ep u ep R
b
P U T U S A N
ng
memeriksa perkara perselisihan hubungan industrial dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara :
HARSIN bertempat tinggal di Jl. Banjar Tandeg, Kuta Utara, Badung, Bali ; dalam hal ini memberi kuasa kepada HARJONO RATMONO, SH, dkk, Advokat berkantor di Harjono & Patners
ah
Lawyer & Legal Consultant Jl. Noja XXXVII No. 16 Denpasar Bali, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 18 Juni 2010. Pemohon Kasasi dahulu Penggugat ; melawan :
am
ah k
PT. SUICIDE KING INTERNASIONAL berkedudukan di Jl. Bumbak Gang Pulau Batam No. 9, Uma Alas, Kerobokan
ah
A gu ng
Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang Termohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat di muka persidangan Pengadilan dalil-dalil : Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar pada pokoknya atas DASAR GUGATAN :
Bahwa gugatan ini diajukan sejak awal perselisihan PHK dilakukan oleh perselisihan hubungan industrial yang berwenang, sehingga gugatan dapat diperiksa oleh Pengadilan Hubungan Industrial Pada Pengadilan Negeri Bahwa gugatan diajukan setelah melewati proses bipartit dan mediasi tripartit, sebagaimana disyarakatkan oleh Undang-Undang Nomor. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Undang-undang Nomor. 2 tahun 2004 dikeluarkannya nota anjuran oleh Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Daerah tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Yakni dengan Denpasar ;
ka
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 1
es
In do ne si
Badung, Bali.
ub lik
In do ne si a
gu
hk am
ep u ep R
b
Kabupaten Badung tertanggal 28 Juli 2009 dengan No. 567/5234/Disosnaker yang menganjurkan agar pihak Tergugat : a. Agar Pihak Pengusaha (dalam hal ini Tergugat) menempuh prosedur diatur dalam Undang-undang Nomor. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian penyelesaian hubungan industrial sesuai dengan mekanisme yang telah Perselisihan Hubungan Industrial ;
b. Agar Pihak Pengusaha membayar uang pesangon sesuai Undangundang Nomor 13 tahun 2003 pasal 156 ayat 2 kepada Sdr. Harsin dan Sdr. Rian Dury masing-masing sebesar Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta Rupiah) ;
ah
dengan Undang-undang Nomor. 13 tahun 2003 Pasal 156 ayat 3 kepada Sdr. Harsin dan Sdr. Rian Dury masing-masing sebesar Rp. 4.000.000,00 (empat juta Rupiah) ; d. Agar pihak Pengusaha membayar uang Penggantian hak sesuai dengan Undang-undang Nomor. 13 tahun 2003 Pasal 156 ayat 4 kepada Sdr. Harsin dan Sdr. Rian Dury masing-masing sebesar Rp. 2.100.000,00 (dua juta seratus ribu Rupiah) ;
ah k
am
e. Agar pihak Pengusaha membayar upah lembur kepada Sdr. Harsin dan
ah
A gu ng
Sdr. Rian Dury sesuai dengan perhitungan kelebihan jam kerja selama Kep.102/Men/2004 tentang waktu kerja lembur dan upah kerja lembur ;
f. Agar pihak Pengusaha membayar Tunjangan Hari Raya untuk tahun dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor : Per.04/Men/1994 ; perundang-undangan yang berlaku ;
2007 & tahun 2008 kepada Sdr. Harsin dan Sdr. Rian Dury sesuai
g. Agar dimasa yang akan datang pihak pengusaha mentaati aturan h. Agar pihak Pengusaha tetap membayar upah pekerja setiap bulan
sampai adanya putusan dari Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang telah memiliki kekuatan hukum tetap ; i. Agar pihak Pengusaha dan pekerja dapat mempertimbangkan untuk j. Agar pihak Pengusaha dan Pekerja memberikan tanggapan tertulis paling lambat 10 hari setelah anjuran ini diterima. Bahwa setelah mendapatkan anjuran dari mediator Dinas Tenaga Kerja tersebut di atas para Penggugat menerima anjuran yang dimaksud dengan menyampaikan jawaban secara resmi intinya menyatakan tunduk kepada aturan
Hal. 2 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010
ka
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 2
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
gu
ng
hk am
ep u
tertanggal
b
sebagaimana dimuat dalam nota anjuran oleh Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten
Badung
28
Juli
2009
567/5234/Disosnaker ;
Bahwa dalam hal anjuran Mediator Dinas Tenaga Kerja sesuai point 2 tersebut di atas Tergugat tidak memberikan jawaban atas anjuran sampai batas waktu yang telah ditetapkan, selanjutnya pihak Mediator dalam hal ini Dinas
Tenaga Kerja Kabupaten Pemerintah Daerah Kabupaten Badung mengeluarkan surat dengan perihal Penjelasan Penyelesaian Kasus Pemutusan Hubungan Kerja pada intinya perselisihan antara Penggugat dan Tergugat adalah
perselisihan pemutusan hubungan kerja (PHK) tidak tercapainya suatu mediator. Bahwa mediator sebagaimana dalam surat ini mengacu Pasal 14 ayat (1) pada UU No. 2 tabun 2004 tentang PPHI menyarankan agar salah satu pihak dapat menyelesaikan ke Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri setempat ;
ah
am
ah k
Bahwa Penggugat telah bekerja pada Tergugat dengan status pekerja tetap dengan masa kerja lebih dari 3 (tiga) tahun dan menerima upah sejak pertama kali masuk kerja ;
ep
A gu ng
Pemutusan Hubungan Kerja secara sepihak yang dilakukan oleh Tergugat sejak diatur dalam Pasal 156 UU No. 13 tahun 2003 ; Bahwa untuk mendapatkan kepastian hukum,
mengajukan Gugatan ini ke Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar dengan demikian gugatan ini dapat diperiksa oleh pengadilan ; DALAM PROVISI : Bahwa Penggugat merupakan pekerja PT. SUICIDE
ah
INTERNATIONAL, yang berkedudukan di Jalan Bumbak Gang Pulau Batam Nomor. 9, Uma Alas, Kerobokan, Badung, Bali yang bekerja dan menerima upah sebagai berikut : No. 1 Nama Pekerja HARSIN Mulai bekerja Februari-2005
ub
Upah Per bulan (Rp.) 2.000.000,00
ka
ep
ah
Bahwa sejak bulan Maret 2009 Penggugat sampai saat ini tidak lagi mendapatkan upah, padahal belum ada putusan yang berkekuatan hukum tetap dalam perselisihan antara Penggugat dengan Tergugat ;
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 3
es
In do ne si
Penggugat KING
ub lik
kesepakatan karena salah satu pihak dalam hal ini Tergugat menolak anjuran
In do ne si a
dengan No.
gu
ng
hk am
ep u ep
Peraturan
b
Bahwa selama belum ada penetapan mengenai pemutusan hubungan kerja maka pengusaha dan pekerja tetap melaksanakan kewajibannya masingmasing, sebagaimana yang tercantum dalam pasal 155 ayat (2) UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan : "Selama putusan lembaga penyelesaian hubungan industrial belum
ah
gu
ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan segala kewajibannya.
Bahwa berdasarkan pengertian dari pasal 155 ayat (2) UU No. 13 tahun
2003 tersebut, maka Pekerja berkewajiban tetap bekerja dan pengusaha berkewajiban tetap membayar upah pekerja ;
selayaknya Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar memutus terlebih dahulu tuntutan provisionil ini, yaitu memerintahkan Tergugat untuk membayarkan upah yang sejak bulan Maret 2009 yang tidak dibayarkan oleh Tergugat dan untuk tetap membayar upah kepada Penggugat ; DALAM POKOK PERKARA : Bahwa Penggugat selama bekerja pada Tergugat telah melaksanakan
ah k
am
A gu ng
memberikan Tunjangan Hari Raya dari tahun 2005 sampai dengan 2009,
Tergugat hanya sekali memberikan THR sebesar Rp. 200.000,00 pada tahun Tergugat mengabaikan Menteri Tenaga Kerja Nomor :
2007 itupun dengan diminta oleh para Penggugat terlebih dahulu, terlihat Per.04/Men/1994 tentang THR ;
ah
sebagaimana diatur dalam pasal 78 ayat (2) UU No. 13 tahun 2003, yang menyebutkan bahwa Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh melebihi waktu kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib membayar upah kerja lembur, jo Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Upah Kerja Lembur ; Bahwa Tergugat juga mengabaikan hak-hak Penggugat sebagaimana yang diatur dalam pasal 79 UU No. 13 tahun 2003 ; Bahwa Penggugat sesuai dengan point 3 tersebut di atas hanya memperoleh upah lembur yang dibayarkan oleh Tergugat sesuai dengan keinginan Tergugat sendiri tanpa mengindahkan aturan perundangan yang ada,
Hal. 4 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010
ka
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 4
es
In do ne si
ub lik
Bahwa oleh karena hal ini bukan merupakan pokok perkara maka sudah
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep
terhadap
b
hal ini terjadi antara tahun 2006 sampai dengan 2008. Bahwa Tergugat selama antara jam 18.00 sampai dengan 21.00 Wita ; kurun waktu tersebut mempekerjakan Penggugat untuk kerja lembur adalah Bahwa Penggugat selama bekerja pada perusahaan Tergugat tidak menikmati cuti sebagaimana yang diatur dalam aturan perundangan, sesuai
ah
gu
point 3 tersebut di atas sehingga Penggugat tidak mempunyai waktu untuk menikmati haknya untuk cuti tahunan sebagaimana di atur dalam pasal 79 UU No. 13 tahun 2003 ; Bahwa Tergugat pada tanggal 23 Maret 2009 tidak membolehkan para
Kabupaten Badung dan oleh Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Badung disarankan untuk masuk bekerja kembali sebelum adanya surat pemberhentian kerja dari perusahaan. Namun keesokan harinya, tanggal 24 Maret 2009, Penggugat berniat masuk kerja kembali sesampainya di tempat kerja diusir secara kasar oleh Gavin Peacock ; Bahwa Penggugat hari itu juga meminta gaji terakhir bulan Maret 2009,
ah k
am
bulan gaji Penggugat dibayarkan hanya sebesar Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu
A gu ng
Rupiah) yang dibayarkan kepada Penggugat dengan dititipkan ke salah satu apresiasi moral dari Tergugat keberadaan Penggugat
karyawan Tergugat ; Tindakan demikian menunjukan betapa rendahnya yang seharusnya dihormati hak-hak dasarnya sebagai seorang manusia, terkesan produksi yang bisa diperlakukan semena-mena ;
bahwa Tergugat memperlakukan para Pengugat semata-mata sebagai alat Bahwa Tergugat dalam memutuskan Hubungan Kerja sama sekali
ah
terhadap Penggugat yang sudah barang tentu merugikan Penggugat baik secara moral dan materiil. Tergugat sama sekali tidak bersedia memberikan semua hak-hak Penggugat berupa uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak, yang belum dibayarkan selama dalam proses Bahwa Tergugat sama sekali tidak mau menanggapi permintaan dari Penggugat, bahkan Tergugat tidak mau menemui secara langsung atas maksud permintaan Penggugat secara berkali-kali agar proses pemutusan hubungan kerja diselesaikan secara kekeluargaan dan baik-baik ; Bahwa sejak bulan Maret 2009 Penggugat tidak lagi mendapatkan upah,
Hal. 5 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010
ka
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 5
es
In do ne si
namun oleh Tergugat akan dibayarkan pada akhir bulan. Dan benar pada akhir
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
padahal belum ada putusan yang berkekuatan hukum tetap dalam perselisihan antara Penggugat dengan Tergugat ; Bahwa Penggugat mengajukan pengaduan perselisihan yang dihadapi oleh Penggugat ke Mediator Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Badung karena kerja secara sepihak ; Tergugat tidak mau memenuhi hak-hak Penggugat yang telah diputus hubungan
tersebut maka pihak mediator dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Badung melakukan pemanggilan sebanyak tiga kali ;
a. pada tanggal 6 April 2009 dengan surat Nomor : 005/2060/Disosnaker pemutusan hubungan kerja (PHK) antara Penggugat dan Tergugat ; b. pada tanggal 1 Mei 2009 dengan surat Nomor : 005/2714/Disosnaker mengeluarkan surat panggilan dengan agenda Penyelesaian masalah pemutusan hubungan kerja (PHK) antara Penggugat dan Tergugat ; c. pada tanggal 7 Mei 2009 dengan surat Nomor : 005/2908/Disosnaker mengeluarkan surat panggilan dengan agenda Penyelesaian masalah pemutusan hubungan kerja (PHK) antara Penggugat dan Tergugat ;
ah
ah k
am
A gu ng
panggilan per telepon kepada Tergugat, dan Tergugat menyatakan konfirmasi perundingan tanpa alasan ;
untuk siap hadir namun pada kenyataannya tetap tidak hadir pada saat
Bahwa selanjutnya Mediator Dinas Tenaga Kerja Badung tanpa Agar pihak Pengusaha menempuh procedure
perselisihan hubungan industrial sesuai dengan mekanisme yang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial ;
ah
ii.
Agar pihak Pengusaha membayar uang Pesangon sesuai dengan Undang-undang Nomor. 13 tahun 2003 pasal 156 ayat 2 kepada Sdr. Harsin dan Sdr. Rian Dury masing-masing sebesar Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta Rupiah) ;
ka
iii.
Agar pihak Pengusaha membayar uang Penghargaan masa kerja sesuai dengan undang-undang Nomor. 13 tahun 2003 pasal 156 ayat 3 kepada Sdr. Harsin dan Sdr. Rian Dury masing-masing sebesar Rp. 4.000.000,00 (empat juta Rupiah) ;
ah
ep
ub
lik
iv.
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 6
es
In do ne si
penyelesaian
ub lik
In do ne si a
gu
ng
hk am
ep u ep
Dinas dari
b
dengan Undang-undang Nomor. 13 tahun 2003 pasal 156 ayat 4 kepada Sdr. Harsin dan Sdr. Rian Dury masing-masing sebesar Rp. 2.100.000,00 (dua juta seratus ribu Rupiah) ; v.
Agar pihak Pengusaha membayar upah lembur kepada Sdr. Harsin dan Sdr. Rian Dury sesuai dengan perhitungan kelebihan jam kerja
ah
gu
Nomor : Kep.102/Men/2004 tentang waktu kerja lembur dan upah Agar pihak Pengusaha membayar Tunjangan Hari Raya untuk tahun 2007 & tahun 2008 kepada Sdr. Harsin dan Sdr. Rian Dury sesuai
vi.
vii. viii.
Agar dimasa yang akan datang pihak pengusaha mentaati aturan perundang-undangan yang berlaku ; Agar pihak pengusaha tetap membayar upah pekerja sampai adanya putusan dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah memiliki kekuatan hukum tetap ;
ah k
am
ix. x.
Agar pihak-pihak memberikan tanggapan tertulis paling lambat 10 (sepuluh) hari setelah anjuran ini diterima ; Bahwa terhadap Anjuran Mediator tertanggal 28 Juli 2009 dengan surat
Nomor : 567/5234/Disosnaker, Penggugat mengirimkan surat kepada Mediator dimaksud, namun Tergugat terhadap Anjuran ini sampai dengan batas waktu menolak untuk melaksanakannya ; maka pihak Mediator Tenaga Kerja
Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Badung perihal dapat menerima Anjuran yang
ah
lik
Bahwa berdasarkan penolakan dari salah satu pihak yakni Tergugat Kabupaten Badung mengeluarkan surat kepada Penggugat dan Tergugat perihal Penjelasan penyelesaian kasus PHK yang menyatakan bahwa penanganan kasus perselisihan tentang pemutusan hubungan kerja antara Tergugat dengan pihak menolak anjuran mediator ; UU No. 2 tahun 2004 Penggugat disimpulkan tidak tercapai kata sepakat dengan alasan salah satu Bahwa Mediator dalam Anjuran tersebut sesuai dengan pasal 14 ayat (1)
ka
ah
industrial/pemutusan hubungan kerja kepada pihak atau salah satu pihak dapat melanjutkan penyelesaian perselisihan ke Pengadilan Hubungan Industrial pada
Hal. 7 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 7
es
menyatakan
ep
ub
upaya
penyelesaian
In do ne si
hubungan
A gu ng
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep
per hari) x
b
Pengadilan Negeri setempat ; Bahwa berdasarkan point 13 dan 14 tersebut di atas maka Penggugat Denpasar ; dengan ini mengajukan permohonan gugatan PHI pada Pengadilan Negeri Bahwa Penggugat telah menerima pemutusan hubungan kerja sepihak
ah
gu
namun hak-hak secara normatif sesuai dengan peraturan undang-undang ketenagakerjaan pasal 156 ayat (1), (2), (3) dan (4) UU No. 13 Tahun 2003 mengalami kerugian sebesar Rp. 84.267.720,00 (delapan puluh empat juta dua ratus enam puluh tujuh ribu tujuh ratus dua puluh Rupiah), dengan rincian tentang Ketenagakerjaan belum dipenuhi oleh Tergugat, sehingga Penggugat
1. Upah Bulan Agustus 2009 s/d Mei 2010 : 14 x Rp. 2.000.000,00 = Rp.28.000.000,00 ; 2. Pesangon : 2 x 4 x Rp. 2.000.000,00 = Rp. 16.000.000,00 ; 3. Uang Penggantian Hak : 15% x Rp. 8.000.000,00 = Rp. 2.400.000,00 ; 4. Cuti yang belum diambil : Rp. 70.000.000,00 x 12 (cuti satu tahun) x 3 tahun = Rp. 2.520.000,00 ; 5. Tunjangan Hari Raya dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009, 4 x
ah k
am
A gu ng
6. Kekurangan upah lembur di hari biasa sebesar : a. Perhitungan untuk tahun 2006 :
{5,5 (jumlah upah lembur) x Rp. 11.560,00 (upah perjam) x 274 (jumlah dibayar Tergugat 274 (jumlah hari lembur)
Rp.13.700.000,00 (upah lembur yang telah dibayar oleh Tergugat)} = Rp. 3.720.920,00 ;
ah
{5,5 (jumlah upah lembur) x Rp. 11.560,00 (upah perjam) x 274 (jumlah hari lembur) = Rp. 17.420.920,00} - {Rp. 50.000,00 (upah lembur yang dibayar Tergugat per hari)
ub
x 274
lik
(jumlah hari (jumlah hari
ka
Rp.13.700.000,00 (upah lembur yang telah dibayar oleh Tergugat)} = c. Perhitungan untuk tahun 2008 :
ah
{5,5 (jumlah upah lembur) x Rp. 11.560,00 (upah perjam) x 274 (jumlah hari lembur) = Rp. 17.420.920,00} - {Rp. 50.000,00 (upah lembur yang dibayar Tergugat per hari) x 274 lembur) = Rp.13.700.000,00 (upah lembur yang telah dibayar oleh Tergugat)} =
Hal. 8 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010
ep
Rp. 3.720.920,00 ;
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 8
es
In do ne si
= lembur) =
ub lik
sebagai berikut ;
In do ne si a
ng
hk am
ep u
Tergugat) x
b
Rp. 3.720.920,00 ; 7. Kekurangan upah lembur di hari minggu sebesar : {2 (jumlah upah lembur) x 6 (jam kerja) x Rp. 11.560,00 (upah perjam) x 144 (jumlah hari lembur) = Rp. 19.975.680,00} - {Rp. 50.000,00 (upah lembur perhari yang dibayar 144 (jumlah hari lembur) Rp.10.080.000,00 (upah lembur yang telah dibayar oleh Tergugat)} = Rp.12.775.680,00 ;
8. Kekurangan upah lembur di hari Libur resmi sebesar : lembur) = Rp. 2.080.000,00 ;
ah
2 (jumlah upah lembur) x Rp. 11.560,00 (upah perjam) x 144 (jumlah hari lembur) x 2 (kelebihan jam kerja) = Rp. 3.329.280,00 ; Jumlah keseluruhan sebesar : Rp. 84.267.720,00
am
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas Penggugat mohon kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar agar memberikan putusan sebagai berikut : Dalam Provisi
ah k
ep
ah
A gu ng
Penggugat yang belum dibayarkan sejak bulan November 2008 terlebih perkara ;
2. Menyatakan putusan dalam provisi ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada bantahan, maupun upaya hukum lainnya sampai perkara.
1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; 2. Menyatakan Pemutusan Hubungan Kerja per tanggal 26 September 2008 adalah PHK sepihak yang tidak sah selanjutnya melalui putusan pengadilan ini gugatan PHK adalah sah ; 3. Memerintahkan Tergugat untuk membayarkan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak sesuai dengan Pasal 156 ayat (2), (3) dan (4) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan beserta upah lembur yang belum dibayarkan sesuai dengan Pasal 78 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan jo Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Hal. 9 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010
ka
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 9
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
=
gu
ng
hk am
ep u ep R
b
Nomor Kep. 102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur sebesar Rp. 84.267.720,-00 (delapan puluh empat juta dua ratus enam puluh tujuh ribu tujuh ratus dua puluh Rupiah) ; 4. Memerintahkan kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja Badung untuk melakukan pengawasan, pembinaan dan penyelidikan terhadap Tergugat
ah
gu
karena adanya pelanggaran UU No. 13 tentang Ketenagakerjaan mengingat perusahaan Tergugat adalah Perusahaan Asing yang mempekerjakan tenaga kerja Indonesia dan terdapat pula tenaga kerja asing yang berperan sebagai Personalia ;
5. Memerintahkan kepada Kepala Kantor Imigrasi melakukan Pengawasan berperan seolah-olah sebagai pemilik dan Personalia di PT. Suicide King International ; perkara ini ; 6. Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dari 7. Menyatakan bahwa putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu, meskipun ada upaya verzet, kasasi, perlawanan dan/atau peninjauan kembali ;
ah k
am
8. Atau bila Majelis Hakim Yang Terhormat berpendapat lain maka mohon
ah
A gu ng
Pengadilan Negeri Denpasar telah mengambil putusan, yaitu putusan No. 05/G/2010/PHI.PN.DPS tanggal 11 Juni 2010 yang amarnya sebagai berikut : 1. Menyatakan Gugatan Penggugat ditolak ; 2. Membebankan biaya perkara ini kepada Negara ;
Penggugat / Pemohon kasasi pada tanggal 11 Juni 2010 dan Penggugat / Pemohon kasasi dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 18 Juni 2010 diajukan permohonan kasasi secara lisan di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri pernyataan permohonan kasasi Nomor : 05/Kas/G/2010/PHI.PN.DPS yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar, permohonan mana disertai dengan/diikuti oleh memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar pada tanggal 6 Juli 2010 ;
Hal. 10 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010
ka
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 10
es
In do ne si
ub lik
dan Penindakan terhadap warga Negara asing yaitu Gavin Peacock yang
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
Bahwa setelah itu oleh Tergugat/Termohon Kasasi yang pada tanggal 14 Kasasi diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar pada tanggal 28 Juli 2010 ; Juli 2010 telah diberitahu tentang memori kasasi dari Penggugat/Pemohon
ah
gu
telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Bahwa adalah keliru sekali pendapat Majelis Hakim Pengadilan
am
Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar telah memberikan pertimbangan bahwa gugatan Penggugat telah (lewat waktu) kadaluarsa dengan didasarkan pada pertimbangan penggunaan ketentuan Pasal 82 UU No. 13 tentang Ketenagakerjaan dan Pendapat dari Soeparno, SH. Bahwa pendapat atau dalil-dalil Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar mempertimbangkan Penggugat di
ah k
PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) oleh Tergugat pada tanggal 23 Maret 2009
ah
A gu ng
Hubungan Industrial yang berwenang, sebagaimana didalilkan oleh Penggugat pada posita 1 dan 6 Surat Gugatannya dan Penggugat mengajukan gugatannya Denpasar tertanggal 10 Mei 2010.
pada Pengadilan Negeri Denpasar tenggang waktu antara terjadinya PHK 2010) lebih dari 1 (satu) tahun.
Bahwa menurut kami selaku Penggugat dalil-dalil atau Pendapat ini sangat keliru dalam penerapan hukumnya mengingat Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar yang mendasarkan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dimana dalam ketentuan pasal ini menyebutkan Gugatan oleh pekerja/buruh atas Pemutusan Hubungan Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 159 dan Pasal 171 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dapat diajukan hanya dalam tenggang waktu 1(satu) tahun sejak pada ketentuan Pasal 82 Undang-undang No. 2 tahun 2004 tentang
ka
ah
ep
ub
lik
ng
diterimanya
atau
diberitahukannya
keputusan
dari
pihak
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 11
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep
b
Pengusaha. Bahwa Pasal 82 UU No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial ini tidak sekalipun mempunyai pengertian lain tentang lewat di peradilan hubungan industrial. waktu karena pemutusan hubungan kerja sepihak dalam hal pengajuan gugatan Bahwa terkait Pasal 82 UU No. 2 tahun 2004 tentang PPHI Majelis Hakim
Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar hanya melihat secara terbatas pada batasan waktu tanpa melihat bunyi dan isi dari Pasal 159 dan Pasal 171 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
ah
Sela halaman 17 paragraf ketiga menggunakan ketentuan Pasal 159 UU RI. No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi "Apabila Pekerja/Buruh tidak menerima Pemutusan Hubungan Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 Ayat 1 (satu), pekerja/buruh yang bersangkutan dapat mengajukan gugatan ke Lembaga Perselisihan Hubungan Industrial". Bahwa sebagaimana bunyi Pasal 159 UU RI. No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ini yang merujuk pada ketentuan Pasal 158 Ayat 1 (satu) UU
ah k
am
A gu ng
dapat memutuskan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh dengan alasan pekerja/buruh telah melakukan kesalahan berat sebagai berikut
seterusnya, oleh Mahkamah Konstitusi terhadap Pasal 158 Ayat 1 (satu) UU RI No. 13 tahun 2003 telah dibatalkan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 12/PUU-1/2003) dan hal ini ditindak lanjuti oleh Surat Edaran Menakertrans dulu dengan putusan pidana.
yang menyatakan bahwa PHK atas kesalahan berat harus dibuktikan terlebih
ah
UU. No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dapat menyebabkan terjadinya pelanggaran atas asas praduga tak bersalah. Karena, menurut beliau lebih lanjut lagi, pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja, sebelum buruh dinyatakan bersalah. Sebelum seseorang dinyatakan bersalah oleh Majelis bersangkutan mesti dianggap tidak bersalah. Akan halnya aturan di dalam pasal 159 UU. No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Prof. Aloysius Uwiyono berpendapat bahwa sekalipun buruh mendapat kesempatan untuk membela diri, namun pembelaan diri inipun tetap memberatkan buruh. Untuk menyatakan dirinya tidak bersalah, pihak yang dipecat harus menggugat. Artinya, akan
Hal. 12 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010
ka
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 12
es
In do ne si
dan
ub lik
In do ne si a
gu
ng
hk am
ep u
158 UU RI
b
dibutuhkan biaya, waktu, dan seterusnya. Karenanya, aturan inipun ternyata tidak memberikan jalan keluar yang proporsional bagi buruh yang dipecat. Maka dengan demikian ketentuan Pasal 159 UU RI. No. 13 tahun 2003 dengan Tentang Ketenagakerjaan secara otomatis tidak berlaku pula karena terkait ketentuan pasal No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar pada Kutipan Putusan halaman 17 paragraf ketiga menggunakan ketentuan Pasal 171 UU. RI. No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi "Pekerja/Buruh yang mengalami Hubungan Industrial yang berwenang,Maka
ah
ub lik ub
Pemutusan Hubungan Kerja tanpa Penetapan Penyelesaian Perselisihan Pekerja/Buruh dapat mengajukan gugatan ke Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak Tanggal dilakukannya Pemutusan Hubungan Kerjanya". Bahwa dalam pertimbangannya Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar menurut pendapat Penggugat sangat sumir karena tidak melihat keberadaan Pasal 171 UU. RI. No. 13 Tahun
am
ah k
ep
ah
A gu ng
rupa bunyi kalimat dari pasal 171 UU RI No. 13 tahun 2003 ini. Bahwa dalam
ketentuan pasal 171 UU. RI. No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan secara lengkapnya berbunyi "Pekerja/buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja tanpa penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang berwenang sebagaimana dimaksud pada Pasal 158 ayat (1), Pasal 160 ayat (3), dan Pasal 162, dan pekerja/buruh yang bersangkutan tidak dapat menerima pemutusan hubungan kerja tersebut, maka pekerja/buruh industrial dalam waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak tanggal dilakukan pemutusan hubungan kerjanya". Bahwa menurut Penggugat Pasal 171 UU RI No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan memuat 3 (tiga) ketentuan atau pasal yang merujuk pada i. Pasal 158 Ayat 1 (satu) UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi "Pengusaha dapat memutuskan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh dengan alasan pekerja/buruh telah melakukan kesalahan berat adanya formalitas pengajuan suatu gugatan. Adapun pasal-pasal itu adalah : dapat mengajukan gugatan ke lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
ka
ah
ep
lik
sebagai berikut" dan seterusnya, oIeh Mahkamah Konstitusi terhadap Pasal 158 Ayat 1 (satu) UU RI No. 13 tahun 2003 telah dibatalkan (Putusan
Hal. 13 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 13
es
In do ne si
In do ne si a
gu
ng
hk am
ep u
yang tugas
b
Mahkamah Konstitusi (MK) No. 12/PUU-I/2003) ; ii. Pasal 160 (3) yang berbunyi "Pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap pekerja/buruh yang setelah 6 (enam) bulan tidak perkara pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)" . dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya karena dalam proses iii.
gu
sendiri, memperoleh uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4). (2) Bagi pekerja/buruh yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri, dan fungsinya tidak mewakili
ah
pisah yang besarnya dan pelaksanaannya diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. (3) Pekerja/buruh yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat : a. mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal mulai pengunduran diri; b. tidak terikat dalam ikatan dinas; dan c. tetap melaksanakan kewajibannya sampai
am
ah k
ep
ah
A gu ng
dengan alasan pengunduran diri atas kemauan sendiri dilakukan tanpa penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
Maka menurut Penggugat kualifikasi Pasal 171 UU. RI. No. 13 tahun
2003 tidak dapat dijadikan dasar oleh Majelis Hakim Pengadilan Hubungan menolak untuk memeriksa pokok Gugatan Penggugat karena alasan Gugatan dengan uraian ini sedang tidak dalam keadaan :
Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar untuk alasan pertimbangannya Penggugat telah lewat waktu (kadaluwarsa) mengingat Penggugat sesuai
a. melakukan pelanggaran berat sebagaimana ketentuan pasal 158 UU No. 13 tahun 2003 yang mana ketentuan ini telah dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi ; b. menjalani proses perkara pidana ; kerja ;
ka
c. meminta pengunduran diri atas kemauan sendiri untuk berhenti Bahwa dengan demikian kualifikasi lewat waktu (kadaluarsa) terhadap Gugatan penggugat yang didasarkan pada pertimbangan Pasal 82 UU No. 2 tahun 2004 tentang PPHI yang didalamnya terkait memuat ketentuan pasal 159
Hal. 14 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 14
es
In do ne si
ub lik
penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) diberikan uang
In do ne si a
ng
hk am
ep u ep R
b
dan 171 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tidaklah tepat sama sekali. Bahwa Penggugat ter PHK secara sepihak oleh Tergugat belumlah memperoleh hak-haknya sama sekali baik upah yang harus dibayarkan oleh Tergugat sebagaimana yang tertuang dalam Anjuran Mediator dan THR yang sama sekali tidak pernah diberikan sejak Penggugat bekerja selama kurang lebih dua (2) tahun.
Kutipan Putusan Sela) Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan Negeri Denpasar mengambil pendapat dari Suparno, SH yang dikutip dari ceramah pada Pelatihan Calon Hakim Pengadilan Hubungan tidak memerlukan ijin dan terserah kepada Pengusaha jika sudah sampai pada kesimpulan untuk mem-PHK pekerja/buruh dengan resiko akan disengketakan dan diuji keabsahannya di Pengadilan Hubungan Industrial" . Bahwa dalil dari Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan Negeri Denpasar yang mengambil pendapat dari Soeparno, SH ini sudah barang tentu tidak tepat dalam menolak Gugatan Penggugat, mengingat Majelis Hakim hanya menguji dengan satu pasal saja yaitu Pasal 82 Undang-
ah
ah k
am
A gu ng
Industrial yang seharusnya memperhatikan dan menguji ketentuan-ketentuan lainnya seperti : i. Pasal 100 UU RI. No 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial sebagai suatu sumber hukum formal yang bunyinya adalah "Dalam mengambil putusan, Majelis Hakim mempertimbangkan
hukum, perjanjian yang ada, kebiasaan, dan keadilan" . Menurut Penggugat Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan Negeri Denpasar dalam mengambil putusan telah mengabaikan
ah
kebiasaan dan keadilan karena tidak mendasarkan putusan selanya pada ketentuan pasal 10 UU No. 2 tahun 2004 ini. Maka mengenai Hukum dan Kebiasaan menurut pendapat Penggugat yang dimaksud disini adalah adanya limitatif proses waktu penyelesaian perselisihan Pemutusan ketenagakerjaan sering kali diabaikan oleh Dinas Tenaga Kerja dalam hal ini Mediator. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan Negeri Denpasar sama sekali tidak memperhatikan dan membaca Anjuran Mediator Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Hubungan Kerja yang sebagaimana diatur dalam undang-undang
ka
ah
ep
ub
lik
2009
ng
Badung
tertanggal
28
Juli
dengan
No.
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 15
es
In do ne si
ub lik
In do ne si a
gu
ng
hk am
ep u
dilakukan oleh
b
567/5234/Disosnaker yang dalam anjurannya disebutkan adanya proses pemanggilan dari Tergugat sebanyak empat (4) kali yang memakan kepada Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kabupaten Badung. Proses pengaduan yang Penggugat seminggu diberhentikan pada tanggal 23 Maret 2009 kepada Dinas Tenaga Kerja waktu empat (4) bulan sejak Penggugat mengadukan permasalahannya
Pemerintahan Kabupaten Badung yang memakan waktu lebih dari empat UU. No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan
(4) bulan sudah barang tentu tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 15 Industrial yang bunyinya "Mediator menyelesaikan tugasnya dalam waktu
ah
pelimpahan penyelesaian perselisihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (4)". Terlebih lagi Penggugat adalah pekerja yang buta hukum mengenai proses bagaimana mencari keadilan secara baik. ii. Pasal 96 UU RI. No 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial yang berbunyi : "Apabila dalam persidangan pertama, secara nyata-nyata pihak pengusaha
am
ah k
ah
A gu ng
Ketenagakerjaan, Hakim Ketua Sidang harus segera menjatuhkan Putusan Sela berupa perintah kepada pengusaha untuk membayar upah beserta hakhak lainnya yang biasa diterima pekerja/buruh yang bersangkutan. Putusan persidangan itu juga atau pada hari persidangan kedua".
Sela sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dijatuhkan pada hari Bahwa nyatalah Majelis Hakim lebih cenderung menguji pasal 82 UU. RI. No 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial semata iii. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan Negeri Denpasar tidak menguji keabsahan dari alat bukti yang disampaikan Penggugat yang telah melampirkan Anjuran Mediator Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Badung tertanggal 28 Juli 2009 mengajukan gugatan di pengadilan hubungan industrial yang oleh Penggugat tempuh untuk memperoleh rasa keadilan akibat dilanggar oleh Tergugat. Bahwa Mediator yang mengeluarkan Anjuran adalah juga sebagai Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan industrial yang harus dihormati oleh siapapun di wilayah Negara Kesatuan Republik dengan No. 567/5234/Disosnaker sebagai syarat utama dalam tanpa melihat dasar dari putusan sela yang dimaksud dalam UU PPHI.
ka
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 16
es
In do ne si
ep
ub lik
In do ne si a
setelah
gu
ng
hk am
ep u
menerapkan
b
Indonesia. iv. Bahwa Majelis Hakim tidak menguji terlebih dahulu Anjuran Mediator mengingat Tergugat adalah seorang Warga Negara Asing yang dengan kekuatannya sendiri memberhentikan Penggugat, hal demikian sudah barang tentu Tergugat sebagai warga negara asing telah melakukan
ah
gu
melanggar dan mengabaikan norma yaitu sebagaimana ketentuan yang diatur dalam pasal 46 ayat (1) UU No. 13 tahun 2003 tentang 82 UU No. 2 tahun 2004 tentang PPHI telah mengabaikan rasa keadilan Ketenagakerjaan. Dengan demikian Majelis hakim hanya dengan pasal
am
Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan Negeri Denpasar sekali lagi kekeliruannya dalam proses acara persidangan yang berlangsung secara jujur dan adil, dapat terlihat dalam amar Putusan Selanya (halaman 15 paragraf akhir) menyatakan "Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, untuk pihak Penggugat hadir Kuasanya tersebut diatas, sedangkan Tergugat hadir Kuasanya yang bernama :
ah k
ep
EDMUND
WIHARTONO,
SH,
DRS.
W.
INDRAWAN,
ah
A gu ng
SUARDANA, SH dan AA. MADE EKA DHARMIKA, SH, Para Advokat dan Konsutan Hukum WIHARTONO & Partners yang beralamat di Jl. Hasanudin No. 79 Denpasar Bali, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 1 Juni 2010 yang
2010 Reg. No. 641/Daf/2010". Bahwa Penggugat pada persidangan pertama tertanggal 3 Juni 2010 melihat Kuasa Hukum Tergugat tidak hadir dalam Penggugat. Namun dalam sidang kedua tertanggal 11 Juni 2010 Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial Pengadilan Negeri Denpasar langsung membacakan agenda persidangan dengan Putusan Sela dan sebelumnya menerima kehadiran Kuasa Hukum Tergugat tanpa memberikan kesempatan kepada Kuasa Hukum Penggugat untuk memeriksa keabsahan dari Kuasa keabsahan untuk bertindak sebagai kuasa hukum Tergugat. Bahwa secara tegas Penggugat nyatakan Kuasa Hukum Tergugat tidaklah sah untuk bertindak mewakili Tergugat mengingat Kuasa Hukum Tergugat yang bernama I WAYAN SUARDANA, SH dan AA. MADE EKA DHARMIKA, SH belumlah sebagai advokat dilantik pada Komite Advokat Indonesia ataupun Peradi. Oleh
ka
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 17
es
In do ne si
SH, I WAYAN
ub lik
In do ne si a
ng
hk am
ep u
keberadaan dapat
b
karenanya persidangan ini tidaklah berjalan dengan jujur sebagaimana HIR/Rbg yang mengatur mengenai
Kuasa
Hukum
persidangan.
Bahwa dengan hanya mengacu pada satu ketentuan Pasal 82 UU No. 2 Pengadilan Negeri Denpasar dipandang telah melegalkan
tahun 2004 tentang PPHI maka Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial
menguatkan pemutusan hubungan kerja sepihak yang dilakukan oleh Tergugat pada tanggal 23 Maret 2009 terhadap Penggugat. Hal demikian dapat menjadi
preseden yang buruk dikemudian hari bagi pekerja/buruh yang buta hukum dan terlebih lagi jika telah terjadi PHK sepihak tersebut juga banyak terjadi Indonesia. berpendapat :
ah
am
Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung Alasan kasasi dapat dibenarkan karena Judex Facti telah salah menerapkan hukum menyatakan gugatan kadaluarsa tanpa mempertimbangkan alasan Pemutusan Hubungan Kerja yang menjadi pokok perselisihan antara Penggugat dengan Tergugat sesuai atau tidak dengan ketentuan pasal 171
ah k
ep
A gu ng
2004.
Bahwa
mengenai
pokok
perselisihan
memerlukan
persidangan lanjutan sesuai hukum acara, maka Judex Facti beralasan hukum diperintahkan untuk membuka kembali sidang guna melakukan pemeriksaan pokok perkara terhadap perselisihan a quo.
ah
Pemohon Kasasi : HARSIN dan membatalkan putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Denpasar No. 05/G/2010/PHI.PN.DPS tanggal 11 Juni 2010, serta Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara ini dengan amar putusan sebagaimana yang akan disebutkan dibawah ini. oleh Judex Facti, dan berdasarkan pasal 158 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004, maka mengenai biaya perkara sementara ditangguhkan ; Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan
Hal. 18 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010
ka
ah
ep
ub
lik
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 18
es
In do ne si
pemeriksaan
ub lik
pelanggaran-pelanggaran
normatif
yang
dialami
oleh
In do ne si a
dalam proses dan pekerja/buruh di
gu
ng
hk am
ep u
pada mengenai
b
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ;
MENGADILI:
ah
gu
Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : HARSIN Membatalkan putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan
tersebut ;
am
1. Memerintahkan
ub lik
Pengadilan Negeri alasan-alasan
MENGADILI SENDIRI :
Hubungan
Pengadilan
Denpasar
ep
ah k
Pemutusan
ah
A gu ng
Agung pada hari Rabu, tanggal 27 Oktober 2010 oleh Soltoni Mohdally, SH.MH. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ad. Hoc PHI pada Mahkamah Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam
Ketua Majelis. Horadin Saragih, SH.MH dan Fauzan, SH.MH. Hakim-Hakim sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta dengan tidak dihadiri oleh para pihak ; Hakim-Hakim Anggota : ttd/. Horadin Saragih, SH.MH ttd/. Fauzan, SH.MH
ka
ttd/. Retno Kusrini, SH.MH Untuk Salinan : MAHKAMAH AGUNG RI Atas nama Panitera Panitera Muda Perdata Khusus.
Hal. 19 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010
ah
ep
Panitera Pengganti :
ub
lik
Ketua :
ng
gu
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 19
es
In do ne si
In do ne si a
Industrial membuka Hubungan
ng
hk am
ep u ep R
b A gu ng R
RAHMI MULYATI, SH.MH NIP : 040 049 629
ah
ah k
am
ah
ka
ah
ep
ub
lik ng gu
Hal. 20 dari 19 hal. Put. No. 773 K/Pdt.Sus/2010
ik
Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318)
In d
on
Halaman 20
es
In do ne si
A gu ng
ub lik
In do ne si a