Anda di halaman 1dari 3

LSM PPPNRI: Penyerapan Anggaran Disdik Tobasa Sarat KKN

Jakarta | edo panjaitan Ketua LSM PPPNRI Jakarta Ganda Tampubolon menilai adanya kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN) di Dinas Pendidikan Kabupaten Toba Samosir (Disdik Tobasa) dalam penggunaan dan penyerapan anggaran pendidikan. Kadisdik Tobasa Mariani Simorangkir dan Kabid Sarpras Sahala Hutapea, layak diseret ke ranah hukum dan segera dimutasikan, karena mereka tidak punya integritas lagi. Mereka dalam melaksanakan tugas-tugasnya di sektor pendidikan banyak yang mencurigakan, kata Ganda kepada Simantab di Jakarta, Kamis (4/7). Penilaian Ganda beralasan, menurutnya seperti pembangunan sekolah SMKN Pertanian Sigumpar dan SMAN 2 Sopo Surung tidak sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan teknis (juklak dan juknis) yang berlaku. Penyelesaian peningkatan sarana dan prasarana pembangunan ruang perpustakaan SMPN 5 bersumber dari dana blok grand, dan penyerapan DAK tahun anggaran 2010 sampai 2013. Lebih lanjut dikatakannya, SMKN Pertanian Sigumpar yang baru berdiri dua tahun silam itu memperoleh anggaran dari Bantuan Keuangan Provinsi (BKP) senilai Rp597.217.000, digarap oleh CV TOCI selaku pemenang tender proyek. Pembangunannya di mulai 16 Agustus 2012 sampai 12 November 2012, tapi pekerjaan itu tidak terealisasi sebagaimana semestinya, dan pemenang tender proyek lari dari tanggung jawab, tegas Ganda. Ironisnya, sambung Ganda, CV Toci yang tidak menyelesaikan pekerjaan dan tidak bertanggungjawab itu bahkan lolos dari jeratan hukum. CV Toci itu seharusnya diblack-list atau masuk daftar hitam, dan harus membayar uang ganti rugi. Iya harus ditindak tegas sesuai dengan undang-undang yang berlaku, cetusnya. Kemudian, lanjut Ganda mengungkapkan, pada tahun 2012 SMKN Pertanian Sigumpar kembali mendapatkan anggaran pembangunan USB dari Direktorat PSMK APBNP senilai Rp1.450.000.000, dikerjakan dengan swakelola dengan waktu pekerjaan Januari sampai Juni 2013. Namun pelaksanaannya tidak terealisasi dengan semestinya. Jadi jelas sekali kalau pembangunan SMKN Pertanian itu memperoleh dua mata anggaran dalam tahun yang sama. Itupun pelaksanaannya tidak sesuai dengan yang diharapkan, katanya. Diungkapkan Ganda lagi, peningkatan sarana prasarana ruang perpustakaan SMPN 5 satu atap Matio kecamatan Balige bahwa pemerintah telah mengalokasikan anggaran dalam bentuk blok grand senilai Rp152.804.000, dan dikerjakan secara swakelola.

Swakelola itu adalah dikerjakan, diawasi, dan dipertanggungjawabkan sendiri oleh pihak sekolah. Jadi seharusnya dikerjakan dengan tenggang waktu sembilan puluh (90) hari. Tapi bangunan tersebut sampai saat ini masih terabaikan, ungkapnya. Kemudian, lanjut Ganda menambahkan, peningkatan sarana prasarana pendidikan SMAN 2 Sopo Surung Balige, Tobasa memperoleh anggaran senilai Rp1,1 miliar, akan tetapi pelaksanaannya juga tidak terealisasi sebagaimana dengan perjanjian kontrak dan pada pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi. Masalah BOS Sejak tahun 2009 dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) naik secara signifikan. Adapun kenaikan dana BOS skala prioritas alokasi dana tersebut adalah untuk pengadaan buku, sekitar 50 persen dari besaran dana BOS dialokasikan untuk pengadaan buku, yakni buku yang hak ciptanya dibeli dan dibayar oleh pemerintah sebagaimana Permendiknas No2 Tahun 2008, sejumlah 145 judul buku yang hak ciptanya telah dibeli dan dibayar oleh pemerintah. Pedoman tata cara pelaksanaan pengalokasian dana BOS buku, diwajibkan setiap siswa wajib memperoleh satu (1) buku untuk satu siswa dikali dengan jumlah mata pelajaran dan jumlah siswa/siswi, dibelanjakan sesuai dengan besaran kemampuan alokasi dana BOS Buku yang diterima oleh masing-masing sekolah. Kewajiban sekolah penerima BOS untuk memprioritaskan alokasi BOS Buku, agar setiap siswa memperoleh buku setiap mata pelajaran dan dapat dibawa pulang untuk dipelajari dan dikembalikan setiap tahun atau akhir semester. Seluruh buku-buku yang dialokasikan dan dibelanjakan dari dana BOS Buku, dijadikan buku inventaris sekolah di ruang perpustakaan sekolah. Ganda mengatakan berdasarkan uraian poin-poin diatas, maka sumber dana BOS Buku untuk masing-masing sekolah penerima BOS telah terpenuhi dan tidak ada lagi pembebanan buku terhadap siswa/siswi di masing masing sekolah selaku penerima dana BOS. Untuk tahun ajaran 2012, dana BOS kembali naik secara signifikan. Sesuai Permendikbud No.60 Tahun 2011, melakukan pemungutan di sekolah SD/SMP/MI dianggap sebagai tindak pidana dan dapat dikenakan penjara sesuai dengan tingat kesalahannya, ujar Ganda. Dengan pendanaan pendidikan yang meningkat secara signifikan, menurut Ganda, pemerintah juga mengalokasikan anggaran untuk meningkatkan sarana prasana pendidikan wajib belajar 9 tahun melalui dana APBN, dan mengalokasikan Dana Alokasi Khusus (DAK). Adapun pengalokasian DAK terdiri dari dua kategori alokasi, yakni untuk dana fisik dan non fisik, yang pada pelaksanaannya dilaksanakan secara swakelola murni, ujar Ganda. Dia mengatakan penyerapan anggaran DAK dana fisik adalah untuk rehabilitasi atau pengadaan ruang kelas baru (RKB), dan selanjutnya dana non fisik peruntukannya untuk alat peraga, kit multi media, dan pengadaan buku pengayaan dan buku referensi.

Diungkapkan Ganda bahwa untuk tahun 2010 sampai 2013 Pemkab Tobasa telah menerima DAK untuk SD, SMP, dan MI. Besaran alokasi DAK tahun 2012, senilai Rp52.119.770.000, sekitar Rp20.791.705.000, dari besaran DAK, dan dialokasikan untuk pembangunan ruang perpustakaan. Ada perubahan juklak dan juknis DAK 2012, dan itu sangat bertentangan dengan surat edaran dari Menteri Keuangan, pungkasnya. Seperti diketahui, Surat Edaran Menteri Keuangan No.SE-01/MK.2/2011 tanggal 1 Nopember 2011 tentang pembangunan ruang kelas baru (RKB) dan rehabilitasi berat (total) secara swakelola dengan melibatkan tim pelaksana teknis dan melibatkan masyarakat dalam upaya peningkatan pendidikan secara swakelola dan tidak dikontrakkan kepada pihak ketiga.

Anda mungkin juga menyukai