Anda di halaman 1dari 23

ZINC A ADJUNCT THERAPY REDUCES CASE FATALITY IN SEVERE CHILDHOOD PNEUMONIA: A RANDOMIZED DOUBLE BLIND PLACEBO CONTROLLED TRIAL

Nurul Fitriyah
20070310074

Pendahuluan
Latar Belakang Pneumonia merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak berusia di bawah lima tahun. Kejadiannnyadi Indonesia pada balita diperkirakan 10%-20% per tahun dengan angka kematian 6 per 1000. Kekurangan zink dihubungkan dengan penurunan imunitas dan peningkatan penyakit infeksi serius. Kekurangan zink kemungkinan menjadi penyebab utama peningkatan mortalitas bayi yang kekurangan nutrisi di negara berkembang. Namun belum ada penelitian yang menilai dampak terapi tambahan seng pada angka kasus kematian anak-anak dengan pneumonia.

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahan apakah dampak terapi tambahan zink terhadap angka kasus kematian pada anak dengan pneumonia. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dampak terapi tambahan zink terhadap angka kasus kematian pada anak dengan pneumonia.

Tinjauan Pustaka
Pneumonia Definisi Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit).

Etiologi

Etiologi yang paling sering berdasarkan umur adalah:


Lahir 20 hari Bakteria Escherichia colli Group B strepcocci Listeria monocytogenes 3 minggu 3 bulan Bakteria Clamydia trachomatis Streptococcus pneumoniae Virus Respiratory syncytial virus Influenza virus Para influenza virus 1,2 ,3 Adenovirus

4 bulan 5 tahun Bakteria Streptococcus pneumoniae (67%) Clamydia pneumoniae Mycoplasma pneumonae Virus Respiratory syncytial virus Influenza virus Parainfluenza virus Rhinovirus Adenovirus Measles virus

5 tahun remaja Bakteria Chlamydia pneumoniae Mycoplasma pneumoniae Streptococcus pneumoniae

Klasifikasi Berdasarkan klinis dan epideologis Pneumonia komuniti Pneumonia nosokomial Pneumonia aspirasi Pneumonia pada penderita Immunocompromised Berdasarkan Etiologi Pneumonia Bakteri Pneumonia Virus Pneumonia Jamur Berdasarkan Predileksi Infeksi Pneumonia Lobaris Pneumonia Lobularis Pneumonia Interstisial Berdasarkan keparahan penyakit Pneumonia ringan Pneumonia berat Pneumonia sangat berat

Manifestasi Klinis Gambaran klinis pneumonia pada bayi dan anak bergantung pada berat ringannya infeksi, tetapi secara umu adalah sebagai berikut: Gejala infeksi umum Yaitu demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan nafsu makan, keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah atau diare, kadang-kadang ditemukan gejala infeksi ekstrapulmoner. Gejala gangguan respiratori Yaitu batuk, sesak nafas, retraksi dada, takipnea, napas cuping hidung, air hunger, merintih dan sianosis.

Patogenesis Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas. Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan : Inokulasi langsung Penyebaran melalui pembuluh darah Inhalasi bahan aerosol Kolonisasi dipermukaan mukosa

Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan jaringan sekitarnya. Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu proses peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu : Stadium I (4 12 jam pertama/kongesti), hiperemia Stadium II (48 jam berikutnya), hepatisasi merah Stadium III (3 8 hari), hepatisasi kelabu Stadium IV (7 11 hari), resolusi

Diagnosis Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang Darah Lengkap CRP Radiologi Mikrobiologis

Penatalaksanaan Tata laksana umum Pasien dengan saturasi oksigen < 92% pada saat bernapas dengan udara kamar harus diberikan terapi oksigen dengan kanul nasal, head box, atau sungkup untuk mempertahankan saturasi oksigen > 92%. Pada pneumonia berat atau asupan peroral kurang, diberikan cairan intravena dan dilakukan balans cairan ketat. Antipiretik dan analgesik dapat diberikan Nebulisasi dengan beta2 agonis dan NaCl dapat diberikan untuk memperbaiki mucocilliary clearance Pasien yang mendapat terapi oksigen harus diobservasi setidaknya setiap 4 jam sekali, termasuk pemeriksaan satursi oksigen.

Pemberian antibiotik Amoksisilin merupakan pilihan pertama untuk antibiotik oral pada anak < 5 tahun karena efektif melawan sebagian besar patogen yang menyebabkan pneumonia pada anak, ditoleransi dengan baik dan murah. Alternatifnya adalah co-amoxiclav, ceflacor, eritromisin, claritromisin, dan azitromisin. M. Pneumonia lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua maka antibiotik golongan makrolid diberikan sebagai pilihan pertama secara empiris pada anak > 5 tahun Makrolid diberikan jika M. Pneumonia atau C. Pneumonia dicurigai sebagai penyebab Amoksisilin diberikan sebagai pilihan pertama jika s. Pneumonia sangat mungkin sebagai penyebab Jika s. Aureus dicurigai sebagai penyebab, diberikan makrolid atau kombinasi flucloxacin dengan amoksisilin

Pemberian Nutrisi Pada anak dengan distres pernapasan berat, pemberian makanan per oral harus dihindari. Makanan dapat diberiakan lewat NGT atau intravena. Sebaiknya menggunakan NGT dengan ukuran terkecil Perlu dilakukan pemantauan balans cairan ketat agar anak tidak mengalami overhidrasi karena pada pneumonia berat terjadi peningkatan sekresi hormon antidiuretik.

Komplikasi Komplikasi pneumonia pada anak meliputi empiema torasis, perikarditis purulenta, pneumotoraks, atau infeksi ekstrapulmoner seperti meningitis purulenta. Empiema torasis merupakan komplikasi tersering pada pneumonia bakteri. Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah: Efusi Pleura Piopneumotoraks Abses Paru Sepsis Gagal Nafas

Zinc

Definisi
Zinc adalah salah satu mikronoutrien atau mineral yang esensial bagi manusia. Zinc diperlukan oleh berbagai protein lain, serta oleh biomembran. Zinc berperan penting dalam metabolisme tingkat seluler, antar lain sintesa DNA dan RNA.

Fungsi Biosintesis DNA. Aktivator enzim kolagen sintase. Antioksidan. Revitalisasi fungsi kelenjar timus.

Proteksi Pada Saluran Pernapasan 1. Antioksidan Melindungi sulfhidril protein. Menggantikan Fe dan CU. Menginduksi produksi anti-oksidan. 2. Menstabilakan membran dan sitoskeletal 3. Sintesis DNA dan pertumbuhan sel 4. Penyembuhan luka

Pembahasan

Bagan 1. Profil Penelitian

Hasil dari penelitian tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan pada waktu yang dibutuhkan untuk penormalan frekuensi pernapasan, temperatur dan saturasi oksigen diantara kedua kelompok.

Untuk angka kasus kematian secara keseluruhan adalah 28/352 (8%), dengan 7/176 (4%) kematian pada kelompok zink, dan 21/176 (11,9%) pada kelompok plasebo. Angka kasus kematian lebih rendah pada kelompok zink dengan relative risk (RR) 0,33.

Dalam penelitian ini, tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam tahap perbaikan klinis antara anak yang menerima plasebo dengan yang menerima zink, secara tindak langsung menyatakan bahwa zink mungkin tidak memiliki peran yang cukup dalam memperpendek durasi pneumonia berat, meskipun secara signifikan mengurangi angka kematian. Dalam sebuah penelitian oleh Brooks et al di Bangladesh, suplementasi zink mingguan selama 12 bulan mengurangi kejadian pneumonia. Dari 14 kematian pada kelompok plasebo, 10 orang berkaitan dengan pneumonia sedangkan pada kematian di kelompok zink tidak terkait dengan pneumonia. Penelitian oleh Bhutta dkk, menunjukkan bahwa suplemen zink pada anak-anak di negara berkembang berhubungan dengan laju penurunan yang nyata pada diare dan pneumonia. Hal tersebut juga ditegaskan oleh Brooks dkk dalam penelitiannya mendapatkan secara klinik dan statistik, zink dan antimikroba standar mempercepat pemulihan pneumonia berat pada anak usia di bawah dua tahun. Penelitian yang dilakukan oleh Aggrawal dkk mengindikasikan bahwa suplemen zink pada anak menunjukkan penurunan frekuensi dan keparahan penyakit saluran pernapasan.

Kesimpulan
Terapi tambahan zink pada pneumonia berat tidak memiliki efek yang signifikan terhadap waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan laju pernapasan, temperatur dan saturasi oksigen. Walaupun demikian, pemberian suplemen zink pada penelitian ini mengurangi angka kematian secara signifikan. Perbedaan pada angka kematian bisa diakibatkan oleh efek protektif dari terapi zink lebih besar pada anak dengan infeksi HIV dibandingkan dengan anak tanpa infeksi HIV. Dengan hasil ini, maka zink dapat dipertimbangkan untuk digunakan sebagai terapi tambahan pada pneumonia berat, terutama pada anak dengan infeksi HIV.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai