Anda di halaman 1dari 23

journal reading

Pembimbing: dr. Radian Tunjung Baroto, Msi.Med, Sp.B

Oleh: Rofik adnan

The effects of N-acetylcysteine on testicular damage in experimental testicular ischemia/reperfusion injury


Author B. K. Aktas S. Bulut M. M. Baykam C. O zden (&) A. Memis Department of Urology, Numune Education and Research Hospital, Cevizlidere Mah. 14. Cad., Balgat 12/25, 06100 Ankara, Turkey e-mail: cuneytozden@hotmail.com S . Bulut Department of Pathology, MESA Hospital, Ankara, Turkey M. S enes D. Yucel Department of Biochemistry, Ankara Education and Research Hospital, Ankara, Turkey

Pendahuluan
Torsio testis merupakan kasus emergency di bidang urologi. Pada usia 25 tahun, angka kejadian diperkirakan 1: 4000 laki-laki. Tindakan bedah Detorsi dapat menyelamatkan kerusakan testis sekitar 42-68%, tetapi apakah tindakan ini benar-benar dapat menyelamatkan testis dari kerusakan belum diketahui.

Patofisiologi pada torsio testis adalah adanya gangguan perfusi darah hingga terjadinya iskemia yang disebabkan oleh terbelitnya funiculus spermaticus. Pada kondisi tersebut muncul beberapa respon tubuh seperti teraktivasi nya Neutrofil, Cytokyn, dan radikal bebas. ROS , Termasuk Superoxide,Hydrogen peroksida atau radikal hidroksil dan nitrit oxide atau peroxynitride menyebabkan kerusakan DNA dan endotel dan juga nekrosis sel germinal.

Pada tahun sekarang, banyak antioksidan dan penangkal radikal bebas telah digunakan sebagai terapi pada torsio testis. Kemudian ,treatment antioksidan dan penangkal ROS seperti seperti superoxide dismute, Catalase, allopurinol, melatonin, dan resvetranol telah terbukti dalam beberapa penelitian dapat mencegah iskemia/ gangguan perfusi pada testis.

N-acetylcystein adalah molekul kecil yang mengandung kelompok Thiol. Tahun 1960, NAC dikenal sebagai obat mucolytic, setelah itu NAC diketahui mempunyai effect sebagai antioksidan, suatu agen penangkal radikal bebas dan precursor glutation. Dalam penelitian ini, penulis ingin mengevaluasi efek NAC terhadap kerusakan testis pada tikus dengan model iskemia/ gangguan perfusi.

Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari Nacetylcysteine (NAC) terhadap kerusakan testis pada tikus dengan perlakuan iskemia testis gangguan reperfusi (I / R).

Metode
Sebanyak tiga puluh tikus putih jantan galur wistar dengan berat 260-310 g dibagi dalam 5 kelompok. Dan dipilih secara random. Masing-masing kelompok berjumlah 6 tikus. Kelompok 1 adalah Kontrol Kelompok 2 adalah Torsion Kelompok 3 adalah Torsion / detorsin Kelompok 4 adalah Terapi dini NAC dengan Torsion / Detorsion , 20 mg/kg yang diberikan 60 menit sebelum detorsion. Kelompok 5 adalah Terapi lambat NAC dengan Torsion/Detorsion , 20 mg/kg yang diberikan 5 menit sebelum detorsion.

Pada kelompok Torsion, kedua testis akan diambil setelah 2 jam perlakuan torsion. Pada kelompok Torsion dan detorsion, setelah 2 jam dilakukan torsion, kemudian 2 jam berikutnya dilakukan detorsion.

Setelah Torsion (2 jam) dan detorsion 2 jam dilakukan ocrchiectomy bilateral untuk menentukan tingkat jaringan Malondialdehid (MDA) atau lebih tepat nya Asam Tiobarbituric substance reaktif (TBARS), aktfitas Myeloperoxide dan perubahan histopatologic.

Prosedur pembedahan

Setiap tikus diberikan injeksi ketamine 30 mg/kg intramuskular. Dalam kondisi steril di lakukan insisi pada midline, dan Tunika vaginalis dibuka. Kemudian testis kiri dilakukan rotasi 720 derajat searah jam dan di fiksasi ke scrotum dengan benar silk. Setelah 2 jam, Funiculus spermaticus dilakukan detorsi. Setelah 2 jam detorsi dilakukan orchiectomy bilateral.

Analisis data
Data diuji dengan menggunakan uji kruskal wallis dan dilanjukan dengan uji mann-Whitney

Result
TBARS
Rata-rata jumlah tertinggi TBARS ditemukan pada kedua testis pada kelompok Torsion/Detorsion. Pada pemberian terapi dini NAC menyebabkan penurunan drastis Rata-rata jumlah TBARS pada kedua testis saat dibandingkan dengan kelompok Torsion dan Torsion/detorsion. Pada kelompok kontrol dan NAC dini ada perbedaan tapi tidak signifikan. Rata-rata jumlah TBARS kedua testis mengalami penurunan signifikan pada kelompok yang mendapatkan terapi dini NAC dibandingkan dengan kelompok yang terlambat dalam pemberian NAC.(p<0,05)

Myeloperoxide (MPO) Tidak ada perbedaan yang signifikan diantara semua kelompok pada rata-rata aktiviitas MPO kedua testis.(p>0,05)

Histological changes a. Seminiferus Tubular Diameter dan Germinal Epithelial Cell Thickness Terdapat jumlah rata-rata STD dan GECT kedua testis yg terendah pada kelompok T/D . Dapat diamati bahwa jumlah rata-rata STD dan GECT kedua testis pada terapi NAC dini mengalami kenaikan yg signifikan dari pada kelompok T dan T/D. Dan kelompok NAC dini lebih tinggi jumlah STD dan GECT nya dibanding dg terapi NAC yang lambat meskipun secara statistik tidak begitu signifikan.

Total Biopsy score Jumlah rata-rata TBS terendah kedua testis terdapat pada kelompok T/D. Pada kelompok terapi NAC dini jumlah rata TBS lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok terapi NAC lambat meskipun secara statistik tidak signifikan

Conclusion
Hasil penelitian didapatkan bahwa pemberian terapi dini NAC mempunyai efek protektif pada percobaan dengan model Torsio/detorsi testis.

CRITICAL APPRAISAL
Analisis PICO

judul
The effects of N-acetylcysteine on testicular damage in experimental testicular ischemia/reperfusion injury

abstrak
Purpose The aim of this study to evaluate the effects of Nacetylcysteine (NAC) on testicular damage in a rat testicular ischemiareperfusion (I/R) injury model

Methods Thirty male Wistar albino rats were divided into five groups. Group 1: sham control, Group 2: torsion (T), Group 3: torsion/detorsion (T/D), Group 4: the early NAC treatment plus T/D, 20 mg/kg of NAC was given intravenously 60 min before detorsion; Group 5: the late NAC treatment plus T/D, 20 mg/kg of NAC was given intravenously 5 min before detorsion. After torsion (2 h) and detorsion (2 h), bilateral orchiectomies were performed to determine the tissue levels of malondialdehyde (MDA) or more exactly thiobarbituric acid reactive substance (TBARS), myeloperoxidase activity and histopathological changes.

Results The most significant increase in the mean TBARS level and decrease in the mean seminiferous tubular diameter, germinal epithelial cell thickness values in bilateral testes were observed in T/D group rather than other groups. TBARS levels of early NAC treatment group were significantly lowered and histological parameters of spermatogenesis were significantly improved in bilateral testes when compared with T and T/D groups.

Conclusion Our results suggest that the early administration of NAC may have a protective effect in the rat experimental testicular T/D models.

analisis pico
Population Intervention Comparison Outcome
Thirty male Wistar albino rats N-acetylcysteine

the early NAC treatment and the late NAC treatment


the early administration of NAC may have a protective effect in the rat experimental testicular T/D models.

Anda mungkin juga menyukai