Anda di halaman 1dari 14

Metode dan Teknologi Konstruksi

Cangkang Kerang Untuk Agragat Kasar Beton

BAB I PENDAHULUAN

Dewasa ini, pertumbuhan dan perkembangan industri di Indonesia sangat pesat, hampir sebagian besar material yang digunakan dalam pekerjaan konstruksi adalah beton (concrete) yang dipadukan dengan baja (composite) atau jenis lainya. Konstruksi beton dapat dijumpai dalam pembuatan gedunggedung, jalan (rigid pavement), bendung, saluran air dan konstruksi lainnya yang secara umum di bagi menjadi dua yakni untuk konstruksi bawah (under structure) maupun struktur atas (upper structure). (Ir Tri Muliyono 2004. Umumnya beton merupakan campuran antara semen, agregat kasar, agregat halus dan air. Bahan-bahan yang biasanya ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat atau selama pencampuran berlangsung, berfungsi untuk mengubah sifat-sifat dari beton agar menjadi lebih cocok dalam pekerjaan tertentu dan lebih ekonomis.

Bahan-bahan limbah di sekitar lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan dalam campuran beton. Sebagian besar Indonesia adalah daerah perairan laut oleh karena itu perlu mencari inovasi baru untuk campuran beton dengan menggunakan hasil laut yang sudah tidak dimanfaatkan lagi berupa limbah. Hal tersebut memberikan alternatif untuk memanfaatkan limbah-limbah yang tidak termanfaatkan lagi, seperti cangkang kerang. Banyaknya sisa cangkang kerang di sekitar perkampungan nelayan yang tidak dimanfaatkan karena dianggap tidak dapat didaur ulang hanya cangkang kerang bagus yang diambil untuk di buat hiasan. Sisanya yang tidak bagus dan berbau dibuang di sekitar bibir pantai. Hal inilah yang mendorong penyelamatan ekosistem alam dengan memanfaatkan limbah sisa cangkang kerang untuk pembuatan beton. Dengan optimalisasi pemanfaatan limbah cangkang kerang ini diharapkan akan mengurangi limbah yang mencemari ekosistem alam.

Cangkang

kerang

mengandung senyawa

kimia

pozzolan

yaitu

mengandung

zat

kapur

(CaO), Alumina dan silika. Dengan spesifikasi tersebut, diharapan bahwa cangkang kerang dapat meningkatkan kerakteristik beton.

Metode dan Teknologi Konstruksi

Cangkang Kerang Untuk Agragat Kasar Beton


BAB II PEMBAHASAN

Beton adalah campuran antara semen, agregat kasar, agregat halus, dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Struktur beton sangat dipengaruhi oleh komposisi dan kualitas bahan-bahan pencampur beton, yang dibatasi oleh kemampuan daya tekan beton (in a state of compression) seperti yang tercantum dalam perencanaannya. Hal tersebut bergantung juga pada kemampuan daya dukung tanah (supported by soil). Dengan demikian beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya, salah satunya terdiri dari pasta semen yang dibentuk dari air dan semen. Pasta semen ini selain mengisi pori-pori diantara butiran agregat pada beton juga bersifat sebagai pengikat/perekat dalam proses pengerasan. Maka dari itu, masing-masing komponen tersebut perlu dipelajari sebelum menpelajari beton secara keseluruhan sehingga

perencana (engineer) dapat mengembangkan penelitian material yang layak dan memenuhi kekuatan yang diisyaratkan oleh perencana.

II.1 Sifat-Sifat Beton Segar Sifat-sifat beton segar hanya penting sejauh mana mempengaruhi pemilihan peralatan yang dibutuhkan dalam pengerjaan dan pemadatan serta kemungkinan mempengaruhi sifat-sifat beton pada saat mengeras. Ada dua hal yang harus dipenuhi dalam pembuatan beton yaitu pertama sifatsifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lama oleh beton yang mengeras seperti kekuatan, keawetan dan kestabilan volume. Yang kedua sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu pendek ketika beton dalam kondisi plastis (workability) atau kemudahan pengerjaan tanpa

adanya bleeding dansegregation. Akan tetapi sifat ini tidak dapat dirumuskan dengan pasti dan berlaku untuk semua jenis bahan baku, kondisi lingkungan dan cuaca disekitar lokasi pekerjaan. Sebagai contoh, campuran yang mudah dikerjakan untuk pekerjaan lantai belum tentu akan mudah dikerjakan pada cetakan balok dengan penampang sempit serta mempunyai penulangan yang rapat.

Dalam Teknologi Beton, istilah kemudahan pengerjaan masih memberikan pengertian yang umum dan untuk dapat memahami sifat ini lebih jauh. Kemudahan pengerjaan atau workability pada pekerjaan beton didefenisikan sebagai kemudahan untuk dikerjakan, dituangkan dan dipadatkan serta dibentuk dalam acuan (IIsley, 1942:224). Kemudahan pengerjaan ini diindikasikan melalui nilai slump. Maka sifat ini dapat dijabarkan kedalam sifat-sifat yang lebih spesifik, yaitu : a) b) c) Sifat kemampuan untuk dipadatkan (compactibility). Sifat kemampuan untuk dialirkan (mobility). Sifat kemampuan untuk tetap dapat bertahan seragam (stability). 2

Metode dan Teknologi Konstruksi

Cangkang Kerang Untuk Agragat Kasar Beton


Keseluruhan sifat yang dibutuhkan untuk suatu campuran yang baik, dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.

II.2 Sifat Kemudahan Dipadatkan dan Dialirkan Kedua sifat ini mempunyai kaitan erat antara yang satu dengan yang lainnya dan dapat dikatakan bahwa campuran yang mudah dialirkan akan mudah pula dipadatkan. Ternyata untuk dapat memahami mengenai masalah aliran campuran beton segar, prinsip-prinsip yang terdapat didalam ilmu tentang sifat aliran air atau gas tidak dapat diterapkan pada campuran beton. Ini disebabkan karena ilmu tentang aliran air dan gas didasarkan pada massa yang mempunyai ukuran partikel/molekul atau atom yang seragam. Salah satu sifat yang dapat menggambarkan kedua sifat tersebut adalah sifat kekentalan campuran, walaupun sifat kekentalan ini tidak identik sepenuhnya dengan sifat-sifat kemudahan untuk dialirkan. Untuk mengukur sifat kemudahan pengerjaan dapat dilakukan dengan metode pengujian slump test.

II.3 Sifat Dapat Bertahan Stabil Sifat ini merupakan kebutuhan lain agar beton dapat dihasilkan mencapai kekuatan optimal. Bertahan disini ialah tidak terjadi perubahan terhadap keseragaman campuran akibat terjadinya pemisahan butiran agregat dengan pasta semen selama proses pengangkutan, pengecoran dan pemadatan. Campuran yang tidak stabil dapat ditandai dengan terpisahnya air dengan benda padat serta timbulnya pemisahan agregat kasar dari pastanya. Pemisahan Agregat Kasar Dari Campuran (segregasi) Pemisahan ini terjadi bila adanya kohesi dari adukan beton tidak mampu untuk menahan butiran agregat untuk tetap mengambang. Beton tidak mungkin dipadatkan apabila terjadi pemisahan agregat kasar dari adukannya, dan bila ini terjadi maka kualitas beton ditempat tersebut kurang baik. Pengaruh segregasi dapat diatasi dengan mengubah susunan gradasi dan kadar semen, dimana dengan cara ini campuran yang dihasilkan masih tetap mempunyai sifat kemudahan untuk dikerjakan. Pemisahan Air dari Campuran Dapat terjadi akibat proses pengendapan butiran semen yang mengambang. Proses ini terjadi setelah proses pengecoran dalam bakisting selesai. Bleeding dapat diamati dengan terbentuknya lapisan air yang tergenang dipermukaan beton. Pada campuran beton normal dengan kekentalan agak tinggi, proses ini terjadi secara bertahap dengan merembesnya air keseluruh permukaan beton. Penguapan Dan Susut Plastis Pada daerah yang beriklim tropis, penguapan dapat mengganggu sifat kemudahan pengerjaan campuran beton, karena campuran dengan segera kehilangan keplastisannya sebelum proses

Metode dan Teknologi Konstruksi

Cangkang Kerang Untuk Agragat Kasar Beton


pemadatan dapat dilakukan secara sempurna. Penguapan menjadi permasalahan bila tingkat kecepatan penguapan melebihi kecepatan bleeding.

II.4 Sifat Beton Keras (Hardened Concrete) Sifat dan kerakteristik campuran beton segar secara tidak langsung akan mempengaruhi beton yang telah mengeras. Pasta semen tidak bersifat elastic sempurna, tetapi merupakan viscoelastic-solid. Gaya gesek dalam, susut dan tegangan yang terjadi biasanya tergantung dari energy pemadatan dan tindakan preventive terhadap perhatiannya pada tegangan dalam beton. Hal ini tergantung dari jumlah dan distribusi air, kekentalan aliran gel (pasta semen) dan penanganan pada saat sebelum terjadi tegangan serta kristalin yang terjadi untuk pembentukan pori. II.4.1 Kekuatan Beton

a) Kekuatan kuat tekan Kekuatan beton dapat dicapai sampai 14000 psi atau lebih, tergantung pada jenis campuran, sifat-sifat agregat, serta lama dan kualitas perawatan. Kekuatan beton yang paling umum digunakan adalah sekitar 3000 samapai 6000 psi, dan beton komersial dengan agregat biasa, kekuatannya sekitar 300 samapai 10000 psi. Kuat tekan (fc) dapat ditentukan dengan silinder (berdiameter 15 mm dan tinggi 300 mm) yang dirawat dibawah kondisi standar laboraturium pada kecepatan pembebanan tertentu, pada umur 28 hari. Spesifikasi standart yang dipakai di Amerika Serikat biasanya diambil dari ASTM C39. Perlu dipahami bahwa kekuatan beton pada struktur aktual dapat saja tidak sama dengan kekuatan silinder karena perbedaan pemadatan dan kondisi perawatan. b) Elastisitas Beton Tolak ukur yang umum dari sifat elastisitas suatu bahan adalah modulus elastic, yang merupakan perbandingan dari tekanan yang diberikan dengan perubahan bentuk per-satuan panjang, sebagai akibat dari tekanan yang diberikan. Modulus elastisitas tidak berkaitan langsung dengan sifat-sifat beton lainnya. Meskipun dengan kekuatan yang lebih tinggi dapat juga mempengaruhi elastisitas lebih tinggi. Untuk beton biasa modulus elastisitas berkisar antara 25 36 kN/mm2 dan juga bias bertambah. Cukup penting batang beton yang terjepit sudah berada pada suatu tingkat regangan. Banyaknya bahan-bahan struktural, berperilaku elastic dan linier ketika di bebani pertama kali, akibatnya kurva tegangan-tegangan dimulai dengan garis lurus yang melewati titik asalnya. Apabila suatu bahan berperilaku elastic dan juga mempunyai hubungan linier antara tegangan dan regangan, bahan ini disebut elastic linier. Perilaku ini sangat penting dalam rangka untuk menghindari deformasi permanen akibat luluh. Meskipun disadari bahwa pada kenyataannya bahan beton bersifat tidak serba sama (non homogeneus) dan tidak sepenuhnya elastik, selama ini cara pendekatan linier juga digunakan dan dianggap benar

Metode dan Teknologi Konstruksi

Cangkang Kerang Untuk Agragat Kasar Beton


bagi bahan beton. Hubungan linier antara tegangan dan regangan dinyatakan dalam persamaan hokum Hooke sebagai berikut : = x Dimana : = Tegangan (kg/cm2), = Regangan, E = Modulus Elastisitas

c) Kekuatan Lentur Balok adalah bagian dari struktur rumah yang berfungsi untuk menopang lantai diatasnya, balok juga berfungsi sebagai penyair momen menuju kolom-kolom. Balok dikenal sebagai elemen lentur, yaitu elemen struktur yang dominan memikul gaya dalam berupa momen lentur dan juga momen geser. Konstruksi balok biasanya berupa balok bertulang yang merupakan konstruksi yang tidak asing lagi dalam bidang teknik sipil. Hampir setiap bangunan sipil baik itu gedung, jembatan maupun bangunan air. Perancangan komponen struktur beton dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul retak berlebihan pada penampang sewaktu mendukung beban kerja, dan masih mempunyai cukup keamanan serta cadangan kekuatan beban dan tegangan lebih lanjut tanpa mengalami runtuh timbulnya tegangan-tegangan lentur akibat terjadinya momen karena beban luar, dan tegangan tersebut merupakan faktor yang menentukan dalam menetapkan dimensi geometris

penampang komponen struktur. Proses perencanaan atau analisis umunya dimulai dengan memenuhi persyaratan terhadap lentur, kemudian baru segi-segi lainnya seperti kapasitas geser, defleksi, retak, dan panjang penyaluran, analisis sehingga keseluruhannya memenuhi syarat. Seperti diketahui, untuk bahan yang bersifat sam dan elastic, distribusi regangan maupun tegangannya linier berupa garis lurus dari garis netral ke nilai maksimum diserat tepi terluar. Dengan demikian nilai tegangannya berbanding lurus dengan nilai-nilai regangan dan hal tersebut berlaku sampai dengan dicapainya batas sebanding. Pada struktur kayu, nilai regangan lentur izin didapatkan dengan cara lebih langsung dengan menggunakan factor aman pembagi terhadap tegangan lentur patah. Dengan menggunakan cara penetapan tegangan lentur izin seperti tersebut, yang didasarkan pada anggapan hubungan linier antara tegangan dan regangan, analisis serta perencanaan struktur kayu dan baja dapat dilakukan. Dengan demikian mengikuti sepenuhnya sesuai dengan teori elastisitas. Kekuatan tekan beton merupakan salah satu kinerja utama beton. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton dari material penyusunannya ditentukan oleh factor air semen (FAS), porositas, elastisitas, kematangan dan factor intristik lainnya. Faktor Air Semen (FAS)

Banyaknya air yang dipakai selama proses hidrasi akan mempengaruhi kerakteristik kekuatan beton jadi. Pada dasarnya jumlah air yang dibutuhkan untuk proses hidrasi adalah berkisar 25% dari berat 5

Metode dan Teknologi Konstruksi

Cangkang Kerang Untuk Agragat Kasar Beton


semen. Jika air yang digunakan kurang dari 25% maka kemudahan dalam pengerjaan tidak akan tercapai. Sebaliknya kekuatan beton akan menurun jika air yang ditambahkan kedalam campuran semakin banyak. FAS yang rendah menyebabkan air yang ada diantara bagian-bagian semen sedikit dan jarak antara butiran-butiran semen menjadi pendek ( Tri Mulyono, 2004:42). Pengaruh Porositas

Faktor utama yang mempengaruhi kekuatan beton adalah porositas. Kekuatan beton ditentukan oleh faktor ruang kosong /semen. Dimana faktor air semen tidak biasa diterapkan seperti baton yang kurang pasta semen, beton yang kaku (stiff) dengan pemadatan yang tidak memadai. Faktor Elastisitas Beton

Tolak ukur yang umum dari sifat elastisitas suatu bahan adalah modulus elastis, yang merupakan perbandingan dari tekanan yang diberikan dengan perubahan bentuk per-satuan panjang, sebagai akibat dari tekanan yang diberikan. Modulus elastisitas tidak berkaitan langsung dengan sifat-sifat beton lainnya, meskipun kekuatan yang lebih tinggi dapat juga mempengaruhi elastisitas lebih tinggi. Untuk beton biasa modulus elastisitas berkisar antara 25 sampai 36 kN/mm2dan juga bisa bertambah. Cukup penting bahwa batang beton yang terjepit sudah berada pada suatu tingkat regangan. Kematangan Dan Perkembangan Kekuatan

Hidrasi sangat dipengaruhi oleh waktu dan temperature hidrasi sehingga penambahan kekuatan beton juga dikendalikan oleh factor tersebut. Kekuatan tekan beton akan bertambah dengan naiknya umur beton. Kenaikan beton terjadi secara cepat (linier) sampai umur 28 hari, setelah itu kenaikannya akan mengecil. Kekuatan beton akan terus bertambah sampai beberapa tahun, biasanya kekuatan tekan rencana beton dihitung pada umur 28 hari. Untuk struktur yang menghendaki kekuatan awal tinggi, maka campuran dikombinasikan dengan semen khusus atau zat kimia tetapi dengan mempergunakan jenis semen tipe I. Laju kenaikan umur beton sangat tergantung dari penggunaan bahan semen karena semen cenderung secara langsung memperbaiki kinerja tekannya. Tabel Hubungan kuat tekan silinder dengan umur Umur Beton (hari) Semen Portland biasa Semen Portland dengan 0,55 0,75 0,90 0,95 1,00 1,15 1,20 0,40 0,65 0,88 0,95 1,00 1,20 1,35 3 7 14 21 28 90 365

Metode dan Teknologi Konstruksi

Cangkang Kerang Untuk Agragat Kasar Beton


kekuatan awal tinggi Sumber: (PBI 71 dalam Adiyono, 2006)

Rasio Poisson

Seperti material yang lain, beton berubah bentuk secara lateral dibawah beban aksial, kontraksi tegangan volumetric pertama kalinya bertambah akibat desifikasi beton. Tetapi kemudahan berubah tanda akibat adanya retak. Bilamana beton mengalami desakan, maka beton memendek pada arah memanjang dan mengalami pengembangan arah melebar. Perbandingan antara regangan arah melebar dengan arah memanjang dikenal sebagai angka perbandingan poisson. Nilai angka poisson umumnya 0,1 0,2 dan pada batasan beban rencana angka ini dapat diambil sebesar 0,2 (L.J Murdock,K.M. Brook,1999: 12).

II.4.2

Susut

Susut adalah perubahan volume yang terjadi ketika air masuk dan keluar gel semen, atau ketika air mengubah keadaan fisik atau kimianya di dalam pasta. Hampir semua bahan akan menyusut sedikit, bila dikeringkan dan akan mengembang bila dibasahi. Penyusutan merupakan salah satu penyebab retak dari pada bangunan, karena bahan bangunan pada umumnya basah pada waktu didirikan dan mongering kemudian. Susut juga terjadi pada semua bahan yang memakai semen sebagai bahan pengikat. Susut dipengaruhi oleh kadar agregat, kadar air, kadar semen, dan bahan kimia pembantu, kondisi perawatan dan penyimpangan, pengaruh ukuran. Susut dipengaruhi oleh kecepatan angin, kelengasan relative, dan temperature udara. Pada kecepatan angin nol menampakakkan tidak ada retak, sebaliknya contoh pada 30 0C dan angin 5 m/dt, kadar air lengas relative 40 % menampakkan retak. Susut terjadi setelah 2 minggu sebesar 14 34% dari susut 20 tahun, setelah 3 bulan 40 80% dari susut 20 tahun, setelah 2 tahun 66 85% dari susut 20 tahun (Paul Nugraha, Antoni, 2007 : 2000). Susut dapat dikurangi dengan mengurangi jumlah air dalam campuran beton seminimal mungkin, merawat beton dengan baik, menuangkan beton sedikit demi sedikit untuk memberikan kesempatan sebelum terjadinya susut pada bagian berikutnya, dan menggunakan agregat dengan kerapatan yang tepat dan tidak berpori.

Metode dan Teknologi Konstruksi

Cangkang Kerang Untuk Agragat Kasar Beton


II.4.3 Rangkak

Rangkak adalah perubahan bentuk dibawah beban tetap. Pemberian beban pada beton akan menyebabkan deformasi elastis. Besarnya deformasi tergantung faktor tegangan kekuatan pada waktu pembebanan, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti proporsi campuran, ukuran specimen dan kondisi iklim. Keuntungan rangkak seperti bila getas maka akan tidak berguna dan sukar dikerjakan, cenderung untuk meredakan tegangan sebelum terjadi lebih besar dan menyebabkan retak. Kerugian dari rangkak yaitu deformasi yang besar dan tertekuknya kolom beton.

II.4.4

Retak

Bila beton baru mengering dengan cepat maka permukaannya akan mengalami tegangan tarik yang lebih tinggi dari kekuatan tariknya, sehingga akan menyebabkan retak. Retak juga mungkin terjadi bila terdapat perbedaan temperature yang tinggi (sampai 20 0C) antara bagian dalam dan bagian luar beton. Penyebab utama dari retak adalah factor air semen, karbonasi, dan perawatan. Semakin banyak air, semakin besar susut pengeringannya begitu juga kadar semen yang tinggi akan mengakibatkan susut kimianya. Volume dari produk hidrasi adalah lebih kecil 25% dari semula, hal ini menambah porositas dari pasta. Pencegahan terhadap retak yaitu kadar air yang dipakai harus serendah mungkin, kandungan agregat setinggi mungkin, dengan diameter maksimum, pakai agregat yang bersih terutama bersih dari tanah liat, menuang beton secara seragam, buat beton sedingin mungkin, pengawasan yang berkompeten.

II.4.5

Ketahanan (Durabilitas)

Struktur beton harus mampu menghadapi kondisi selama jangka waktu yang direncanakan tanpa mengalami kerusakan (deteriorate). Beton yang demikian disebut mempunyai ketahan yang tinggi. Kurangnya ketahanan dapat disebabkan oleh pengaruh luar seperti pengaruh fisik, kimia maupun mekanis, misalnya pelapukan oleh cuaca perubahan temperatur yang drastic, abrasi, aksi elektrolisis cuaca, serangan oleh cairan atau gas alami. Secara umum ketahan beton akan bertambah bila permeabilitasnya berkurang. Sangat penting juga untuk memperhitungkan faktor lingkungan dimana beton akan berada dengan memilih proporsi campuran yang dapat memastikan pemadatan sempurna pada faktor air semen yang sesuai. Penyebab dari dalam adalah reaksi alkali-agregat, perubahan volume dan permeabilitas. Umur efektif beton dapat menjadi lebih singkat dari semestinya apabila dipengaruhi oleh cuaca, air yang agresif, pengikisan pada bangunan keairan, korosi kimiawi dan kehancuran mekanis. Perlindungan terhadap serangan dapat dilakukan dengan meningkatkan mutu pada bagian permukaan beton saja dengan pelapisan (cauting) seperti cat atau waterproofing. Peningkatan mutu pada bagian permukaan sudah dapat meningkatkan pertahanan beton secara signifikan. Untuk meningkatkan mutu 8

Metode dan Teknologi Konstruksi

Cangkang Kerang Untuk Agragat Kasar Beton


lateralbeton dapat dilakukan dengan menurunkan faktor air semen, meningkatkan kadar semen dalam beton penambahan material pozzoland seperti fly ash,silica fume atau blast furnace slag. Metode lain untuk meningkatkan mutu permukaan juga dapat dilakukan denganpermeable formwork, yaitu metode pengecoran dimana permukaan bekisting dilapisi dengan suatu material yang dapat mengalirkan air yang berlebihan dari beton tetapi tidak mengalirkan pasta semen. Hal ini dapat mengalirkan kelebihan air dipermukaan beton sehingga beton memiliki faktor air semen yang lebih rendah dengan mutu yang lebih tinggi.

II.5 Material Pembentuk Beton II.5.1 Agregat

Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran beton. Komposisi agregat 70% - 75% dari volume beton (Tri Mulyono, 2004 : 65). Walaupun hanya sebagai bahan pengisi, tetapi agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat beton itu sendiri terutama yang berhubungan dengan kekuatan beton. Agregat yang digunakan pada campuran beton ada dua, yaitu : a. Agregat Kasar

Agregat Kasar mempunyai diameter lebih besar dari 5 mm. sifat agregat kasar mempunyai pengaruh terhadap kekuatan beton sehingga harus mempunyai bentuk yang baik, bersih, kuat, dan bergradasi baik. Agregat kasar dapat diperoleh dari batu pecah dan kerikil alami. b. Agregat Halus

Agregat halus diameternya tidak lebih dari 5 mm. agregat halus dapat diperoleh secara alami maupun buatan. Agregat halus yang baik adalah yang terbebas dari beberapa bahan organik, lempung dan bahan-bahan lain yang merusak beton. Dari bentuk fisiknya, agergat halus mempunyai butiran yang tajam, keras dan butirannya tidak mudah pecah karena cuaca. Pengambilan sumber agregat halus dapat ditemukan pada sungai, galian dan laut. Untuk beton, agregat dari laut tidak diperbolehkan kecuali ada penanganan khusus. II.5.2 Semen

Semen sebagai bahan pengikat adukan beton pada penelitian ini dipilih semen Portland tipe I merek Tonasa. Pengamatan dilakukan secara visual terhadap kemasan kantong 50 kg, tertutup rapat, bahan butirannya halus dan tidak terjadi penggumpalan. Kehalusan semen sisa diatas ayakan 0,09 mm maksimum 10% dari berat. Semen berfungsi untuk merekatkan butiran-butiran agregat dalam adukan beton agar terjadi susut massayang padat. Pasta semen adalah campuran antara semen dengan air, menjadi mortar apabila dicampur dengan pasir dan akan membentuk beton bila ditambah split. Sesuai dengan tujuan pemakainya, semen Portland dibagi menjadi lima jenis yaitu : a. Jenis 1

Untuk kostruksi pada umumnya, dimana tidak diminta persyaratan khusus pada jenis-jenis lainnya. 9

Metode dan Teknologi Konstruksi

Cangkang Kerang Untuk Agragat Kasar Beton


b. Jenis 2

Untuk konstruksi terutama sekali bila disyaratkan agar tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi yang sedang. c. Jenis 3

Untuk konstruksi-konstriksi yang menuntut persyaratan kekuatan awal yang tinggi. d. Jenis 4

Untuk konstruksi-konstriksi yang menuntut persyaratan panas hidrasi yang rendah. e. Jenis 5

Untuk konstruksi-konstriksi yang menuntut persyaratan sangat tahan terhadap sulfat.

II.5.3

Air

Pada pekerjaan beton, air mempunyai beberapa fungsi yaitu sebagai pembersih agregat dari kotoran yang melekat; merupakan media untuk pencampuran; mengecor dan memadatkan serta memelihara beton. Disamping itu juga air berfungsi sebagai bahan baku yang mengakibatkan terjadinya proses kimia, sehingga semen dapat bereaksi dan mengeras. SNI-03-2847-2002 dalam pasal 5.4 ayat 1 s/d 3 mensyaratkan sebagai berikut : Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak yang mengandung oli, asam alkali, garam dan bahan organic, atau bahan-bahan lain yang merugikan terhadap beton atau tulangan. Air campuran yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang didalamnya tertanam logam alumunium, termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan, kecuali ketentuan berikut terpenuhi Pemilihan proporsi campuran beton yang menggunakan air dari sumber yang sama. Hasil pengujian pada umur 14 hari pada silinder yang dibuat dari adukan air yang tidak dapat diminum haus mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari kekuatan benda uji yang dibuat dari air yang dapat diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa, terkecuali pada air pencampuran yang dan diuji dengan Metoda uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis (menggunakan specimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm).[ASTM C 109]. Kelebihan air akan menyebabkan semen bergerak kepermukaan adukan beton segar yang baru saja dituang sehingga menyebabkan kekuatan beton berkurang. Untuk itu penggunaan air harus diperhitungkan dengan teliti agar kekuatan beton tidak berkurang dan mudah dalam pengerjaan (Tri Mulyono, 2004:51).

10

Metode dan Teknologi Konstruksi

Cangkang Kerang Untuk Agragat Kasar Beton

II.6 Kerang Laut II.6.1 Ciri-ciri umum

Pengertian kerang bersifat umum dan tidak memiliki arti secara biologi namun penggunaannya luas dan dipakai dalam kegiatan ekonomi. Dalam pengertian paling luas, kerang berarti semua moluska dengan sepasang cangkang. Dengan pengertian ini, lebih tepat orang menyebutnya kerang-kerangan dan sepadan dengan arti clam yang dipakai di Amerika. Contoh pemakaian seperti ini dapat dilihat pada istilah "kerajinan dari kerang". Kata kerang dapat pula berarti semua kerang-kerangan yang hidupnya menempel pada suatu obyek. Ke dalamnya termasuk jenis-jenis yang dapat dimakan, seperti kerang darah dan kerang hijau (kupang awung), namun tidak termasuk jenis-jenis yang dapat dimakan tetapi menggeletak di pasir atau dasar perairan, seperti lokan dan remis. Kerang juga dipakai untuk menyebut berbagai kerang-kerangan yang bercangkang tebal, berkapur, dengan pola radial pada cangkang yang tegas. Dalam pengertian ini, kerang hijau tidak termasuk di dalamnya dan lebih tepat disebut kupang. Pengertian yang paling mendekati dalam bahasa Inggris adalah cockle. Dalam pengertian yang paling sempit, yang dimaksud sebagai kerang adalah kerang darah (Anadara granosa), sejenis kerang budidaya yang umum dijumpai di wilayah Indo-Pasifik dan banyak dijual di warung atau rumah makan yang menjualhasil laut.

Semua kerang-kerangan memiliki sepasang cangkang (disebut juga cangkok atau katup) yang biasanya simetri cermin yang terhubung dengan suatu ligamen (jaringan ikat). Pada kebanyakan kerang terdapat dua otot adduktor yang mengatur buka-tutupnya cangkang. Kerang tidak memiliki kepala (juga otak) dan hanya simping yang memiliki mata. Organ yang dimiliki adalah ginjal, jantung, mulut, dan anus. Kerang dapat bergerak dengan "kaki" berupa semacam organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang sewaktu-waktu atau dengan membuka-tutup cangkang secara mengejut. Sistem sirkulasinya terbuka, berarti tidak memiliki pembuluh darah. Pasokan oksigen berasal dari darah yang sangat cair yang kaya nutrisi dan oksigen yang menyelubungi organ-organnya. Makanan kerang adalah plankton, dengan cara menyaring. Kerang sendiri merupakan mangsa bagi cumi-cumi dan hiu. Semua kerang adalah jantan ketika muda. Beberapa akan menjadi betina seiring dengan kedewasaan.

11

Metode dan Teknologi Konstruksi

Cangkang Kerang Untuk Agragat Kasar Beton


II.6.2 Cangkang Kerang

Dari penjelasan umum di atas cangkang kerang darah memiliki tempurung yang tebal dan berkapur sehingga dapat di gunakan sebagai agregat kasar dalam campuran beton. Kerang darah merupakan binatang laut kelompok shellfish (bertempurung) yang mempunyai nilai gizi yang tinggi, lezat, gurih dan banyak di gemari oleh masyarakat. Kerang darah adalah nama sekumpulan molusca dwicangkerang daripada family cardiidade yang merupakan salah satu komuditi perikanan yang telah lama di budidayakan sebagai salah satu usaha sampingan masyarakat pesisir. Teknik budidayanya mudah di kerjakan, tidak memerlukan modal yang besar dan dapat di panen setelah berumur 6 7 bulan. Hasil panen per hektar per tahun dapat mencapai 200 300 ton kerang utuh atau sekitar 60 100 ton daging kerang. (porsepwandi, 1998 dalam Shinta Marito Siregar,2009). Cangkang kerang darah mengandung kapur, silikat dan alumina. Adapun komposisi kimia yang terkandung dalam canggkang kerang sebagai berikut: Komponen CaO SiO2 Fe2O3 MgO AL2O3 Cangkang Kerang (kadar % berat) 67,072 8,252 0,402 22,652 1.622

(siti mariyam, 2006 dalam sinta marito sirigar 2009)

Berkaca pada jaman yunani, Kapur telah di gunakan salama berabad-abad lamanya sebagai bahan adukan dan plesteran untuk bangunan. Hal tersebut terlihat pada piramida-piramida di mesir yang di bangun 4500 tahun sebelum masehi. Kapur di gunakan sebagai bahan pengikat selama jaman romawi dan yunani. Orang-orang romawi menggunakan beton untuk membangun colloseum dan parthenon, dengan cara mencampur kapur dengan abu gunung yang mereka peroleh di dekat pozzuoli, italia dan mereka namakan pozzolan.

II.7 Kuat Tekan Beton Pengujian terhadap kuat tekan beton dilakukan untuk mendapatkan gambaran mutu beton tersebut. Semakin tinggi kekuatan struktur yang dikehendaki semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan. Selain kuat tekan beton mengalami perubahan nilai slumpnya juga berubah. Hal ini disebabkan dengan bertambahnya Cangkang Kerang kemudahan pekerjaan semakin baik, tetapi mengurangi kekuatan beton. Kenaikan nilai slump dikarenakan penyerapan air pada Cangkang Kerang sangat Kecil. Jadi pengaruh penambahan Cangkang Kerang pada campuran beton dapat menurunkan kuat tekan beton, dari beton karakteristik atau beton normal yang direncanakan kekuatannya. Sehingga dalam 12

Metode dan Teknologi Konstruksi

Cangkang Kerang Untuk Agragat Kasar Beton


pembuatan beton dengan menggunakan agregat pengganti seperti ini tidak baik, jika persentase Cangkang Kerang yang digunakan semakin tinggi akan dapat menurunkan kekuatan beton.

II.8 Modulus Elastisitas Beton Modulus elastisitas beton Tergantung pada umur beton, sifat- sifat dari agregat dan semen kecepatan pembebanan, serta jenis dan ukuran benda uji. Hasil pengukuran modulus elastisitas pada umur beton 14 hari yang diperoleh di laboratorium dapat dilihat pada lampiran pengujian modulus elastisitas.

II.9 Kuat Lentur Pengujian terhadap kuat lentur sederhana dilakukan untuk memperoleh besarnya gaya-gaya maksimum yang dapat dipikul oleh balok tersebut sebelum mengalami keruntuhan serta besarnya nilai lendutan (deformasi) yang dialami oleh beton akibat adanya gaya atau pembebanan yang diberikan pada beton. Oleh karena itu, pengujian terhadap kuat lentur ini dilakukan untuk menentukan kharakteristik dari beton cangkang kerang.

13

Metode dan Teknologi Konstruksi

Cangkang Kerang Untuk Agragat Kasar Beton


BAB III KESIMPULAN Penambahan cangkang kerang dalam campuran beton sebagai agregat kasar menyebabkan terjadinya penurunan pada kuat tekan, elastisitas dan kuat lentur beton. Kadar penyerapan air pada cangkang kerang sangat sedikit, hal ini dapat meningkatkan kemudahan dalam pengerjaan, tetapi dapat mengurangi kekuatan beton.

Beton

dengan

beragregat

kasar

cangkang

kerang

tidak

dapat

digunakan

pada

jenis

konstruksi struktural, karena semakin tinggi jumlah cangkang kerang yang digunakan maka mutu beton yang dihasilkan semakin rendah, tetapi bisa digunakan pada konstruksi non-struktural.

DAFTAR PUSTAKA

Adiyono, 2006, Menghitung Konstruksi Beton Untuk Pengembangan Rumah Bertingkat dan Tidak Bertingkat, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta. Amri Sjafey, 2005, Teknologi Beton A-Z,, Penerbit Yayasan John Hi-Tech Idetama, Jakarta. Marito Siregar Sinta, Pemanfaatan Kulit Kerang Dan Resin Epoksi Terhadap Karakteristik Beton Polimer , Universitas Sumatera Utara,2009. Mulyono Tri. 2005. Teknologi Beton. Penerbit Andi Yogyakarta.

Murdock, L. J. D. Sc ; Brook K.M, 1991, Bahan Dan Praktek Beton, Edisi Ke empat. Penerbit Erlangga, Jakarta. Nugraha Paul, Antoni, 2007, Teknologi Beton, Penerbit ANDI, Yogyakarta. SNI 03 2847 2002.Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (Beta Versin) Cetakan pertama DPU.

14

Anda mungkin juga menyukai