Anda di halaman 1dari 2

A.

Keadaan Jepang Sebelum Pembukaan Negara pada abad ke-19 telah timbul perasaan tidak puas terhadap pemerintahan Tokugawa( Bakufu) disebabkan karena keuangan Bakufu semakinm menipis sebagai akibat adanya politik pintu tertutup (sakoku) oleh Tokugawa demi mencapai keamanan dalam negeri. Dengan tercapainya kemanan yang panjang, maka perekonomian menjadi berkembang, dengan golongan pedagang sebagai pusatnya. Hal ini melahirkan kebudayaan pedagang : Ukiyo-E, Kabuki, Haiku, dll yang amat digemari saat itu. Para pejabat Bakufu menjadi hidup bermewah-mewahan, yang mengakibatkan menipisnya keuangan. Akhirnya terjadi bahaya kelaparan dan gerakan pengrusakan rumah-rumah para pedagang oleh petani. Untuk mengendalikan keadaan dalam negeri, pemerintah mengambil tindakan-tindakan pembaharuan. Pembaharuan Tenpo mengatur hal-hal sebagai berikut: 1. mengawasi kemewahan 2. melarang orang-orang meninggalkan desa 3. mengharuskan para petani kembali dan bekerja di desanya. Namun pembaharuan ini tak sesuai dengan yang diharapkan. Ketidakberhasilan ini memperlemah kedudukan Bakufu dimata masyarakat, sehingga melahirkan ajaran Tokugawa (Ajaran Nasionalisme) yang mempelajari keseusasteraan klasik dan moral orang-orang Jepang jaman dulu. Kemudian perasaan tidak puas terhadap Tokugawa semakin bertambah dan membuat kekacauan di dalam negeri. Selain itu kejadian-kejadian luar negeri mulai mengancam Jepang. B. Keadaan di Asia Pada tahun 1825, pemerintahan Bakufu mengeluarkan peraturan untuk mengusir kapal-kapal asing dari Jepang (ikokusen uchiharairei). Pada paruh pertama abad ke-19 terjadi Revolusi Industri di Inggris. Inggris kemudian mencari negara sebagai pangsa pasar hasil industrinya. Inggris mengembangkan kekuasaaannya ke negara-negara Asia, dan berhasil menguasai India. Tahun 1840 mereka berusaha menjul candu pada China. Akan tetapi China menolaknya. Akhirnya terjadilah Perang Candu. China mengalami kekalahan. Kekalahan China membuat pemimpin-pemimpin Jepang cemas, mereka takut akan diperlakukan seperti China oleh Inggris. Tapi setelah mereka mengetahui China dikalahkan oleh Inggris, maka peraturan tersebut diperlemah, kapal-kapal tertentu diperbolehkan untuk berlabuh di perairan Jepang. Tahun 1853, Komodor Mathew C. Perry, utusan Angkatan Laut Amerika tiba di Uraga dengan membawa surat dari Presiden Amerika Serikat. Mereka meminta Jepang untuk membuka negaranya dan menuntut diadakannya hubungan perdagangan. Selain itu, Perry menambahkan sepucuk surat dari dia sendiri. Jika pendekatan yang santun dan damai ini tidak segera diterima, demikian bunyi surat itu, ia akan kembali untuk mendapat jawaban pada musim semi yang akan datang, dan kali ini akan datang dengan kekuatan yang jauh lebih besar Sesuai dengan janjinya, Perry kembali dengan delapan kapal pada awal tahun 1854. dalam selang waktu itu para pementu kebijakan di Edo telah mengadakan musyawarah dengan para penguasa feodal Jepang. Hasilnya tidak banyak membantu. Sebagian kecil mengatakan bahwa tuntutan yang menghina itu harus ditolak, jika perlu dengan perang, karena telah menginjak-injak kehormatan Bakufu. Sebagian kecil yang lainnya berpendapat JEpang harus mengulur waktu, jika perlu dengan berkompromi. Penguluran waktu itu bisa digunakan oleh Jepoang untuk mempelajari sistem persenjataan modern dan mempersiapkan negeri untuk berperang. Namun sebagian besar penguasa yang lainya tidak memberikan pendapat secara jelas. Mereka terus saja bebicara mengenai kewajiban mereka yang ditentukan oleh hukum nenek moyang atau imbauan tentang perdamaian. Tanpa menjelaskan bagaimana cara menjalankan hukum nenek moyang atau mewujudkan perdamaian. Dihadapkan pada keadaan tak menentu, Abe Masahiro, memutuskan untuk menerima sebagian besar usul Perry. Maret tahun 1854, Dibawah todongan empat buah kapal hitam (kurofune), Jepang terpaksa menandatangani perjanjian yang dinamakan Nichibei Washin Joyaku (Perjanjian Kanagawa). Yang isinya: 1. akan terciptanya suatu perdamaian yang nyata, permanen, dan menyeluruh, serta persahabatan yang tulus dan sesungguhnya antara Amerika Serikat dan Kekaisaran Jepang. 2. pelabuhan Shimoda dan Hakodate dijamin oleh JEpang sebagai pelabuhan yang dapat dimasuki kapal-kapal Amerika. 3. apabila kapal Amerika Serikat terdampar atau mendapat kecelakaan di pantai Jepang, kapal Jepang harus menolong mereka dan membawa awaknya ke Shimoda dan Hakodate. 4. Konsul Jenderal dibuka di Shimoda. Dalam perjanjian ini tidak ada pasal mengenai hak berdagang Amerika. Inilah satu-satunya kemenangan diplomatik Edo. Meski hasil perundingan mengenai perdagangan mengecewakan, perjanjian itu mendorong pihakpihak lain untuk juga mendapat hal serupa. Pedagang Belanda berhasil mendapat persyaratan yang lebih baik untuk perdagangan mereka di Deshima. Para pejabat Inggris di pantai China, kerena merasa seua yang telah diperoleh sejauh ini belum memadai, mulai membuat rencana

untuk mengadakan perjanjian yang seharusnya dengan Jepang. Demikian pula dengan konsul baru Amerika di Shimoda, Towsen Harris, yang tiba pada bulan September 1856. Pada titik ini hubungan Jepang dengan barat kembali menjadi berkaitan dengan hubungannya dengan China. Menjelang akhir 1856, ketika Perang Krimea usai, perseteruan bersenjata baru, yang dipicu oleh perselisiahn di bidang perdagangan, pecah antara China di satu pihak, dan perancis serta Inggris di pihak lain. Canton direbut, kekuatan besar Inggris-Perancis dihimpun untuk bertempur di utara. Wakil-wakil Belanda dan Amerika di Jepang menerangkan dengan sejelas-jelasnya bahwa jika pasukan Inggis-Perancis berhasil di China, maka tak akan diragukan lagi hal yang sama akan dilakukan kepada Jepang. Bakufu tak mungkin dapat melakukan perlawanan yang efektif. Maka satu-satunya cara adalah dengan mengadakan perjanjian dagang dengan negara-negara yang tak terlalu banyak menuntut, untuk kemudian digunakan sebagai model perjanjian bagi negara lainnya. Jepang kemudian melakukan perjanjian dengan negara negara tersebut, hanya saja Jepang masih mempertahankan tariff bea cukai yang tinggi serta hak Bakufu untuk campur tangan. Townsend Harris, seorang bekas usahawan, sangat tidak puas dengan perjanjian demikian. Dia kemudian mengusulkan rumusan yang lain, yang lebih sejalan dengan tuntutan Perancis dan Inggris terhadap Peking. Bukan hal yang gampang untuk mendapat persetujuan Edo mengenai rumusn tersebut. Namun dia tetap bertahan. Dia terus meyakinkan Jepang mengenai ancaman yang pasti akan dilakukan oleh Inggris. Pada akhir Febuari 1858, perjajian itu ditandatangani Jepang oleh Ii Naosuke tanpa persetujuan kaisar. Hal ini mengakibatkan kemarahan orang-orang yang setia terhadap kaisar. Isi perjanjiannya meliputi: 1. pajak atau cukai akan dibayar kepada pemerintah Jepang dari barang-barang buatan Jepang yang di ekspor sebagai muatan sesuai dengan tariff yang disepakati bersama. 2. jika tawaran diterima oleh pemilik, maka harga penjualan akan dibayarkan kepadanya segera dan tidak mengalami pemotongan apapun. 3. barang-barang untuk kebutuhan kapal Amerika dapat dibongkar dan ditumpuk didalam gudang dan tidak wajib membayar cukai. 4. akan tatapi jika barang tersebut dijual di Jepang, maka penjual harus membayar pajak cukai kepada penguasa-penguasa Jepang. 5. pemasukan candu dilarang. Kapal Amerika yang hendak berdagang candu lebih dari 3 kali beratnya, maka kelebihan tersebut akan dikuasai dan dimusnahkan oleh pejabat-pejabat Jepang. Selain itu, perjanjian ini juga berisi: 1. orang Amerika yang berbuat kesalahan kepada orang Jepang harus diadili di pengedilan konsulat Amerika, dan jika bersalah harus dihukum dengan undang-undang Amerika. 2. orang Jepang yang memiliki kesalahan kepada Amerika diadili oleh pejabat Jepang, dan dihukum oleh undang-undang Jepang. 3. pengadilan Amerika akan terbuka bagi orang-orang Jepang yang mempuyai hutang dan memungkinkan untuk memperoleh ganti rugi terhadap tuntutan-tuntutan mereka yang adil. 4. pengadilan Jepang akan terbuka bagi orang Amerika yang menginginkan ganti rugi yang adil terhadap orang-orang Jepang. 5. Pemerintah Amerika dan Jepang tidak dapat dipertanggungjawabkan untuk pembayaranyang dilakukan oleh warganya masing-masing. Pemenjaraan Massal Ansei (Ansei no Taigoku) Karena Perjanjian yang ditandatangani oleh Ii Naosuke tanpa persetujuan kaisar, maka ada perlawanan dari orang-orang yang setia pada kaisar terhadap Ii Naosuke, pada tahun 1859, Ii Naosuke menahan orang-orang istana, bangsawan, pengikut yang setia pada kaisar, dan orangorang yang mempelajari Pengetahuan Barat. Semuanya dijebloskan kedalam penjara dan dihukum mati. Peristiwa ini disebut Ansei no Taigoku. Pada bulan Maret 1860, Ii Naosuke dibunuh di pintu Skurada di istana Edo. Maret tahun berikutnya, sebuah serangan pada waktu malam atas kantor perwakilan Inggris meninggalkan korban dua orang staf yang menderita luka-luka dan beberapa samurai yang tewas. Tahun 1863, pasukan Inggris menyerang Kagoshima sebagai balasan kepada pembunuhan orang-orang Inggris oleh orang-orang setsuma, dan juga kapal-kapal perang Inggris, Perancis, dan Belanda telah menembaki Shimonoseki sebagai balasan yang dilakukan oleh orang-orang Chosu keatas kapal-kapal pedagang asing. Dengan demikian perasaan antia sing semakin hebat dan ditambah lagi perjanjian dengan orang Jepang itu telah ditandatangani tanpa persetujuan kaisar. Kebencian terhadap Bakufu makin bertambah dan melahirkan gerakan-gerakan diseluruh negeri dengan slogan sonno joi (kehormatan bagi Kaisar, usir orang biadab) dan Tobaku (jatuhkan Bakufu).

Anda mungkin juga menyukai