Anda di halaman 1dari 20

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u ep R

b
P U T U S A N

Nomor : 773 K/Pdt.Sus/2010

ng

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG

memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara :

HARSIN bertempat tinggal di Jl. Banjar Tandeg, Kuta Utara, Badung, Bali ; dalam hal ini memberi kuasa kepada HARJONO RATMONO, SH, dkk, Advokat berkantor di Harjono & Patners

ah

Lawyer & Legal Consultant Jl. Noja XXXVII No. 16 Denpasar Bali, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 18 Juni 2010. Pemohon Kasasi dahulu Penggugat ; melawan :

am

ah k

PT. SUICIDE KING INTERNASIONAL berkedudukan di Jl. Bumbak Gang Pulau Batam No. 9, Uma Alas, Kerobokan

Termohon Kasasi dahulu Tergugat ;

ah

A gu ng

Mahkamah Agung tersebut ; Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang

Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat di muka persidangan Pengadilan dalil-dalil : Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar pada pokoknya atas DASAR GUGATAN :

Bahwa gugatan ini diajukan sejak awal perselisihan PHK dilakukan oleh perselisihan hubungan industrial yang berwenang, sehingga gugatan dapat diperiksa oleh Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Bahwa gugatan diajukan setelah melewati proses bipartit dan mediasi tripartit, sebagaimana disyarakatkan oleh Undang-Undang Nomor. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Undang-undang Nomor. 2 tahun 2004 dikeluarkannya nota anjuran oleh Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Daerah tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Yakni dengan Denpasar ;

ka

ah

ep

ub

TERGUGAT pada 23 Maret 2009 tanpa ada penetapan lembaga penyelesaian

lik

ng

gu

Hal. 1 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 1

es

In do ne si

Badung, Bali.

ub lik

In do ne si a

gu

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u ep R

b
Kabupaten Badung tertanggal 28 Juli 2009 dengan No. 567/5234/Disosnaker yang menganjurkan agar pihak Tergugat : a. Agar Pihak Pengusaha (dalam hal ini Tergugat) menempuh prosedur diatur dalam Undang-undang Nomor. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian penyelesaian hubungan industrial sesuai dengan mekanisme yang telah Perselisihan Hubungan Industrial ;

b. Agar Pihak Pengusaha membayar uang pesangon sesuai Undangundang Nomor 13 tahun 2003 pasal 156 ayat 2 kepada Sdr. Harsin dan Sdr. Rian Dury masing-masing sebesar Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta Rupiah) ;

ah

dengan Undang-undang Nomor. 13 tahun 2003 Pasal 156 ayat 3 kepada Sdr. Harsin dan Sdr. Rian Dury masing-masing sebesar Rp. 4.000.000,00 (empat juta Rupiah) ; d. Agar pihak Pengusaha membayar uang Penggantian hak sesuai dengan Undang-undang Nomor. 13 tahun 2003 Pasal 156 ayat 4 kepada Sdr. Harsin dan Sdr. Rian Dury masing-masing sebesar Rp. 2.100.000,00 (dua juta seratus ribu Rupiah) ;

ah k

am

e. Agar pihak Pengusaha membayar upah lembur kepada Sdr. Harsin dan

ah

A gu ng

Sdr. Rian Dury sesuai dengan perhitungan kelebihan jam kerja selama Kep.102/Men/2004 tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur ;

2 tahun terakhir dengan mengacu pada Kepemenakertrans Nomor :

f. Agar pihak Pengusaha membayar Tunjangan Hari Raya untuk tahun dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per.04/Men/1994 ; perundang-undangan yang berlaku ;

2007 & tahun 2008 kepada Sdr. Harsin dan Sdr. Rian Dury sesuai

g. Agar dimasa yang akan datang pihak pengusaha mentaati aturan h. Agar pihak Pengusaha tetap membayar upah pekerja setiap bulan

sampai adanya putusan dari Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang telah memiliki kekuatan hukum tetap ; i. Agar pihak Pengusaha dan pekerja dapat mempertimbangkan untuk j. Agar pihak Pengusaha dan Pekerja memberikan tanggapan tertulis paling lambat 10 hari setelah anjuran ini diterima. Bahwa setelah mendapatkan anjuran dari mediator Dinas Tenaga Kerja tersebut di atas para Penggugat menerima anjuran yang dimaksud dengan menyampaikan jawaban secara resmi intinya menyatakan tunduk kepada aturan
Hal. 2 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ka

ah

ep

dapat menerima anjuran ini ;

ub

lik

ng

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 2

es

In do ne si

ub lik

c. Agar pihak Pengusaha membayar uang Penghargaan masa kerja sesuai

In do ne si a

gu

ng

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u
tertanggal

b
sebagaimana dimuat dalam nota anjuran oleh Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten

Badung

28

Juli

2009

567/5234/Disosnaker ;

Bahwa dalam hal anjuran Mediator Dinas Tenaga Kerja sesuai point 2 tersebut di atas Tergugat tidak memberikan jawaban atas anjuran sampai batas waktu yang telah ditetapkan, selanjutnya pihak Mediator dalam hal ini Dinas

Tenaga Kerja Kabupaten Pemerintah Daerah Kabupaten Badung mengeluarkan surat dengan perihal Penjelasan Penyelesaian Kasus Pemutusan Hubungan Kerja pada intinya perselisihan antara Penggugat dan Tergugat adalah

perselisihan pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak tercapainya suatu mediator. Bahwa mediator sebagaimana dalam surat ini mengacu Pasal 14 ayat (1) pada UU No. 2 tabun 2004 tentang PPHI menyarankan agar salah satu pihak dapat menyelesaikan ke Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri setempat ;

ah

am

ah k

Bahwa Penggugat telah bekerja pada Tergugat dengan status pekerja tetap dengan masa kerja lebih dari 3 (tiga) tahun dan menerima upah sejak pertama kali masuk kerja ;

ep

Bahwa Pengggugat adalah pihak yang sangat dirugikan dengan adanya

A gu ng

Pemutusan Hubungan Kerja secara sepihak yang dilakukan oleh Tergugat sejak diatur dalam Pasal 156 UU No. 13 tahun 2003 ; Bahwa untuk mendapatkan kepastian hukum,

tanggal 23 Maret 2009 tanpa memberikan hak-hak Penggugat sebagaimana maka

mengajukan Gugatan ini ke Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar dengan demikian gugatan ini dapat diperiksa oleh pengadilan ; DALAM PROVISI : Bahwa Penggugat merupakan pekerja PT. SUICIDE

ah

INTERNATIONAL, yang berkedudukan di Jalan Bumbak Gang Pulau Batam Nomor. 9, Uma Alas, Kerobokan, Badung, Bali yang bekerja dan menerima upah sebagai berikut : No. 1 Nama Pekerja HARSIN Mulai bekerja Februari-2005

ub
Upah Per bulan (Rp.) 2.000.000,00

ka

ep

ah

Bahwa sejak bulan Maret 2009 Penggugat sampai saat ini tidak lagi mendapatkan upah, padahal belum ada putusan yang berkekuatan hukum tetap dalam perselisihan antara Penggugat dengan Tergugat ;

lik

Upah per Jam (1/173 x upah sebulan) (Rp.) 11.560,00

ng

gu

Hal. 3 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 3

es

In do ne si
Penggugat KING

ub lik

kesepakatan karena salah satu pihak dalam hal ini Tergugat menolak anjuran

In do ne si a
dengan No.

gu

ng

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u ep
Peraturan

b
Bahwa selama belum ada penetapan mengenai pemutusan hubungan kerja maka pengusaha dan pekerja tetap melaksanakan kewajibannya masingmasing, sebagaimana yang tercantum dalam pasal 155 ayat (2) UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan : "Selama putusan lembaga penyelesaian hubungan industrial belum

ah

gu

ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan segala kewajibannya.

Bahwa berdasarkan pengertian dari pasal 155 ayat (2) UU No. 13 tahun

2003 tersebut, maka Pekerja berkewajiban tetap bekerja dan pengusaha berkewajiban tetap membayar upah pekerja ;

selayaknya Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar memutus terlebih dahulu tuntutan provisionil ini, yaitu memerintahkan Tergugat untuk membayarkan upah yang sejak bulan Maret 2009 yang tidak dibayarkan oleh Tergugat dan untuk tetap membayar upah kepada Penggugat ; DALAM POKOK PERKARA : Bahwa Penggugat selama bekerja pada Tergugat telah melaksanakan

ah k

am

tidak sesuai dengan aturan ketenagakerjaan yang berlaku ;

A gu ng

Bahwa Tergugat selama mempekerjakan Penggugat tidak pernah

memberikan Tunjangan Hari Raya dari tahun 2005 sampai dengan 2009,

Tergugat hanya sekali memberikan THR sebesar Rp. 200.000,00 pada tahun Tergugat mengabaikan Menteri Tenaga Kerja Nomor :

2007 itupun dengan diminta oleh para Penggugat terlebih dahulu, terlihat Per.04/Men/1994 tentang THR ;

Bahwa Tergugat selama mempekerjakan Penggugat mengabaikan hak-

ah

sebagaimana diatur dalam pasal 78 ayat (2) UU No. 13 tahun 2003, yang menyebutkan bahwa Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib membayar upah kerja lembur, jo Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Upah Kerja Lembur ; Bahwa Tergugat juga mengabaikan hak-hak Penggugat sebagaimana yang diatur dalam pasal 79 UU No. 13 tahun 2003 ; Bahwa Penggugat sesuai dengan point 3 tersebut di atas hanya memperoleh upah lembur yang dibayarkan oleh Tergugat sesuai dengan keinginan Tergugat sendiri tanpa mengindahkan aturan perundangan yang ada,
Hal. 4 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ka

ah

ep

Indonesia Nomor Kep. 102/MEN/Vl/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur dan

ub

lik

hak normatif Penggugat sebagai pekerja yaitu mengenai waktu kerja

ng

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 4

es

In do ne si

kewajibannya dengan baik walaupun Penggugat memperoleh perlakuan yang

ub lik

Bahwa oleh karena hal ini bukan merupakan pokok perkara maka sudah

In do ne si a

ng

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u ep
terhadap

b
hal ini terjadi antara tahun 2006 sampai dengan 2008. Bahwa Tergugat selama antara jam 18.00 sampai dengan 21.00 Wita ; kurun waktu tersebut mempekerjakan Penggugat untuk kerja lembur adalah Bahwa Penggugat selama bekerja pada perusahaan Tergugat tidak menikmati cuti sebagaimana yang diatur dalam aturan perundangan, sesuai

ah

gu

point 3 tersebut di atas sehingga Penggugat tidak mempunyai waktu untuk menikmati haknya untuk cuti tahunan sebagaimana di atur dalam pasal 79 UU No. 13 tahun 2003 ; Bahwa Tergugat pada tanggal 23 Maret 2009 tidak membolehkan para

Penggugat memasuki tempat kerja dengan mengatakan "No Job", sehingga

Kabupaten Badung dan oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Badung disarankan untuk masuk bekerja kembali sebelum adanya surat pemberhentian kerja dari perusahaan. Namun keesokan harinya, tanggal 24 Maret 2009, Penggugat berniat masuk kerja kembali sesampainya di tempat kerja diusir secara kasar oleh Gavin Peacock ; Bahwa Penggugat hari itu juga meminta gaji terakhir bulan Maret 2009,

ah k

am

bulan gaji Penggugat dibayarkan hanya sebesar Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu

A gu ng

Rupiah) yang dibayarkan kepada Penggugat dengan dititipkan ke salah satu apresiasi moral dari Tergugat keberadaan Penggugat

karyawan Tergugat ; Tindakan demikian menunjukan betapa rendahnya yang seharusnya dihormati hak-hak dasarnya sebagai seorang manusia, terkesan produksi yang bisa diperlakukan semena-mena ;

bahwa Tergugat memperlakukan para Pengugat semata-mata sebagai alat Bahwa Tergugat dalam memutuskan Hubungan Kerja sama sekali

ah

terhadap Penggugat yang sudah barang tentu merugikan Penggugat baik secara moral dan materiil. Tergugat sama sekali tidak bersedia memberikan semua hak-hak Penggugat berupa uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak, yang belum dibayarkan selama dalam proses Bahwa Tergugat sama sekali tidak mau menanggapi permintaan dari Penggugat, bahkan Tergugat tidak mau menemui secara langsung atas maksud permintaan Penggugat secara berkali-kali agar proses pemutusan hubungan kerja diselesaikan secara kekeluargaan dan baik-baik ; Bahwa sejak bulan Maret 2009 Penggugat tidak lagi mendapatkan upah,
Hal. 5 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ka

ah

ep

hubungan kerja sesuai aturan ketenagakerjaan yang berlaku ;

ub

lik

merasa tidak mempunyai pemahaman dalam melakukan perbuatannya

ng

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 5

es

In do ne si

namun oleh Tergugat akan dibayarkan pada akhir bulan. Dan benar pada akhir

ub lik

Penggugat kebingungan dan memutuskan pergi ke Dinas Tenaga Kerja

In do ne si a

ng

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u ep R

b
padahal belum ada putusan yang berkekuatan hukum tetap dalam perselisihan antara Penggugat dengan Tergugat ; Bahwa Penggugat mengajukan pengaduan perselisihan yang dihadapi oleh Penggugat ke Mediator Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Badung karena kerja secara sepihak ; Tergugat tidak mau memenuhi hak-hak Penggugat yang telah diputus hubungan

Bahwa berdasarkan pengaduan dan permohonan dari Penggugat

tersebut maka pihak mediator dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Badung melakukan pemanggilan sebanyak tiga kali ;

a. pada tanggal 6 April 2009 dengan surat Nomor : 005/2060/Disosnaker pemutusan hubungan kerja (PHK) antara Penggugat dan Tergugat ; b. pada tanggal 1 Mei 2009 dengan surat Nomor : 005/2714/Disosnaker mengeluarkan surat panggilan dengan agenda Penyelesaian masalah pemutusan hubungan kerja (PHK) antara Penggugat dan Tergugat ; c. pada tanggal 7 Mei 2009 dengan surat Nomor : 005/2908/Disosnaker mengeluarkan surat panggilan dengan agenda Penyelesaian masalah pemutusan hubungan kerja (PHK) antara Penggugat dan Tergugat ;

ah

ah k

am

Bahwa sampai pada akhirnya Dinas Tenaga Kerja juga melakukan

A gu ng

panggilan per telepon kepada Tergugat, dan Tergugat menyatakan konfirmasi perundingan tanpa alasan ;

untuk siap hadir namun pada kenyataannya tetap tidak hadir pada saat

Bahwa selanjutnya Mediator Dinas Tenaga Kerja Badung tanpa Agar pihak Pengusaha menempuh procedure

kehadiran Tergugat mengeluarkan anjuran yang berpendapat ; i.

perselisihan hubungan industrial sesuai dengan mekanisme yang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial ;

ah

ii.

Agar pihak Pengusaha membayar uang Pesangon sesuai dengan Undang-undang Nomor. 13 tahun 2003 pasal 156 ayat 2 kepada Sdr. Harsin dan Sdr. Rian Dury masing-masing sebesar Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta Rupiah) ;

ka

iii.

Agar pihak Pengusaha membayar uang Penghargaan masa kerja sesuai dengan undang-undang Nomor. 13 tahun 2003 pasal 156 ayat 3 kepada Sdr. Harsin dan Sdr. Rian Dury masing-masing sebesar Rp. 4.000.000,00 (empat juta Rupiah) ;

ah

ep

ub

lik

telah diatur dalam Undang-undang No. 2 tahun 2004 tentang

iv.

Agar pihak Pengusaha membayar uang Penggantian Hak sesuai


Hal. 6 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ng

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 6

es

In do ne si
penyelesaian

ub lik

mengeluarkan surat panggilan dengan agenda Penyelesaian masalah

In do ne si a

gu

ng

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u ep
Dinas dari

b
dengan Undang-undang Nomor. 13 tahun 2003 pasal 156 ayat 4 kepada Sdr. Harsin dan Sdr. Rian Dury masing-masing sebesar Rp. 2.100.000,00 (dua juta seratus ribu Rupiah) ; v.

Agar pihak Pengusaha membayar upah lembur kepada Sdr. Harsin dan Sdr. Rian Dury sesuai dengan perhitungan kelebihan jam kerja

ah

gu

selama 2 tahun terakhir dengan mengacu pada Kepmenartrans kerja lembur ;

Nomor : Kep.102/Men/2004 tentang waktu kerja lembur dan upah Agar pihak Pengusaha membayar Tunjangan Hari Raya untuk tahun 2007 & tahun 2008 kepada Sdr. Harsin dan Sdr. Rian Dury sesuai

vi.

vii. viii.

Agar dimasa yang akan datang pihak pengusaha mentaati aturan perundang-undangan yang berlaku ; Agar pihak pengusaha tetap membayar upah pekerja sampai adanya putusan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah memiliki kekuatan hukum tetap ;

ah k

am

ix. x.

Agar pihak pekerja dan pengusaha mempertimbangkan untuk dapat

Agar pihak-pihak memberikan tanggapan tertulis paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah anjuran ini diterima ; Bahwa terhadap Anjuran Mediator tertanggal 28 Juli 2009 dengan surat

Nomor : 567/5234/Disosnaker, Penggugat mengirimkan surat kepada Mediator dimaksud, namun Tergugat terhadap Anjuran ini sampai dengan batas waktu menolak untuk melaksanakannya ; maka pihak Mediator Tenaga Kerja

Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Badung perihal dapat menerima Anjuran yang

yang ditentukan tidak memberikan tanggapan dan oleh Mediator dianggap

ah

lik

Bahwa berdasarkan penolakan dari salah satu pihak yakni Tergugat Kabupaten Badung mengeluarkan surat kepada Penggugat dan Tergugat perihal Penjelasan penyelesaian kasus PHK yang menyatakan bahwa penanganan kasus perselisihan tentang pemutusan hubungan kerja antara Tergugat dengan pihak menolak anjuran mediator ; UU No. 2 tahun 2004 Penggugat disimpulkan tidak tercapai kata sepakat dengan alasan salah satu Bahwa Mediator dalam Anjuran tersebut sesuai dengan pasal 14 ayat (1)

ka

ah

industrial/pemutusan hubungan kerja kepada pihak atau salah satu pihak dapat melanjutkan penyelesaian perselisihan ke Pengadilan Hubungan Industrial pada
Hal. 7 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ng

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 7

es

menyatakan

ep

ub
upaya

penyelesaian

In do ne si
hubungan

menerima anjuran ini ;

A gu ng

ub lik

dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per.04/Men/1994 ;

In do ne si a

ng

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u ep
per hari) x

b
Pengadilan Negeri setempat ; Bahwa berdasarkan point 13 dan 14 tersebut di atas maka Penggugat Denpasar ; dengan ini mengajukan permohonan gugatan PHI pada Pengadilan Negeri Bahwa Penggugat telah menerima pemutusan hubungan kerja sepihak

ah

gu

namun hak-hak secara normatif sesuai dengan peraturan undang-undang ketenagakerjaan pasal 156 ayat (1), (2), (3) dan (4) UU No. 13 Tahun 2003 mengalami kerugian sebesar Rp. 84.267.720,00 (delapan puluh empat juta dua ratus enam puluh tujuh ribu tujuh ratus dua puluh Rupiah), dengan rincian tentang Ketenagakerjaan belum dipenuhi oleh Tergugat, sehingga Penggugat

1. Upah Bulan Agustus 2009 s/d Mei 2010 : 14 x Rp. 2.000.000,00 = Rp.28.000.000,00 ; 2. Pesangon : 2 x 4 x Rp. 2.000.000,00 = Rp. 16.000.000,00 ; 3. Uang Penggantian Hak : 15% x Rp. 8.000.000,00 = Rp. 2.400.000,00 ; 4. Cuti yang belum diambil : Rp. 70.000.000,00 x 12 (cuti satu tahun) x 3 tahun = Rp. 2.520.000,00 ; 5. Tunjangan Hari Raya dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009, 4 x

ah k

am

Rp.2.000.000,00 = Rp. 8.000.000,00 ;

A gu ng

6. Kekurangan upah lembur di hari biasa sebesar : a. Perhitungan untuk tahun 2006 :

{5,5 (jumlah upah lembur) x Rp. 11.560,00 (upah perjam) x 274 (jumlah dibayar Tergugat 274 (jumlah hari lembur)

hari lembur) = Rp. 17.420.920,00} - {Rp. 50.000,00 (upah lembur yang

Rp.13.700.000,00 (upah lembur yang telah dibayar oleh Tergugat)} = Rp. 3.720.920,00 ;

ah

{5,5 (jumlah upah lembur) x Rp. 11.560,00 (upah perjam) x 274 (jumlah hari lembur) = Rp. 17.420.920,00} - {Rp. 50.000,00 (upah lembur yang dibayar Tergugat per hari)

ub
x 274

lik
(jumlah hari (jumlah hari

b. Perhitungan untuk tahun 2007 :

ka

Rp.13.700.000,00 (upah lembur yang telah dibayar oleh Tergugat)} = c. Perhitungan untuk tahun 2008 :

ah

{5,5 (jumlah upah lembur) x Rp. 11.560,00 (upah perjam) x 274 (jumlah hari lembur) = Rp. 17.420.920,00} - {Rp. 50.000,00 (upah lembur yang dibayar Tergugat per hari) x 274 lembur) = Rp.13.700.000,00 (upah lembur yang telah dibayar oleh Tergugat)} =
Hal. 8 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ep

Rp. 3.720.920,00 ;

ng

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 8

es

In do ne si
= lembur) =

ub lik

sebagai berikut ;

In do ne si a

ng

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u
Tergugat) x

b
Rp. 3.720.920,00 ; 7. Kekurangan upah lembur di hari minggu sebesar : {2 (jumlah upah lembur) x 6 (jam kerja) x Rp. 11.560,00 (upah perjam) x 144 (jumlah hari lembur) = Rp. 19.975.680,00} - {Rp. 50.000,00 (upah lembur perhari yang dibayar 144 (jumlah hari lembur) Rp.10.080.000,00 (upah lembur yang telah dibayar oleh Tergugat)} = Rp.12.775.680,00 ;

8. Kekurangan upah lembur di hari Libur resmi sebesar : lembur) = Rp. 2.080.000,00 ;

90 jumlah hari lembur) x Rp. 11.560,00 (upah perjam) x 2 (jumlah upah

ah

2 (jumlah upah lembur) x Rp. 11.560,00 (upah perjam) x 144 (jumlah hari lembur) x 2 (kelebihan jam kerja) = Rp. 3.329.280,00 ; Jumlah keseluruhan sebesar : Rp. 84.267.720,00

am

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar agar memberikan putusan sebagai berikut : Dalam Provisi

ah k

ep

1. Memerintahkan dan memutuskan Tergugat untuk membayarkan upah

ah

A gu ng

Penggugat yang belum dibayarkan sejak bulan November 2008 terlebih perkara ;

dahulu dalam putusan sela sebelum memeriksa dan memutuskan pokok

2. Menyatakan putusan dalam provisi ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada bantahan, maupun upaya hukum lainnya sampai perkara.

diperolehnya putusan yang berkekuatan hukum tetap mengenai pokok

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; 2. Menyatakan Pemutusan Hubungan Kerja per tanggal 26 September 2008 adalah PHK sepihak yang tidak sah selanjutnya melalui putusan pengadilan ini gugatan PHK adalah sah ; 3. Memerintahkan Tergugat untuk membayarkan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak sesuai dengan Pasal 156 ayat (2), (3) dan (4) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan beserta upah lembur yang belum dibayarkan sesuai dengan Pasal 78 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan jo Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Hal. 9 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ka

ah

ep

ub

lik

Dalam Pokok Perkara

ng

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 9

es

In do ne si

ub lik

9. Kelebihan jam kerja sebesar pada hari Sabtu :

In do ne si a
=

gu

ng

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u ep R

b
Nomor Kep. 102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur sebesar Rp. 84.267.720,-00 (delapan puluh empat juta dua ratus enam puluh tujuh ribu tujuh ratus dua puluh Rupiah) ; 4. Memerintahkan kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja Badung untuk melakukan pengawasan, pembinaan dan penyelidikan terhadap Tergugat

ah

gu

karena adanya pelanggaran UU No. 13 tentang Ketenagakerjaan mengingat perusahaan Tergugat adalah Perusahaan Asing yang mempekerjakan tenaga kerja Indonesia dan terdapat pula tenaga kerja asing yang berperan sebagai Personalia ;

5. Memerintahkan kepada Kepala Kantor Imigrasi melakukan Pengawasan berperan seolah-olah sebagai pemilik dan Personalia di PT. Suicide King International ; perkara ini ; 6. Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dari 7. Menyatakan bahwa putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu, meskipun ada upaya verzet, kasasi, perlawanan dan/atau peninjauan kembali ;

ah k

am

8. Atau bila Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain maka mohon

ah

A gu ng

putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) ;

Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada

Pengadilan Negeri Denpasar telah mengambil putusan, yaitu putusan No. 05/G/2010/PHI.PN.DPS tanggal 11 Juni 2010 yang amarnya sebagai berikut : 1. Menyatakan Gugatan Penggugat ditolak ; 2. Membebankan biaya perkara ini kepada Negara ;

Menimbang, bahwa sesudah putusan Pengadilan Hubungan Industrial

Penggugat / Pemohon kasasi pada tanggal 11 Juni 2010 dan Penggugat / Pemohon kasasi dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 18 Juni 2010 diajukan permohonan kasasi secara lisan di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri pernyataan permohonan kasasi Nomor : 05/Kas/G/2010/PHI.PN.DPS yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar, permohonan mana disertai dengan/diikuti oleh memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar pada tanggal 6 Juli 2010 ;
Hal. 10 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ka

ah

ep

Denpasar pada tanggal 22 Juni 2010 sebagaimana ternyata dari akte

ub

lik

pada Pengadilan Negeri Denpasar tersebut dijatuhkan dengan hadirnya kuasa

ng

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 10

es

In do ne si

ub lik

dan Penindakan terhadap warga Negara asing yaitu Gavin Peacock yang

In do ne si a

ng

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u ep R

b
Bahwa setelah itu oleh Tergugat/Termohon Kasasi yang pada tanggal 14 Kasasi diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar pada tanggal 28 Juli 2010 ; Juli 2010 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Penggugat/Pemohon

ah

gu

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya

telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Bahwa adalah keliru sekali pendapat Majelis Hakim Pengadilan

am

Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar telah memberikan pertimbangan bahwa gugatan Penggugat telah (lewat waktu) kadaluarsa dengan didasarkan pada pertimbangan penggunaan ketentuan Pasal 82 UU No. 13 tentang Ketenagakerjaan dan Pendapat dari Soeparno, SH. Bahwa pendapat atau dalil-dalil Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar mempertimbangkan Penggugat di

ah k

PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) oleh Tergugat pada tanggal 23 Maret 2009

ah

A gu ng

secara sepihak tanpa adanya Penetapan Lembaga Penyelesaian Perselisihan

Hubungan Industrial yang berwenang, sebagaimana didalilkan oleh Penggugat pada posita 1 dan 6 Surat Gugatannya dan Penggugat mengajukan gugatannya Denpasar tertanggal 10 Mei 2010.

di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri

Bahwa hal demikian oleh Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial

pada Pengadilan Negeri Denpasar tenggang waktu antara terjadinya PHK 2010) lebih dari 1 (satu) tahun.

Bahwa menurut kami selaku Penggugat dalil-dalil atau Pendapat ini sangat keliru dalam penerapan hukumnya mengingat Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar yang mendasarkan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dimana dalam ketentuan pasal ini menyebutkan Gugatan oleh pekerja/buruh atas Pemutusan Hubungan Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 159 dan Pasal 171 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 1(satu) tahun sejak pada ketentuan Pasal 82 Undang-undang No. 2 tahun 2004 tentang

ka

ah

ep

ub

lik

(Pemutusan Hubungan Kerja) dengan Pengajuan Gugatan (tanggal 10 Mei

ng

diterimanya

atau

diberitahukannya

keputusan

dari

pihak

gu

Hal. 11 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 11

es

In do ne si

ub lik

Kasasi/Penggugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :

In do ne si a

ng

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u ep

b
Pengusaha. Bahwa Pasal 82 UU No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial ini tidak sekalipun mempunyai pengertian lain tentang lewat di peradilan hubungan industrial. waktu karena pemutusan hubungan kerja sepihak dalam hal pengajuan gugatan Bahwa terkait Pasal 82 UU No. 2 tahun 2004 tentang PPHI Majelis Hakim

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar hanya melihat secara terbatas pada batasan waktu tanpa melihat bunyi dan isi dari Pasal 159 dan Pasal 171 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Bahwa selanjutnya dalam pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan

ah

Sela halaman 17 paragraf ketiga menggunakan ketentuan Pasal 159 UU RI. No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi "Apabila Pekerja/Buruh tidak menerima Pemutusan Hubungan Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 Ayat 1 (satu), pekerja/buruh yang bersangkutan dapat mengajukan gugatan ke Lembaga Perselisihan Hubungan Industrial". Bahwa sebagaimana bunyi Pasal 159 UU RI. No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ini yang merujuk pada ketentuan Pasal 158 Ayat 1 (satu) UU

ah k

am

RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi "Pengusaha

A gu ng

dapat memutuskan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh dengan alasan pekerja/buruh telah melakukan kesalahan berat sebagai berikut

seterusnya, oleh Mahkamah Konstitusi terhadap Pasal 158 Ayat 1 (satu) UU RI No. 13 tahun 2003 telah dibatalkan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 12/PUU-1/2003) dan hal ini ditindak lanjuti oleh Surat Edaran Menakertrans dulu dengan putusan pidana.

yang menyatakan bahwa PHK atas kesalahan berat harus dibuktikan terlebih

ah

UU. No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dapat menyebabkan terjadinya pelanggaran atas asas praduga tak bersalah. Karena, menurut beliau lebih lanjut lagi, pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja, sebelum buruh dinyatakan bersalah. Sebelum seseorang dinyatakan bersalah oleh Majelis bersangkutan mesti dianggap tidak bersalah. Akan halnya aturan di dalam pasal 159 UU. No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Prof. Aloysius Uwiyono berpendapat bahwa sekalipun buruh mendapat kesempatan untuk membela diri, namun pembelaan diri inipun tetap memberatkan buruh. Untuk menyatakan dirinya tidak bersalah, pihak yang dipecat harus menggugat. Artinya, akan
Hal. 12 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ka

ah

ep

Hakim melakukan tindak pidana, maka asumsinya adalah bahwa yang

ub

lik

Bahwa Menurut Prof. Aloysius Uwiyono, berpendapat bahwa pasal 158

ng

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 12

es

In do ne si
dan

ub lik

Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar pada Kutipan Putusan

In do ne si a

gu

ng

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u
158 UU RI

b
dibutuhkan biaya, waktu, dan seterusnya. Karenanya, aturan inipun ternyata tidak memberikan jalan keluar yang proporsional bagi buruh yang dipecat. Maka dengan demikian ketentuan Pasal 159 UU RI. No. 13 tahun 2003 dengan Tentang Ketenagakerjaan secara otomatis tidak berlaku pula karena terkait ketentuan pasal No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Bahwa selanjutnya pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Hubungan

Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar pada Kutipan Putusan halaman 17 paragraf ketiga menggunakan ketentuan Pasal 171 UU. RI. No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi "Pekerja/Buruh yang mengalami Hubungan Industrial yang berwenang,Maka

ah

ub lik ub

Pemutusan Hubungan Kerja tanpa Penetapan Penyelesaian Perselisihan Pekerja/Buruh dapat mengajukan gugatan ke Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak Tanggal dilakukannya Pemutusan Hubungan Kerjanya". Bahwa dalam pertimbangannya Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar menurut pendapat Penggugat sangat sumir karena tidak melihat keberadaan Pasal 171 UU. RI. No. 13 Tahun

am

ah k

ep

2003 Tentang Ketenagakerjaan secara menyeluruh namun memotong begitu

ah

A gu ng

rupa bunyi kalimat dari pasal 171 UU RI No. 13 tahun 2003 ini. Bahwa dalam

ketentuan pasal 171 UU. RI. No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan secara lengkapnya berbunyi "Pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang berwenang sebagaimana dimaksud pada Pasal 158 ayat (1), Pasal 160 ayat (3), dan Pasal 162, dan pekerja/buruh yang bersangkutan tidak dapat menerima pemutusan hubungan kerja tersebut, maka pekerja/buruh industrial dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak tanggal dilakukan pemutusan hubungan kerjanya". Bahwa menurut Penggugat Pasal 171 UU RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan memuat 3 (tiga) ketentuan atau pasal yang merujuk pada i. Pasal 158 Ayat 1 (satu) UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi "Pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh dengan alasan pekerja/buruh telah melakukan kesalahan berat adanya formalitas pengajuan suatu gugatan. Adapun pasal-pasal itu adalah : dapat mengajukan gugatan ke lembaga penyelesaian perselisihan hubungan

ka

ah

ep

lik

sebagai berikut" dan seterusnya, oIeh Mahkamah Konstitusi terhadap Pasal 158 Ayat 1 (satu) UU RI No. 13 tahun 2003 telah dibatalkan (Putusan
Hal. 13 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ng

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 13

es

In do ne si

In do ne si a

gu

ng

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u
yang tugas

b
Mahkamah Konstitusi (MK) No. 12/PUU-I/2003) ; ii. Pasal 160 (3) yang berbunyi "Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh yang setelah 6 (enam) bulan tidak perkara pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)" . dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya karena dalam proses iii.

gu

Pasal 162 (1) Pekerja/buruh yang mengundurkan diri atas kemauan

sendiri, memperoleh uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4). (2) Bagi pekerja/buruh yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri, dan fungsinya tidak mewakili

kepentingan pengusaha secara langsung, selain menerima uang

ah

pisah yang besarnya dan pelaksanaannya diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. (3) Pekerja/buruh yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat : a. mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal mulai pengunduran diri; b. tidak terikat dalam ikatan dinas; dan c. tetap melaksanakan kewajibannya sampai

am

ah k

ep

tanggal mulai pengunduran diri. (4) Pemutusan hubungan kerja

ah

A gu ng

dengan alasan pengunduran diri atas kemauan sendiri dilakukan tanpa penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

Maka menurut Penggugat kualifikasi Pasal 171 UU. RI. No. 13 tahun

2003 tidak dapat dijadikan dasar oleh Majelis Hakim Pengadilan Hubungan menolak untuk memeriksa pokok Gugatan Penggugat karena alasan Gugatan dengan uraian ini sedang tidak dalam keadaan :

Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar untuk alasan pertimbangannya Penggugat telah lewat waktu (kadaluwarsa) mengingat Penggugat sesuai

a. melakukan pelanggaran berat sebagaimana ketentuan pasal 158 UU No. 13 tahun 2003 yang mana ketentuan ini telah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi ; b. menjalani proses perkara pidana ; kerja ;

ka

c. meminta pengunduran diri atas kemauan sendiri untuk berhenti Bahwa dengan demikian kualifikasi lewat waktu (kadaluarsa) terhadap Gugatan penggugat yang didasarkan pada pertimbangan Pasal 82 UU No. 2 tahun 2004 tentang PPHI yang didalamnya terkait memuat ketentuan pasal 159
Hal. 14 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ah

ep

ub

lik

ng

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 14

es

In do ne si

ub lik

penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) diberikan uang

In do ne si a

ng

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u ep R

b
dan 171 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tidaklah tepat sama sekali. Bahwa Penggugat ter PHK secara sepihak oleh Tergugat belumlah memperoleh hak-haknya sama sekali baik upah yang harus dibayarkan oleh Tergugat sebagaimana yang tertuang dalam Anjuran Mediator dan THR yang sama sekali tidak pernah diberikan sejak Penggugat bekerja selama kurang lebih dua (2) tahun.

Bahwa selanjutnya dalam pertimbangannya (halaman 17 paragraf 4

Kutipan Putusan Sela) Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan Negeri Denpasar mengambil pendapat dari Suparno, SH yang dikutip dari ceramah pada Pelatihan Calon Hakim Pengadilan Hubungan tidak memerlukan ijin dan terserah kepada Pengusaha jika sudah sampai pada kesimpulan untuk mem-PHK pekerja/buruh dengan resiko akan disengketakan dan diuji keabsahannya di Pengadilan Hubungan Industrial" . Bahwa dalil dari Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan Negeri Denpasar yang mengambil pendapat dari Soeparno, SH ini sudah barang tentu tidak tepat dalam menolak Gugatan Penggugat, mengingat Majelis Hakim hanya menguji dengan satu pasal saja yaitu Pasal 82 Undang-

ah

ah k

am

undang No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan

A gu ng

Industrial yang seharusnya memperhatikan dan menguji ketentuan-ketentuan lainnya seperti : i. Pasal 100 UU RI. No 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial sebagai suatu sumber hukum formal yang bunyinya adalah "Dalam mengambil putusan, Majelis Hakim mempertimbangkan

hukum, perjanjian yang ada, kebiasaan, dan keadilan" . Menurut Penggugat Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan Negeri Denpasar dalam mengambil putusan telah mengabaikan

ah

kebiasaan dan keadilan karena tidak mendasarkan putusan selanya pada ketentuan pasal 10 UU No. 2 tahun 2004 ini. Maka mengenai Hukum dan Kebiasaan menurut pendapat Penggugat yang dimaksud disini adalah adanya limitatif proses waktu penyelesaian perselisihan Pemutusan ketenagakerjaan sering kali diabaikan oleh Dinas Tenaga Kerja dalam hal ini Mediator. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan Negeri Denpasar sama sekali tidak memperhatikan dan membaca Anjuran Mediator Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Hubungan Kerja yang sebagaimana diatur dalam undang-undang

ka

ah

ep

ub

lik
2009

ng

Badung

tertanggal

28

Juli

dengan

No.

gu

Hal. 15 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 15

es

In do ne si

ub lik

Industrial pada halaman 14 bagian kesimpulan penulisan menyatakan : "PHK

In do ne si a

gu

ng

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u
dilakukan oleh

b
567/5234/Disosnaker yang dalam anjurannya disebutkan adanya proses pemanggilan dari Tergugat sebanyak empat (4) kali yang memakan kepada Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kabupaten Badung. Proses pengaduan yang Penggugat seminggu diberhentikan pada tanggal 23 Maret 2009 kepada Dinas Tenaga Kerja waktu empat (4) bulan sejak Penggugat mengadukan permasalahannya

Pemerintahan Kabupaten Badung yang memakan waktu lebih dari empat UU. No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan

(4) bulan sudah barang tentu tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 15 Industrial yang bunyinya "Mediator menyelesaikan tugasnya dalam waktu

ah

pelimpahan penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4)". Terlebih lagi Penggugat adalah pekerja yang buta hukum mengenai proses bagaimana mencari keadilan secara baik. ii. Pasal 96 UU RI. No 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang berbunyi : "Apabila dalam persidangan pertama, secara nyata-nyata pihak pengusaha

am

ah k

Pasal 155 ayat (3) Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

ah

A gu ng

Ketenagakerjaan, Hakim Ketua Sidang harus segera menjatuhkan Putusan Sela berupa perintah kepada pengusaha untuk membayar upah beserta hakhak lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh yang bersangkutan. Putusan persidangan itu juga atau pada hari persidangan kedua".

Sela sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dijatuhkan pada hari Bahwa nyatalah Majelis Hakim lebih cenderung menguji pasal 82 UU. RI. No 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial semata iii. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan Negeri Denpasar tidak menguji keabsahan dari alat bukti yang disampaikan Penggugat yang telah melampirkan Anjuran Mediator Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Badung tertanggal 28 Juli 2009 mengajukan gugatan di pengadilan hubungan industrial yang oleh Penggugat tempuh untuk memperoleh rasa keadilan akibat dilanggar oleh Tergugat. Bahwa Mediator yang mengeluarkan Anjuran adalah juga sebagai Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan industrial yang harus dihormati oleh siapapun di wilayah Negara Kesatuan Republik dengan No. 567/5234/Disosnaker sebagai syarat utama dalam tanpa melihat dasar dari putusan sela yang dimaksud dalam UU PPHI.

ka

ah

ep

ub

lik

ng

gu

Hal. 16 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 16

es

In do ne si

terbukti tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud dalam

ep

ub lik

selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak menerima

In do ne si a
setelah

gu

ng

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u
menerapkan

b
Indonesia. iv. Bahwa Majelis Hakim tidak menguji terlebih dahulu Anjuran Mediator mengingat Tergugat adalah seorang Warga Negara Asing yang dengan kekuatannya sendiri memberhentikan Penggugat, hal demikian sudah barang tentu Tergugat sebagai warga negara asing telah melakukan

ah

gu

melanggar dan mengabaikan norma yaitu sebagaimana ketentuan yang diatur dalam pasal 46 ayat (1) UU No. 13 tahun 2003 tentang 82 UU No. 2 tahun 2004 tentang PPHI telah mengabaikan rasa keadilan Ketenagakerjaan. Dengan demikian Majelis hakim hanya dengan pasal

Penggugat karena sedemikian rupa diabaikan bahkan terdiskriminasi Negeri Denpasar.

am

Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan Negeri Denpasar sekali lagi kekeliruannya dalam proses acara persidangan yang berlangsung secara jujur dan adil, dapat terlihat dalam amar Putusan Selanya (halaman 15 paragraf akhir) menyatakan "Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, untuk pihak Penggugat hadir Kuasanya tersebut diatas, sedangkan Tergugat hadir Kuasanya yang bernama :

ah k

ep
EDMUND

WIHARTONO,

SH,

DRS.

W.

INDRAWAN,

ah

A gu ng

SUARDANA, SH dan AA. MADE EKA DHARMIKA, SH, Para Advokat dan Konsutan Hukum WIHARTONO & Partners yang beralamat di Jl. Hasanudin No. 79 Denpasar Bali, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 1 Juni 2010 yang

telah didaftarkan dikepaniteraan Pengadilan Negeri Denpasar tanggal 2 Juni

2010 Reg. No. 641/Daf/2010". Bahwa Penggugat pada persidangan pertama tertanggal 3 Juni 2010 melihat Kuasa Hukum Tergugat tidak hadir dalam Penggugat. Namun dalam sidang kedua tertanggal 11 Juni 2010 Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan Negeri Denpasar langsung membacakan agenda persidangan dengan Putusan Sela dan sebelumnya menerima kehadiran Kuasa Hukum Tergugat tanpa memberikan kesempatan kepada Kuasa Hukum Penggugat untuk memeriksa keabsahan dari Kuasa keabsahan untuk bertindak sebagai kuasa hukum Tergugat. Bahwa secara tegas Penggugat nyatakan Kuasa Hukum Tergugat tidaklah sah untuk bertindak mewakili Tergugat mengingat Kuasa Hukum Tergugat yang bernama I WAYAN SUARDANA, SH dan AA. MADE EKA DHARMIKA, SH belumlah sebagai advokat dilantik pada Komite Advokat Indonesia ataupun Peradi. Oleh

persidangan yang saat itu merupakan agenda pembacaan Gugatan dari

ka

ah

ep

Hukum Tergugat apakah Kuasa Hukum Tergugat mempunyai kualifikasi

ub

lik

ng

gu

Hal. 17 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 17

es

In do ne si
SH, I WAYAN

ub lik

oleh Putusan Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan

In do ne si a

ng

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u
keberadaan dapat

b
karenanya persidangan ini tidaklah berjalan dengan jujur sebagaimana HIR/Rbg yang mengatur mengenai

Kuasa

Hukum

persidangan.

Bahwa dengan hanya mengacu pada satu ketentuan Pasal 82 UU No. 2 Pengadilan Negeri Denpasar dipandang telah melegalkan

tahun 2004 tentang PPHI maka Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial

menguatkan pemutusan hubungan kerja sepihak yang dilakukan oleh Tergugat pada tanggal 23 Maret 2009 terhadap Penggugat. Hal demikian dapat menjadi

preseden yang buruk dikemudian hari bagi pekerja/buruh yang buta hukum dan terlebih lagi jika telah terjadi PHK sepihak tersebut juga banyak terjadi Indonesia. berpendapat :

ah

am

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung Alasan kasasi dapat dibenarkan karena Judex Facti telah salah menerapkan hukum menyatakan gugatan kadaluarsa tanpa mempertimbangkan alasan Pemutusan Hubungan Kerja yang menjadi pokok perselisihan antara Penggugat dengan Tergugat sesuai atau tidak dengan ketentuan pasal 171

ah k

ep

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 jo pasal 82 Undang-Undang No. 2 Tahun

A gu ng

2004.

Bahwa

mengenai

pokok

perselisihan

memerlukan

persidangan lanjutan sesuai hukum acara, maka Judex Facti beralasan hukum diperintahkan untuk membuka kembali sidang guna melakukan pemeriksaan pokok perkara terhadap perselisihan a quo.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, dengan tidak

perlu memperhatikan alasan kasasi lainnya, menurut pendapat Mahkamah

ah

Pemohon Kasasi : HARSIN dan membatalkan putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar No. 05/G/2010/PHI.PN.DPS tanggal 11 Juni 2010, serta Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara ini dengan amar putusan sebagaimana yang akan disebutkan dibawah ini. oleh Judex Facti, dan berdasarkan pasal 158 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004, maka mengenai biaya perkara sementara ditangguhkan ; Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan
Hal. 18 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ka

ah

ep

Menimbang, karena gugatan perkara ini belum dijatuhkan putusan akhir

ub

lik

Agung terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan kasasi dari

ng

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 18

es

In do ne si
pemeriksaan

ub lik

pelanggaran-pelanggaran

normatif

yang

dialami

oleh

In do ne si a
dalam proses dan pekerja/buruh di

gu

ng

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u
pada mengenai

b
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ;

MENGADILI:

ah

gu

Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : HARSIN Membatalkan putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan

tersebut ;

Negeri Denpasar No. 05/G/2010/PHI.PN.DPS tanggal 11 Juni 2010 ;

am

1. Memerintahkan

ub lik
Pengadilan Negeri alasan-alasan

MENGADILI SENDIRI :

Hubungan

Pengadilan

Denpasar

kembali sidang untuk memeriksa pokok perkara

ep

ah k

Pemutusan

Kerja (PHK) antara Penggugat dengan Tergugat ;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah

ah

A gu ng

Agung pada hari Rabu, tanggal 27 Oktober 2010 oleh Soltoni Mohdally, SH.MH. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ad. Hoc PHI pada Mahkamah Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam

Ketua Majelis. Horadin Saragih, SH.MH dan Fauzan, SH.MH. Hakim-Hakim sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta dengan tidak dihadiri oleh para pihak ; Hakim-Hakim Anggota : ttd/. Horadin Saragih, SH.MH ttd/. Fauzan, SH.MH

Hakim-Hakim Anggota tersebut dan Retno Kusrini, SH.MH. Panitera Pengganti

ttd/. Soltoni Mohdally, SH.MH

ka

ttd/. Retno Kusrini, SH.MH Untuk Salinan : MAHKAMAH AGUNG RI Atas nama Panitera Panitera Muda Perdata Khusus.
Hal. 19 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ah

ep

Panitera Pengganti :

ub

lik

Ketua :

ng

gu

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 19

es

In do ne si

2. Menunda pengenaan biaya perkara ;

In do ne si a
Industrial membuka Hubungan

ng

hk am

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia


putusan.mahkamahagung.go.id

ep u ep R

b A gu ng R
RAHMI MULYATI, SH.MH NIP : 040 049 629

ah

ah k

am

ah

ka

ah

ep

ub

lik ng gu
Hal. 20 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010

ik

Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)

In d

on
Halaman 20

es

In do ne si

A gu ng

ub lik

In do ne si a

Anda mungkin juga menyukai