKONSTRUKSI JEMBATAN KALI OPAK

a. Semen Portland b. Agregat halus (pasir) c. Agregat kasar (kerikil atau batu pecah) d. Air Beton diperoleh dengan cara mencampurkan semua bahan dasar dengan perbandingan tertentu. Dalam pembuatannya, langkah-langkah pekerjaannya meliputi: a. Pemeriksaan sifat bahan dasar b. Penentuan kekuatan beton yang diinginkan c. Pemeriksaan mutu pekerjaan pembetonan sebelumnya d. Perencanaan campuran adukan beton e. Percobaan campuran adukan beton f. Percobaan pendahuluan g. Pengendalian pembetonan Beton yang baik adalah beton yang kuat, tahan lama/ awet, kedap air, tahan aus, dan sedikit mengalami perubahan volume (kembang susutnya kecil). Supplier beton ready mix pada proyek Jembatan Kali Opak adalah PT Aneka Dharma Persada. Pengangkutan beton dari tempat pembuatan beton ready mix (batching plant) ke lokasi proyek menggunakan (pemantauan dan evaluasi) selama pekerjaan

concrete mixer truck yang disediakan oleh pihak supplier. Digunakan beton jenis K300 dengan kuat tekan (fc) sebesar 25 MPa. Dengan nilai slump tinggi agar tidak menyumbat pipa tremi saat proses pengecoran berlangsung.

8 BAB III BAHAN DAN PERALATAN

PROYEK REKONSTRUKSI JEMBATAN KALI OPAK

Gambar 3.5 Proses penuangan beton ready mix

3.2 Peralatan Kerja Agar suatu proyek berjalan dengan lancar, tepat waktu, serta memenuhi target mutu dalam pelaksanaannya, maka harus terdapat peralatan yang memadai. Supaya semua alat dapat berfungsi secara optimal, efektif, dan efisien maka perlu ada manajemen peralatan yang baik. Dalam manajemen ini perlu diperhatikan masalah pengelolaan peralatan proyek, yang terdiri dari penyewaan, pembelian, dan masalah perawatan alat. Hal ini untuk mengefektifkan keberadaan alat di lapangan yang akhirnya berhubungan dengan masalah biaya. Adapun data-data yang perlu diperhatikan adalah waktu pendatangan alat, lama penggunaan, dan kondisi alat baik melalui peminjaman, pembelian atau milik sendiri. Khusus alatalat yang dipinjam harus dicek kesesuaiannya dengan perjanjian peminjaman. Dan dalam pembuatan perjanjian peminjaman harus jelas sehingga tidak merugikan salah satu pihak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jenis peralatan yang diperlukan dalam suatu proyek adalah sebagai berikut : a. Besar kecilnya proyek b. Metode pelaksanaan yang digunakan di lapangan c. Jenis pekerjaan d. Jenis dan besarnya volume pekerjaan yang ada e. Jumlah waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut f. Kondisi dan keadaan di lapangan g. Kapasitas kerja alat, biaya operasional dan jumlah unit yang tersedia

9 BAB III BAHAN DAN PERALATAN

PROYEK REKONSTRUKSI JEMBATAN KALI OPAK

h. Kualitas hasil pekerjaan yang dihasilkan sehingga sesuai dengan keinginan pemilik proyek Sedangkan pertimbangan biaya yang diperlukan menyangkut peralatan yaitu : a. Efektivitas dan produktivitas alat b. Lama operasi peralatan c. Ketahanan alat dan tersedianya suku cadang d. Pengisian bahan bakar dan pelumas e. Pemilihan operator Beberapa peralatan kerja yang digunakan dalam proyek Rekonstruksi Jembatan Kali Opak ini adalah : 3.2.1. Excavator Excavator merupakan jenis alat berat yang digunakan untuk mengangkut material dari suatu lokasi ke lokasi tertentu. Biasanya excavator digunakan untuk memindahkan material dari suatu titik ke dalam dump truck yang selanjutnya akan diangkut dump truck menuju lokasi yang sudah direncanakan. Excavator dapat berputar hingga 360o dan dapat menggali dengan kedalaman yang jauh lebih baik dibandingkan dengan alat berat lain yang mempunyai fungsi yang sama.

Gambar 3.6 Excavator

3.2.2. Dump Truck Dump Truck merupakan salah satu alat berat yang berfungsi menjadi transportasi pengangkut material konstruksi seperti pasir, kerikil dan batuan. Pada proyek Rekonstruksi Jembatan Kali Opak ini,

10 BAB III BAHAN DAN PERALATAN

PROYEK REKONSTRUKSI JEMBATAN KALI OPAK

dump truck yang digunakan yaitu jenis rear dump truck dimana pengeluaran material melalui cara pengangkatan bagian depan bak truk. Adapun yang menyediakan jasa dump truck ini adalah PT Aneka Dharma Persada.

Gambar 3.7 Dump truck

3.2.3. Concrete Mixer Truck Concrete mixer truck adalah truk khusus yang dilengkapi dengan pengaduk beton (Concrete mixer). Concrete mixer truck berfungsi untuk mengangkut beton ready mix dari tempat pencampuran beton (batching plant) sampai ke lokasi pengecoran. Selama pengangkutan mixer pada truk terus berputar dengan kecepatan 8-12 putaran per menit agar adukan beton tetap homogen dan beton tidak mengeras. Dalam pengangkutan perlu diperhatikan interval waktu, karena bila terlalu lama beton akan mengeras dalam mixer sehingga akan menghambat kelancaran pelaksanaan pengecoran. Dalam proyek Rekonstruksi Jembatan Kali Opak, campuran beton dikerjakan oleh PT Aneka Dharma Persada, sehingga concrete mixer truck pun tentunya disediakan oleh PT Aneka Dharma Persada.

Gambar 3.8 Concrete Mixer Truck

11 BAB III BAHAN DAN PERALATAN

PROYEK REKONSTRUKSI JEMBATAN KALI OPAK

3.2.4. Concrete Pump Concrete pump merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mentransfer beton ready mix dengan dipompa. Biasanya digunakan pada gedung bertingkat dan pada area yang sulit untuk dilakukan pengecoran secara manual. Untuk proyek Rekonstruksi Jembatan Kali Opak ini digunakan concrete pump dengan tipe pompa standar yang telah disediakan oleh PT Aneka Dharma Persada.

Gambar 3.9 Concrete pump

3.2.5. Bulldozer Bulldozer merupakan traktor yang memiliki blade (bucket) di bagian depannya. Blade berfungsi untuk mendorong atau memotong material yang ada di depannya. Pada proyek ini, bulldozer digunakan untuk mengupas dan menyebarkan tanah yang akan dijadikan sebagai subgrade dalam lapisan perkerasan aspal.

Gambar 3.10 Bulldozer

12 BAB III BAHAN DAN PERALATAN

PROYEK REKONSTRUKSI JEMBATAN KALI OPAK

3.2.6. Water Pump (Mesin Penyedot Air)

Gambar 3.11 Water Pump

Mesin penyedot air merupakan alat yang digunakan untuk menyedot air tanah. Pada proyek ini, alat ini digunakan untuk menyedot air tanah di kedua sisi jembatan agar pelaksanaan fondasi jembatan dapat dikerjakan. 3.2.7. Crane Crane termasuk dalam kategori alat pengangkut material karena alat ini mampu mengangkut material secara vertikal dan kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkauan yang relatif kecil. Pada proyek ini, crane digunakan saat pemindahan PC-I girder yang akan disusun di atas perancah dan kemudian distressing.

Gambar 3.12 Crane

13 BAB III BAHAN DAN PERALATAN

PROYEK REKONSTRUKSI JEMBATAN KALI OPAK

3.2.8. Hydraulic Pump Hydraulic pump merupakan alat untuk membaca gaya prategang yang diberikan pada jacking force.

Gambar 3.13 Hydraulic Pump

3.2.9. Speedy Moisture Tester Speedy moisture tester merupakan alat untuk menguji kadar air secara cepat di lapangan.

Gambar 3.14 Speedy moisture tester

3.2.10. Road Paver atau Asphalt Finisher

Gambar 3.15 Road Paver

14 BAB III BAHAN DAN PERALATAN

PROYEK REKONSTRUKSI JEMBATAN KALI OPAK

Road Paver atau mesin pengaspal merupakan mesin yang digunakan untuk memperkeras seluruh jenis material di lokasi konstruksi. Pada proyek ini, road paver digunakan untuk

menempatkan/menyemprotkan aspal di atas jalan. 3.2.11. Asphalt Compactor atau Roller

Gambar 3.16 Vibrator Roller dan Pneumatic Tire Roller

Roller adalah alat berat yang digunakan untuk meratakan dan memadatkan aspal yang telah dihamparkan. Roller yang digunakan pada proyek ini ada dua jenis, yaitu : vibrator roller dengan dual tandem (ban ganda) dan pneumatic roller, yaitu mesin penggiling jalan yang terdiri dari ban pneumatik ganda dan penggiling jalan hidraulik dengan ban pneumatik, bergantung pada penggerak transmisi yang digunakan.

15 BAB III BAHAN DAN PERALATAN

Anda mungkin juga menyukai