Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN PADI GOGO VARIETAS SITU PATENGGANG DI LAHAN KERING KECAMATAN BRINGIN

TUGAS : MATA KULIAH LAHAN KERING OLEH SUGIYANTO

PENGEMBANGAN PADI GOGO VARIETAS SITU PATENGGANG DI LAHAN KERING KECAMATAN BRINGIN

PENYUSUN : SUGIYANTO

TUGAS : MATA KULIAH LAHAN KERING

DOSEN : Ir. RUDY BINTORO. H.L, MMA

FAKULTAS PERTANIAN SEMESTER VIII 2013

UNIVERSITAS SOERJO NGAWI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang PENGEMBANGAN PADI GOGO VARIETAS SITU PATENGGANG dilahan kering kecamatan Bringin tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah sebagai salah satu tugas dari mata kuliah LAHAN KERING dan selanjutnya saya sebagai Mahasiswa agar memahami masalah yang dihadapi petani. Sehingga kedepan pendapatan petani dapat ditingkatkan. Dalam hal ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Universitas SOERJO NGAWI 2. Bapak. Ir. RUDY BINTORO. HL. MMA yang telah berkenan membimbing dan mendidik saya 3. Para teman-teman mahasiswa yang telah membantu penulisan makalah ini 4. Para keluarga tercinta 5. Semua pihak yang membantu penulisan makalah ini

Akhirnya, saya menyadari Makalah ini jauh dari kesempurnaan sehingga masukan dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk penulisan selanjutnya.

Ngawi, 22 Mei 2013 Penyusun

SUGIYANTO

ii

I.

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Masyarakat

Tani

dilahan

kering

umumnya

masih

tertinggal

dibandingkan dengan petani di lahan irigasi. Oleh karena itu mereka sering di istilahkan dengan petani marjinal. Permasalahan utama yang dihadapi adalah kemiskinan karena keterbatasan dalam memperoleh sumber pendapatan dalam usaha tani di lahan kering kritis. Keterbatasan tersebut terlihat dari ketidakmampuan petani dalam menyediakan biaya produksi dan biaya lain yang berkaitan dengan upaya peningkaytan produktifitas lahan yang rendah ( Prasetyo dan Haryati 1994). Upaya peningkatan produksi padi merupakan tantangan dalam persedian pangan penduduk yang terus meningkat populasinya. Salah satu upaya yang ditempuh adalah penerapan program intensifikasi padi Gogo. Pada tanah-tanah marjinal yang tingkat kesuburannya rendah dan iklim yang agak kering, padi gogo mampu tumbuh dan berproduksi dengan baik, asal diimbangi dengan pemberian pupuk kandang/kompos yang cukup. Salah satu varietas baru padi gogo yang potensial adalah Situ Patenggang yang berumur genjah, produksi tinggi, rasa nasi pulen. Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3, hasil 3,6 - 5,6 t/ha dan umur 110 - 120 hari (Ooy Lesmana et al. 2002). Varietas unggul baru padi gogo tersebut diharapkan mampu beradaptasi dengan baik di Kecamatan Bringin Para petani pada umunya menanam lahannya dengan varietas lokal yang umurnya panjang ( 145 hari) dan hasilnya rendah, kurang tanggap terhadap pemberian pupuk dan tidak tahan penyakit blas. Untuk meningkatkan produksitivitas padi gogo dilahan kering perlu dilakukan introduksi varietas baru. Untuk melihat keunggulan varietas baru padi gogo terhadap varietas lokal petani perlu dilakukan pengkajian komparasi. Introduksi varietas unggul padi gogo Situ Patenggang di Kecamatan Bringin meliputi aspek teknis dan ekonomis.

1.2 PERMASALAHAN

Wilayah lahan kering di Indonesia umunya merupakan kantung kemiskinan karena keterbatasan memperoleh sumber pendapatan. Lahanya kurang subur sehingga produktivitas padi juga masih rendah. Petani umunya juga masih menanam varietas lokal yang berumur panjang dengan tingkat hasil yang rendah. Serta peka terhadap hama dan penyakit. Oleh karena itu penggunaan varietas unggul dan intersifikasi merupakan salah satu upaya peningkatan padi pada lahan kering ini (Praseto dan Haryati 1994)

I.

PEMBAHASAN

1.1 SOLUSI MASALAH

Pada lahan kering yang sistem pengairannya dari air hujan maka pengembangan usaha taninya diarahkan pada teknik budidaya tanaman yang memerlukan air dalam jumlah yang sedikit. Pada tanaman lahan sawah tadah hujan adalah : (padi gogo, jagung, ubi kayu dan kacang tanah berol). Pada sawah tadah hujan pada umumnya dimanfaatkan untuk menanam ubi kayu. Jenis tanaman semusim dominan yang diusahakan petani pada lahan tegalan adalah ubi kayu maupun jagung. Dengan melihat kondisi kekurangan lokasi tersebut diatas, maka potensi pengembangan padi gogo sangat menjanjikan. Lahan kering mendominasi dan pola tanam yang dilakukan petani selama ini salah satunya adalah padi gogo. Kondisi transportasi antar desa maupun anatar kecamatan relatif lancar, sehingga akses pasar hasil pertanian sepeti padi gogo terbuka.

1.2 KEBIJAKAN PEMERINTAH

Salah satu tantangan dalam pembangunan pertanian adalah adanya kecenderungan menurunnya produktivitas lahan. Disisi lain sumber daya alam terus menurun sehingga perlu diupayakan untuk tetap menjaga kelestariannya. Selama ini produksi padi nasional masih mengandalkan sawah irigasi, namun kedepan bila hanya mengandalkan sawah irigasi subur yang beralih fungsi ke penggunaan lahan non pertanian, tingginya biaya perletakan lahan sawah baru dan berkurannya debit air. Di lain pihak lahan kering cukup luas dan pemanfaatannya untuk tanaman padi gogo belum optimal, sehingga kedepan produksi padi gogo juga dapat dijadikan andalan produksi padi nasional. Salah satu strategi dalam upaya pencapaian inovasi teknologi yang sesuai dengan sumber daya pertanian disuatu tempat (spesifik lokasi) teknologi. Spesifikasi lokasi tersebut di rakit menggunakan pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

III.

KESIMPULAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Padi gogo merupakan jenis padi yang dibudidayakan pada lahan marjinal atau lahan kering dimana pemenuhan kebutuhan air tanaman tergantung pada hujan yang turun (tadah hujan). Oleh karena itu penanaman yang baik dilakukan setelah terdapat 1 2 kali hujan, awal musim penghujan (Oktober November) agar kebutuhan air terpenuhi. Padi ini pada umunya lebih banyak diusahakan di daerah-daerah di luar pulau Jawa, terutama Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara karena sebagian besar wilayah ini berbukitbukit dan merupakan jenis lahan kering. Pada dasarnya dalam budidaya tanaman, pertumbuhan dan

perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor genetis dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang paing penting adalah tanah dan iklim serta interaksi kedua faktor tersebut. Tanaman padi gogo dapat tumbuh pada berbagai agroekologi dan jenis tanah. Ada lahan yang perlu pengolahan tanah sedikit (minimum tillage) atau bahkan tidak perlu pengolahan tanah (zerro tillage). Pengolahan tanah yang sempurna justru merugikan, karena disamping menambah biaya juga menyebabkan tanah lebih peka terhadap erosi sehingga kesuburan tanah menurun. Demikain pula hasil padi yang diperoleh antara sistem olah tanah sempurna dengan olah tanah minimum tidak berbeda nyata, sehingga sistem olah tanah minimum lebih ekonomis.

B. Penutup

Dalam peningkatan ketahanan pangan nasional, peran padi gogo tidak kalah pentingnya. Meskipun memiliki umur lebih panjang, namun dari segi kualitas tidak kalah dengan jenis padi sawah. Agar diperoleh hasil yang maksimal, maka budidaya secara intensif perlu dilakukan sehingga kegiatan ladang secara berpindah-pindah dapat ditekan perkembangannya terutama di daerah luar jawa. 4

Daftar pustaka
A. Choliq, Widarto, dan Joko S. 2004. Upaya peningkatan Pendapatan Petani Miskin Melalui Introduksi Varietas Unggul Padi Gogo (Studi Kasus di Desa Bogem, Kecamatan Japah. Kabupaten Blora) . Makalah disampaikan pada seminar di BPTP Jawa timur, 6-7 September 2004 Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora, 2003. Kabupaten Blora Dalam Angka 2002 Husin M.T, K. Permadi, A. Ruskandar, A. Jatiharti, dan I. W. S. Ardjasa, 2003. Penelitian Sistem Produksi Intensifikasi Padi Gogo berdasarkan Pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (PTT). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung Ooy. S. L, Husni M.T, Irsat L 2002. Diskripsi Varietas Unggul Baru Padi. Balai Penelitian Tanaman Padi Prasetyo T dan Umi Haryati 1994. Pengembangan teknologi usaha tani dalam kegiatan agribisnis di lahan kering. Dalam Prasetyo et al. (Eds). Pengembangan Teknologi dan Manajemen Agribisnis di Lahan Kering DAS Jratunseluna dan Brantas. P3HTA Badan Litbang Pertanian, Jakarta. Steel. R. GB and Torrie. J.H, . 1981. Principles and Procenderus of Statistics. A. Biometical approach 2nd Ed. International Student Ed. Mcgrow-hill International Book company Sydney

DAFTAR ISI

kata pengantar I. pendahuluan ............................................................................................. 1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1.2 Permasalahan .................................................................................... II. Pembahasan 1.1 Solusi Masalah .................................................................................. 1.2 Kebijakan Pemerintah ....................................................................... III. Kesimpulan dan Penutup A. Kesimpulan ....................................................................................... B. Penutup ............................................................................................. Daftar pustaka ..........................................................................................

Anda mungkin juga menyukai