Anda di halaman 1dari 7

IV.

ENERGI BIOMASSA
4.1Sumber Energi Biomas
Sumber energi biomas merupakan energi surya tidak langsung, melalui proses fotosintesa pada tanaman, pepohonan, alang-alang. Kerugian dalam pemakaian energi biomas sebagai sumber energi baru dan terbaharukan adalah : 1. energi surya yang dikonversi ke energi biomas oleh tanaman kecil sekali. 2. konsentrasi biomas persatuan luas daratan dan laut relatif rendah 3. terbatasnya luas tanah untuk mengembangkan energi biomas 4. Kandungan kelembaban dalam biaomas sekitar 50 95% membuat mahal transportasi dan konversi tidak begitu efisien. Sebaliknya keuntungan dari energi biomas : 1. Kandungan belereng dalam biomas sedikit dibandingkan batu bara 2. Biomas merupakan sumber energi murah 3. Biomas dari kotoran mengurangi dampak lingkungan 4. Produksi bahan bakar biologi dapat dikaitkan dengan sinthesa protein (eceng gondok) Sumber Energi Biomas Kayu Bakar Produksi - 27 juta ton/th di jawa - kalor 4000 5000 kal/kg - Kalor 6000 8000 k.kal/kg - 90 juta m3/th Potensi - Hutan - Perkebunan - kayu rimba - limbah industri kayu Sisa-sisa pabrik kopra - Sekam padi - limbah jagung - Limbah ubi kayu - limbah kacang tanah - limbah kedelai - Karet - Kelapa,Kelapa sawit - Tembakau - Coklat, Tebu Danau Pengunungan

Arang kayu Arang tempurung Limbah Pertanian

Limbah Perkebunan

Serbuk Gergaji

Eceng Gondok Alang-alang Palem, singkong Biogas Kotoran hewan/manusia Sampah Kota/Desa

Biogas methan (CH4) Briket alang-alang Methanol, ethanol melalui fermentasi CH4 Biogas CH4, Biogas

Kambing, kerbau, kuda, dll

4.2 Proses Konversi Energi Biomas


Dasar Konversi Energi 37

Pemamfaatan energi biomas dapat dilakukan melalui macam-macam teknologi. Bila kelembaman sumber biogas rendah, maka sebaiknya ia dibakar saja untuk mendapatkan energi panas, misalnya untuk bahan bakar suatu PLTU. Akan tetapi factor pengangkutan menjadi masalah bila letak PLTU jauh dari sumber biomas. Energi biomas perlu dikonversi ke bahan bakar padat (arang) atau cairan (methanol,ethanol) atau gas (methan). Pada umumnya proses konversi terdapat 2 cara: 1. proses biokimia 2. proses thermokimia Pada Biokimia termasuk proses anaerobic dan fermetasi sedangkan proses thermokimia dapat dibagi menjadi : 1. Pembakaran langsung 2. Pirolisa 3. gasifikasi 4. pencairan

4.2.1 Proses Fermentasi Anaerobik


Bakteri pembusuk dapat membusukkan tanaman, pupuk kompos dan kemudian menghasilkan gas yang baik dan mudah terbakar, yang disebut biogas, atau gas rawa. Gas itu mengandung CH 4 (gas methan) dan CO2 + Pupuk. Prosesnya adalah sebagai berikut : a). Bahan organic kompleks b). Asam Organik c). Asam asetat

hydrolete > asam organic bakteria acetogenik > asam asetat bakteria
methaorganik > CH 4 + CO2 bakteria

CO2 + H 2

Fermentasi anaerobik merupakan proses biokimia yang dilakukan oleh bacteria sehingga bahan organic padat dikonversi menjadi CH4, CO2, H2 dan Pupuk. Bakteria methanogenik umumnya memerlukan PH 6.4 7.2 untuk berkembang biak. Dengan demikian untuk proses perkembangan biak bacteria tersebut dan untuk produksi methan jumlah besar, PH nya perlu diperhatikan, demikian pula isi tangki serta suhu reaksi. Kotoran kota/desa (solokan) dan kotoran hewan merupakan sumber biomas yang cocok untuk produksi CH4. dekomposisi bahan-bahan organik di bawah kondisi-kondisi anaerobic mengahsilkan suatu gas yang sebagian besar terdiri atas campuran methan dan arang dioksida . gas ini dikenal gas rawa ataupun biogas. Campuran gas ini merupakan hasil fermentasi atau peranan anaerobic disebabkan sejumlah besar jenis organisme mikro, terutama bakteri methan. Suhu yang baik untuk proses fermantasi ini adalah dari 30o C hinga 55o C.

Dasar Konversi Energi

38

Prinsip kimia dalam pembentukan biogas adalah prinsip terjadinya fermentasi dari semua karbohidrat, lemak, dan protein oleh bakteri methan, bilamana tidak dicampur dengan udara. Maka satu gram bahan selulosa menghasilkan 825 cm3 gas pada tekanan atmosferik, yang terdiri atas 50% CH4 dan 50% CO2. Satu gram lemak menghasilkan 1,25 liter biogas, tekanan atmosferik, yang terdiri atas 68% CH 4 dan 32% CO2. tergantung dari pada komposisi bahan-bahan yang dipakai, suhu dan lama gas yang diperoleh. Tabel 4.2 Komposisi Biogas 1. 2. 3. 4. 5. 6. Biogas Methan Karbondioksida Nitrogen Hidrogen Oxigen Hidrogin Sulfida Rumus CH4 CO2 N2 H2 O2 H2S Prosentase 55 65% 36 45% 0 3% 0 1% 0 1% 0 -1%

Untuk proses fermentasi tinja tidak diperlukan tambahan sesuatu bahan kecuali air, yaitu untuk tiap 4 bagian tinja ditambah 5 bagian air. Tinja setelah diambil biogasnya tidak kehilangan nilai sebagai pupuk alam dan gas yang dihasilkan tidak berbau. Kerbau merupakan penghasil tinja terbesar dengan produksi sebanyak 28 kg sehari. Dari jumlah tersebut 20% atau 5,6 kg adalah bahan kering. Biogas yang dihasilkan adalah 0,25 m3 per kg bahan kering, atau 1,4 m3 biogas dengan energi 7.000 kCal perhari. Satu m3 biogas mengandung 5.000 kCal panas. Seekor ayam menghasilkan 0,18 kg tinja sehari, dengan 0,05 kg bahan kering atau 0,03 gas perhari. Tabel 4.3 Potensi energi biomas di Indonesia Th 1980 Jenis Sapi, Kerbau Kuda Kambing, Domba Babi Itik, Ayam Manusia Total Populasi (juta) 8,615 0,600 10,507 2,947 117,564 147,490 287,723 Tinja T.Bk/hari 44.80 2,16 3,15 2,06 4,11 9,92 8,25 Biogas Energi (m3/kg.BK) (106 kcal/hari) 0,25 56.000 0,25 2.700 0,25 3.930 0,44 4.532 0,60 12.330 0,40 19.840 0,47 99.332 % 56.4 2,7 4,0 4,6 12,4 19,9 100

Jumlah potensi energi perhari sebesar 99,3 milyar kCal Jika 1 kg minyak bumi mempunyai nilai panas sebesar 10 ribu kCal, maka jumlah biogas di atas setara dengan 9,93 juta liter minyak sehari, atau 62,5 ribu barrel minyak sehari. Bilamana pada tahun 1980 pemakaian minyak domestic mencapai 19,72 milyar liter, atau rata-rata 248 ribu barrel perhari, maka potensi biogas itu mencapai 18%.

Dasar Konversi Energi

39

Model Cina

Model India Sampah Kota Pembangkit tenaga listrik dari pembakaran sampah kota merupakan suatu perkembangan yang menarik. Pada tahun 1980, 8% dari tenaga listrik yang dipakai di kota Den Haag Belanda berasal dari sampah kota., Di Amerika serikat sebuah pabrik swasta Hooker Chemical Corp. di Newyork, mempunyai pusat listrik tenaga limbah sebesar 2 x 25 MW. Di Singapura terdapat sebuah pembangkit tenaga limbah dengan daya terpasang 16 MW. Limbah kota dapat pula dimamfaatkan sebagai bahan bakar dengan mempergunakan prinsip pirolisa.

Dasar Konversi Energi

40

4.2.2 Proses Fermentasi Ethanol


Fermentasi dengan ragi, bagi proses bahan-bahan yang mengandung gula dapat menghasilkan ethylalcohol atau ethanol C6H12O6

S .Cerevisiae > 2C2H5OH + 2 CO2 Bakteria

Proses pembuatan dilakukan dengan melarutkan bahan-bahan sampai kandungan gula sekitar 20% dari berat semula, diasamkan sampai PH 4 -5 dan dicampur dengan ragi 5% dari volume. Setelah alcohol terbentuk sampai PH 4-5%, cairang disuling, dipecahkan (fractioned) dan ditampung (rectified) 2,5 galon tebu atau setara dengan 5,85 kg gula (21,842 kCal) menghasilkan 1 gallon alcohol (3,79 liter, 21257 kCal) Bahan-bahan yang bisa di fermentasi ethanol adalah bahan-bahan yang mengandung gula seperti : tebu, sorghum, sinking dan lain-lain

4.2.3 Pembakaran Langsung


Konversi energi biomas ke energi panas bila dilakukan dengan proses pembakaran langsung memerlukan kadar kelembaban dari bahan-bahan rendah. Di kampung/desa masih banyak dipergunakan kayu bakar untuk keperluan memasak, sehingga perlu diversifikasikan konversi ini dengan cara lain, selain dengan penebangan kayu yang mengakibatkan penggundulan hutan.

4.2.4 Proses Pirolisa


Pirolisa adalah suatu perubahan kimiawi searah (irreversible) karena pemanasan tanpa oksigen. Pirolisa bahan biomas menghasilkan arang ( benda padat), cairan pirolisa dan gas. Gas pirolisa terdiri dari H2,CO,CO2,CH4,C2H6 . Cairan pirolisa mengandung methanol, acetic acid, acetone, air dan ter. Pirolisa biasanya dilakukan pada tekanan atmosfir dengan suhu 200o 600o C dan menghasilkan Arang Cairan Gas 30 35% 18 20% 20%

Bila pirolisa dilakukan dalam suhu 1100oC, maka hanya gas yang diperoleh, H2 terutama memberi energi panas lebih besar dan gas sinthetis ini dipakai untuk pabrik kimia.

Dasar Konversi Energi

41

4.2.5 Proses Gasifikasi


Pada dasarnya proses gasifikasi ini merupakan konversi bahan bakar padat ke energi gas melalui reaksi thermokimiawi, dengan kekurangan oksigen. Salah satu proses adalah gasifikasi dengan suplai udara terbatas, namun hasilnya nitrogen dari udara tercampur dengan gas yang dihasilkan. Proses gasifikasi dengan suplai oksigen menghasilkan gas tanpa nitrogen turut tercampur, namun cara ini memerlukan instalasi oksigen sehingga menambah biaya pembuatan gas.

4.2.6 Proses Pencairan


Dikenal dua cara pencairan : 1. Pencairan langsung 2. Pencairan tidak langsung (melalui proses pirolisa) Proses pencairan langsung masih merupakan ide dan masih dalam taraf penelitian yang dilakukan oleh : Dasar Konversi Energi 42

a. Di Bekeley dikenal dengan Laurence Berkeley Laboratory proses atau LBL proses b. Di Pittsburgh dikenal dengan Pittsburgh energy research center atau PERC proses. Dalam kedua proses ini mencakup hydrogenation langsung biomas pada suhu tinggi dan tekanan tinggi menggunakan CO dan/atau H2 sebagai reduction agent. Dalam proses LBL proses reaksi dilakukan dengan Lumpur selulosa cairan (equeous cellulose Slurry) dari bubuk kayu gergaji yang dihidrolisaasamkan. Dalam PERC proses pencairan terjadi pada pencampuran bubuk gergaji kering dengan hasil daur ulang minyak dan sodium carbonate sebagai katalist. Proses pencairan tidak langsung memerlukan gas sinthetis. a. Produksi methanol dari gas sinthetis Reaksi CO + 2H2

Katalis

> CH3OH

Gas sinthetis methanol Reaksi ini berlangsung pada tekanan 100 atmosfir dan sekitar 300o C dengan CuO ZnO sebagai katalist. Efesiensi sekitar 30 -40% (energi methanol dibagi energi masukan) Methanol yang dihasilkan dapat dipakai pada mesin-mesin PLTD dan PLTG b. Proses Mobil Proses ini menggunakan katalist Zeolite dengan bentuk tertentu dan efisiensi yang dicapai sampai 90% Di Zealandia Baru dibangun pabrik sinthetik petroleum dengan proses mobil yang menghasilkan 12500 ton perhari dan memakai methanol yang diperoleh gas alam c. Proses Fisher-Tropsch proses ini dikembangkan ditahun 1920 dan dipakai selama perang dunia II di Jerman. Sekarang proses ini dipakai di Afrika Selatan untuk mengkonversi batu bara. Hasil proses ini berupa : alcohol, alefin. Proses ini dapat pula dilakukan dengan menggunakan biomas, karena biomas mempunyai kandungan belereng sedikit, dapat mengurangi peracunan katalist.

Dasar Konversi Energi

43

Anda mungkin juga menyukai